Anda di halaman 1dari 16

KONTRIBUSI SELF REGULATED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

Sutikno
Dinas P dan K Kabupaten Trenggalek
Email : sutikno.tgl@gmail.com
Jl. RA Kartini No. 76 Tlp. (0355) 791344 Trenggalek

Abstrak: Fenomena yang terjadi banyak praktisi pendidikan atau pendidik sebagai agen
pembelajaran yang kurang memahami pentingnya Self regulated learning dan implikasinya
dalam pembelajaran. Sehingga belum dapat menghasilkan desain pembelajaran yang efektif
dan hasil belajar peserta didik secara optimal. Kajian ini bertujuan memperkaya khasanah
keilmuan dan membantu memberi solusi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
Self regulated learning merupakan karakteristik belajar peserta didik yang telah diyakini
ahli-ahli psikologi, yang telah mengakomodasikan pandangan tentang peserta didik yang
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, aktif dalam belajar, dalam upaya
meningkatkan prestasi belajarnya. Hasil kajian secara teoretik dan empirik menunjukkan
bahwa Self regulated learning mempunyai kontribusi yang signifikan dalam pembelajaran,
meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu pendidik harus memiliki
wawasan keilmuan yang luas dalam psikologi pembelajaran dan mampu mengkondisikan
melalui desain pembelajaran yang konstruktivistik dan yang penuh makna.

Kata kunci : kontribusi, self regulated learning, pembelajaran

Abstract: The phenomenon happens many educational practitioners or educators as agents


of instructional the less understanding the importance of Self regulated learning and
intructional hearts implications. So it can not produce effective instructional design and
learning outcomes of students optimally. This study aims to enrich the knowledge and helps
giving solutions hearts quality efforts to improve instructional. Self regulated learning is
learning characteristics learners who has believed expert-psychologist, has to accommodate
the views of students those responsible against individual learning, active learning hearts,
hearts efforts to improve learning achievement. The results of the study showed that the
theoretical and empirical Self regulated learning has a significant contribution hearts
instructional, improving learning achievement results learners. By therefore educators must
have scientific insights of psychology hearts broad instructional and able to condition
through instructional design the constructivist and the full of meaning.

Keywords : contribution, self regulated learning, instructional

PENDAHULUAN lebih ditentukan oleh jaringan informasi


Era revolusi informasi dan yang memungkinkan berinteraksi dan
globalisasi pengaruh teknologi informasi kolaborasi .
dan komunikasi dalam dunia pendidikan Kondisi saat ini dari banyaknya
semakin terasa. Menuntut arah pendidikan informasi kurang diimbangi dengan waktu
yang lebih terbuka dan bermedia. yang tersedia bagi peserta didik atau
Pendidikan masa mendatang akan bersifat pebelajar untuk mengakses sumber
luwes (flexible), terbuka dan dapat diakses informasi tersebut, sehingga ketika
oleh siapapun. Pendidikan mendatang akan informasi terpapar begitu jelas dan luas

188
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 189

namun tidak terserap dengan baik maka regulated learning aktivitas belajar banyak
menjadikan penyajian informasi tersebut dikendalikan oleh peserta didik sendiri.
menjadi kurang bermakna. Juga proses Self regulated learning sebagai proses
pembelajaran yang behavioristik belum aktivitas peserta didik dalam menetapkan
dapat mengkondisikan peserta didik untuk tujuan belajar, mengarahkan, mengawasi
me-numbuhkan kemandirian dan mengatur dan mengatur serta mengendalikan kognisi
diri dalam belajarnya. mereka (Zimmerman, 2002). Jadi, self
Pergeseran paradigma pembelajaran regulated lear-ning adalah usaha individu
dari yang berpusat pada pendidik menjadi untuk memonitor kemampuan diri sendiri,
pembelajaran yang berpusat pada peserta untuk membuat perencanaan dan me-
didik, memerlukan strategi yang tepat lakukan pemantauan dalam menyelesaikan
sehingga pembelajaran bisa efektif dan tugas-tugas secara baik.
bermakna. Seiring dengan proses Self regulated learning merupakan
pembelajaran faktor-faktor psikologis yang karakteristik peserta didik yang telah
ada dalam diri peserta didik yang berkaitan diyakini ahli-ahli psikologi, yang telah
dengan kegiatan belajar penting untuk mengakomodasikan pandangan tentang
dikembangkan secara harmonis dalam peserta didik yang bertanggung jawab
suatu desain pembelajaran. Peserta didik terhadap belajar sendiri, aktif dalam belajar
akan lebih aktif dalam belajarnya. dalam upaya meningkatkan prestasi
Aktivitas belajar diarahkan untuk belajarnya. Hasil penelitian Zimmerman
penguasaan kompetensi baik itu sikap, (2008) membuktikan bahwa kelompok
pengetahuan maupun keterampilannya peserta didik yang memiliki self regulated
(Anderson, et al, 2001). lear-ning menunjukkan adanya
Perlu dipertimbangkan faktor- peningkatan hasil belajar yang signifikan
faktor lain yang terdapat pada diri peserta di bidang keterampilan manajemen waktu
didik yang dapat memberikan kontribusi dan reaksi diri, dibanding dengan
terhadap prestasi hasil belajar. Salah satu kelompok peserta didik yang tidak
faktor tersebut merupakan bagian memiliki self regulated learning.
karakteristik belajar peserta didik yakni Self regulated learning merupakan
self regulated learning. Sebuah faktor internal peserta didik yang pasif,
pembelajaran yang sukses dapat dicapai artinya akan muncul dari akibat dampak
jika semua faktor ini berinteraksi dengan langsung terciptanya kondisi lingkungan
baik dan efisien sehingga perlu kontrol pembelajaran yang kondusif. Sesuai
secara aktif dan ilmiah. Dalam Self paradigma, bentuk pengkondisian melalui
190 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016

