Anda di halaman 1dari 13

Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN...

97

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SELF


REGULATED LEARNING SISWA

Siti Fatimah Ma’ruf,Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani

ABSTRAK

Siswa SMP Negeri 2 Kediri memiliki tingkat regulasi diri dalam belajar yang beragam. Mengingat
waktu belajar yang terbatas untuk belajar di sekolah maka kemungkinan ada faktor lain yang
mendukung proses belajar siswa. Dukungan sosial keluarga dan iklim sekolah menjadi dua dari
banyak faktor yang bisa mendukung belajar siswa. Karena itulah, peneliti ingin mengetahui
mengenai pengaruh antara dukungan sosial keluarga dan iklim sekolah terhadap self regulated
learningpada siswa SMP Negeri 2 Kediri.
Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif korelatif.Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri. Total sampel penelitian adalah 172 siswa yang dipilih
dengan teknik probability sampling berupa simple random sampling. Data di dalam penelitian ini
dikumpulkan menggunakan skala dukungan sosial keluarga, skala iklim sekolah dan skala self
regulated learning. Data kemudian dianalis menggunakan analis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial
keluarga dengan self regulated learning (r=0,682 koefisien determinasi= 46,5%), (2) terdapat
hubungan yang signifikan antara iklim sekolah dengan self regulated learning (r=0,725 koefisien
determinasi= 52,5%), (3) terdapat pengaruh antara dukungan sosial keluarga dan iklim sekolah
dengan self regulated learning (r=0,725 koefisien determinasi= 52,5%). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara antara dukungan sosial keluarga dan iklim sekolah dengan self
regulated learning.

Kata kunci: Dukungan sosial keluarga, iklim sekolah, self regulated laerning.

merupakan output dari proses pendidikan


sehingga tidak mengherankan jika siswa
PENDAHULUAN mendapat perhatian lebih. Kegiatan belajar
merupakan kegiatan wajib dalam proses
pendidikan karena dengan belajar siswa bisa
Dalam penelitian Adicondro dan Alfi mencapai tujuan dari proses pendidikan
(2011) diketahui bahwa proses pendidikan serta mampu mendalami pengetahuan yang
terdapat komponen-komponen yang didapat di sekolah. Namun dengan waktu
penting, diantaranya adalah pendidik, belajar di sekolah yang terbatas membuat
peserta didik, sarana dan prasarana, penyampaian materi kurang bisa mendalam
lingkungan pendidikan dan kurikulum. sehingga self regulated learningmenuntut
Komponen-komponen tersebut memegang siswa untuk bisa belajar secara mandiri.
peranan penting sebab hasil dari komponen Self regulated learning merupakan
tersebut akan menghasilkan peserta didik kemampuan mengatur diri siswa dalam
yang akan berguna bagi bangsa dan negara. proses belajar. Dalam bahasa Indonesia
Hal ini karena dalam proses pendidikan, self regulated learning biasa disebut dengan
prestasi akademik mapun non-akademik kemandirian dalam belajar atau regulasi diri
peserta didik lah yang menjadi tujuan utama. dalam belajar. Menurut Santrock (2009), Self
Peserta didik atau siswa merupakan objek regulated learning terdiri atas pembangkitan
dari proses pendidikan. Mereka-lah yang diri dan pemantauan diri atas pikiran,
98 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 97-109

perasaan dan perilaku dengan tujuan untuk self regulated learning sangat penting dimiliki
mencapai sasaran. Tujuan tersebut dapat individu dalam proses pembelajaran.
berupa sasaran akademik atau sasaran Individu yang memiliki self regulated learning
sosioemosional. Kecenderungan siswa yang tinggi akan cenderung memiliki prestasi
mandiri dalam belajar menggambarkan yang baik. Hal ini dikarenakan siswa mampu
bahwa ia mampu untuk mengatur dirinya menetapkan tujuan akademik yang tinggi
sendiri dan akan membawanya untuk bisa untuk diri mereka, belajar lebih efektif dan
berprestasi. Self regulated learner atau siswa berprestasi di kelas.
yang bisa meregulasi diri mempunyai Zimmerman (dalam Puspitasari, 2013),
karakteristik yang bertujuan memperluas mengatakan bahwa self regulated learning
pengetahuan dan menjaga motivasi, mengacu pada tingkat bagaimana individu
menyadari keadaan emosi mereka dan dapat menggunakan dirinya untuk mengatur
memiliki strategi untuk mengelola emosi, strategi dalam berperilaku dan mengatur
mengevalusi atau memperbaiki strategi dan lingkungan belajarnya. Berdasarkan
mengevalusi halangan yang menghadang perspektif sosial kognitif strategi self regulated
serta melakukan adaptasi. Dalam buku learning ditentukan oleh tiga faktor yakni
Santrock pula (2009), disebutkan bahwa dalam faktor pribadi, perilaku dan lingkungan.
penelitian yang membandingkan antara Menurut Zimmermandalam Fasikhah dan
siswa yang berprestasi rendah dengan siswa Fatimah (2013), aspek self regulated learning
yang berprestasi tinggi diperoleh data bahwa dalam pembelajaran akademis ada 3,
siswa yang berprestasi tinggi cenderung yaitu metakognisi, motivasi dan perilaku.
menetapkan sasaran pembelajaran yang Metakognisi merupakan cara individu dalam
lebih spesifik, menggunakan lebih banyak meregulasi diri dengan merencanakan,
strategi untuk belajar, lebih memantau mengorganisasi, mengintruksi diri,
sendiri pembelajaran mereka, dan secara memonitor dan mengevaluasi dirinya dalam
lebih sistematis mengevaluasi kemajuan proses belajar. Motivasi merupakan cara
mereka terhadap suatu sasaran. individu belajar yang mana ia merasa dirinya
Konsep self regulated learning merupakan kompeten, memiliki keyakinan diri dan
bagian dari teori belajar sosial yang memiliki kemandirian. Sedangkan perilaku
dikemukakan pertama kali oleh Bandura. merupakan cara individu belajar menyeleksi,
Namun, lebih banyak dikembangkan oleh menyusun, dan menata lingkungan agar
Zimmerman(Cheng, 2011). Zimmerman, lebih optimal dalam belajar.
mendefinisikan self regulated learning sebagai Zimmermanjuga menjelaskan secara
proses dimana siswa berpartisipasi secara rinci penerapan strategi dalam setiap
aktif pada pembelajarannya secara luas, aspek self regulated learning, diantaranya:a).
termasuk dalam hal metakognitif, motivasi Strategi untuk mengontrol atau meregulasi
dan perilaku. Dia juga mengajukan sebuah kognisi yang meliputi berbagai macam
model dari self regulated learning untuk aktivitas kognitif dan metakognitif yang
menggambarkan bagaimana siswa secara mengharuskan individu terlibat untuk
aktif menggunakan strategi khusus dalam mengadaptasi dan merubah kognisinya.
pembelajarannya agar mencapai pelajaran Strategi pengulangan, elaborasi, dan
yang objektif, berdasarkan keinginannya organisaai dapat digunkan individu untuk
sendiri, motivasi dan metakognitif. Ia mengontrol kognisi dan belajarnya;
juga percaya bahwa self regulatedlearning b). Strategi untuk meregulasi motivasi
merupakan prediktor terbaik dalam melibatkan aktivitas yang penuh tujuan
menggambarkan performa belajar siswa. dalam memulai, menambah kemauan untuk
Berdasarkan penelitian Puspitasari(2013), memulai, mempersiapkan tugas berikutnya,
Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN... 99

