97
ABSTRAK
Siswa SMP Negeri 2 Kediri memiliki tingkat regulasi diri dalam belajar yang beragam. Mengingat
waktu belajar yang terbatas untuk belajar di sekolah maka kemungkinan ada faktor lain yang
mendukung proses belajar siswa. Dukungan sosial keluarga dan iklim sekolah menjadi dua dari
banyak faktor yang bisa mendukung belajar siswa. Karena itulah, peneliti ingin mengetahui
mengenai pengaruh antara dukungan sosial keluarga dan iklim sekolah terhadap self regulated
learningpada siswa SMP Negeri 2 Kediri.
Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif korelatif.Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri. Total sampel penelitian adalah 172 siswa yang dipilih
dengan teknik probability sampling berupa simple random sampling. Data di dalam penelitian ini
dikumpulkan menggunakan skala dukungan sosial keluarga, skala iklim sekolah dan skala self
regulated learning. Data kemudian dianalis menggunakan analis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial
keluarga dengan self regulated learning (r=0,682 koefisien determinasi= 46,5%), (2) terdapat
hubungan yang signifikan antara iklim sekolah dengan self regulated learning (r=0,725 koefisien
determinasi= 52,5%), (3) terdapat pengaruh antara dukungan sosial keluarga dan iklim sekolah
dengan self regulated learning (r=0,725 koefisien determinasi= 52,5%). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara antara dukungan sosial keluarga dan iklim sekolah dengan self
regulated learning.
Kata kunci: Dukungan sosial keluarga, iklim sekolah, self regulated laerning.
perasaan dan perilaku dengan tujuan untuk self regulated learning sangat penting dimiliki
mencapai sasaran. Tujuan tersebut dapat individu dalam proses pembelajaran.
berupa sasaran akademik atau sasaran Individu yang memiliki self regulated learning
sosioemosional. Kecenderungan siswa yang tinggi akan cenderung memiliki prestasi
mandiri dalam belajar menggambarkan yang baik. Hal ini dikarenakan siswa mampu
bahwa ia mampu untuk mengatur dirinya menetapkan tujuan akademik yang tinggi
sendiri dan akan membawanya untuk bisa untuk diri mereka, belajar lebih efektif dan
berprestasi. Self regulated learner atau siswa berprestasi di kelas.
yang bisa meregulasi diri mempunyai Zimmerman (dalam Puspitasari, 2013),
karakteristik yang bertujuan memperluas mengatakan bahwa self regulated learning
pengetahuan dan menjaga motivasi, mengacu pada tingkat bagaimana individu
menyadari keadaan emosi mereka dan dapat menggunakan dirinya untuk mengatur
memiliki strategi untuk mengelola emosi, strategi dalam berperilaku dan mengatur
mengevalusi atau memperbaiki strategi dan lingkungan belajarnya. Berdasarkan
mengevalusi halangan yang menghadang perspektif sosial kognitif strategi self regulated
serta melakukan adaptasi. Dalam buku learning ditentukan oleh tiga faktor yakni
Santrock pula (2009), disebutkan bahwa dalam faktor pribadi, perilaku dan lingkungan.
penelitian yang membandingkan antara Menurut Zimmermandalam Fasikhah dan
siswa yang berprestasi rendah dengan siswa Fatimah (2013), aspek self regulated learning
yang berprestasi tinggi diperoleh data bahwa dalam pembelajaran akademis ada 3,
siswa yang berprestasi tinggi cenderung yaitu metakognisi, motivasi dan perilaku.
menetapkan sasaran pembelajaran yang Metakognisi merupakan cara individu dalam
lebih spesifik, menggunakan lebih banyak meregulasi diri dengan merencanakan,
strategi untuk belajar, lebih memantau mengorganisasi, mengintruksi diri,
sendiri pembelajaran mereka, dan secara memonitor dan mengevaluasi dirinya dalam
lebih sistematis mengevaluasi kemajuan proses belajar. Motivasi merupakan cara
mereka terhadap suatu sasaran. individu belajar yang mana ia merasa dirinya
Konsep self regulated learning merupakan kompeten, memiliki keyakinan diri dan
bagian dari teori belajar sosial yang memiliki kemandirian. Sedangkan perilaku
dikemukakan pertama kali oleh Bandura. merupakan cara individu belajar menyeleksi,
Namun, lebih banyak dikembangkan oleh menyusun, dan menata lingkungan agar
Zimmerman(Cheng, 2011). Zimmerman, lebih optimal dalam belajar.