desain pembelajaran yang berpusat pada teoretik dan empirik self regulated
peserta didik (learner centered learning. Bagaimana kontribusi Self
instruction). Menurut Santrock (2004), regulated learning dalam pembelajaran.
prinsip learner centered instruction adalah Merupakan faktor penting dalam psikologi
instruksi dan perencanaan pada peserta pembelajaran dan implikasinya dalam
didik, bukan pada pendidik. Dalam hal ini desain pembelajaran.
pendidik memiliki karakteristik sebagai
fasilitator, motivator, dan evaluator. PEMBAHASAN
Semakin banyak melibatkan Kajian dibidang pendidikan ini
peserta didik dalam pembelajaran mandiri menggunakan metode eksplorasi secara
dan konstruktivistik semakin tinggi peran teoretik dan empirik mengenai self
self regulated learning. Pembelajaran regulated learning dan konstribusinya
mandiri memberikan kebebasan peserta dalam pembelajaran. Melalui studi
didik dalam menemukan kehidupan kepustakaan berbagai sumber bacaan baik
akademik yang sesuai dengan kehidupan berupa buku, hasil-hasil penelitian dan
sehari-hari dan memiliki makna (Johnson, akses internet diperoleh suatu kesimpulan.
2002). Pembelajaran mandiri dapat Kesimpulan diarahkan untuk menjawab
mengembangkan kemandirian belajar pada pertanyaan dalam kajian ini.
diri peserta didik baik secara individu Pengertian Self regulated learning
maupun dalam kelompok. Kebebasan Self regulated learning merupakan
merupakan hal yang esensial dalam suatu proses belajar mengatur diri dalam
belajar, oleh karena itu peserta didik perlu gagasan, mengubah kebiasaan, perhatian,
difasilitasi. dan tindakan yang dapat dilakukan untuk
Menjawab permasalahan di atas membantu mempertahankan dan
diperlukan kemampuan untuk mengatur di meningkatkan hasil belajar. Self regulated
dalam hal belajarnya dan kemampuan learning berasal dari self regulated
memecahkan masalah belajarnya. Artinya (pengaturan diri), yaitu individu
diperlukan kepribadian-kepribadian bagi melakukan aktivitas belajar, dalam suatu
peserta didik atau pebelajar yang sanggup psikologis. Zimmerman (1998)
mengelola diri sendiri, mengarahkan diri menjelaskan bahwa Self regulated learning
dan mencapai aktualisasi diri sesuai adalah pengetahuan potensial dimiliki
dengan potensinya. individu untuk meningkatkan prestasi
Selanjutnya pembahasan dalam belajar, merencanakan cara belajar,
makalah ini terfokus pada kajian secara menentukan langkah-langkah yang dapat
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 191

dilakukan mencapai tujuan belajar serta mengembangkan pengetahuan tersebut


mengevaluasi keberhasilan dan melalui kemampuan dan keterampilan
kekurangan yang diperoleh. yang dimiliki dan dapat mencapai serta
Individu memiliki kemampuan mempertahankan hasil belajarnya.
untuk mengatur dan mengontrol dirinya Pendapat di atas menunjukkan
dengan mengembangkan tiga proses yaitu, bahwa kebiasaan peserta didik mengatur
(1) dalam observasi diri, semakin diri dalam belajar meningkatkan proses
sistematis individu memantau tingkah proaktif belajar dan menumbuhkan
lakunya, maka semakin cepat individu motivasi intrinsik. Proses pencapaian Self
sadar akan hal yang dilakukan, (2) evaluasi regulated learning merupakan usaha
diri dilakukan melalui penilaian diri, membantu peserta didik memahami hal
individu dapat menentukan apakah yang dimiliki oleh dirinya seperti: inisiatif
tindakan pemilihan cara belajar tepat, (3) pribadi, rasa tanggung jawab, ketekunan
reaksi diri ketika individu berhasil dan kemampuan berpikir menghadapi
melakukan sesuatu akan merasakan tugas-tugas sulit (Darmiany, 2009).
kepuasan atau kesenangan, namun jika Konstruk Self regulated learning terbagi
mengalami kegagalan individu mengalami dua yaitu: (1) kepercayaan akan
kekecewaan. Menurut Zimmerman (2002) kemampuan diri dan (2) pengharapan
bahwa pendidikan Self regulated learning untuk berhasil dalam mencapai tujuan
menetapkan tujuan belajar yang ingin yang telah ditetapkan. Kepercayaan diri
dicapai, mengatur dan mengawasi berarti keyakinan seseorang untuk bisa
kemajuan mereka. Dari pendapat di atas menguasai dengan baik perilaku yang
dapat dikatakan, Self regulated learning dibutuhkan dalam mencapai suatu prestasi
adalah karakteristik belajar dengan (Elliot et al, 2000).
pengaturan diri sebagai proses proaktif Dalam Self regulated learning
dalam menentukan tujuan (perencanaan), terdapat beberapa kemampuan peserta
monitoring, dan evaluasi. Proses tersebut didik, yakni: (1) kemampuan memperjelas
dilandasi oleh ketekunan, keyakinan pada tujuan belajarnya, (2) kemampuan
kemampuan sendiri dan komitmen menyesuaikan materi belajar dengan bakat
pencapaian tujuan belajar atau dan minatnya, (3) kemampuan
menyelesaikan tugas-tugas akademik. menciptakan pendidikan yang menantang,
Sasaran yang diharapkan ialah agar peserta merangsang, dan menyenangkan, dan (4)
didik dapat menguasai dengan baik kemampuan menghindari tekanan yang
pengetahuan yang diterima, dapat tidak menentu, seperti suasana
192 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016