atau menyelesaikan aktifitas tertentu sesuai (dalam Smet, 1994), mendefinisikan dukungan
tujuan. Regulasi motivasi adalah semua sosial sebagai sumber emosional, informal atau
pemikiran, tindakan atau perilaku dimana pendampingan yang diberikan oleh orang-
individu berusaha mempengaruhi pilihan, orang disekitar individu untuk menghadapi
usaha dan ketekunan tugas akademisnya; setiap permasalahan dan krisis yang terjadi
c). Strategi untuk meregulasi perilaku sehari-hari. Dengan demikian maka, maka
merupakan suatu usaha individu untuk dukungan sosial keluarga dapat disimpulkan
mengontol sendiri perilaku yang nampak sebagai sesuatu yang diterima individu berupa
(dalam Fasikhah dan Fatimah, 2013). pemberian bantuan, pertolongan dan semangat
Remaja merupakan masa peralihan dari keluarga yang diwujudkan dalam bentuk
antara masa anak-anak menuju masa informasi, tingkah laku dan materi ketika
dewasa, maka dari itu remaja mempunyai individu menghadapi kesulitan atau masalah
kecenderungan untuk bisa lepas dari sikap yang membuatnya tidak nyaman.
tergantung dengan orang lain dan mulai House dalam Smet (1994),
mengarah pada sikap kemandirian. Pada membedakan dukungan sosial menjadi
usia ini diharapkan individu sudah mulai empat jenis, yaitu:
memiliki self regulated learning. Meski 1. Dukungan emosional, merupakan ekspresi
demikian kehadiran orang-orang sekitar dari afeksi, kepercayaan, perhatian dan
terutama keluarga masih penting dalam perasaan didengarkan. Kesediaan untuk
masa perkembangan remaja tidak terkecuali mendengarkan keluhan seseorang akan
dalam proses belajar di sekolah dan di rumah. memberikan dampak positif sebagai
Keluarga menjadi salah satu kekuatan untuk sarana pelepasan emosi, mengurangi
siswa bisa berprestasi baik secara akademik kecemasan, membuat individu merasa
maupun non-akademik. Keluarga menjadi nyaman, tenteram, diperhatkan, serta
tambahan motivasi bagi siswa untuk bisa dicintai saat individu menghadapi
mengembangkan self regulated learning. berbagai tekanan dalam hidup. Dukungan
Berdasarkan penelitianDemaray dan emosional mencakup ungkapan empati,
Malecki (2002), diketahui bahwa dukungan kepedulian dan perhatian terhadap orang
dari orang tua bersama dengan dukungan yang bersangkutan.
dari teman-teman dekat berhubungan 2. Dukungan informatif merupakan
dengan harga diri dan konsep diri. Selain dukungan yang berupa pemberian nasehat,
itu, tingkat dukungan orangtua, guru, dan informasi, pengetahuan dan saran atau
sekolah secara signifikan berhubungan umpan balik. Dukungan ini membantu
dengan sikap umum siswa terhadap sekolah individu mengatasi masalah dengan cara
dan guru mereka. Dalam Wahaningsih (2013), memperluas wawasan dan pemahaman
dukungan sosial merupakan persepsi individu individu terhadap masalah yang dihadapi.
bahwa ia dirawat, dihormati, dan dihargai Dukungan sosial banyak diperoleh
oleh orang-orang dalam lingkungannya, yang individu dari lingkungan sekitarnya.
meningkatkan fungsi personal, membantu Namun seberapa banyak dukungan sosial
dalam mengatasi stres dan menjadi penyangga itu efektif bagi individu yang memerlukan.
dirinya dari sesuatu yang merugikan. Dengan memahami dan mengetahui sumber
Dukungan sosial dapat berasal dari beberapa dukungan sosial mana yang efektif bagi
sumber (orang tua, guru, teman dekat dan individu, maka individu akan mendapatkan
teman sekolah) dan terdiri dari beberapa jenis dukungan sosial yang sesuai dengan
(emosi, informasi, penilaian dan instrumen), permasalahan yang dihadapi.Menurut
yang dapat berfungsi untuk meningkatkan Rook dan Dooley (dalam Herry, 2011), ada
penyesuaian dan hasil siswa.Sedang Pierce dua sumber dukungan sosial, yaitu: a)
100 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 97-109

