Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH METAKOGNITIF DAN STRATEGI KOGNITIF

TERHADAP HASIL BELAJAR

Oleh : Shabrina Khairunnisa


Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstrak
Metakognitif merujuk pada berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif dalam proses
kognitif belajar dalam memecahkan suatu masalah. Kegiatan seperti perencanaan bagaimana
pendekatan tugas belajar yang diberikan, pemantauan pemahaman, dan mengevaluasi kemajuan
penyelesaian tugas adalah metakognitif alami. Metakognitif adalah kemampuan berpikir di
mana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri.
Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui
kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk
belajar efektif. Metakognitif sebagai suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri
sehingga apa yang dia lakukan dapat terkontrol secara optimal. Para siswa dengan pengetahuan
metakognitifnya sadar akan kelebihan dan keterbatasannya dalam belajar. Artinya saat siswa
mengetahui kesalahannya, mereka sadar untuk mengakui bahwa mereka salah, dan berusaha
untuk memperbaikinya
Istilah prilaku metakognitif digunakan untuk menguraikan pernyataan-pernyataan yang dibuat
siswa tentang permasalahan atau proses pemecahan suatu masalah. Pengetahuan tentang kognisi
mengacu pada tingkat pemahaman siswa terhadap memori, sistim kognitif, dan cara belajar yang
dimilikinya. Sedangkan pengaturan dari kognisi mengacu pada seberapa baik siswa dalam
mengatur sistim belajarnya. Kesulitan utama dari studi dalam bidang metakognisi adalah
bagaimana mengembangkan dan mengujicobakan teknik yang valid untuk mengukur
kemampuan metakognitif siswa terutama yang masih anak-anak. untuk membantu siswa belajar
bagaimana cara belajar yang lebih efisien. Obyektifnya dalam belajar siswa di gambarkan dalam
tujuh aspek aktivitas pengembangan metakognitif pada proses belajar mengajar didalam kelas
dan hubungannya dengan kemampuan metakognitif. Untuk itu pengajar perlu
mempertimbangkan refleksi metakognitif ini didalam kelasnya
Kata kunci: Pengembangan Metakognitif, Kognitif, Gaya Kognitif

1
Abstrak
Metacognitive refers to higher order thinking that involves active control in the cognitive
process of learning to solve a problem. Activities such as planning how to approach a given
learning task, monitoring understanding, and evaluating the progress of completing a task are
metacognitive in nature. Metacognitive is the ability to think where the object of thinking is the
thought process that occurs in oneself. In the context of learning, students know how to learn,
know their learning abilities and modalities, and know the best learning strategies for effective
learning. Metacognitive as a form of ability to see oneself so that what one does can be
controlled optimally. Students with metacognitive knowledge are aware of their strengths and
limitations in learning. This means that when students know their mistakes, they are aware to
admit that they are wrong, and try to fix it
The term metacognitive behavior is used to describe statements students make about problems
or the process of solving a problem. Knowledge of cognition refers to the level of students'
understanding of memory, cognitive systems, and their way of learning. Meanwhile, the
regulation of cognition refers to how well students manage their learning systems. The main
difficulty of studies in the field of metacognition is how to develop and test valid techniques to
measure students' metacognitive abilities, especially those who are still children. to help
students learn how to study more efficiently. The objective in student learning is described in
seven aspects of metacognitive development activities in the teaching and learning process in
the classroom and their relationship with metacognitive abilities. For this reason, teachers need
to consider this metacognitive reflection in their classes
Keywords:Metacognitive Development, Cognitive, Cognitive Style

