Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi di Indonesia, telah
menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap permukiman. Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya perubahan fungsi tata guna lahan. Semakin meningkat pengalihan fungsi dari
lahan terbuka menjadi lahan permukiman menyebabkan berkurangnya daerah resapan air
hujan. Perubahan tata guna lahan juga mempengaruhi sistem hidrologi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan di musim kemarau
(Nurroh dkk., 2009).
Daerah permukiman sebenarnya sangat tergantung dengan sumber daya alam berupa
air yang diperlukan untuk kelangsungan hidup orang banyak, bahkan semua makhluk hidup
yang berada di suatu kawasan tersebut. Keperluan air di daerah permukiman semakin lama
akan semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Namun, air permukaan
secara kuantitatif semakin lama ketersediaannya semakin terbatas dan secara kualitatif
semakin lama semakin menurun.
Salah satu sistem drainase berwawasan lingkungan untuk pengendalian air, baik
mengatasi banjir dan kekeringan adalah sumur resapan. Sumur resapan merupakan upaya
memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan memperkecil aliran permukaan sebagai
penyebab banjir.
Dengan pengaliran air yang terkendali dan semakin bertambahnya air hujan yang
dapat meresap ke dalam tanah, maka kondisi air tanah akan semakin baik. Kondisi air tanah
yang semakin baik dapat memberikan banyak manfaat kepada penduduk daerah
permukiman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sumur resapan?
2. Bagaimana metoda perhitungan sumur resapan?
3. Bagaimana konstruksi sumur resapan?
4. Bagaimana desain konstruksi sumur resapan air?

1
5. Bagaimana bentuk dan ukuran konstruksi sumur resapan air (SRA)?
6. Apa contoh perhitungan perencanaan sumur resapan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sumur resapan
2. Untuk mengetahui metoda perhitungan sumur resapan
3. Untuk mengetahui konstruksi sumur resapan
4. Untuk mengetahui desain konstruksi sumur resapan air
5. Untuk mengetahui bentuk dan ukuran konstruksi sumur resapan air (SRA)
6. Untuk mengetahui contoh perhitungan perencanaan sumur resapan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumur Resapan


Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman
tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah
atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan berfungsi
memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam
tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan budidaya, permukiman,
perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya.
Sumur resapan merupakan suatu upaya untuk meresapkan air hujan dalam rangka
menambah cadangan air tanah. hal ini mengingat persediaan air di negara ini sudah sangat
menipis, ditambah lagi dengan masalah air lainnya seperti kelebihan air di saat musim hujan
yang mengakibatkan masalah banjir dan musim kemarau sering kekurangan air, sehingga
seluruh masyarakat harus segera mungkin menyadari dan menyelamatkan air. Sumur resapan
dapat berfungsi untuk mencegah penurunan tanah, mengurangi genangan banjir dan aliran air
di permukaan tanah, mengurangi meluasnya penyusupan/instrusi laut ke arah daratan,
menambah potensi air tanah.
Sumur resapan merupakan sistem resapan buatan, yang dapat menampung air hujan
akibat dari adanya penutupan tanah oleh bangunan berupa lantai bangunan maupun dari
halaman yang di-plester. Selain itu, sumur resapan berfungsi untuk menampung, menyimpan
dan menambah cadangan air tanah serta dapat mengurangi limpasan air hujan ke saluran
pembuangan dan badan air lainnya sehingga dapat dimanfaatkan pada musim kemarau dan
sekaligus mengurangi timbulnya banjir.
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air
yang dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di
atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah:
1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun ijuk
(kosong)
2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk

3
3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar sumur
diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur
5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur).
Alternatif menerapkan teknologi sumur resapan yang ramah lingkungan,
melalui ”penetapan luas permukaan sumur resapan per hektar”, dengan pertimbangan:
a) Kriteria daerah resapan
b) Besaran suplai air kedalam tanah, atas dasar luasan sumur resapan per hektar, menurut
kriteria daerah resapan. Hal ini mengingat bahwa daerah resapan, dipengaruhi
oleh besaran curah hujan,  kedalaman efektif tanah, porositas dan premabilitas
tanah, kemampuan infiltrasi air kedalam tanah,  perbedaan muka air tanah pada musim
hujan dan kemarau. Sedangkan besaran suplai air, diperhitungkan atas dasar: 
kemampuan tubuh tanah dalam meresapkan air kedalam tanah (perkolasi), intensitas
pemanfaatan ruang (ratio luas lantai bangunan dengan ruang terbuka hijau), pemanfaatan
air tanah dangkal
c) Tingkat kepedulian masyarakat terhadap sumber daya air tanah dangkal. Untuk
menetapan luas sumur resapan, atas dasar kriteria daerah resapan dan besaran suplai air
kedalam tanah, untuk selanjutnya disusun dalam bentuk “Kriteria Baku Nalar Wilayah
Resapan”, yang secara rinci disajikan pada tabel berikut: Sumber : Waryono (1996)