Sumber artifisial, yaitu dukungan sosial kehidupan sekolah, dan melibatkan


yang dirancang ke dalam kebutuhan primer pengalaman sosial, emosional, dan
seseorang. Misalnya dukungan sosial akibat akademik siswa, anggota keluarga mereka
bencana alam melalui berbagai sumbangan dan sekolah pribadi. Menurut Sergiovanni
sosial; b). Sumber natural, yaitu dukungan dan Starratt (dalam Suharsaputra, 2013),
sosial yang diterima seseorang melalui iklim sekolah ialah karakteristik abadi yang
interaksi sosial dalam kehidupannya secara menggambarkan karakter psikologis sekolah
spontan dengan orang-orang di sekitarnya. tertentu, membedakannya dari sekolah
Misalnya anggota keluarga, teman dekat atau lain, dan mempengaruhi perilaku guru dan
relasi. Dukungan ini bersifat non-formal. siswa. Iklim sekolah (dalam Purwita dan
Selain dukungan sosial, Bandura (dalam Tairas, 2013), merupakan suatu konstruk
Fan et al, 2011), juga menyatakan bahwa yang kompleks dan multidimensional yang
apa yang mempengaruhi sikap dan perilaku meliputi atmosfir, budaya, nilai-nilai, sumber
individu belum tenturealitas objektif melainkan daya, dan jaringan sosial dari sebuah sekolah.
bagaimana seseorang merasakan pengalaman Iklim sekolah juga bisa disebut sebagai
seseorang. Sehingga lingkungan sekolah “jiwa” dari sebuah sekolah.Memahami dan
dianggap bisa juga memberikan pengaruh meneliti iklim sekolah dianggap penting,
pada pembelajaran akademik siswa dan mengingat beberapa penelitian menunjukkan
pengalaman sekolah melalui persepsi mereka bahwa iklim sekolah yang positif dikaitkan
yang mana merupakan target penting untuk dengan berbagai hasil siswa, diantaranya
inisiatif perbaikan sekolah dan interfensi prestasi akademik dan kinerja, penyesuaian
siswa. Lingkungan sekolah juga diharapkan psikososial, kepuasan dengan sekolah, rasa
dapat mendukung perkembangan anak guna memiliki di sekolah, nilai dan konsep diri,
menangkal dampak pengalaman rumah yang motivasi belajar dan perilaku siswa di sekolah.
merugikan.Salah satu karakteristik sekolah Menurut Nick White et al(2014), persepsi
tingkat dasar yang terlibat dalam mendorong siswa terhadap iklim sekolah berkaitan dengan
ketahanan siswa adalah multidimensi yang perilaku siswa. Siswa memiliki persepsi sendiri
disebut sebagai iklim sekolah (o’Melley, 2014). terhadap apa yang ia rasakan di sekolah.
Jonathan Cohen dkk (2009), berpendapat Persepsi siswa mengenai iklim sekolah juga
bahwa iklim sekolah mengacu pada kualitas bisa dikatakan sebagai cara dari siswa untuk
dan karakter dari kehidupan sekolah. bisa merasa tentang lingkungan sekolahnya.
Iklim sekolah didasarkan pola pengalaman Persepsi tersebut dapat berupa persepsi tentang
masyarakat mengenai kehidupan sekolah keamanan, pengajaran dan pembelajaran,
yang mencerminkan norma, tujuan, nilai- dan hubungan di sekolah. Dan berdasarkan
nilai, hubungan interpersonal, praktek penelitian didapatkan hasil bahwa persepsi
belajar mengajar dan struktur organisasi. siswa mengenai iklim sekolah berkorelasi
Iklim sekolah yang positif berkelanjutan positif dengan prestasi akademik siswa. Dengan
mendorong pembangunan dan pembelajaran kata lain, iklim sekolah merupakan kualitas
pemuda yang nantinya diperlukan untuk dan karakter kehidupan, keyakinan kolektif,
kehidupan yang produktif, kontributif, nilai-nilai dan sikap yang berlaku di sekolah
dan memuaskan dalam masyarakat yang dan terwujud dalam persepsi guru serta
demokratis. Iklim sekolah ini mencakup mempengaruhi perilaku guru dan siswa.
norma, nilai-nilai, dan harapan yang Menurut Cohen et. al. (dalam Weijun
mendukung orang-orang merasa aman Wang et al, 2014), iklim sekolah mencakup
secara sosial, emosi dan fisik. empat dimensi penting, yaitu:1). Safety.
Dalam Wang et al(2014), iklim sekolah Merasa aman, secara sosial, emosional,
juga mengacu pada kualitas dan karakter intelektual dan fisik, merupakan kebutuhan
Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN... 101