mendefinisikan self regulated learning sebagai Zimmermanjuga menjelaskan secara
proses dimana siswa berpartisipasi secara rinci penerapan strategi dalam setiap
aktif pada pembelajarannya secara luas, aspek self regulated learning, diantaranya:a).
termasuk dalam hal metakognitif, motivasi Strategi untuk mengontrol atau meregulasi
dan perilaku. Dia juga mengajukan sebuah kognisi yang meliputi berbagai macam
model dari self regulated learning untuk aktivitas kognitif dan metakognitif yang
menggambarkan bagaimana siswa secara mengharuskan individu terlibat untuk
aktif menggunakan strategi khusus dalam mengadaptasi dan merubah kognisinya.
pembelajarannya agar mencapai pelajaran Strategi pengulangan, elaborasi, dan
yang objektif, berdasarkan keinginannya organisaai dapat digunkan individu untuk
sendiri, motivasi dan metakognitif. Ia mengontrol kognisi dan belajarnya;
juga percaya bahwa self regulatedlearning b). Strategi untuk meregulasi motivasi
merupakan prediktor terbaik dalam melibatkan aktivitas yang penuh tujuan
menggambarkan performa belajar siswa. dalam memulai, menambah kemauan untuk
Berdasarkan penelitian Puspitasari(2013), memulai, mempersiapkan tugas berikutnya,
Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN... 99
atau menyelesaikan aktifitas tertentu sesuai (dalam Smet, 1994), mendefinisikan dukungan
tujuan. Regulasi motivasi adalah semua sosial sebagai sumber emosional, informal atau
pemikiran, tindakan atau perilaku dimana pendampingan yang diberikan oleh orang-
individu berusaha mempengaruhi pilihan, orang disekitar individu untuk menghadapi
usaha dan ketekunan tugas akademisnya; setiap permasalahan dan krisis yang terjadi
c). Strategi untuk meregulasi perilaku sehari-hari. Dengan demikian maka, maka
merupakan suatu usaha individu untuk dukungan sosial keluarga dapat disimpulkan
mengontol sendiri perilaku yang nampak sebagai sesuatu yang diterima individu berupa
(dalam Fasikhah dan Fatimah, 2013). pemberian bantuan, pertolongan dan semangat
Remaja merupakan masa peralihan dari keluarga yang diwujudkan dalam bentuk
antara masa anak-anak menuju masa informasi, tingkah laku dan materi ketika
dewasa, maka dari itu remaja mempunyai individu menghadapi kesulitan atau masalah
kecenderungan untuk bisa lepas dari sikap yang membuatnya tidak nyaman.
tergantung dengan orang lain dan mulai House dalam Smet (1994),
mengarah pada sikap kemandirian. Pada membedakan dukungan sosial menjadi
usia ini diharapkan individu sudah mulai empat jenis, yaitu:
memiliki self regulated learning. Meski 1. Dukungan emosional, merupakan ekspresi
demikian kehadiran orang-orang sekitar dari afeksi, kepercayaan, perhatian dan
terutama keluarga masih penting dalam perasaan didengarkan. Kesediaan untuk
masa perkembangan remaja tidak terkecuali mendengarkan keluhan seseorang akan
dalam proses belajar di sekolah dan di rumah. memberikan dampak positif sebagai
Keluarga menjadi salah satu kekuatan untuk sarana pelepasan emosi, mengurangi
siswa bisa berprestasi baik secara akademik kecemasan, membuat individu merasa
maupun non-akademik. Keluarga menjadi nyaman, tenteram, diperhatkan, serta
tambahan motivasi bagi siswa untuk bisa dicintai saat individu menghadapi
mengembangkan self regulated learning. berbagai tekanan dalam hidup. Dukungan
Berdasarkan penelitianDemaray dan emosional mencakup ungkapan empati,
Malecki (2002), diketahui bahwa dukungan kepedulian dan perhatian terhadap orang
dari orang tua bersama dengan dukungan yang bersangkutan.
dari teman-teman dekat berhubungan 2. Dukungan informatif merupakan
dengan harga diri dan konsep diri. Selain dukungan yang berupa pemberian nasehat,
itu, tingkat dukungan orangtua, guru, dan informasi, pengetahuan dan saran atau
sekolah secara signifikan berhubungan umpan balik. Dukungan ini membantu
dengan sikap umum siswa terhadap sekolah individu mengatasi masalah dengan cara
dan guru mereka. Dalam Wahaningsih (2013), memperluas wawasan dan pemahaman
dukungan sosial merupakan persepsi individu individu terhadap masalah yang dihadapi.