B. Metoda Perhitungan Sumur Resapan


Untuk membangun sumur resapan agar dapat memberikan konstribusi yang optimum
diperlukan metoda perhitungan sebagai berikut (Sunjato, 1992) :
1) Menghitung debit masuk sebagai fungsi karakteristik luas atap bangunan dengan formula
rasional (Q = CIA, Q = Debit masuk, C = Koefisien aliran (jenis atap rumah), I =
Intesitas Hujan, A = Luas atap)
2) Menghitung kedalaman sumur optimum diformulakan sebagai berikut :

4
5
C. Konstruksi Sumur Resapan
Sebagaimana layaknya sumur gali biasa dilengkapi dengan perkuatan dinding dengan
ruang sumur tetap direncanakan kosong guna menampung semaksimal mungkin jumlah air
hingga dimensinya optimal. Penentuan jumlah dan dimensi sumur resapan air hujan pada
suatu lahan pekarangan ditentukan berdasarkan curah hujan maksimum, permeabilitas tanah
dan luasan bidang tanah.
Metode perhitungan :
Debit rencana dihitung dengan rumus rasional, setelah itu dihitung kedalaman sumur
optimum dengan rumusan berikut ini (Sunjoto, 1988) :

6
Dimana :
H : Kedalaman air (m)
Q : Debit masuk (m/s2)
F : Faktor geometrik semur (m)
K : Permeabilitas tanah (m/s)
R : Radius sumur (m)
T : Durasi aliran (a)
Faktor geometrik sumur (F) ditentukan sebagai berikut :

D. Desain Konstruksi Sumur Resapan Air


Sumur resapan air akan dapat berfungsi dengan baik, apabila didesain berdasarkan
kondisi lingkungan dimana sumur tersebut akan dibuat. Desain sumur resapan air dalam hal
ini meliputi bentuk, jenis konstruksi dan dimensi sumur resapan air. Menurut SNI No. 02-
2453-1991 Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Perkarangan diperlukan persyaratan teknis pemilihan lokasi dan jumlah sumur resapan pada
pekarangan, persyaratan teknik meliputi :
1. Umum
Dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor, bebas dari kontaminasi dan
pencemaran limbah, untuk meresapkan air hujan, untuk daerah dengan sanitasi
lingkungan yang tidak baik hanya digunakan menampung air hujan dari talang,
mempertimbangkan aspek hidrologi, geologi dan hidrologi.
2. Pemilihan lokasi
Keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim hujan, permeabilitas yang
diperkenankan 2 –12,5 cm/jam, jarak penempatan diperhitungkan dengan tangki septik
tank 2 meter, resapan tangki septik tank/cubluk/saluran air limbah 5 meter, sumur air
bersih 2 meter.
3. Jumlah

7
Penentuan jumlah sumur resapan air ditentukan berdasarkan curah hujan maksimum,
permeabilitas dan luas bidang tanah.
Dalam mendesain dimensi konstruksi sumur resapan air untuk kawasan
perumahan terdapat tiga parameter utama yang perlu diperhatikan yaitu : permeabilitas
tanah, curah hujan, dan luas atap rumah/permukaan kedap air. Permeabilitas tanah dapat
kita tentukan berdasarkan hasil pengukuran langsung di lokasi permukiman dengan
Metode Auger Hole Terbalik. Data permeabilitas tanah ini diperlukan untuk menentukan
volume sumur resapan air yang akan dibuat. Curah hujan diperlukan untuk menentukan
dimensi sumur resapan air. Data curah hujan yang diperlukan selama 10 tahun
pengamatan (diperoleh dari stasiun hujan terdekat). Pengukuran luas atap
rumah didasarkan atas luas permukaan atap yang merupakan tempat curah hujan jatuh
secara langsung diatasnya.
Sedangkan untuk mendesain bentuk dan jenis konstruksi sumur resapan air
diperlukan parameter sifat-sifat fisik tanah yang meliputi Infiltrasi, tekstur tanah, struktur
tanah, dan pori drainase.
Beberapa Ketentuan Umum untuk Pembangunan Konstruksi Sumur Resapan:
a. Sumur resapan sebaiknya berada diatas elevasi/kawasan sumur-sumur gali biasa.
b. Untuk menjaga pencemaran air di lapisan aquifer, kedalaman sumur resapan harus diatas
kedalaman muka air tanah tidak tertekan (unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya
mata air tanah.
c. Pada daerah berkapur/karst perbukitan kapur dengan kedalaman/solum tanah yang
dangkal, kedalaman air tanah pada umumnya sangatlah dalam sehingga pembuatan
sumur resapan sangatlah tidak direkomendasikan. Demikian pula sebaliknya di lahan
pertanian pasang surut yang berair tanah sangat dangkal.
d. Untuk mendapatkan jumlah air yang memadai, sumur resapan harus memiliki tangkapan
air hujan berupa suatu bentang lahan baik berupa lahan pertanian atau atap rumah.
e. Sebelum air hujan yang berupa aliran permukaan masuk kedalam sumur melalui saluran
air, sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu.
f. Bak kontrol terdiri-dari beberapa lapisan berturut-turut adalah lapisan gravel (kerikil),
pasir kasar, pasir dan ijuk.