dasar manusia; 2). Relationships. Pola norma, perilaku belajar anaknya juga dipengaruh
nilai dan interaksi yang membentuk oleh lingkungan sekolah.
hubungan di sekolah memberikan suatu Berdasarkan hasil pengamatan penulis
daerah penting dari iklim sekolah; 3). selama masa studi kasus (PPL) yang
Teaching and learning, merupakan salah satu berlangsung selama satu bulan (27 Oktober
dimensi yang penting dari iklim sekolah. - 27 Nopember) di SMP Negeri 2 Kediri
Iklim sekolah yang positif mempromosikan menemukan beberapa siswa kelas VIII yang
pembelajaran yang kooperatif , kohesi kurang bisa mengatur dirinya untuk bisa
kelompok dan saling menghormati dan belajar mandiri. Mereka berangkat ke sekolah
percaya; 4). Environmental-structural, terbagi hanya sekedar memenuhi kewajibannya dan
menjadi dua aspek, yakni keterhubungan menghindari kemarahan orang tua. Mereka
atau keterlibatan sekolah dan tata letak fisik juga kurang maksimal dalam proses belajar di
dan sumber daya. kelas karena kurangnya dukungan sosial dari
Banyak faktor yang secara signifikan keluarga. Namun penulis juga menemukan
memberikan warna dalam membentuk siswa yang tetap mampu berprestasi secara
kualitas dan karakter iklim sekolah, akademik dan non-akademik meski ia
yaitu ruang sekolah merupakan dimensi kurang mendapatkan dukungan sosial dari
lingkungan lain yang berdampak pada orang tua. Berdasarkan permasalahan di
perasaan siswa mengenai keselamatan atas, penulis tertarik melakukan penelitian
mereka. Astor et. al. (dalam Amrit Thapa et mengenai:1). Adakah hubungan yang
al, 2014), menunjukkan bahwa siswa merasa signifikan antara dukungan sosial keluarga
tidak aman di area gedung sekolah yang dengan self regulated learning siswa kelas VIII
tanpa pengawasan. Pada kenyataannya, SMP Negeri 2 Kediri?; 2). Adakah hubungan
ada pengembangan dari badan penelitian yang signifikan antara iklim sekolah dengan
yang menjelaskan bagaimana variabel self regulated learning siswa kelas VIII SMP
lingkungan, seperti tata letak ruang kelas, Negeri 2 Kediri?; 3). Apakah keduanya
jadwal kegiatan, dan interaksi siswa-guru, mempengaruhi self regulated learning siswa
dapat mempengaruhi perilaku siswa dan kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri?
perasaan keamanan. Dimensienvironmental-
structural mencakup kebersihan, ketertiban,
daya tarik fasilitas sekolah dan sumber daya METODE PENELITIAN
yang memadai.
Namun sungguh disayangkan, sekarang Pendekatan penelitian yang digunakan
ini banyak keluarga terutama orang tua yang dalam penelitian ini adalah penelitian
tidak begitu faham akan arti kehadirannya kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis
dalam proses belajar siswa. Mereka penelitian deskriptif assosiatif atau hubungan.
menyerahkan segala urusan pendidikan Disebut demikian karena penelitian ini
anaknya pada sekolah dan lembaga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
bimbingan belajar kemudian mereka tinggal dukungan sosial dan iklim sekolah terhadap
berfokus untuk mencari uang. Dukungan self regulated learning siswa yang selanjutnya
sosial keluarga yang banyak didapat siswa dianalisis lebih lanjut guna mengetahui
hanya berupa materi sehingga membuat pengaruh dukungan sosial dan iklim sekolah
siswa dalam proses belajar mandiri dari siswa terhadap self regulated learning. Adapun teknik
kurang maksimal. Dan keluarga juga kurang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peka akan lingkungan yang ada di sekolah, korelasi dan regresi berganda.
sehingga membuat banyak dari keluarga Populasi dalam penelitian ini adalah
terutama orang tua tidak menyadari seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri
102 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 97-109

tahun ajaran 2014/2015 sejumlah 345 siswa. dukungan social keluarga siswa kelas VIII
Adapun teknik pengambilan sampel yang SMP Negeri 2 Kediri adalah 186,33 yang
digunakan ialah teknik probability sampling termasuk dalam kategoritinggi.
berupa simple random sampling. Penentuan b. Iklim sekolah
jumlah sampel dari populasi tertentu Skala Iklim Sekolah yang digunakan
didasarkan pada tabel penentuan yang untuk mengetahui tingkat iklim sekolah
dikembangkan oleh Isaac dan Michael (dalam dari siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri
Sugiono, 2013) untuk tingkat tingkat kesalahan yang mencakup empat aspek, yaitu:
1%, 5% dan 10%.Peneliti mengambil taraf safety, teaching and learning, relationship
kesalahan 5% sehingga jumlah sampel yang dan environment-structural.Berdasarkan uji
digunakan dalam penelitian adalah 172 siswa. validitas, reabilitas, gambaran mean dan
Metode yang digunakan dalam pengumpulan standar deviasi diperoleh daftar distribusi
data adalah dengan menggunakan skala, variabel dukungan sosial keluarga sebagai
yaitu skala dukungan sosial dari teori House, berikut.
iklim sekolah dari Teori Jonathan Cohen dan
self regulated learning dari Zimmerman. Skala Tabel 2.Tabel distribusi variabel iklim sekolah.
yang digunakan berbentuk skala likert. Skor Kategori Nilai
yang diberikan bergerak dari 1 sampai 5.
Sangat Tinggi 248,2-295
Tinggi 200,9-248,1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedang 153,6-200,8
Dalam upaya menjawab pertanyaan
Rendah 106,3-153,5
penelitian yang ada, maka dilakukanlah
Sangat Rendah 59-106,2
penyusunan skala sesuai dengan teori yang
Dari skala iklim sekolah yang telah
digunakan.
dibagikan ke subjek penelitian diperoleh
a. Dukungan Sosial Keluarga
data bahwa nilai rata-rata persepsi siswa
Skala dukungan sosial keluarga dari
kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri terhadap iklim
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri,
sekolah adalah sebesar 227,83 yang termasuk
mencakup empat aspek, yaitu: dukungan
dalam kategori tinggi.
empati, dukungan penghargaan,
c. Self regulated learning
dukungan instrumental dan dukungan
Skala ini digunakan untuk mengetahui
informatif. Berdasarkan uji validitas,
tingkat self regulated learning dari siswa kelas VIII
reabilitas, gambaran mean dan standar
SMP Negeri 2 Kediri yang mencakup tiga aspek,
deviasi diperoleh daftar distribusi
yaitu metakognisi, motivasi dan perilaku.
variabel dukungan sosial keluarga
sebagai berikut. Tabel 3.Tabel distribusi variabel self regulated
learning.
Tabel 1.Tabel distribusi variabel dukungan
sosial keluarga. Kategori Nilai
Kategori Nilai Sangat Tinggi 193,6-230
Sangat Tinggi 197,62-235 Tinggi 156,7-193,5
Tinggi 160,01-197,61 Sedang 119,8-156,6
Sedang 122,4-160 Rendah 82,9-119,7
Rendah 84,7-122,3 Sangat Rendah 46-82,8
Sangat Rendah 47-84,6 Berdasarkan skala self regulates learning
Dari skala dukungan sosial keluarga yang siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri diperoleh
telah dibagikan ke subjek penelitian data bahwa nilai rata-rata siswa adalah sebesar
diperoleh data bahwa nilai rata-rata 175,49 yang termasuk dalam kategori tinggi.
Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN... 103

