Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH NUTRIGENETIK DAN NUTRIGENOMIK

Gizi dari segi bahasa memiliki beberapa makna. Nutrition dari kata nutr menjadi nurture yang
memiliki makna pemberian makan yang baik. Dalam bahasa arab disebut dengan ghiza yang
artinya adalah makanan menyehatkan. Dari beberapa arti kata tersebut didapatkan pengertian
ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari makanan serta hubungannya dengan kesehatan
individu. 

Sedangkan makna zat gizi adalah ikatan kimia yang menghasilkan energi pembangun dan
pemeliharaan jaringan di dalam tubuh serta pengatur proses kehidupan. Setiap manusia pasti
memiliki status gizi tubuhnya masing - masing, status gizi sendiri artinya adalah keadaan tubuh
individu masing - masing setelah mengkonsumsi makanan. 

Makanan, pangan, dan juga bahan makanan memiliki makna yang berbeda - beda. Makanan
adalah bahan non obat yang mengandung gizi ataupun ikatan kimia yang akan diubah oleh setiap
tubuh penerimanya menjadi zat gizi untuk tubuh. 

Pangan memeiliki arti yaitu Semua bahan yang dijadikan makanan atau dikonsumsi, termasuk
obat dan makanan. Sedangkan untuk bahan makanan sendiri artinya adalah bahan baku mentah
yang digunakan untuk membuat masakan atau makanan.

Gizi hadir pertama kali pada era gizi pangan yang ditandai dengan adanya penemuan bahwa
didalam makanan dan minuman terdapat zat yang mencegah adanya rasa lapar dan haus yang
memiliki manfaat untuk tubuh. Pada tahun 480 sebelum masehi kesehatan dipengaruhi oleh
faktor internal yaitu sistem tubuh dan eksternal yaitu ekologi. 

Pada tahun 1535 ditemukan penyakit scurvy pada pelaut prancis yang kemudian bisa
disembuhkan dengan konsumsi jus spruce needles. Pada tahun 1747 ditemukan bahwa vitamin c
dapat menyembuhkan penyakit scurvy.

Gizi berkembang pada era gizi makro, dimana ada hasil penelitian bahwa zat kimia dan biokimia
pangan yang dikonsumsi dapat menghasilkan energi, karbohidrat, lemak dan protein. 
Tahun 1785 Pembuktian oleh Antonie Lavoiser bahwa tubuh manusia mendapat O2 atau oksigen
dari udara sebagai proses metabolisme dan kemudian menghasilkan energi, CO2, H2O. CO2 dan
O2 yang dihasilkan dan digunakan ada hubungannya dengan jumlah makanan yang dimakan dan
juga aktivitas fisik yang dilakukan.

Gizi semakin meluas pada Era Gizi Mikro yaitu pada awal abad 20. Tahun 1912 ada penggunaan
kata vitamin dan uji klinis bagi manusia. Tahun 1917  ada pemanfaatan suplementasi yodium di
anak - anak sekolah Ohio dan menghasilkan peristiwa awal mula penelitian atau analisis tentang
mineral. 1945 ditemukan sintesis vitamin B9.

Adapula era gizi molekuler yaitu dimana ditemukannya hubungan antara gizi, kimia dan biologi.
Tahun 1995 seorang peneliti yaitu Eagle menemukan fakta bahwa sel membutuhkan beragam zat
gizi. Pada Tahun 1951 hingga 1955 penelitian struktur protein dan pengurutan asam amino
insulin. Ditandai juga dengan kejadian tahun 1950 an yaitu ditemukan aktivitas dan fungsi
mitokondria sebagai pembangkit energi.

Era selanjutnya yaitu Era nutrigenetik dan nutrigenomik, penelitian pemetaan genom manusia
pada tahun 1998 sampai 2005 yaitu nutrigenetik dan nutrigenomik. 

Nutrigenetik adalah hubungan respon atau ekspresi gen dengan diet, zat gizi, komponen bioaktif
pangan kemudian menghasilkan variasi genetik yang merespon zat gizi secara spesifik.
Sedangkan nutrigenomik adalah hubungan efek atau variasi diet, zat gizi atau komponen bioaktif
pangan dengan ekspresi gen, bagaimana zat gizi mempengaruhi gen sehingga reversible. 