menakutkan, mengecewakan, dan umum pembelajaran akademis, yaitu


membingungkan (Zimmerman, 1989). kognisi, motivasi dan perilaku.
Selain memiliki beberapa Sesuai aspek di atas, selanjutnya
keunggulan Self regulated learning itu Wolters, et al, 2003) menjelaskan secara
juga terdapat 3 (tiga) kelemahan, yaitu: (1) rinci penerapan dalam setiap aspek Self

cenderung kurang terjadi interaksi diantara regulated learning sebagai berikut:

peserta didik, (2) peserta didik Pertama, untuk mengontrol atau


meregulasi kognisi meliputi macam-
kemungkinan terbentur dalam
macam aktivitas kognitif dan metakognitif
menyelesaikan tugas mandiri yang
yang mengharuskan individu terlibat untuk
kompleks, dan (3) tuntutan pengaturan diri
mendapatkan dan mengubah kognisinya.
belajar tidak mudah dicapai pada tingkat
Strategi pengulangan, elaborasi, dan
yang tinggi. Berdasarkan beberapa
organisasi dapat digunakan individu untuk
keunggulan self regulated learning
mengontrol kognisi dan proses belajarnya.
tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan
Kedua, untuk meregulasi motivasi
melalui siklus belajar empat langkah melibatkan aktivitas yang penuh tujuan
secara sistematis, dimana peserta didik dalam memulai, mengatur atau menambah
pasif memungkinkan akan lebih kemauan untuk, memulai, mempersiapkan
menumbuhkan kearah proaktif belajar tugas berikutnya, atau menyelesaikan
yang pada gilirannya dapat membantu aktivitas tertentu atau sesuai tujuan.
meningkatakan hasil belajar. Regulasi motivasi adalah semua
Aspek-aspek Self regulated learning pemikiran, tindakan atau perilaku dimana
Self regulation merupakan peserta didik bersaha mempengaruhi
fondamen dalam proses sosialisasi dan pilihan, usaha, dan ketekunan tugas
melibatkan perkembangan fisik, kognitif akademisnya.
dan emosi. Siswa dengan self regulation Ketiga, untuk meregulasi perilaku
pada tingkat yang tinggi akan memiliki merupakan usaha individu untuk
kontrol yang baik dalam mencapai tujuan mengontrol sendiri perilaku yang nampak.
akademisnya. Self regulation yang Dijelaskan lebih lanjut bahwa perilaku
diterapkan dalam self regulated learning , adalah aspek dari pribadi, walaupun bukan
mengharuskan siswa fokus pada proses self internal yang direpresentasikan oleh
pengaturan diri guna memperoleh kognisi, motivasi dan afeksi. Meskipun
kemampuan akademisnya. Menurut begitu individu dapat melakukan
Zimmerman (1989) Self regulated learning observasi, memonitor, dan berusaha
terdiri atas pengaturan dari tiga aspek mengontrol dan meregulasinya dan seperti
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 193

pada umumnya aktivitas tersebut dapat mengurutkan prioritas, menentukan waktu


dianggap sebagai self regulatory bagi dan menyelesaikan rencana semua
individu. Regulasi perilaku meliputi aktivitas yang terkait dengan tujuan
regulasi usaha, waktu dan lingkungan, dan tersebut, seperti saya selalu membuat revisi
pencarian bantuan. atas rangkuman buku sebelum tes
Langkah-langkah dalam Self regulated diadakan. (4) mencari informasi, usaha
learning peserta didik mencari informasi dari
Self regulated learning berbagai sumber yang berkaitan dengan
membentuk sifat belajar yang tugas, misalnya melalui perpus takaan. (5)
memungkinkan individu untuk ber- menyimpan catatan dan memantau, usaha
tanggung jawab terhadap belajarnya peserta didik mencatat hal-hal penting
sendiri. Indikator yang melekat pada dalam suatu diskusi. (6) mengatur
peserta didik telah mampu mengatur lingkungan, usaha peserta didik agar
kegiatan belajar dengan baik akan berbeda membuat belajar lebih nyaman, dengan
perilaku jika dibandingkan peserta didik mengatur lingkungan fisik maupun psikis.
yang belum mampu mengatur diri kegiatan (7) konsekuensi diri, usaha peserta didik
belajar. Langkah-langkah kegiatan self dalam mempersiapkan dan melaksanakan
regulated learning yang diterapkan dalam ganjaran untuk kesuksesan atau
diri peserta didik atau pebelajar menghargai hasil yang diperoleh demikian
sebagaimana dijelaskan Zimmerman pula kegagalan. (8) mengulang dan
(1989) adalah sebagai berikut: (1) evaluasi mengingat, usaha peserta didik untuk
diri (self evaluation), usaha peserta didik mengingatingat materi bidang studi dengan
untuk menilai kualitas tugas yang telah diam atau suara keras. (9) mencari
diselesaikan misalnya mengecek tugas dukungan sosial dari rekan sebaya dan
untuk memastikan bahwa saya pendidik serta memeriksa catatan seperti:
melakukannya dengan benar. (2) mengatur usaha peserta didik membaca kembali
dan mengubah (organizing and catatan ulangan atau buku.
transforming), usaha peserta didik dalam Dalam proses aktivitas belajar,
mengatur ulang materi petunjuk untuk penerapan Self regulated learning untuk
mengembangkan proses belajar termasuk memandu peserta didik proaktif belajar
merangkum bagian-bagian penting suatu melalui model siklus yang meliputi 4
bab buku wajib. (3) menetapkan tujuan dan (empat) langkah (Zimmerman, 1996).
perencanaan, usaha peserta didik untuk Pelaksanaannya dalam pembelajaran mulai
mencapai tujuan belajar dan rencana untuk
194 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016