bahwa ia dirawat, dihormati, dan dihargai Dukungan sosial banyak diperoleh
oleh orang-orang dalam lingkungannya, yang individu dari lingkungan sekitarnya.
meningkatkan fungsi personal, membantu Namun seberapa banyak dukungan sosial
dalam mengatasi stres dan menjadi penyangga itu efektif bagi individu yang memerlukan.
dirinya dari sesuatu yang merugikan. Dengan memahami dan mengetahui sumber
Dukungan sosial dapat berasal dari beberapa dukungan sosial mana yang efektif bagi
sumber (orang tua, guru, teman dekat dan individu, maka individu akan mendapatkan
teman sekolah) dan terdiri dari beberapa jenis dukungan sosial yang sesuai dengan
(emosi, informasi, penilaian dan instrumen), permasalahan yang dihadapi.Menurut
yang dapat berfungsi untuk meningkatkan Rook dan Dooley (dalam Herry, 2011), ada
penyesuaian dan hasil siswa.Sedang Pierce dua sumber dukungan sosial, yaitu: a)
100 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 97-109
dasar manusia; 2). Relationships. Pola norma, perilaku belajar anaknya juga dipengaruh
nilai dan interaksi yang membentuk oleh lingkungan sekolah.
hubungan di sekolah memberikan suatu Berdasarkan hasil pengamatan penulis
daerah penting dari iklim sekolah; 3). selama masa studi kasus (PPL) yang
Teaching and learning, merupakan salah satu berlangsung selama satu bulan (27 Oktober
dimensi yang penting dari iklim sekolah. - 27 Nopember) di SMP Negeri 2 Kediri
Iklim sekolah yang positif mempromosikan menemukan beberapa siswa kelas VIII yang
pembelajaran yang kooperatif , kohesi kurang bisa mengatur dirinya untuk bisa
kelompok dan saling menghormati dan belajar mandiri. Mereka berangkat ke sekolah
percaya; 4). Environmental-structural, terbagi hanya sekedar memenuhi kewajibannya dan
menjadi dua aspek, yakni keterhubungan menghindari kemarahan orang tua. Mereka
atau keterlibatan sekolah dan tata letak fisik juga kurang maksimal dalam proses belajar di
dan sumber daya. kelas karena kurangnya dukungan sosial dari
Banyak faktor yang secara signifikan keluarga. Namun penulis juga menemukan
memberikan warna dalam membentuk siswa yang tetap mampu berprestasi secara
kualitas dan karakter iklim sekolah, akademik dan non-akademik meski ia
yaitu ruang sekolah merupakan dimensi kurang mendapatkan dukungan sosial dari
lingkungan lain yang berdampak pada orang tua. Berdasarkan permasalahan di
perasaan siswa mengenai keselamatan atas, penulis tertarik melakukan penelitian
mereka. Astor et. al. (dalam Amrit Thapa et mengenai:1). Adakah hubungan yang
al, 2014), menunjukkan bahwa siswa merasa signifikan antara dukungan sosial keluarga
tidak aman di area gedung sekolah yang dengan self regulated learning siswa kelas VIII
tanpa pengawasan. Pada kenyataannya, SMP Negeri 2 Kediri?; 2). Adakah hubungan
ada pengembangan dari badan penelitian yang signifikan antara iklim sekolah dengan
yang menjelaskan bagaimana variabel self regulated learning siswa kelas VIII SMP
lingkungan, seperti tata letak ruang kelas, Negeri 2 Kediri?; 3). Apakah keduanya
jadwal kegiatan, dan interaksi siswa-guru, mempengaruhi self regulated learning siswa
dapat mempengaruhi perilaku siswa dan kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri?
perasaan keamanan. Dimensienvironmental-
structural mencakup kebersihan, ketertiban,
daya tarik fasilitas sekolah dan sumber daya METODE PENELITIAN
yang memadai.