Saat ini sudah berkembang studi nutrigenomik dan nutrigenetik yang merupakan multidisiplin
ilmu antara lain ilmu gizi, bioinformatika, dan studi tentang omics. Dengan memahami
nutrigenomik dan nutrigenetik peneliti dapat memahami hubungan antara gen-gen manusia
dengan pola metabolism setiap individu dan hubungan nutrisi dalam suatu diet dengan ekspresi
fungsi gen. Informasi tersebut dapat digunakan untuk mendesain nutrisi personal (personalized
diet) yang didasari oleh genotip setiap individu. Menurut Simopoulos dan Milner (2010), studi
tentang nutrigenomik telah banyak membantu proses penyembuhan dan pemulihan berbagai
penyakit, mulai dari obesitas, penyakit kardiovaskular, hingga kanker
Panduan diet personal yang telah disusun dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu
dapat membantu proses pemulihan serta menjaga kondisi kesehatan tubuh. Menurut Farhud et al.
(2010), nutrisi dan genom dapat berinteraksi pada dua tingkatan: nutrisi dapat menginduksi
ekspresi gen, sehingga dapat mengubah fenotip; sebaliknya, Single Nucleotide
Polymorphisme(SNP) dapat pula mengubah bioaktivitas jalur metabolism, sehingga dapat
mempengaruhi kemampuan nutrisi untuk bereaksi dengan metabolism tersebut

Konsep Nutrigenomik

Nutrigenomik merupakan suatu studi ilmiah yang mempelajari mengenai dinamika, regulasi dan
cara dari suatu gen spesifik berinteraksi dengan suatu senyawa atau bioaktif pada suatu makanan
tertentu. Menurut Hippocrates, makanan  akan diubah menjadi informasi genetik yang di
ekpresikan sehingga memberikan profil metabolisme yang berbeda yang akan berdampak
pada pola makan dan kesehatan.

Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor genetik dengan nutrisi yang
memiliki komposisi spesifik dan yang mampu menginduksi ekspresi gen dalam tubuh.
Nutrigenomik merupakan aplikasi genomik dalam pengembangan teknologi baru, seperti
transkriptomik, proteomik, metabolomik, dan epigenomik berbasis pada analisis fungsi gen dan
ekspresinya.

Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan molekuler antara stimulasi nutrisi dan
respon dari gen, sehingga akan dapat dipahami tentang bagaimana nutrisi mempengaruhi jalur
metabolisme/metabolic pathways dan kontrol homeostasis, bagaimana regulasi ini terganggu
pada fase awal dari penyakit yang berhubungan dengan pakan, dan sejauhmana kepekaan
genotipe berkontribusi terhadap penyakit tersebut pada individu.

Dilihat dari perspektif nutrigenomik, nutrien merupakan sinyal dari pakan, yang terdekteksi oleh
sistem sensor sel, yang mempengaruhi ekspresi gen dan protein, serta produksi metabolit.
Meskipun hanya sedikit, penelitian pada interaksi molekuler dari bahan pakan mengindikasikan
bahwa ekspresi gen dimodifikasi dari komponen pakan, termasuk di dalamnya makrokomponen
(karbohidrat, protein, lemak dan kolesterol), vitamin (diantaranya A, B, E, D), mineral
(diantaranya Fe, Se, Ca) dan phytocompounds termasuk flavonoids, isothiocyanates dan indoles.
Ilmu yang mempelajari bagaimana gen dan produk gen berinteraksi dengan komponen kimiawi
pakan untuk mengubah fenotip, dan sebaliknya, bagaimana gen dan produk metabolisme nutrisi
disebut nutritional genomics atau nutrigenomics. Dilihat dari perspektif nutrigenomik, nutrien
merupakan sinyal dari pakan, yang terdekteksi oleh sistem sensor sel, yang mempengaruhi
ekspresi gen dan protein, serta produksi metabolit. Tahapan yang krusial dari nutrigenomik
adalah transcriptomics, proteomics dan metabolomics.

 Interaksi antara Nutrisi dan Gen

Pakan telah lama dianggap sebagai suatu campuran komplek dari substansi alami yang
menyediakan energi dan building block untuk perkembangan dan penopang suatu organisme.
Disamping hal itu, nutrisi memiliki berbagai aktivitas biologis. Beberapa nutrien ditemukan
bertindak sebagai penangkal radikal yang dikenal sebagai antioksidan dan beberapa lainnya
terlibat dalam perlindungan terhadap penyakit.

Beberapa nutrien lainnya telah terbukti menjadi molekul pemberi isyarat yang kuat dan bertindak
sebagai hormon nutrisi. Beberapa metabolit sekunder dari tanaman yang dikenal sebagai
phytochemical bertindak sebagai modulator kesehatan dan produksi pada hewan. Banyak
penyakit dan gangguan terkait dengan nutrisi suboptimal dari nutrisi yang esensial,
ketidakseimbangan macronutrients, atau konsentrasi toksik senyawa makanan tertentu.

Ada penyakit multietiological yang disebabkan interaksi nutrisi yang berbeda terhadap beberapa
gen (Mariman, 2006). Hal ini berdasarkan keragaman luar biasa pada makhluk hidup dalam
pencernaan makanan, penyerapan nutrisi, metabolisme, dan ekskresi telah diamati dan penyakit
genetik dalam proses ini telah dilaporkan. Integritas fungsional dari gen terutama tergantung
pada sinyal metabolik yang diterima nukleus dari faktor internal, misalnya hormon, dan faktor-
faktor eksternal, misalnya nutrisi, dimana nutrisi merupakan salah satu yang paling berpengaruh
dari rangsangan lingkungan.