Selanjutnya dilakukan uji normalitas self regulated learning


yang bertujuan untuk mengetahui apakah Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan
data yang diperoleh dari penelitian di antara dukungan sosial keluarga dengan
lapangan berdistribusi normal atau tidak. self regulated learning
Karena dalam penelitian yang menggunakan Hipotetis ini dilakukan untuk mengetahui
analisis regresi, data yang berdistribusi secara jelas mengenai hubungan antara
normal menjadi syarat utama sebelum dukungan sosial keluarga dengan self regulated
proses analisis. Untuk menguji normalitas learning siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri.
data penelitian, peneliti menggunakan uji Cara mengetahui ada tidaknya hubungan
Kolmogrov Smirnovuntuk menguji normalitas antara dukungan sosial keluarga dengan self
dari data yang telah diperoleh. regulated learning dengan membandingkan
Berikut tabel uji normalitas dukungan sosial thitung dengan ttabel. Jika thitung > ttabel maka terima
keluarga, iklim sekolah dan self regulated learning Ha, dengan ttabel = t0, 5a: df=n-2.
Tabel 4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tabel 5.
Test Coefficients a
Self Dukungan Unstandardized Standardized
Regulated Sosial Iklim Model Coefficients Coefficients
Learning Keluarga Sekolah B Std. Error Beta T Sig.
N 172 172 172 1 (Constant) 13.270 12.107 1.096 .275
Normal Mean 175.49 186.33 227.83 Dukungan Sosial
.273 .059 .272 4.619 .000
Parametersa Std. Keluarga
19.938 19.814 23.042 Iklim Sekolah .489 .051 .565 9.607 .000
Deviation
Most Absolute .043 .059 .041 a. Dependent Variable: Self
Positive .043 .034 .037 Regulated Learning
Extreme
Differences Negative -.035- -.059- -.041- Tabel 6.
Kolmogorov-Smirnov Z .564 .771 .534 Model Summary
Asymp. Sig. (2-tailed) .908 .592 .938 Std. Error of the
a. Test distribution is
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
Normal. 1 .682a .465 .462 14.627
Untuk mengetahui normalitas suatu data, 2 .725b .525 .519 13.824
dilakukan dengan melihat skor Sig. yang ada a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah
b. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah, Dukungan Sosial
pada hasil perhitungan Kolmogrov Smirnov. Bila
Keluarga
skorSig. lebih besar atau sama dengan 0,05
Berdasarkan tabel coefficient, didapat thitung
maka data berdistribusi normal, tetapi apabila
untuk dukungan sosial keluarga sebesar 4,619
kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak
sedang ttabel dengan df 171 dan taraf signifikansi
berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di
(α) 5% diperoleh sebesar 1,654. Karena thitung
atas, didapat skor sig. dukungan sosial keluarga
(4,619) >ttabel (1,654) maka terima Ha yang berarti
sebesar 0,592, iklim sekolah sebesar 0,938 dan
ada hubungan yang signifikan antara dukungan
self regulated learning sebesar 0,908. Sehingga,
sosial keluarga dengan self regulated learning.
dari hasil tersebut dapat dikatan bahwa data
Tabel 7.Pedoman untuk Memberikan
dukungan sosial keluarga, iklim sekolah dan
Interpretasi Koefisien Korelasi
self regulated learning berdistribusi normal.
INTERVAL TINGKAT
KOEFISIEN HUBUNGAN
A. Pengujian Hipotesis
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Pengujian ini menggunakan rumus
hipotetis alternatif (Ha) dan hipotetis nol 0,20 – 0,399 Rendah
(Ho).Berdasarkan rumusan masalah, maka 0,40 – 0,599 Sedang
dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis: 0,60 – 0,799 Kuat
1. Ha: Ada hubungan yang signifikan 0,80 -1,000 Sangat Kuat
antara dukungan sosial keluarga dengan
104 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 97-109

Berdasarkan pengujian hipotesis akan meningkatkan self regulated learning.