Namun sungguh disayangkan, sekarang Pendekatan penelitian yang digunakan
ini banyak keluarga terutama orang tua yang dalam penelitian ini adalah penelitian
tidak begitu faham akan arti kehadirannya kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis
dalam proses belajar siswa. Mereka penelitian deskriptif assosiatif atau hubungan.
menyerahkan segala urusan pendidikan Disebut demikian karena penelitian ini
anaknya pada sekolah dan lembaga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
bimbingan belajar kemudian mereka tinggal dukungan sosial dan iklim sekolah terhadap
berfokus untuk mencari uang. Dukungan self regulated learning siswa yang selanjutnya
sosial keluarga yang banyak didapat siswa dianalisis lebih lanjut guna mengetahui
hanya berupa materi sehingga membuat pengaruh dukungan sosial dan iklim sekolah
siswa dalam proses belajar mandiri dari siswa terhadap self regulated learning. Adapun teknik
kurang maksimal. Dan keluarga juga kurang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peka akan lingkungan yang ada di sekolah, korelasi dan regresi berganda.
sehingga membuat banyak dari keluarga Populasi dalam penelitian ini adalah
terutama orang tua tidak menyadari seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri
102 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 97-109
tahun ajaran 2014/2015 sejumlah 345 siswa. dukungan social keluarga siswa kelas VIII
Adapun teknik pengambilan sampel yang SMP Negeri 2 Kediri adalah 186,33 yang
digunakan ialah teknik probability sampling termasuk dalam kategoritinggi.
berupa simple random sampling. Penentuan b. Iklim sekolah
jumlah sampel dari populasi tertentu Skala Iklim Sekolah yang digunakan
didasarkan pada tabel penentuan yang untuk mengetahui tingkat iklim sekolah
dikembangkan oleh Isaac dan Michael (dalam dari siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri
Sugiono, 2013) untuk tingkat tingkat kesalahan yang mencakup empat aspek, yaitu:
1%, 5% dan 10%.Peneliti mengambil taraf safety, teaching and learning, relationship
kesalahan 5% sehingga jumlah sampel yang dan environment-structural.Berdasarkan uji
digunakan dalam penelitian adalah 172 siswa. validitas, reabilitas, gambaran mean dan
Metode yang digunakan dalam pengumpulan standar deviasi diperoleh daftar distribusi
data adalah dengan menggunakan skala, variabel dukungan sosial keluarga sebagai
yaitu skala dukungan sosial dari teori House, berikut.
iklim sekolah dari Teori Jonathan Cohen dan
self regulated learning dari Zimmerman. Skala Tabel 2.Tabel distribusi variabel iklim sekolah.
yang digunakan berbentuk skala likert. Skor Kategori Nilai
yang diberikan bergerak dari 1 sampai 5.
Sangat Tinggi 248,2-295
Tinggi 200,9-248,1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedang 153,6-200,8
Dalam upaya menjawab pertanyaan
Rendah 106,3-153,5
penelitian yang ada, maka dilakukanlah
Sangat Rendah 59-106,2
penyusunan skala sesuai dengan teori yang
Dari skala iklim sekolah yang telah
digunakan.
dibagikan ke subjek penelitian diperoleh
a. Dukungan Sosial Keluarga
data bahwa nilai rata-rata persepsi siswa
Skala dukungan sosial keluarga dari
kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri terhadap iklim
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri,
sekolah adalah sebesar 227,83 yang termasuk
mencakup empat aspek, yaitu: dukungan
dalam kategori tinggi.
empati, dukungan penghargaan,
c. Self regulated learning
dukungan instrumental dan dukungan
Skala ini digunakan untuk mengetahui
informatif. Berdasarkan uji validitas,
tingkat self regulated learning dari siswa kelas VIII
reabilitas, gambaran mean dan standar
SMP Negeri 2 Kediri yang mencakup tiga aspek,
deviasi diperoleh daftar distribusi
yaitu metakognisi, motivasi dan perilaku.
variabel dukungan sosial keluarga
sebagai berikut. Tabel 3.Tabel distribusi variabel self regulated
learning.
Tabel 1.Tabel distribusi variabel dukungan
sosial keluarga. Kategori Nilai
Kategori Nilai Sangat Tinggi 193,6-230
Sangat Tinggi 197,62-235 Tinggi 156,7-193,5
Tinggi 160,01-197,61 Sedang 119,8-156,6
Sedang 122,4-160 Rendah 82,9-119,7
Rendah 84,7-122,3 Sangat Rendah 46-82,8
Sangat Rendah 47-84,6 Berdasarkan skala self regulates learning
Dari skala dukungan sosial keluarga yang siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri diperoleh
telah dibagikan ke subjek penelitian data bahwa nilai rata-rata siswa adalah sebesar
diperoleh data bahwa nilai rata-rata 175,49 yang termasuk dalam kategori tinggi.
Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN... 103
Tabel 8.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 13.270 12.107 1.096 .275
Dukungan Sosial Keluarga .273 .059 .272 4.619 .000
Iklim Sekolah .489 .051 .565 9.607 .000
a. Dependent Variable: Self Regulated Learning
dapat meningkatkan prestasi akademik.
Tabel 9. Iklim sekolah menggambarkan keadaan
Model Summary warga sekolah dalam keadaan riang dan
Adjusted Std. Error of
mesra ataupu kepedulian antara satu
Model R R Square R Square the Estimate
1 .682a .465 .462 14.627 dengan yang lain. Menurut Creemers
2 .725b .525 .519 13.824 dan Scheerens (dalam Supardi, 2013),
a. Predictors: (Constant), Iklim hubungan yang mesra pada iklim sekolah
Sekolah disebabkan terdapat hubungan yang
b. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah,
baik antara kepala sekolah dan guru, dan
Dukungan Sosial Keluarga diantara guru dengan murid.
Berdasarkan tabel coefficient,didapat
Iklim sekolah sangat penting dalam
thitung untuk iklim sekolah sebesar 9,607
membentuk self regulated learning
sedang ttabel dengan df 171 dan taraf
siswa karena iklim sekolah merupakan
signifikansi (α) 5% diperoleh sebesar
keyakinan, nilai-nilai dan sikap bersama
1,654. Karena thitung (9,607) >ttabel (1,654)
yang membentuk interaksi antara siswa,
maka terima Ha yang berarti ada
guru, dan administrator. Iklim sekolah
hubungan yang signifikan antara iklim
juga bisa disebut dengan aturan yang
sekolah dengan self regulated learning.
menggambarkan parameter perilaku
Berdasarkan pengujian hipotesis
yang dapat diterima dan norma untuk
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
sekolah (Mitchell et al, 2010).Mengingat
yang signifikan antara variabel
hubungan antara iklim sekolah dan
iklim sekolah dengan self regulated
hasil yang positif dari siswa, seperti
learning siswa kelas VIII SMP Negeri 2
peningkatan prestasi akademik dan
Kediri dengan R=0,525 dan koefisien
mengurangi masalah disiplin, maka
determinasi (Rsquare) sebesar 0,525.
sangat penting untuk membuat iklim
Nilai koefisien yang didapat termasuk
sekolah menjadi baik dan sehat.
dalam tingkat tinggi. Jadi terdapat
3. Ha: Ada pengaruh antara dukungan sosial
hubungan yang tinggi antara iklim
keluarga dan iklim sekolah terhadap self
sekolah dengan self regulated learning
regulated learning
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri.
Ho: Tidak ada pengaruh antara dukungan
Nilai koefisien determinasi (Rsquare)
sosial keluarga dan iklim sekolah
yang didapat menunjukkan bahwa
terhadap self regulated learning
variabel iklim sekolah mempengaruhi
Hipotetis ini dilakukan untuk
variabel self regulated learning siswa kelas
mengetahui secara jelas mengenai
VIII SMP Negeri 2 sebesar 52,5 %.
pengaruh antara dukungan sosial
Iklim sekolah menurut Shahril
keluarga dan iklim sekolah dengan self
Marzuki (dalam Supardi, 2013), ialah
regulated learning.
keadaan sekitar sekolah dan suasana
Cara mengetahui ada tidaknya
yang sunyi dan nyaman yang sesuai
pengaruh antara dukungan sosial keluarga
dan kondusif untuk pembelajaran yang
106 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 97-109
dan iklim sekolah dengan self regulated learning siswa kelas VIII SMP Negeri 2
learning dengan membandingkan Fhitung sebesar 52,5 %.
dengan Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel maka terima Aspek yang mendukung keberhasilan
Ha, dengan Ftabel = t0, 5a: df=n-2. pembelajaran diantaranya dukungan
Tabel 10 sosial keluarga dan iklim sekolah.