PENDAHULUAN bahwa pembelajaran merupakan suatu


proses pengembangan potensi dan
Pendidikan merupakan faktor utama
pembangunan karakter setiap peserta didik
dalam pembentukan pribadi manusia yang
sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan
intelektual. Di Indonesia khususnya, semua
yang berlangsung di sekolah, keluarga dan
guru dan siswa diharapkan mampu dan
masyarakat. Proses tersebut memberikan
dapat melaksanakan pembelajaran dengan
kesempatan kepada peserta didik untuk
baik sehingga diharapkan mewujudkan
mengembangkan potensi mereka menjadi
proses pengajaran dan pembelajaran yang
kemampuan yang semakin lama semakin
sangat baik untuk tujuan pendidikan
meningkat dalam sikap (spiritual dan
nasional. Sebagaimana tercantum pada
sosial), pengetahuan, dan keterampilan
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014
yang diperlukan dirinya untuk hidup dan
tentang Pembelajaran Dikdas dan Dikmen,
untuk bermasyarakat, berbangsa, serta

2
berkontribusi pada kesejahteraan hidup Pencapaian hasil belajar siswa dalam
umat manusia pembelajaran dipengeruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
Belajar merupakan proses
merupakan segala sesuatu yang melekat
pembentukan (konstruksi) pengetahuan
pada diri siswa meliputi intelektual,
oleh si pembelajar itu sendiri. Pengetahuan
psikologis dan biologis. Salah satu faktor
tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
internal aspek psikologis yaitu strategi
seorang guru kepada siswa Proses
belajar (learning strategy)
pembelajaran yang berlangsung seharusnya
mampu memberikan kesempatan bagi siswa Strategi belajar merupakan pikiran
untuk mengkonstruksi pengetahuannya atau perilaku yang digunakan oleh siswa
sendiri secara sadar, dan siswa harus aktif dalam memengaruhi hal-hal yang dipelajari
secara mental mengkonstruksi termasuk memori dan metakognitif.
pengetahuannya berdasarkan kematangan Michael Pressly (dalam Nur, 2000)
kognitif yang dimilikinya. Dalam hal ini, menyatakan bahwa strategi-strategi belajar
strategi pembelajaran yang diterapkan guru adalah operator-operator kognitif meliputi
kurang mampu meningkatkan kesadaran dan terdiri atas proses-proses yang secara
siswa dalam mengatur proses berpikir langsung terlibat dalam menyelesaikan
siswa. suatu tugas (belajar). Strategi belajar
(learning strategies) adalah upaya yang
Hasil belajar merupakan salah satu
dilakukan siswa dalam belajar untuk
bagian terpenting dalam pembelajaran
memahami, menggunakan dan mengolah
mencakup pengetahuan (knowledge), sikap
informasi secara individu (Kafadar, 2013).
(attitude) dan keterampilan (skills). Hasil
Strategi belajar yang dapat digunakan dan
belajar adalah kemampuan yang dimiliki
dibelajarkan menurut O’Malley dan
siswa setelah menerima pengalaman
Chamot, (1995) yaitu strategi belajar
belajarnya (Sudjana, 2010). Keberhasilan
kognitif, metakognitif. Strategi belajar
siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari
merupkan hal yang penting bagi siswa
hasil belajar yang dicapai. Salah satu
dalam pembelajaran. Norman (dalam Nur,
indikator tercapai atau tidaknya proses
2000) tentang pentingnya strategi belajar
pembelajaran adalah dengan melihat hasil
menyatakan bahwa keberhasilan sebagaian
belajar yang dicapai siswa (Anni, 2004).
besar siswa bergantung pada kemahiran