8
g. Penyaringan ini dimaksudkan agar partikel-partikel debu hasil erosi dari daerah
tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur sehingga tidak menyumbat pori-pori lapisan
aquifer yang ada.
h. Untuk menahan tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa pemasukan, dasar sumur
yang berada di lapisan kedap air dapat diisi dengan batu belah atau ijuk.
i. Pada dinding sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa pengeluaran yang
letaknya lebih rendah dari pada pipa pemasukan untuk antisipasi manakala terjadi
overflow/luapan air di dalam sumur. Bila tidak dilengkapi dengan pipa pengeluaran, air
yang masuk ke sumur harus dapat diatur misalnya dengan seka balok dll.
j. Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah hujan, luas tangkapan air,
konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal lapisan aquifer dan daya tampung lapisan
aquifer. Pada umumnya diameter berkisar antara 1 – 1,5 m
k. Tergantung pada tingkat kelabilan/kondisi lapisan tanah dan ketersediaan dana yang ada,
dinding sumur dapat dilapis pasangan batu bata atau buis beton. Akan lebih baik bila
dinding sumur dibuat lubang-lubang air dapat meresap juga secara horizontal.
l. Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan maka bibir sumur dapat
dipertinggi dengan pasangan bata dan atau ditutup dengan papan/plesteran

E. Bentuk Dan Ukuran Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA)


Bentuk dan ukuran konstruksi SRA sesuai dengan SNI No. 03-2459-1991 yang
dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil adalah berbentuk segi empat atau silinder dengan
ukuran minimal diameter 0,8 meter dan maksimum 1,4 meter dengan kedalaman disesuaikan
dengan tipe konstruksi SRA. Pemilihan bahan bangunan yang dipakai tergantung dari
fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl
untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1 Pc : 5 Psr tidak
diplester, tebal ½ bata.
Data teknis sumur resapan air yang dikeluarkan oleh PU Cipta Karya adalah sebagai
berikut :
1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter
2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm
3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm

9
4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter
5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : pasir tanpa
plester
6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm
7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3
kerikil.

F. Contoh Perhitungan Perencanaan Sumur Resapan


Suatu kawasan perumahan di kota A seluas 50 ha (500×1000 m 2) dihuni oleh 2000
KK (dianggap luasan per KK sama besar). Koefisien permeabilitas daerah tersebut k =
1,5×10-4 m/dtk. Komposisi luas halaman per KK = 40% dengan C = 0.10, Luas atap per KK =
40% dengan c = 0,95, luas jalan aspal per KK = 20% dengan C = 0,95. Kecepatan Aliran di
seluruh kapling = 1 m/det sedangkan Tc air dari atap masuk sumur resapan = 2 jam.
Diketahui rumus intesitas hujan kala ulang 2 tahun adalah 7724 (t+41).
a. Berapa debit yang keluar kompleks (kapling) tersebut jika tanpa sumur resapan?
b. Berapa besarnya debit setelah ada sumur resapan?
Jawaban :
a. Debit yang keluar kompleks (kapling) tersebut jika tanpa sumur resapan

Kapling dengan 2000 KK 500 m

1000 m
Luas kapling per KK = 500000/2000 = 250 m2
Komposisi :
Halaman = 40% × 250 m2 = 100 m2 C = 0,10
Atap = 40% × 250 m2 = 100 m2 C = 0,95
Jalan aspal = 20% × 250 m2 = 50 m2 C = 0,95
Ckomposit = 100 × 0,10 + 100 × 0,95 + 50 × 0,95 = 0,61
250