menunjukkan bahwa terdapat hubungan Siswa yang mendapatkan dukungan
yang signifikan antara variabel dukungan sosial keluarga yang tinggi maka akan
sosial keluarga dengan self regulated mendapatkan dukungan penghargaan,
learning siswa kelas VIII SMP Negeri 2 emosional, instrumental dan informatif
Kediri dengan R=0,682 dan koefisien dari keluarga. Apabila penghargaan
determinasi (Rsquare) sebesar 0,465. yang diterima siswa besar maka akan
Nilai koefisien yang didapat termasuk mendapatkan pujian atau sesuatu yang
dalam tingkat tinggi. Jadi terdapat membuatnya senang. Apabila dukungan
hubungan yang tinggi antara dukungan instrumen yang diperoleh tinggi, maka
sosial keluarga dengan self regulated siswa akan mendapat fasilitas yang
learning siswa kelas VIII SMP Negeri memadai dari keluarga dan jika siswa
2 Kediri. Nilai koefisien determinasi mendapat dukungan informatif yang
(Rsquare) yang didapat menunjukkan banyak, ia akan memperoleh nasihat
bahwa variabel dukungan sosial keluarga sehingga menambah rasa percaya diri
mempengaruhi variabel self regulated siswa.
learning siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Penelitian yang dilakukan oleh
sebesar 46,5 %. Risma Rosa Mindo menunjukkan bahwa
Pembelajaran yang bersifat self regulated terdapat korelasi positif yang signifikan
berkembang dari kesempatan siswa terlibat antara dukungan sosial orang tua dengan
dalam aktivitas belajar yang sesuai dengan prestasi belajar ditunjukkan dengan
usia dan kesempatan mengamati orang lain koefisien korelasi yang diperoleh r=0,188
(model). Berdasarkan perspektif Vigotsky, dengan taraf signifikansi 0,044 (p˂0,05).
pembelajaran yang bersifay self regulated Kondisi tersebut berarti semakin tinggi
berakar dari pembelajaran yang diatur dukungan sosial orang tua maka akan
secara sosial. Orang tua bisa membantu semakin tinggi prestasi belajar.
anak-anak belajar dengan menetapkan 2. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara
tujuan untuk suatu aktivitas belajar, iklim sekolah dengan self regulated
menjaga agar perhatian anak-anak tetap learning
fokus pada tugas belajar, menuyarankan Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan
strategi belajar yang efektif, memonitor antara iklim sekolah dengan self
kemajuan belajar, dan sebagainya. Sehingga regulated learning
lambat laun anak akan mulai meningkatkan Hipotetis ini dilakukan untuk
tanggungjawabnya terhadap proses-proses mengetahui secara jelas mengenai
tadi (dalam Ormrod, 2008). hubungan antara iklim sekolah dengan
Menurut Hurlock (dalam Adicondro, self regulated learning.
2011), dukungan dari keluarga yang Cara mengetahui ada tidaknya
berupa penerimaan, perhatian dan hubungan antara iklim sekolah
rasa percaya akan meningkatkan dengan self regulated learning dengan
kebahagiaan dalam diri remaja. membandingkan thitung dengan ttabel. Jika
Kebahagiaan yang diperoleh remaja thitung > ttabel maka terima Ha, dengan ttabel
menyebabkan remaja termotivasi untuk = t0, 5a: df=n-2.
terus berusaha mencapai tujuannya
termasuk dalam hal belajar.Remaja juga
mempunyai rasa percaya diri dalam
menyelesaikan tugas yang dihadapi.
Dukungan sosial keluarga yang tinggi
Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN... 105

Tabel 8.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 13.270 12.107 1.096 .275
Dukungan Sosial Keluarga .273 .059 .272 4.619 .000
Iklim Sekolah .489 .051 .565 9.607 .000
a. Dependent Variable: Self Regulated Learning
dapat meningkatkan prestasi akademik.
Tabel 9. Iklim sekolah menggambarkan keadaan
Model Summary warga sekolah dalam keadaan riang dan
Adjusted Std. Error of
mesra ataupu kepedulian antara satu
Model R R Square R Square the Estimate
1 .682a .465 .462 14.627 dengan yang lain. Menurut Creemers
2 .725b .525 .519 13.824 dan Scheerens (dalam Supardi, 2013),
a. Predictors: (Constant), Iklim hubungan yang mesra pada iklim sekolah
Sekolah disebabkan terdapat hubungan yang
b. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah,
baik antara kepala sekolah dan guru, dan
Dukungan Sosial Keluarga diantara guru dengan murid.
Berdasarkan tabel coefficient,didapat
Iklim sekolah sangat penting dalam
thitung untuk iklim sekolah sebesar 9,607
membentuk self regulated learning
sedang ttabel dengan df 171 dan taraf
siswa karena iklim sekolah merupakan
signifikansi (α) 5% diperoleh sebesar
keyakinan, nilai-nilai dan sikap bersama
1,654. Karena thitung (9,607) >ttabel (1,654)
yang membentuk interaksi antara siswa,
maka terima Ha yang berarti ada
guru, dan administrator. Iklim sekolah
hubungan yang signifikan antara iklim
juga bisa disebut dengan aturan yang
sekolah dengan self regulated learning.
menggambarkan parameter perilaku
Berdasarkan pengujian hipotesis
yang dapat diterima dan norma untuk
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
sekolah (Mitchell et al, 2010).Mengingat
yang signifikan antara variabel
hubungan antara iklim sekolah dan
iklim sekolah dengan self regulated
hasil yang positif dari siswa, seperti
learning siswa kelas VIII SMP Negeri 2
peningkatan prestasi akademik dan
Kediri dengan R=0,525 dan koefisien
mengurangi masalah disiplin, maka
determinasi (Rsquare) sebesar 0,525.
sangat penting untuk membuat iklim
Nilai koefisien yang didapat termasuk
sekolah menjadi baik dan sehat.
dalam tingkat tinggi. Jadi terdapat
3. Ha: Ada pengaruh antara dukungan sosial
hubungan yang tinggi antara iklim
keluarga dan iklim sekolah terhadap self
sekolah dengan self regulated learning
regulated learning
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri.
Ho: Tidak ada pengaruh antara dukungan
Nilai koefisien determinasi (Rsquare)
sosial keluarga dan iklim sekolah
yang didapat menunjukkan bahwa
terhadap self regulated learning
variabel iklim sekolah mempengaruhi
Hipotetis ini dilakukan untuk
variabel self regulated learning siswa kelas
mengetahui secara jelas mengenai
VIII SMP Negeri 2 sebesar 52,5 %.
pengaruh antara dukungan sosial
Iklim sekolah menurut Shahril
keluarga dan iklim sekolah dengan self
Marzuki (dalam Supardi, 2013), ialah
regulated learning.
keadaan sekitar sekolah dan suasana
Cara mengetahui ada tidaknya
yang sunyi dan nyaman yang sesuai
pengaruh antara dukungan sosial keluarga
dan kondusif untuk pembelajaran yang
106 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 97-109