3
untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar secara umum sehingga belum
belajar mereka sendiri. dijelaskan kontribusi strategi belajar
kognitif, metakognitif terhadap hasil belajar
Perbedaan strategi belajar yang
digunakan menunjukkan cara tercepat dan Dalam pembelajaran, kata kognitif
terbaik bagi siswa dalam upaya menerima selalu dikaitkan dengan ranah psikomotorik
sebuah informasi untuk meningkatkan dan afektif. Ranah kognitif dipandang
efektivitas dalam belajar. Analisis sebagai ranah yang paling sederhana,
pembelajaran menggunakan strategi belajar sekedar hafalan atau pengertian secara
yang pernah dilakukan sebelumnya terbatas redaksional. Sedangkan ranah psikomotorik
pada pengaruh strategi belajar secara umum disederhanakan sebagai skill yang bersifat
sehingga belum dijelaskan kontribusi prosedural, dan afektif diidentikkan dengan
strategi belajar kognitif, metakognitif dan value, nilai yang tercermin dari perilaku.
sosial afektif terhadap hasil belajar. Strategi Domain kognitif sesungguhnya tidak
belajar kognitif melibatkan transformasi sedemikian sederhana, di dalamnya
dan manipulasi materi yang sedang terkandung apa yang dinamakan cognitive
dipelajari. strategies (strategi kognitif) yang
merupakan kemampuan tertinggi dari
Strategi belajar merupkan hal yang
domain kognitif.
penting bagi siswa dalam pembelajaran.
Pentingnya strategi belajar menyatakan Metakognitif siswa tidak muncul
bahwa keberhasilan sebagaian besar siswa dengan sendirinya. Perkembangan
bergantung pada kemahiran untuk belajar metakognitif dapat diupayakan melalui cara
secara mandiri dan memonitor belajar pengamatan dimana anak mengamati
mereka sendiri. Perbedaan strategi belajar (observasi) apa yang mereka ketahui dan
yang digunakan menunjukkan cara tercepat apa yang telah mereka kerjakan, kemudian
dan terbaik bagi siswa dalam upaya siswa dapat menalar apa yang telah mereka
menerima sebuah informasi untuk amati, dan juga siswa dapat belajar dari apa
meningkatkan efektivitas dalam belajar. yang mereka pelajari. Pengetahuan
Analisis pembelajaran menggunakan metakognitif menempati tingkat tertinggi
strategi belajar yang pernah dilakukan setelah pengetahuan faktual, pengetahuan
sebelumnya terbatas pada pengaruh strategi konseptual, dan pengetahuan prosedural.

4
Peningkatankemampuan metakognitif Strategi metakognitif memiliki
secara signifikan merupakan efek yang peranan penting dalam mengatur dan
dihasilkan dari suatu pembelajaran, baik mengontrol proses-proses kognitif
pada diri siswa, lembaga maupun seseorang dalam belajar dan berpikir,
masyarakat, maka dari itu perlu sehingga belajar dan berpikir yang
dipertimbangkan strategi pembelajran yang dilakukan oleh seseorang menjadi lebih
berpotensi untuk mengungkapkan efektif dan efisien.9 Meningkatkan
kemampuan metakognitif. Pelaksanaan kesadaran belajar dari siswa juga dapat
kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa dilakukan dengan cara memberikan
serta membuat siswa merasa tertarik dengan kesempatan kepada siswa untuk membuat
materi pelajaran yang disampaikan, maka rencana belajar. Perencanaan tersebut dapat
guru harus menggunakan dan memilih dituliskan di dalam jurnal belajar hariannya.
berbagai model pengajaran yang bervariasi Jurnal belajar merupakan catatan kegiatan
agar siswa merasa semangat dalam belajar belajar yang dilakukan oleh siswa selama
dan tidak bosan ataupun jenuh saat belajar. melakukan proses pembelajaran. Pada saat
siswa dapat merekam semua kegiatan yang
Metakognitif merupakan
dilakukan selama proses pembelajaran,
pengetahuan tentang cara belajar pada diri
maka siswa akan mudah untuk
sendiri. Metakognitif mengacu pada pola
mengevaluasi proses belajar yang mereka
berpikir lebih tinggi yang melibatkan
lakukan
pengawasan aktif terhadap proses kognitif
dalam belajar. Melalui kegiatan Strategi kognitif menurut Gagne
metakognitif, siswa dapat memahami proses (dalam Paulinna Panen, dkk, 2001)
berpikir yang telah dilakukannya. Hal ini merupakan kemampuan internal yang
akan membantu siswa untuk lebih terorganisasi yang dapat membantu
memahami segala langkah yang telah individu dalam proses belajar, proses
dilakukannya dalam pembelajaran, berfikir, memecahkan masalah, dan
sehingga pembelajaran menjadi bermakna.8 mengambil keputusan. Strategi kognitif
Oleh karena itu strategi metakognitif setiap individu tentunya berbeda dan unik.
penting diterapkan dalam pembelajaran Setiap permasalahan tentunya akan
untuk membentuk pemahaman siswa dalam dipandang secara berbeda-beda oleh setiap
pembelajaran. individu dan tentunya akan dicari solusi