dari tahap perencanaan, pelaksanaan, informasi/memilih sumber belajar yang


monitoring dan evaluasi diri. diperlukan melalui perpustakaan (mencari
Tahap pertama perencanaan, buku-buku), laboratorium, internet,
diawali fasilitator menyiapkan ruang kelas bertanya kepada teman atau pendidik.
atau laboratorium/bengkel secara baik Disamping itu peran pendidik sebagai
sehingga dapat memungkinkan self motivator yang membantu mengarahkan
regulated learning berlangsung. dan memberikan motivasi peserta didik
Selanjutnya fasilitator menyampaikan untuk mencapai tujuan pendidikan dan
kepada peserta didik apa yang akan menyelesaikan tugas dengan baik. Faktor
dipelajari dan beberapa alternatif tujuan lain yang juga sangat penting bahwa
pendidikan serta konsep yang diperlukan pendidik menghargai kemampuan peserta
untuk memahami materi pelajaran saat itu. didik yang beragam (different individual).
Peserta didik mendengar dan Tahap ketiga monitoring strategi
memperhatikan pengarah-an. Peserta didik hasil, bahwa aktivitas peserta didik
menentukan tujuan belajar dan cara belajar memfokuskan diri memperhatikan atau
yang tepat sesuai kemampuan, memiliki mengecek antara hasil belajar dan
keyakinan, dan motivator memberikan menentukan cara belajar yang tepat
motivasi untuk mencapai tujuan digunakan dalam menyelesaikan masalah
(menyelesaikan tugas). atau tugas .
Tahap kedua pelaksanaan dan Tahap keempat evaluasi diri, pada
monitoring, fasilitator menyiapkan tahap ini peserta didik melakukan
beragam jenis tugas yang dapat dipilih penilaian diri, yaitu mengevaluasi kualitas
dengan tingkat kesulitan berbeda. Peserta hasil usaha belajar atau tugas-tugas
didik melakukan serangkaian aktivitas dengan membandingkan informasi yang
belajar, menggarisbawahi dan mencatat, diperoleh pada suatu standar. Peran
membuat rangkuman atau meringkas seorang pendidik adalah evaluator dalam
(mengkolaborasi), mengatur waktu dan hal ini menilai pencapaian performansi
lingkungan belajar yang menyenangkan, peserta didik secara berkesinambungan.
menyusun materi, (mengorganisasi) terkait Langkah-langkah tersebut dapat
materi pelajaran dan aktif menjawab ditunjukkan dalam gambar 1.
pertanyaan (interaktif) serta tekun secara
mandiri menyelesaikan tugas-tugas yang
sulit. Untuk di luar lingkungan kelas
peserta didik berupaya mencari
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 195

Pendidik mengarahkan peserta didik untuk


memberikan motivasi mencapai tujuan dan
Kegiatan menyelesaikan tugas dan menghargai
Perencanaan 3 Inti, perbedaan kemampuan peserta didik.
Motivator Peserta didik memiliki keyakinan diri atau
keteguhan menyelesaikan tugas dengan
cepat dan baik.
Evaluasi diri
Peserta didik mengevaluasi tugas,
mengecek dengan ber- patokan pada standar
Pelasksanaan
Evaluasi diri dan Kegiatan tinggi,
Monitoring 4 Penutup, Pendidik (evaluator) melakukan penilaian
Evaluator tugas mandiri untuk mengarahkan peserta
didik sehingga dapat mengetahui sejauh
mana peserta didik menguasai materi yang
telah dipelajari.

Monitoring
hasil strategi Faktor-faktor Pendorong Self regulated
learning
Gambar 1 A Cyclic model of self regulated Upaya individu dalam mengatur
learning
atau mengarahkan belajarnya didorong
Pelaksanaan dalam pembelajaran
oleh faktor-faktor yang saling mem-
perlu disusun langkah-langkah kegiatan
pengaruhi yaitu dari dalam diri, perilaku
atau skenario pembelajaran sesuai dalam
dan lingkungan belajar (Zimmerman,
tabel 1
1989).
Tabel 1.
Pertama, dalam diri peserta didik
Langkah-langkah Self regulated learning
dalam Pembelajaran terdapat beberapa faktor berpengaruh salah
No Prosedur Proses Aktivitas satu diantaranya adalah pengetahuan yang
Pendidik menyampaikan tujuan umum
pendidikan praktik produktif kepada peserta dimiliki peserta didik (self knowledge).
didik.
Peserta didik memperhatikan, Zimmerman (1989) menjelaskan bahwa
Kegiatan mendengarkan informasi
1 Pendahul Peserta didik mengatur lingkungan belajar pengetahuan dalam Self regulated learning
uan (menyenangkan)
Peserta didik menentukan tujuan belajarnya
Peserta didik membuat perencanaan cara dibedakan dalam tiga jenis pengetahuan
belajar yang tepat atau mengerjakan tugas
dengan cepat dan baik. yakni, (a) pengetahuan deklaratif
Pelaksanaan dan monitoring
Pendidik membantu peserta didik mengatur (declarative knowledge), (b) pengetahuan
lingkungan belajar (menata kelas) yang
menyenangkan. prose-dural (procedural knowledge) dan
Pendidik menyampaikan berbagai alternatif
materi yang akan dipelajari praktik
produktif dengan ceramah termasuk (c) pengetahuan kondisional.
Kegiatan Peserta didik mengatur waktu dan materi
2 inti, yang dikembangkan sendiri Kedua, Self regulated learning
Fasilitator (mengorganisasi)
Pendidik memberi beberapa soal atau tugas dipengaruhi oleh perilaku yang
untuk dipilih
Peserta didik bebas memilih kompetensi ditampilkan saat mereka melaksanakan
yang dikuasai sesuai kemampuannya
Peserta didik memilih sumber belajar yang
diperlukan dan mengajukan pertanyaan tugas dan kegiatan. Perilaku tersebut saling
Peserta didik mengerjakan tugas.
mempengaruhi satu sama lain, dan perilaku
tersebut mencakup yaitu, (a) swa obervasi
196 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016