Genom berevolusi dalam menanggapi berbagai jenis rangsangan lingkungan, termasuk gizi. Oleh
karena itu, ekspresi informasi genetik dapat diatur lebih tinggi oleh, nutrisi, mikronutrien, dan
phytochemical yang ditemukan dalam makanan. Nutrigenomic yang mempelajari pengaruh
nutrien pada kesehatan melalui perubahan di tingkat genom (gen), transkriptom (mRNA),
proteom (protein), metabolom (metabolit) serta perubahannya di tingkat fisiologis.

 Aplikasi Nutrigenomik pada Kesehatan

Efek dari variasi genetik ini dipengaruhi oleh lokasi gen tersebut dan ekspresi protein dari gen
tersebut dan berefek terhadap proses matobolisme gen-gen terkait (genes cascade). Perubahan
dalam gen juga memberikan dampak yang berbeda terhadap populasi (ras) yang berbeda.
Susunan DNA tertentu juga memiliki ketahanan terhadap penyakit tertentu.

Oleh karena itu, perkembangan ilmu nutrigenomik merupakan momen yang krusial untuk
merevolusi pemahaman manusia terhadap apa yang dimakannya. Beberapa komponen nutrisi
essensial juga dapat mempengaruhi perubahan aktivitas gen dan kesehatan, seperti karbohidrat,
asam amino, asam lemak, kalsium, zinc, selenium, folate dan Vitamin A, C & E, dan juga
komponen bioaktif non-essesial mempengaruhi secara signifikan terhadap kesehatan.

Sampai saat ini, hampir 1000 gen penyakit manusia sudah teridentifikasi, 97% diantaranya
diketahui sebagai penyebab penyakit monogenik (artinya mutasi di satu gen saja sudah cukup
untuk menjelaskan penyebab penyakit). Pada beberapa penyakit monogenik, modifikasi asupan
makanan dapat mencegah munculnya gejala klinis. Nutritional genomic menjanjikan terciptanya
sejumlah rekomendasi diet sebagai hasil penelitian yang mendalam tentang interaksi nutrien-gen.
Rekomendasi diet yang diharapkan adalah yang sesuai dengan pola variasi genetik individual
(nutrisi individual= personalized nutrition) sehingga dapat diterapkan sebagai nutrisi pencegahan
terhadap timbulnya penyakit kronik.

Penemuan mutakhir menyatakan bahwa efek sehat dari komponen makanan sebagian besar
berhubungan dengan interaksi spesifik pada tingkat molekular yaitu partisipasi komponen diet
dalam pengaturan ekspresi gen dengan mengubah aktifitas faktor transkripsi, atau melalui sekresi
hormon yang mengganggu faktor transkripsi (Gambar 1).

 
 
Gambar 1: Skema interaksi nutrien-gen. (Dikutip dari Gillies PJ, J Am Diet Assoc
2003;103:S52)

Nutrisi tidak hanya bertindak sebagai substrat untuk metabolisme tetapi dapat juga
mempengaruhi proses yang berlangsung secara bersinambungan dari (Dikutip dari Go et al J.
Nutr. 135: 3016S–3020S, 2005)6 genom ke transkriptom ke proteom (genotip) ke fenotip
(Dikutip dari Go dkk J. Nutr. 135: 3016S–3020S, 2005)6

Nutrigenomics adalah analisis prospektif untuk mengetahui peranan berbagai zat gizi dalam
mengatur ekspresi gen. Berbagai teknologi genomik canggih antara lain DNA microarray, RT-
PCR (Real Time-Polymerase Chain Reaction), dan lain-lain diterapkan untuk menelitii efek zat
gizi pada tingkat genom, transkriptom, proteom dan metabolom (Gambar 2).

 
Gambar 2: Teknologi yang digunakan pada genomik, transkriptomik, proteomik dan
metabolomik untuk mempelajari respons selular terhadap perubahan lingkungan nutrisional.

Nutrigenomics sebagai ilmu pengetahuan temuan, bertujuan memahami pengaruh nutrisi


terhadap jaras metabolisme, pengendalian homeostasis serta bagaimana pengaturan ini terganggu
pada penyakit yang berkaitan dengan diet.

Daftar Pustaka

Ayu Septi Anggraeni, MSi, MAGRS, Nutrigenomik, Jembatan Antara Ilmu Nutrisi dan Genetik,
www.btpa.lipi.go.id, 2016. Diakses tgl 6 Maret 2021

Bondan Prasetyo, Nutrigenomik dan Kesehatan, media.neliti.com, 89800-ID-NU. Diakses tgl 6


Maret 2021

Fatchiyah, Prof, M.Kes, Phd. Semnas Peran Zat Gizi sebagai Regulator Gen dan Kesehatan,
Surabaya 10 Juni 2012, ISBN:978-602-0856-13-1

Anda mungkin juga menyukai