5
yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan metakognitifnya, karena jika
executive control (kontrol tingkat tinggi) setiap kegiatan belajar dilakukan dengan
yang dimilikinya. Stategi belajar kognitif mengacu pada indikator dari learning how
meliputi tiga aspek sebagai berikut. 1) to learn maka hasil optimal pasti akan
Mengulang membantu mempertahankan mudah dicapai (Yusnita dan Bambang,
informasi dalam memori jangka pendek. 2) 2012).
Elaborasi merupakan penambahan rincian
Mengembangkan strategi
informasi baru sehingga informasi yang
metakognitif sangat penting dalam proses
dibangun menjadi lebih bermakna. 3)
pembelajaran karena akan memudahkan
Strategi organisasi adalah peningkatan
siswa dalam memahami semua aktivitas
kebermaknaan informasi baru melalui
belajar sehingga siswa dapat dengan mudah
penggunaan struktur-struktur-struktur
untuk mendapatkan pengetahuan (Amalia et
pengorganisasian. Strategi belajar kognitif
al., 2012). McDregor menyatakan bahwa
membantu siswa dalam mengkonstruksi
metakognisi sangat penting karena
pengetahuannya sendiri.
mempengaruhi pemahaman, penyimpanan,
Strategi metakognitif merujuk dan penerapan apa yang dipelajari, selain
kepada cara untuk meningkatkan kesadaran juga mempengaruhi ketangkasan dalam
mengenai proses berpikir dan pembelajaran belajar, berpikir kritis, dan pemecahan
yang berlaku sehingga bila kesadaran ini masalah. Kesadaran metakognitif
terwujud, maka seseorang dapat mengawal memungkinkan kontrol atau pengaturan diri
pikirannya dengan merancang, memantau melalui berpikir dan proses belajar dan
dan menilai apa yang dipelajarinya (Romli, produk (McDregor, 2007).
2012). Metakognitif adalah kesadaran
Strategi belajar metakognitif adalah
berpikir tentang apa yang diketahui dan apa
pengetahuan siswa tentang belajrnya sendiri
yang tidak diketahui (Romli, 2012). Dalam
atau pengetahuan tentang bagaimana
konteks pembelajaran, siswa mengetahui
belajar. Stategi belajar metakognitif
bagaimana untuk belajar, mengetahui
meliputi tiga aspek sebagai berikut. 1)
kemampuan dan modalitas belajar yang
Perencanaan mencakup penentuan tujuan
dimiliki, dan mengetahui strategi belajar
belajar, sumber-sumber belajar dan refleksi
terbaik untuk belajar efektif. Keberhasilan
hasil belajar. 2) Monitoring yaitu pemusatan
seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh

6
perhatian pada aktivitas belajar yang seseorang tentang proses yang dilakukan
dilakukan. 3) Regulasi merupakan proses ketika berfikir. Intinya, metakognitif adalah
siswa untuk memantau kegiatan belajarnya kesadaran berpikir apa yang diketahui dan
berdasarkan acuan atau kreteria yang telah apa yang diketahui dan tidak diketahui.
ditetapkan. Metakognisi dapat membantu Dalam kontek pembelajaran, siswa
siswa menentukan hal-hal yang dibutuhkan mengetahui bagaimana untuk belajar,
dan menggunakannya untuk mencapai hasil mengetahui modalitas belajar yang dimiliki
belajar sehingga metakognisi dapat dan mengetahui strategi belajar terbaik
menentukan pencapaian hasil belajar siswa untuk belajar yang efektif.
(Kulze dalam Zulyanty, 2017).
Metakognitif adalah kesadaran
Dapat dikatakan bahwa kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa
metakognitif peserta didik menekankan yang tidak diketahui. Dalam konteks
pada kesadaran peserta didik dalam pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana
menelaah sesuatu yang berhubungan untuk belajar, mengetahui kemampuan dan
dengan pengetahuan strategi, pengetahuan modalitas belajar yang dimiliki, dan
kognitif, dan pengetahuan terhadap diri mengetahui strategi belajar terbaik untuk
sendiri. Sementara itu, gaya kognitif peserta belajar efektif. Maka dapat dikatakan bahwa
didik akan berhubungan dengan cara peserta strategi metakognitif ini erat kaitannya
didik dalam mengingat, memecahkan, dan dengan hasilbelajar siswa. Keberhasilan
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh
Dengan kesadaran metakognitif yang kemampuan metakognitifnya. Jika setiap
dimiliki maka peserta didik akan berusaha kegiatan belajar dilakukan dengan mengacu
memperbaiki proses-proses kognitif yang pada indikator dari learning how to learn
telah dilaluinya sesuai dengan gaya maka hasil optimal pasti akan mudah
belajarnya yang secara tidak langsung dicapai. Mengembangkan strategi
melalui kedua variabel tersebut, peserta metakognitif sangat penting dalam proses
didik akan memiliki kemampuan pembelajaran karena akan memudahkan
metakognitif sehingga hasil belajar optimal siswa dalam memahami semua aktivitas
akan mudah dicapai. Metakognitif dapatlah belajar sehingga siswa dapat dengan mudah
ditafsirkan sebagai elemen yang untuk mendapatkan pengetahuan.
mempunyai hubungan dengan kesadaran

7
dalam mendukung pada sejumlah tujuan
kongkrit.
KAJIAN PUSTAKA
Metakognitif adalah kesadaran
Pengertian Metakognitif
berpikir tentang apa yang diketahui dan apa
Pengertian metakognitif menurut yang tidak diketahui. Metakognitif adalah
Marzano (1988), yang mengatakan bahwa suatu bentuk kemampuan untuk melihat
secara sederhana metakognisi merupakan pada diri sendiri sehingga apa yang dia
kesadaran berpikir yang memainkan lakukan dapat terkontrol secara optimal.
perananan spesifik dan kemudian Dengan kemampuan seperti ini, seseorang
menggunakan kesadaran ini untuk dimungkinkan memiliki kemampuan tinggi
mengontrol apa yang akan kita lakukan. dalam memecahkan masalah, sebab dalam
Marzano sendiri membagi metakognisi ke setiap langkah yang dia kerjakan senantiasa
dalam dua aspek utama yaitu; (1) muncul pertanyaan: “ Apa yang saya
Pengetahuan dan kontrol diri (knowledge kerjakan?”, “Mengapa saya mengerjakan
and control of self) dan (2). Pengetahuan ini?”; “Hal apa yang membantu saya untuk
dan kontrol proses (knowledge and control menyelesaikan masalah ini”?
of process).
Perkembangan dalam psikologi
Menurut Flavel dikutip oleh bidang pendidikan berjalan sangat pesat,
Mohamad Nur, metakognitif didefinisikan salah satunya adalah perkembangan konsep
sebagai pengetahuan seseorang yang metakognisi (metacognition) yang pada
berkenaan dengan proses dan produk intinya menggali pemikiran orang tentang
kognitif orang itu sendiri atau segala sesuatu berpikir “thinking about thinking”. Konsep
yang berkaitan dengan proses dan produk dari metakognisi adalah ide dari berpikir
tersebut. Metakognisi berhubungan salah tentang pikiran pada diri sendiri. Termasuk
satu di antaranya, dengan pemonitoran aktif kesadaran tentang apa yang diketahui
dan pengendalian yang konsisten serta seseorang (pengetahuan metakognitif) dan
pengorganisasian proses pemonitoran dan apa yang diketahui seseorang tentang
pengendalian nilai ini dalam hubungannya kemampuan kognitif dirinya sendiri
dengan tujuan kognitif dimana proses- (pengalaman metakognitif).
proses tersebut menunjang, umumnya