(self observation) adalah respon-respon kelas, dan memiliki efek kognitif dan
individu yang melibatkan pemantauan emosional penting pada diri peserta didik
secara sistematis terhadap unjuk kerja (Arends, 2007). Kedua pandangan ahli
mereka sendiri, (b) swa penilaian (self psikologi tersebut diatas menggambarkan
judgment) merupakan kemampuan bahwa faktor lingkungan belajar
individu untuk membandingkan unjuk mempengaruhi aktivitas belajar peserta
kerja dengan individu lainnya saat didik.
sekarang sesuai dengan tujuan yang ingin Pengaruh Self regulated learning
dicapai/ ditetapkan dan (c) swa reaksi (self terhadap Hasil Belajar
reaction) adalah respon kemajuan dari Kemampuan peserta didik dalam
tujuan yang telah ditetapkan oleh individu pengaturan diri belajar ke arah proses
(Bandura dalam Schunk, 1991). Swa reaksi proaktif dalam upaya untuk meningkatkan
lingkungan (environmental self reaction) hasil belajar merupakan hal utama
upaya untuk mengatur lingkungan agar penerapan self regulated learning. Kornell
menjadi nyaman belajar atau menemukan dan Metcalfe (2006) bahwa ketika orang
makna dalam belajar. memutuskan hal yang akan dipelajari,
Ketiga, struktur lingkungan belajar
banyak kesepakatan yang dibuat
adalah situasi lingkungan belajar yang
berdasarkan pada tujuannya yaitu, untuk
menyenangkan yang memiliki peran
menguasai secara keseluruhan apa yang
penting dalam menerapkan self regulated
dipelajari atau hanya beberapa yang
learning. Faktor lingkungan belajar yang
dikuasai saja. Sementara yang ber-
memberi kebebasan kepada peserta didik
hubungan dengan pertanyaan berapa lama
untuk melakukan pilihan-pilihan akan
untuk belajar, didasarkan pada dua
mendorong peserta didik terlibat secara
keputusan yakni, (1) berapa lama
fisik, emosional, dan mental dalam proses
melakukan sesuatu sebelum pindah untuk
belajar, dan oleh karena itu, akan dapat
mempelajari item yang lain, dan (2) kapan
memunculkan kegiatan-kegiatan yang
berhenti mempelajari semua item.
kreatif-produktif (Degeng, 2001). Dengan
Disamping itu, Stoeger & Ziegler (2007)
demikian suatu lingkungan belajar,
menemukan bahwa peserta didik yang
bagaimanapun kondisi penataannya, harus
dimaksudkan agar peserta didik mau dan menerapkan strategi Self regulated

mudah belajar. Cara penggunaan ruang learning menunjukkan usaha belajar yang

mempengaruhi atmosfer belajar di kelas, bagus, memiliki orientasi tujuan yang

mempengaruhi dialog dan komunikasi di jelas, memiliki kemampuan kontrol diri


Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 197

lebih baik dibandingkan dengan peserta kegagalan di sekolah. Para guru tidak
didik yang belajar dalam kelompok sepenuhnya mengontrol proses struk-
tradisional. turisasi lingkungan belajar untuk
Zimmerman (2008) menyatakan menstimulasi Self regulated learning
bahwa di bidang matematika kelompok (Lombarets, et al, 2009). Kondisi
yang menerapkan strategi Self regulated kontekstual mempunyai hubungan yang
learning lulus ujian memasuki sekolah signifikan pada penerapan Self regulated
lanjutan menunjukkan meningkat 50% learning di sekolah dasar (Lombarets &
dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan Engels, 2007). Kelompok yang
hasil penelitian Metcalfe & Kornell (2005) menerapkan strategi Self regulated
mengungkapkan aspek ketekunan yaitu learning memiliki motivasi intrinsik lebih
penilaian terhadap rata-rata belajar yang tinggi dari pada kelompok konvensional
tidak saja didasarkan dari belajar itu (Sungur & Tekkaya, 2006). Individu-
sendiri tetapi rata-rata dari belajar, dan individu yang menerapkan Self regulated
orang akan berhenti belajar ketika rata- learning nampak memperoleh nilai aka-
ratanya semakin turun atau kecil. Valle, et demik yang lebih positif dari pada yang
al, (2008) menemukan bahwa prediksi Self tidak menerapkan Self regulated learning
regulated learning variabel kognitif (Barnard-Brak,et.al. 2010).
memiliki pengaruh yang lebih besar Hasil penelitian Cheng (2011)
daripada variabel motivasi dalam menjelaskan adanya hubungan antara Self
perolehan hasil belajar. Peserta didik yang regulated learning dengan persepsi
menerapkan self regulated learning me- keefektifan belajar peserta didik.
miliki potensi meningkatkan kompetensi Menentukan model Self regulated learning
mereka di-bandingkan yang cenderung berdasarkan kejadian empiris terkait
mengindari terlibat dalam pelatihan self dengan motif belajar, pengaturan tujuan,
regulated learning. Dalam strategi teacher kontrol tindakan dan strategi belajar.
centered instruction mereka hanya belajar Montalvo dan Torres, (2004) menegaskan
tentang apa yang diberikan guru dan pasif bahwa Self regulated learning merupakan
di depan teman kelasnya (Nicol & sebuah penyatuan antara ketrampilan dan
Macfarelane-Dik, 2006). keinginan. Salah satu ciri dari peserta didik
Menurut Tuckman (2003) adalah kontrol terhadap motivasi dan
umumnya peserta didik cenderung yang emosianya. Peserta didik yang di-
tidak mampu mengatur diri dalam belajar orientasikan terhadap tujuan prestasi
menjadi salah satu faktor utama penyebab menunjukkan pola yang terdorong, tahu
198 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016