10
Panjang lintasan terjauh = √ ¿²¿
= 1,118 m
Waktu konsentrasi, ambil V = 1 m/dtk, Tc = 18,6 menit. Nilai intesitas hujan adalah :
I = 7724 = 7724 = 129,6 mm/jam = 130 mm/jam
( t + 41,0) (18,6 + 41,0)
Drainase tanpa sumuran :
Q = 0,00278 C.I.A
Q = 0,00278 × 0,61 × 130 × 50 = 11,01 m3/detik

b. Ukuran sumur resapan (tiap KK)


Air dari atap masuk ke sumur resapan, tc = 2 jam, maka =
I = 7724 = 7724 = 48 mm/jam
( t + 41,0) (120 + 41,0)
Q maks dari atap = Q
Q atap = 0,00278 × Catap × I × Aatap
Qatap = 0,00278 × 0,95 × 48 × 100×104 = 1,27 × 10-3 m3/dtk
Jika F = 5,5 R
Ambil diameter sumur 1 m, jari-jari sumur = R = 0,5 m
F = 5,5 × 0,5 = 2,75 m
Maka, kedalaman optimal sumur = H

c. Besarnya debit setelah ada sumur resapan


Karena aliran dari atap seluruhnya masuk ke sumur resapan, maka aliran yang dibuang
ke saluran drainasee adalah air dari halaman (40%) dan jaln (20%), jadi debit aliran
menjadi : (60% × 50 ha = 30 ha)

11
`Jadi terjadi pengurangan debit sebesar 11,01 – 4,16 = 6,85 m3/detik atau 62,25%.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sumur resapan merupakan kegiatan konservasi sipil teknis sederhana berupa sumuran
yang berfungsi untuk menampung, menahan dan meresapkan air permukaan (run-off) ke
dalam tanah (akuifer) untuk meningkatkan jumlah dan posisi muka air tanah.
2. Metoda perhitungan sumur resapan yaitu menghitung debit masuk sebagai fungsi
karakteristik luas atap bangunan dengan formula rasional dan menghitung kedalaman
sumur optimum.
3. Konstruksi sumur resapan sebagaimana layaknya sumur gali biasa dilengkapi dengan
perkuatan dinding dengan ruang sumur tetap direncanakan kosong guna menampung
semaksimal mungkin jumlah air hingga dimensinya optimal. Penentuan jumlah dan
dimensi sumur resapan air hujan pada suatu lahan pekarangan ditentukan berdasarkan
curah hujan maksimum, permeabilitas tanah dan luasan bidang tanah.
4. Bagian terbawah dari sumur diisi oleh batuan lepas berukuran kerikil atau kerakal dengan
ketebalan ± 0,25 meter, selanjutnya diatas lapisan batuan tersebut ditempatkan juga
lapisan ijuk penyaring (ijuk enau) dengan ketebalan ± 0,25 meter. Kedua lapisan ini
berfungsi untuk menyaring air permukaan yang masih keruh (mengandung lempung)
yang akan diresapkan sehingga diharapkan proses peresapan akan berlangsung dengan
baik. Bagian atas akan dikuatkan dengan tembok sebagai dudukan penutup sumur
resapan, juga akan berfungsi sebagai penguat bibir sumur resapan sehingga tidak mudah
lonsor, terutama pada lapisan tanah gembur/soil, akan tetapi bagian dinding sumur
resapan tidak memerlukan penguatan dengan tembok hal ini dikarenakan lapisan tanah
dibawahnya relative kuat juga untuk mempercepat proses peresapan air kedalam tanah.
Penutup sumur resapan dibuat untuk menjaga sumur agar tidak terjadi adanya manusia
atau binatang yang tercebur/tenggelam kedalam sumur, sehingga kualitas air yang
diresapkan akan memiliki kualitas yang baik, akan tetapi penutup ini masih harus
dilengkapi dengan lubang angin untuk menjaga tekanan udara dalam sumur resapan agar
proses peresapan berlangsung dengan baik.

13
B. Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa/i Poltekkes Kemenkes RI Padang agar dapat memberikan
penyuluhan mengenai sumur resapan yang baik dan benar.
2. Diharapkan kepada masyarakat agar dapat membuat sumur resapan sesuai dengan
persyaratan yang telah ada.

14

Anda mungkin juga menyukai