8
Hasamah & Yanur Setyaningrum ketangkasan dalam belajar, berpikir kritis,
mengutip Jonassen memberikan definisi dan pemecahan masalah. Kesadaran
metakognitif sebagai kesadaran seseorang metakognitif memungkinkan kontrol atau
tentang bagaimana ia belajar, kemampuan pengaturan diri melalui berpikir dan proses
untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, belajar dan produk.
kemampuan untuk mengamati tingkat
Pengetahuan metakognisi meliputi
pemahaman dirinya, kemampuan
usaha monitoring dan refleksi atas pikiran-
menggunakan berbagai informasi untuk
pikiran saat ini. Refleksi ini membutuhkan
mencapai tujuan, dan kemampuan menilai
pengetahuan faktual (factual knowledge)
kemampuan belajar sendiri. Sedangkan
tentang tugas, tujuan-tujuan atau diri sendiri
pengalaman metakognitif adalah proses-
dan pengetahuan strategis (strategic
proses yang dapat diterapkan untuk
knowledge) tentang bagaimana dan kapan
mengontrol aktivitas- aktivitas kognitif dan
menggunakan prosedur-prosedur tertentu
mencapai tujuan-tujuan kognitif.
untuk memecahkan masalah. Sedangkan
Sri Esti Wuryani Djiwandono aktivitas metakognitif meliputi penggunaan
mengatakan metakognitif adalah self-awareness dalam menata dan
pengetahuan yang berasal dari proses menyesuaikan strategi yang digunakan
kognitif kita sendiri beserta hasil- hasilnya. selama berpikir dan pembelajaran.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa metakognitif adalah
kesadaran berpikir tentang apa yang harus Strategi Belajar Metakognitif

dilakukan, dalam konteks pembelajaran, Strategi pembelajaran adalah


siswa mengetahui bagaimana caranya untuk prinsip-prinsp dalam pemilihan urutan
belajar, dan mengetahui strategi belajar pengulangan belajar dalam suatu proses
terbaik untuk belajar efektif. pembelajaran. Strategi pembelajaran

Hartman dalam McGregor mencakup dua hal, pertama strategi

menyatakan bahwa metakognisi sangat pembelajaran merupakan rencana tindakan

penting karena mempengaruhi pemahaman, (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan

penyimpanan, dan penerapan apa yang Strategi metakognitif membawa siswa

dipelajari, selain mempengaruhi kepada suatu proses yang disebut dengan


mental modeling (model berfikir). Dalam

9
mengajarkan proses berpikir, guru perlu terdapat tiga komponen regulasi
melakukan sebagai berikut: (1) metakognitif, yaitu:
memfokuskan perhatian belajar siswa, (2)
1. Merencanakan (Planning)
menekankan pada nilai-nilai dari
2. Memonitor (Monitoring)
demonstrasi (3) membicarakan dalam
3. Mengevaluasi (Evaluation)
bahasa percakapan, (4) membuat langkah-
langkah sederhana dan jelas, (5) membantu Yamin mengutip Woolfolk mengemukakan

siswa mengingat.19 bahwa perencanaan dalam strategi


metakognisi meliputi keputusan tentang
Strategi metakognitif merupakan
banyak waktu yangdibutuhkan, strategi
strategi untuk melaksanakan dan
yang akan digunakan, cara memulai,
memonitor, model berpikir yang melibatkan
sumber dana, aturan yang akan diikuti untuk
penalaran siswa, dan terfokus pada
suatu tugas.
penggunaan penalaran. Serta Yamin
mengutip Kellough menguatkan bahwa Perencanaan (planning) melibatkan

strategi metakognitif mengkondisikan siswa pemilihan strategi-strategi yang sesuai dan

aktif merencanakan, memonitor, sumber yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi kemajuan berpikir dan mempengaruhi pelaksanaan. Seperti

belajar. Strategi belajar metakognif membuat prediksi sebelum membaca,

merupakan cara untuk meningkatkan strategi pengurutan, dan mengalokasikan

kesadaran mengenai proses berpikir dalam waktu yang efektif sebelum

pembelajaran yang berlaku, sehingga bila mennyelesaikan tugas.