dan berperilaku. Peserta didik yang aspek pengetahuan prosedural pada


strategis telah belajar merencanakan, kelompok peserta didik yang memiliki Self
mengontrol dan mengevaluasi penge- regulated learning tinggi dan yang
tahuannyan, terdorong, berperilaku dan memiliki Self regulated learning rendah.
kontekstual. Santrock (2008) me- Hal ini berarti bahwa membangun

ngemukakan bahwa peserta didik yang karakteristik Self regulated learning atau

menggunakan Self regulated learning pengaturan diri dalam belajar peserta didik,

menunjukkan karateristik yang merupakan dengan menciptakan kondisi lingkungan


belajar yang kondusif, mendesain proses
konstruk tanggung jawab kemandirian
pembelajaran yang menggunakan model
belajar.
siklus empat langkah dapat menjadikan
Kajian literature Zumbrunn, et.al
peserta didik dari pasif menjadi proaktif,
(2011) menampilkan bahwa Self regulated
terbukti memiliki pengaruh lebih baik
learning sangat penting terhadap proses
terhadap hasil belajar. Kelompok peserta
belajar. Ini bisa membantu peserta didik
didik yang memiliki Self regulated
menciptakan kebiasaan belajar yang lebih
learning tinggi memperoleh rerata skor
baik dan menguatkan keterampilan
lebih tinggi dari kelompok peserta didik
belajarnya. Motivasi dan Self regulated
yang memiliki Self regulated learning
learning merupakan faktor penentu yang
rendah. Dari perbedaan inilah yang
utama dari hasil belajar peserta didik dan berpeluang menyebabkan munculnya
belajar sepanjang hayat. Salah satu perbedaan hasil belajar. Didukung dengan
diantara faktor-faktor psikologi yang hasil observasi selama penelitian ini dapat
mempengaruhi hasil belajar adalah Self disimpulkan bahwa peserta didik yang
regulated learning (Zimmerman, 2008). memiliki Self regulated learning tinggi
Berpijak pada beberapa pendapat dan menunjukkan hasil yang baik dalam
temuan ahli secara garis besar dapat menyusun proses kerja, dalam
dikatakan bahwa peserta didik yang melaksanakan proses kerja dan pengaturan
menerapkan Self regulated learning akan atau kecepatan waktu kerja.
memungkinkan lebih unggul perolehan Karakteristik peserta didik dalam
hasil belajarnya dibandingkan kelompok penelitian ini merupakan variabel mo-
peserta didik yang tidak menerapkan derator yang termasuk dalam kondisi

strategi belajar tersebut. pembelajaran sebagai aspek-aspek atau

Hasil penelitian Sutikno (2015) kualitas peserta didik. Karakteristik peserta

menunjukkan bahwa ada perbedaan yang didik akan amat berpengaruh dalam

signifikan hasil belajar praktik produktif pemilihan strategi pengelolaan, yang


Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 199

berkaitan dengan bagaimana menata tujuan belajar dan keefektifan memonitor


pembelajaran, khususnya komponen- dengan menumbuhkan kepercayaan diri
komponen strategi pembelajaran, agar pada diri peserta didik (Zimmerman &
sesuai dengan karakteristik perseorangan Schunk, 2007).
peserta didik. Hal ini akan dapat membawa
Temuan Keetch & Thimotty (2006)
pengaruh pada pelaksanaan dan hasil
menunjukkan bahwa tingkat kesulitan
pembelajaran secara keseluruhan (Degeng,
tugas memberikan pengaruh yang berbeda
2013). Suatu teori pembelajaran dapat
dalam meningkatkan hasil belajar peserta
dikatakan komperhensif apabila ia
didik yang menerapkan self reguted
berurusan dengan bagaimana cara
learning. Individu-individu yang
mengoptimalkan proses-proses internal
ketika seseorang belajar. menerapkan Self regulated learning

Hasil penelitian ini mendukung nampak memperoleh nilai akademik yang


temuan-temuan penelitian sejenis yang lebih positif daripada yang tidak
dilakukan sebelumnya. Juga sejalan menerapkan Self regulated learning
dengan penelitian Hayes. et. al (2008) (Barnard-Brak, et. al, 2010). Hasil
bahwa peserta didik yang menetapkan penelitian Cheng (2011) menjelaskan
tujuan belajar, dalam skor perolehan adanya hubungan antara Self regulated
belajar signifikan lebih baik dari pada learning dengan persepsi ke efektifan be-
peserta didik yang tidak menetapkan
lajar peserta didik.
tujuan. Salah satu diantara faktor-faktor
Dalam perencanaan selain me-
psikologi hasil belajar adalah self
netapkan tujuan, mempertimbangkan fak-
regulated learning. Salah satu komponen
tor lingkungan belajar dapat memberi
self regulated learning yang
manfaat besar. Menciptakan lingkungan
dikembangkan adalah menekankan
tindakan-tindakan yang berhubungan belajar yang menyenangkan dibangun