dan iklim sekolah dengan self regulated learning siswa kelas VIII SMP Negeri 2
learning dengan membandingkan Fhitung sebesar 52,5 %.
dengan Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel maka terima Aspek yang mendukung keberhasilan
Ha, dengan Ftabel = t0, 5a: df=n-2. pembelajaran diantaranya dukungan
Tabel 10 sosial keluarga dan iklim sekolah.
ANOVA b Dukungan sosial keluarga sangat
Sum Mean diperlukan untuk membimbing siswa,
Model of Squares df Square F Sig. terutama dalam usia remaja, karena
1 Regression 35682.509 2 17841.254 93.365 .000a meski mereka perlu menentukan
Residual 32294.486 169 191.092
Total 67976.994 171 tujuannya dengan jelas terhadap bidang
a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah, akademiknya. Begitu juga iklim sekolah
Dukungan Sosial Keluarga juga turut mempengaruhi pembelajaran
b. Dependent Variable: Self Regulated siswa. Sekolah menjadi tempat utama
Learning
dalam proses pembelajaran siswa dan
Tabel 11.
banyak waktu yang dihabiskan siswa
Model Summary untuk berada di sekolah. Sehingga
Adjusted Std. Error
Model R R Square R Square of the Estimate hubungan yang terjalin pada semua
1 .725a .525 .519 13.824 pihak di sekolah (kepala sekolah, guru,
a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah, dan murid) harus berjalan baik agar hasil
Dukungan Sosial Keluarga belajar siswa lebih optimal.
Berdasarkan penghitungan dengan Penelitian dari Adicindro dan
menggunakan progam SPSS 16.0for Purnamasari (2011), diketahui bahwa
windows didapat Fhitung sebesar 93,365 ada hubungan positif yang sangat
sedang Ftabel dengan df 171 dan taraf signifikan antara efikasi diri dan
signifikansi (α) 5% diperoleh sebesar 1.654. dukungan sosial keluarga dengan self
Karena Fhitung (93,365) >Ftabel(3,05) maka regulated learning (r=0,837, p=0,000), ada
terima Ha yang berarti ada hubungan hubungan positif yang sangat signifikan
yang signifikan antara dukungan sosial antara efikasi diri dengan self regulated
keluarga dan iklim sekolah terhadap self learning (r=0,836, p=0,000) dan positif
regulated learning. yang sangat signifikan antara dukungan
Berdasarkan pengujian hipotesis sosial keluarga dengan self regulated
menunjukkan bahwa terdapat hubungan learning (r=0,418, p=0,002).
yang signifikan antara variabel dukungan Hasil penelitian yang terdahulu
sosial keluarga dan iklim sekolah mempunyai kemiripan dengan hasil
terhadap self regulated learning siswa penelitian yang dilakukan peneliti,
kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri dengan dimana terdapat hubungan yang positif
R=0,725 dan koefisien determinasi dan signifikan antara dukungan sosial
(Rsquare) sebesar 0,525. Nilai koefisien keluarga dan iklim sekolah self regulated
yang didapat termasuk dalam tingkat learning siswa. Hubungan positif tersebut
tinggi. Jadi terdapat hubungan yang berarti semakin tinggi dukungan
tinggi antara dukungan sosial keluarga sosial keluarga dan iklim sekolah maka
dan iklim sekolah dengan self regulated akan semakin tinggi pula self regulated
learning siswa kelas VIII SMP Negeri learningsiswa, begitu sebaliknya jika
2 Kediri. Nilai koefisien determinasi semakin rendah dukungan sosial
(Rsquare) yang didapat menunjukkan keluarga dan iklim sekolah maka akan
bahwa variabel dukungan sosial keluarga semakin rendah pula self regulated
dan iklim sekolah secaea bersama-sama learning siswa. Hal ini juga terlihat dari
mempengaruhi variabel self regulated
Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN... 107

besar prosentase pengaruh dukungan melalui rumus regresi berganda dengan


sosial keluarga dan iklim sekolah nilai korelasi 0,725. Nilai korelasi sebesar
terhadap self regulated learning siswa 0,725 termasuk pada kategori tingkat
yakni sebesar 52,5%. hubungan yang tinggi.Sedangkan nilai
koefisien determinasi diperoleh angka
SIMPULAN DAN SARAN sebesar 52,5% yang berarti pengaruh
dukungan sosial keluarga dan iklim
sekolah terhadap self regulated learning
A. Simpulan
sebesar 52,5% sedang sisanya 47,5%
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditentukan oleh variabel lain, jadi Ha
peneliti lakukan dan pembahasan yang diterima.
tersaji pada bab-bab selanjutnya, maka dapat B. Saran
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan kesimpulan dalam
1. Terdapat hubungan yang signifikan
penelitian ini, maka saran yang dapat
antara dukungan sosial keluarga dengan
peneliti sampaikan sebagai bahan bagi SMP
self regulated learning siswa kelas VIII
Negeri 2 Kediri, orang tua atau wali murid
SMP Negeri 2 Kediri. Hal ini berdasarkan
siswa SMP Negeri 2 Kediri serta Mahasiswa
hasil analisis perhitungan statistik
adalah sebagai berikut:
melalui rumus regresi berganda dengan
1. Bagi pihak SMP Negeri 2 Kediri
nilai korelasi 0,682. Nilai korelasi sebesar
Iklim sekolah yang baik terjadi
0,682 termasuk pada kategori tingkat
karena adanya hubungan yang baik
hubungan yang tinggi.Sedangkan nilai
antara kepala sekolah dengan guru dan
koefisien determinasi diperoleh angka
guru dengan peserta didik atau siswa.
sebesar 46,5% yang berarti pengaruh
Oleh karena itu, semua pihak diharapkan
dukungan sosial keluarga terhadap self
membina hubungan tersebut dengan
regulated learning sebesar 46,5% sedang
baik karena akan sangat berpengaruh
sisanya 53,5% ditentukan oleh variabel
pada hasil belajar siswa apabila salah satu
lain, jadi Ha diterima.
pihak tidak mempunyai hubungan yang
2. Terdapat hubungan yang signifikan
baik. Dan selalu mengingatkan orang tua
antara iklim sekolah dengan self
untuk memberikan dukungannya ketika
regulated learning siswa kelas VIII SMP
anak belajar di rumah.
Negeri 2 Kediri. Hal ini berdasarkan hasil
2. Bagi orang tua atau wali murid siswa
analisis perhitungan statistik melalui
SMP Negeri 2 Kediri
rumus regresi berganda dengan nilai
Tanggungjawab pendidikan anak
korelasi 0,725. Nilai korelasi sebesar
tidak hanya ada pada pihak sekolah
0,725 termasuk pada kategori tingkat
karena saat anak di rumah tanggungjawab
hubungan yang tinggi.Sedangkan nilai
memberikan pendidikan ada pada orang
koefisien determinasi diperoleh angka
tua masing-masing. Orang tua hendaknya
sebesar 52,5% yang berarti pengaruh
memberikan dukungan yang lebih kepada
iklim sekolah terhadap self regulated
anak-anaknya ketika belajar di rumah.
learning sebesar 52,5% sedang sisanya
3. Bagi peneliti selanjutnya
47,5% ditentukan oleh variabel lain, jadi
Self regulated learning dipengaruhi
Ha diterima.
oleh faktor internal dan eksternal.
3. Terdapat pengaruh antara dukungan
Namun dalam penelitian ini, peneliti
sosial keluarga dan iklim sekolah dengan
menghubungkan faktor eksternal
self regulated learning siswa kelas VIII
(dukungan sosial keluarga dan iklim
SMP Negeri 2 Kediri. Hal ini berdasarkan
sekolah) dengan self regulated learning.
hasil analisis perhitungan statistik
108 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 97-109