kesadaran itu terwujud maka seseorang Memonitor adalah kesadaran yang


dapat mengawal pemikirannya dengan terus untuk melihat proses berpikir dengan
merancang, memantau, dan menilai apa mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang dipelajarinya. pada diri sendiri untuk suatu tugas seperti

Walaupun terdapat bermacam- “bagaimana cara saya mengerjakannya”,

macam pendapat tentang komponen adakah saya memahami setiap istilah pada

metakognitif, menurut Jacob dan Paris tugas itu, memahami masalah secara

dalam Gregory Schraw dan David Mosham keseluruhan; Apakah saya bekerja terlalu
cepat; Apakah saya sudah cukup belajar;
Apakah saya bertanya sesuai dengan topik;

10
seterusnya dia melakukan pemahaman, terpisah dari dunia fisik, dapat
kecepatan, dan kecukupan belajar.23 menggambarkan objek-objek dan peristiwa-
Memonitor (monitoring) menunjuk pada peristiwa secara akurat atau tidak akurat,
kesadaran seseorang yang sejalan pada dan secara aktif menginterpretasi tentang
pemahaman dan pelaksanaan tugas. realitas dan emosi yang dialami.Anak-anak
Kemampuan melibatkan diri dalam usia 3 tahun telah mampu memahami bahwa
pemantauan diri ketika belajar. pikiran adalah peristiwa mental internal
yang menyenangkan, yang referensial
Evaluasi meliputi membuat
(merujuk pada peristiwa-peristiwa nyata
kesimpulan tentang proses, hasil belajar dan
atau khayalan), dan yang unik bagi manusia.
belajar. Sejalan dengan yang jelaskan dalam
Mereka juga dapat membedakan pikiran
Gregory Schraw dan David Moshman
dengan pengetahuan.
bahwa evaluasi (evaluation) menunjuk pada
menghargai hasil-hasil dan efesiensi belajar Dari beberapa penelitian lain
seseorang. terungkap bahwa anak-anak yang masih
kecil usia 2 – 2,5 tahun telah mengerti
bahwa untuk menyembunyikan sebuah
Perkembangan Metakognitif objek dari orang lain mereka harus

Menurut Desmita (2006 : 137), pada menggunakan taktik penipuan, seperti

umumnya teori-teori tentang kemampuan berbohong atau menghilangkan jejak

metakogntif mendapat inspirasi dari mereka sendiri. (Hala et.al., dalam Desmita,

penelitian J.H Plavel mengenai pengetahuan 2006 : 138). Sementara Wellman dan

metakognitif dan penelitian A.L. Brown Gelman (Desmita, 2006 : 138)


mengenai metakognitif atau pengontrolan menunjukkan bahwa pemahaman anak

pengeturan diri (self-regulation) selama tentang pikiran manusia tumbuh secara

pemecahan masalah. 3 Dalam Desmita ekstensif sejak tahun-tahun pertama

(2006 : 138) dinyatakan bahwa penelitian kehidupannya. Kemudian pada usia 3 tahun