dengan pembelajaran di kelas (Simon, peserta didik bersama-sama pendidik


2009). karena memiliki efek kognitif dan
Hasil penelitian Kivinen (2003) emosional penting dalam proses aktivitas
menunjukkan bahwa peserta didik belajar, dimana peserta didik dapat secara
menetapkan tujuan belajar tinggi dan cara bebas, mengembangkan ide-ide dan
belajar yang tepat meningkatkan hasil kreativitas dalam menyelesaikan tugas-
belajar. Self regulated learning sebagai tugas. Pendapat ini sejalan dengan yang
proses proaktif membantu meningkatkan dikemukakan Degeng (2001) dan Sanjaya
hasil belajar dengan cara menetapkan (2006), yaitu bahwa struktur lingkungan
200 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016

belajar memberi kebebasan keterlibatan telah diyakini ahli-ahli psikologi, yang


peserta didik baik secara fisik, mental telah mengakomodasikan pandangan
emosional maupun intelektual setiap tentang peserta didik yang bertanggung
proses belajar dapat mudah belajar. jawab terhadap belajar sendiri, aktif dalam
Implikasi Self regulated learning dalam belajar, dalam upaya meningkatkan
Pembelajaran prestasi belajarnya. Self regulated learning
Berkenaan dengan strategi kognitif yang ada dalam diri perserta didik.
peserta didik atau pebelajar khususnya Self Merupakan faktor internal peserta didik
regulated learning berbagai kalangan yang pasif, artinya akan muncul dari akibat
ilmuwan telah banyak melakukan dampak langsung terjadinya kondisi
penelitian. Hasil penelitian lebih banyak lingkunga pembelajaran yang kondusif.
terkait dengan variabel-variabel lain yang Dalam hal ini pendidik memiliki ka-
memberikan dampak baru terhadap proses rakteristik sebagai fasilitator, motivator,
pembelajaran. Seperti halnya temuan dan evaluator. Kebebasan merupakan hal
Pintrich & De Groot (1990) menyatakan yang esensial dalam belajar, oleh karena
bahwa hasil kinerja atau prestasi sebuah itu peserta didik harus difasilitasi.
kelas pembelajaran lebih banyak Hasil kajian secara teoretik dan
ditentukan oleh motivasi dan kemampuan empirik menunjukkan bahwa Self
pengaturan diri dalam belajar. Temuan regulated learning mempunya kontribusi
yang sangat penting terkait penyelesaian yang signifikan dalam pembelajaran,
tugas menulis diungkapkan oleh Hammann meningkatkan prestasi hasil belajar peserta
(2005), yakni kontribusi pengaturan diri didik. Oleh karena itu pendidik harus
dalam belajar menjadi peran penting dalam memiliki wawasan keilmuan yang luas
menumbuhkan keyakinan untuk mencari dalam psikologi pembelajaran dan mampu
dan memotivasi diri akan kemampuan mengkondisikan melalui desain pem-
dalam menyelesaikan tugas menulis belajaran yang konstruktivistik, yang pe-
akademik. Tumbuhnya sebuah keyakinan nuh makna.
juga memberikan dampak terhadap sikap Karena begitu pentingnya landasan
menulis. psikologi dalam pembelajaran maka
kepada seluruh calon pendidik dan para
SIMPULAN pendidik diharapkan terus meningkatkan
Self regulated learning merupakan wawasan keilmuan dan mampu

karakteristik belajar peserta didik yang mengaplikasikan self regulated learnig


Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 201

dalam desain pembelajaran yang kondusif in the Online Learning


Environment, International Review
dan penuh makna, yaitu: (1) merancang of Research in Open and Distance
proses pembelajaran yang memungkinkan Learning, 11, (1): 63-78.
Cheng, E.C.K. 2011. The Role of Self
peserta didik secara bebas belajar Ragulated Learning in Enhaucing
berdasarkan kemampuan diri sendiri sesuai Learning Performance. The
International Journal of Research
dengan karakteristik peserta didik yang and Review, 6 (1): 1-16
memiliki self regulated learning, sehingga Darmiany. 2009. Penerapan Eksperiensial
dalam Mengembangkan Self
dapat diharapkan kompetensi hard skill regulated learning Mahasiswa.
dan soft skill dapat berkembang pada diri Disertasi tidak diterbitkan, Malang:
Prodi Bimbingan dan Konseling,
peserta didik secara optimal. (2) membuat Program Pascasarjana Universitas
dan memperhatikan susunan materi Negeri Malang.
Degeng, I.N.S. 2001. Kumpulan Bahan
pelajaran atau tugas-tugas dapat Pembelajaran, Menuju Pribadi
memberikan alasan yang logis dan natural. Unggul Lewat Perbaikan Kualitas
Pembelajaran di Perguruan Tinggi.
(3) membuat variasi kegiatan belajar atau Malang: Universitas Negeri
Malang.
menyediakan variasi pilihan tugas yang
Degeng, I.N.S. 2013. Ilmu Pembelajaran:
memberikan motivasi sehingga peserta Klasifikasi Variabel untuk
Pengembangan Teori dan
didik dapat maju sesuai kemandirian dan
Penelitian. Bandung: Arasmedia.
kecepatan masing-masing (different Elliot, S.N., Kratchwill, T.R., Cook, J.L. &
Traver, J.E. 2000. Educational
individual). (4) membuat evaluasi belajar Psychology : Effective Teaching,
atau tugas untuk mengarahkan peserta Effective Learning. Third Edition.
Boston: McGraw-Hill Higher
didik pada pencapaian tujuan belajar dan Education.
bukan menjustifikasi. Hammann, L. 2005. Self-Regulation in
Academic Writing Tasks.
International Journal of Teaching
DAFTAR PUSTAKA and Learning in Higher Education,
17 (1), 15-26.
Anderson, I.W. & Krathwohl, D.R., Hayes, S.C., Rosenforb, L., Wulfert, E.,
Airasian, P.W., Cruikshank, Munt, E.D., & Kor, Z. & Zattle,
K.A.,Mayer, P.E., Pintrich, Raths, R.D. 2008. Self Reinforcement
J., M Wittrock, M.C. 2001. A Effects: An Artifact of Social
Taxonomy for Learning, Teaching Standart Setting. Journal of
and Assessing : A Revision of Applied Behavior Analysis, 18 (1):
Blooms Taxonomy of Educational 201-2014.
Objectives. (Eds), Abridged Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching
Edition. New York : Longman. and Lerning: What it is and why
Arends, R.I. 2007. Classroom Instructional it’s here to stay. Diterjemahkan,
Management. New York : Ibnu Setiawan, 2007. Bandung:
McGraw-Hill Company. Mizan Media Utama.
Barnard Brak, L. & Oslan Paton, V. 2010. Kivinen, K. 2003. Assessing Motivation
Profiles in Self regulated learning and The Use of Learning Strategies
202 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016