ANOVA b Dukungan sosial keluarga sangat
Sum Mean diperlukan untuk membimbing siswa,
Model of Squares df Square F Sig. terutama dalam usia remaja, karena
1 Regression 35682.509 2 17841.254 93.365 .000a meski mereka perlu menentukan
Residual 32294.486 169 191.092
Total 67976.994 171 tujuannya dengan jelas terhadap bidang
a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah, akademiknya. Begitu juga iklim sekolah
Dukungan Sosial Keluarga juga turut mempengaruhi pembelajaran
b. Dependent Variable: Self Regulated siswa. Sekolah menjadi tempat utama
Learning
dalam proses pembelajaran siswa dan
Tabel 11.
banyak waktu yang dihabiskan siswa
Model Summary untuk berada di sekolah. Sehingga
Adjusted Std. Error
Model R R Square R Square of the Estimate hubungan yang terjalin pada semua
1 .725a .525 .519 13.824 pihak di sekolah (kepala sekolah, guru,
a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah, dan murid) harus berjalan baik agar hasil
Dukungan Sosial Keluarga belajar siswa lebih optimal.
Berdasarkan penghitungan dengan Penelitian dari Adicindro dan
menggunakan progam SPSS 16.0for Purnamasari (2011), diketahui bahwa
windows didapat Fhitung sebesar 93,365 ada hubungan positif yang sangat
sedang Ftabel dengan df 171 dan taraf signifikan antara efikasi diri dan
signifikansi (α) 5% diperoleh sebesar 1.654. dukungan sosial keluarga dengan self
Karena Fhitung (93,365) >Ftabel(3,05) maka regulated learning (r=0,837, p=0,000), ada
terima Ha yang berarti ada hubungan hubungan positif yang sangat signifikan
yang signifikan antara dukungan sosial antara efikasi diri dengan self regulated
keluarga dan iklim sekolah terhadap self learning (r=0,836, p=0,000) dan positif
regulated learning. yang sangat signifikan antara dukungan
Berdasarkan pengujian hipotesis sosial keluarga dengan self regulated
menunjukkan bahwa terdapat hubungan learning (r=0,418, p=0,002).
yang signifikan antara variabel dukungan Hasil penelitian yang terdahulu
sosial keluarga dan iklim sekolah mempunyai kemiripan dengan hasil
terhadap self regulated learning siswa penelitian yang dilakukan peneliti,
kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri dengan dimana terdapat hubungan yang positif
R=0,725 dan koefisien determinasi dan signifikan antara dukungan sosial
(Rsquare) sebesar 0,525. Nilai koefisien keluarga dan iklim sekolah self regulated
yang didapat termasuk dalam tingkat learning siswa. Hubungan positif tersebut
tinggi. Jadi terdapat hubungan yang berarti semakin tinggi dukungan
tinggi antara dukungan sosial keluarga sosial keluarga dan iklim sekolah maka
dan iklim sekolah dengan self regulated akan semakin tinggi pula self regulated
learning siswa kelas VIII SMP Negeri learningsiswa, begitu sebaliknya jika
2 Kediri. Nilai koefisien determinasi semakin rendah dukungan sosial
(Rsquare) yang didapat menunjukkan keluarga dan iklim sekolah maka akan
bahwa variabel dukungan sosial keluarga semakin rendah pula self regulated
dan iklim sekolah secaea bersama-sama learning siswa. Hal ini juga terlihat dari
mempengaruhi variabel self regulated
Siti Fatimah Ma'ruf, Moch. Muwaffiqillah, Moh. Irfan Burhani, PENGARUH DUKUNGAN... 107
Sehingga diharapkan untuk peneliti Fan, Weihua et al. (2011).A Multilevel Analysis
selanjutnya melakukan penelitian Of Student Perception Of School Climate:
mengenai faktor internal dengan self The Effect Of Social And Academic Risk
regulated learnin dan juga masih banyak Factors. Psychology in the School,48 (6).
faktor lain yang mempengaruhi self
regulated learning.
Fasikhah, Siti Suminarti dan Siti Fatimah.
(2013). Self Regulated Learning (SLR)
DAFTAR PUSTAKA Dalam Meningkatkan Prestasi Akademik
Pada Mahasiswa.Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan, 1 (1).
Adicondro, Nobelina dan Alfi Purnamasari. Mitchell, Mary M. et al.(2010). Student and
(2011). Efikasi Diri, Dukungan Sosial Teacher Perceptions of School Climate:
Keluarga Dan Self Regulated Learning A Multilevel Exploration of Pattern of
Pada Siswa Kelas VIII. Jurnal Humanitas, Discrepacy.Journal of School Health, 80 (6).
3 (1).Yogyakarta: Universitas Ahmad
Dahlan.
Nurmalasari, Yani. (2015). Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada
Azwar, Saifuddin. (2004). Metode Penelitian. Remaja Penderita Penyakit Lupus.Jurnal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma.