Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MAKKI

NIM : 2130016012

PENDAHULUAN

Hijrah berarti perpindahan atau migrasi dari nabi Muhammad saw dan pengikutnya dari
mekkah ke Madinah. Hal inin terjadi karena ada isu mengenai akan dibunuhnya Nabi Muhammad
Saw. Maka secara diam diam Nabi Muhammad Saw, Bersama Abu Bakar pergi meninggalkan
kota Makkah. Sedikit demi sedikit Nabi Muhammad dan pengikutnya berhijrah ke Yastrib 320 km
utara Makkah. Yang kemudian kota Yastrib berubah nama menjadi Madinah ( shamsi, 1984 ).

Kepemimpinan Nabi Muhammad terbagi dua kota yaitu Makkah ( selama 13 tahun ) dan
di Madinah ( selama 10 tahun ). Namun di waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan
periode Makkah, Rasulullah berhasil menjadikan masyarakat di kota Madinah sejarah, atau biasa
di sebut masyarakat madani. Terminology masyarakat madani pertama kali dipopulerkan oleh
Muhammad An – Nuqaib Al-Attas, yaitu Mujtamak madani yang secara etimologi mempunyai
dua arti : pertama, masyarakat kota. Kedua, masyarakat yang beradap ( masyarakat tamaddun ).
Dalam Bahasa inggiris dikenal dengan civilybatau civilation, dalam makna ini masyarakat madani
dapat berarti dengan Civil Society yaitu masyarakat yang menjunjung peradapan. ( Barmadib.
1998 ).

Dalam periode Madinah konsep ini terlihat lebih jelas dibandingkan periode Makkah.
Rasulullah telah menjadikan Madinah dengan kondisi yang begitu plural, berikut dengan berbagai
aliran kepercayaan yang ada didalam sebagai basis untuk meletakkan fondasi keislaman dan
kemasyarakatan secara inklusif. Dalam hal ini, Rasulullah berhasil membentuk masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai, norma dan hokum yang ditopang oleh penguasa imam, ilmu dan
peradaban. Konsep inilah yang belakangan ini diistilahkan sebagai konsep masyarakat madani
(AL-Mabarkafuri 2008).

Dengan demikian, istilah masyarakat madani memiliki korelasi yang begitu erat dengan
masyarakat Madinah pada masa Rasulullah. Dari sini, kita bisa mengambil sebuah pendapat bahwa
konsep mayarakat madani tidak hanya berkutat pada perwujudan kondisi masyarakat atau warga
negara yang berperadaban secara material (duniawi) saja. Akan tetapi, konsep masyarakat madani
sebagaimana kondisi masyarakat Madinah pada masa Rasulullah adalah perwujudan suatu
masyarakat yang memiliki basis keimanan dan keislaman yang kuat. Yang kemudian
dimanifestasikan dalam nilai-nilai dan norma-norma yang dijunjung tinggi oleh seluuh elemen
masyarakat. Kondid seperti ini haru pula disertai dengan geliat intelektual yang tinggi. Sehingga
menghasilkan komunitas yang berintegritas tinggi dan berperadaban luas. Dalam hal ini bisa
disimpulkan bahwa masyarakat madani yang dibangun oleh Rasulullah di Madinah adalah
masyarakat yang menjadikan akhirat (spirit keagamaan) sebagai fondasi. Dan dunia (materi)
sebagai bangunanya.
PEMBAHASAN

a. Siddiq
Maksudnya seorang pemimpin harus benar dan berpihak pada kebenaran, kejujuran,
keadilan, bukan sebaliknya sebagai pembohong, pengumbar janji yang tak tahu ujung
kepastiannya.

b. Amanah
Dapat diyakini amanah yang diembannya betul-betul dapat dia laksanakan dengan baik.
Menjunjung tinggi harkat dan martabat kepemimpinannya. Pemimpin yang dapat
dipercaya, bukan sebaliknya sebagai pengkhianat rakyat yang telah memilihnya. Lain di
mulut lain pula di hati.

c. Tabligh
Bermakna penyampai. Menyampaikan segala sesuatu yang telah diamanahkan kepadanya.
Amanah rakyat/masyarakat yang telah memandatkan kepadanya, apa, siapa, kenapa dan
bagaimana menyampaikannya. Pemimpin sebagai penyambung harus menyampaikan
dengan benar dan baik walaupun berat. Sampaikan kebenaran itu olehmu walaupun pahit.
Bukan sebaliknya sebagai penghianat rakyat, pengkhianat masyarakat dan pemimpin yang
munafik.

d. Fathonah
Berarti cerdas, pintar, berwawasan maju, punya motivasi yang tinggi, selalu berinovasi
untuk kemajuan, punya pemikiran cemerlang, bagaimana memajukan rakyat,
menyejahterakan rakyat atau masyarakat yang dipimpinnya. Bukan sebaliknya pemimpin
yang bodoh. Pemimpin yang bodoh akan menimbulkan pemimpin yang serakah, rakus,
kesewenang-wenangan, tak punya malu lagi dengan rakyat dan masyarakat yang
memilihnya, sehingga rakyat dibuat semakin terpuruk. Dalam menentukan seorang figur
pemimpin Rasulullah SAW adalah figur yang patut diteladani dan diikuti. Beliau
mengajarkan memimpin melalui konsep-konsep Al-Quran dan Al-Hadist. Dari Gaya
Kepemimpinan Rasulullah SAW menunjukkan bahwa Beliau adalah figur imam agama,
pemimpin negara, masyarakat dan pemimpin dalam keluarga dan satu-satunya rujukan
umat Islam.
KESIMPULAN

Kekuasaan seorang pemimpin bukan dari kekuasaan, bukan dari kecerdasan, tapi dari
kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum
sibuk memperbaiki oang lain. Gaya kepemimpinan akan bersifat membangun jika gaya
kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan para pengikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bamadib, Imam dan Sutari Imam Bamadib. 1998. Beberapa Aspek Substansial Ilmu Pendidikan,
Yogyakarta: Andi

F. A. Shamsi. 1984. “The Date Of Hijrah” , Islamie Studes 23 : 189-224, 289-323.

Anda mungkin juga menyukai