by Sconday School Students in Schunk, D.H. 1991. Goal Setting and Self
Three International Schools. Efficacy During Self regulated
Tempere: Academic Dissertation, learning . Educational Psychology,
University of Tempere Finlandia. 25 (1): 71-86
Kornell, N. & Metcalfe, J. 2006. Study Simon, P.R. 2009. Classroom Learning
Efficacy and The Region of and Motivation. Clarfying and
Proximal Learning Framework : Expanding Goal Theory. Journal of
Learning, Memory & Cognition. Educational Psycology, 84 (1):
Journal of Experimental 272-281.
Psycholog,.32 (1) : 609-622. Stoeger, H. & Ziegler, A. 2007. Evaluation
Lombarets, K. & Engles, N. 2007. Teacher of A Classroom Based Training to
Beliefs Primary School Context Improve Self Ragulated Learning:
and The Actual Development at Which Pupils Profit The Most,
Self Regulated Learrning. Paper Mounscript: Submitted for
Presented The Annual Meeting of Publication.
The American Educational Sugur, S. & Tekkaya, C. 2006. Effects of
Research Association, Chicago, 26 Problem Based Learning and
Mart. Traditional Instruction on Self
Lombarets, K., Engles, N. & Van Break, J. regulated learning. Journal of
2009. Determinants of Teachers Educational Research, 99 (5): 307-
Recognitions of Self regulated 317
learning Practice in Elementary
Sutikno. 2015. Pengaruh Stretegi
Education. Journal of Educational
Pembelajaran Mandiri, Self
Research,102 (3): 163-173.
regulated learning dan Motivasi
Metcalfe, J. & Kornell, N. 2005.A Region
Belajar terhadap Hasil Belajar
of Proximal Learning Model of
Praktik Produktif Peserta Didik di
Study Time Allocation. Journal of
Memory & Language, 25 (5) : 563- SMK. Disertasi tidak
577. dipublikasikan, Malang, Prodi
Nicol, D.S & Macfarelane-Dik, D. 2006. Teknologi Pembelajaran,
Formative Assessment and Self Pascasarjana, Universitas Negeri
regulated learning : A modal and Malang.
Seven Principles of Good Tuckman, B. W. 2003. The Effect of
Feedback. Practice. Journal of Learning and Motivation Strategis
Studies in Higher Education, 31 Training on College Students
(2): 199-218. Achieverment. Journal of College
Pintrich, P. R. & De Groot, E. V. 1990. Student Development, 44 (1): 430-
Motivational and Self Regulated 437.
Learning Components of Wolters, C. A., Pintrich, P. R., &
Classroom Academic Performance. Karabenick, S. A. 2003. Assesing
Journal Educational Psychology, Academic Self Regulated Learning,
82 (1), 33-40. Conference on Indicators of
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Positive Development: Child
Berorientasi Standar Proses Trends.
Pendidikan. Jakarta: Kencana Zimmeman, B. J. 2000. Self Effichacy on
Prenada Media Group. Essential Motive to Learn. Journal
Santrock, J.W. 2004. Educational Educational Psychology, 25 (1):
nd
Psychology, 2 Edition. 81-91
(Diterjemahkan, 2011). Jakarta: Zimmerman, B. J & Schunk, D.H. 2007
Prenada Media Group. (Eds). Self Regulation Learning
and Academic Achievemen:
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 203

Theory, research, and practice. Zumbrunn, S., Tadlock, J. & Roberts, E.D.
New York : Springer – Verlag. 2011. Encouraging Self regulated
Zimmerman, B. J. (1996). Self regulated learning in The Classroom: A
learning and Academic Riview of The Literatur,
Achievement: An Overview, Metropolitan Educational Research
Educational Psychologist, 25 (1): Consortium, Virginia:
3-17. Commonwealth University.
Zimmerman, B. J. 1989. A Social
Cognitive View of Self Regulated
Academic Learning. Journal of
Educational Psychology, ( 3) : 329-
339.
Zimmerman, B. J. 1990. Self regulated
learning and Academic
Achievement: an Overview.
Journal Educational Psychology,
49 (1): 3-17.
Zimmerman, B. J. 2002. Becoming A Self
Regulated Learner: An Overview.
Theory Into Practice, 41(1) : 64-72.
Zimmerman, B. J. 2008. Investigation Self
Regulation and Motivation :
Historical Background,
Methodological Developments, and
Future Prospects. American
Educational Research Journal, 45
(1): 166-183.

Anda mungkin juga menyukai