Sehingga diharapkan untuk peneliti Fan, Weihua et al. (2011).A Multilevel Analysis
selanjutnya melakukan penelitian Of Student Perception Of School Climate:
mengenai faktor internal dengan self The Effect Of Social And Academic Risk
regulated learnin dan juga masih banyak Factors. Psychology in the School,48 (6).
faktor lain yang mempengaruhi self
regulated learning.
Fasikhah, Siti Suminarti dan Siti Fatimah.
(2013). Self Regulated Learning (SLR)
DAFTAR PUSTAKA Dalam Meningkatkan Prestasi Akademik
Pada Mahasiswa.Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan, 1 (1).

Abdurahman, Maman et al. (2011). Dasar- Hurlock, Elizabeth B. (2008).Psikologi


Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian. Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Bandung: CV Pustaka Setia. Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Adicondro, Nobelina dan Alfi Purnamasari. Mitchell, Mary M. et al.(2010). Student and
(2011). Efikasi Diri, Dukungan Sosial Teacher Perceptions of School Climate:
Keluarga Dan Self Regulated Learning A Multilevel Exploration of Pattern of
Pada Siswa Kelas VIII. Jurnal Humanitas, Discrepacy.Journal of School Health, 80 (6).
3 (1).Yogyakarta: Universitas Ahmad
Dahlan.
Nurmalasari, Yani. (2015). Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada
Azwar, Saifuddin. (2004). Metode Penelitian. Remaja Penderita Penyakit Lupus.Jurnal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma.

Bungin, Burhan.(2005). Metodologi Penelitian


Kuantitatif.Jakarta: Prenada Media. Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi
Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang Jilid 2. Jakarta:Erlangga.
Cheng, Eric C. K. (2011). The Role of Self-
regulated Learning in Enhancing
Learning Performance.The International O’Melly, Meagan et al. (2014). School
Journal of Research and Review, 6 (1). Climate, Family Structure, And Academic
Achievement: A Study of Moderation Effect.
School Psychology Quarterly.
Cohen, Jonathan et al. (2009). School Climate:
Research, Policy, Practice, and Teacher
Education.Teacher College Record, 111 (1). Purwanto.(2010). Metodologi Penelitian
Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan.
Surakarta: Pustaka Pelajar Offset. 2010.
Demaray, Michelle Kilpatrick et al. (2005).
The Relationship Between Social Support
And Student Adjustment: A Longitudinal Purwita, Hedy Fitriyanda dan MMW.Tairas.
Analysis. Psychology in School, 47 (7). (2013). Hubungan Antara Persepsi
Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN... 109

Siswa Terhadap Iklim Sekolah dengan Informant Study. School Psychology


School Engagement di SMKIPIEMS Quarterly,29 (3).
Surabaya.Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan, 2 (1).
White, Nick. (2014). A Brief Measure of
Adolescent Perception of School Climate.
Puspitasari, Anggi. (2013). Self Regulated School Psychology Quareterly, 29 (3).
Learning Ditinjau Dari Goal Orientation
(Studi Komparasi Pada Siswa SMA Negeri 1
Mertoyudoan Kabupaten Magelang). Skripsi. Zimmerman, Barry J. (2008). Investigating Sel-
Semarang: Universitas Negeri Semarang. Regulation and Moyivation: Historical,
Background, Methodological Development
and Future Prospect. American Educational
Santrock, John W. (2009). Psikologi Pendidikan. Research Journal, 45 (1).
Jakarta: Salemba Humanika.

Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan.Jakarta:


PT. Grasindo.

Sugiono.(2013).Statiska Untuk Penelitian.


Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. (2013). Administrasi


Pendidikan.Bandung: PT Refika Aditama.

Supardi. (2013). Sekolah Efektif: Konsep Dasar


dan Praktiknya. Jakarta: PT. RjaGrafindo
Persada.

Thapa, Amrit et al. (2013). A Review of School


Climate Research, 83 (3).

Wahaningsih, Musiatun. (2013). Hubungan


Antara Religiusitas, Konsep Diri Dan
Dukungan Sosial Keluarga Dengan Prestasi
Belajar Pada Siswa SMP Muhammadiyah
3 Depok Yogyakarta.Jurnal. Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan.

Wang, Weijun Wang. School Climate,


Peer Victimization, and Academic
Achievement: Result From a Multi-

Anda mungkin juga menyukai