Flavel tentang metakognitif lebih anak menunjukkan suatu pemahaman

difokuskan pada anak-anak. Flavel bahwa kepercayaan-kepercayaan dan

menunjukkan bahwa anak-anak yang masih keinginan-keinginan internal dari seseorang

kecil telah menyadari adanya pikiran, berkaitan dengan tindakan tindakan orang

memiliki keterkaitan dengan dunia fisik, tersebut. Secara lebih rinci Wellman

11
menunjukkan kemajuan pikiran anak usia 3 diupayakan melalui cara dimana anak
tahun dalam empat tipe pemahaman yang dituntut untuk mengobservasi tentang apa
menjadi dasar bagi pikiran teoritis mereka, yang mereka ketahui dan kerjakan, dan
yaitu : (1) memahami bahwa pikiran untuk merefleksi tentang apa yang dia
terpisah dari objek-objek lain; (2) obeservasi. Oleh karena itu, sangat penting
memahami bahwa pikiran menghasilkan bagi guru atau pendidik (termasuk orang
keinginan dan kepercayaan; (3) memahami tua) untuk mengembangkan kemampuan
tentang bagaimana tipe-tpe keadaan mental metakognitif baik melalui pembelajaran
yang berbeda-beda berhubungan; dan (4) ataupuan mengembangkan kebiasaan di
memahami bahwa pikiran diguunakan rumah.
untuk menggambarkan realitas eksternal.
Berdasarkan hal ini, berarti kemampuan
metakognitif telah berkembang sejak masa Pengertian Perkembangan kognitif.

anak-anak awal dan terus berlanjut sampai Serupa dengan aspek-aspek


usia sekolah dasar dan seterusnya mencapai perkembangan yang lainnya, kemampuan
bentuknya yang lebih mapan. Pada usia kognitif anak juga mengalami
sekolah dasar seiring dengan tuntutan perkembangan tahap demi tahap. Secara
kemampuan kognitif yang harus dikuasai sederhana, pada buku karangan (Desmita,
oleh anak/siswa, mereka dituntut pula untuk 2009) dijelaskan kemampuan kognitif dapat
dapat menggunakan dan mengatur kognitif dipahami sebagai kemampuan anak untuk
mereka. Metakognitif banyak digunakan berpikir lebih kompleks serta kemampuan
dalam situasi pembelajaran, seperti dalam melakukan penalaran dan pemecahan
menyelesaikan soal pemecahan masalah masalah. Dengan berkembangnya
matematika, membaca buku, serta dalam kemampuan kognitif ini akan memudahkan
melakukan kegiatan drama atau bermain peserta didik menguasai pengetahuan
peran. Kemampuan metakognitf anak tidak umum yang lebih luas, sehingga anak
muncul dengan sendirinya, tetapi mampu melanjutkan fungsinya dengan
memerlukan latihan sehingga menjadi wajar dalam interaksinya dengan
kebiasaan. masyarakat dan lingkungan.

Suherman (2001:96) menyatakan Sehingga dapat dipahami bahwa


bahwa perkembangan metakognitif dapat perkembangan kognitif adalah salah satu

12
aspek perkembangan peserta didik yang dipertentangkan dengan konasi (kemauan)
berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua dan dengan afeksi (perasaan).”
proses psikologis yang berkaitan dengan
Sejumlah ahli psikologi juga
bagaimana individu mempelajari dan
menggunakan istilah thinking atau fikiran
memikirkan lingkungannya, sesuai buku
ini untuk menunjukkan pengertian yang
karangan (Desmita, 2009).
sama dengan cognition, yang mencakup
Menurut Mayers (1996), “cognition berbagai aktifitas mental, seperti: penalaran,
refers to all the mental activities associated pemecahan masalah, pembentukan konsep-
with thinking, and remembering.” konsep, dan lain-lain. Sehingga dalam hal
Pengertian yang hampir serupa dengan ini, Myers (1996) menjelaskan bahwa,
pengertian yang diberikan oleh Margaret W. “thinking, or cognition, is the mental
Matlin (1994), yaitu: “cognition, or mental activity associated with processing,
activity, involves the acquisition, storage, understanding, and communicating
retrieval, and use of knowledge.” information…these mental activities,
including the logical and sometimes
Dalam Dictionary of Psychology
illogical ways in which we create concepts,
karya Drever, dijelaskan bahwa “kognisi
solve problems, make decisions, and from
adalah istilah umum yang mencakup
judgments.” Atkinson, dkk, (1991)
segenap mode pemahaman, yaitu persepsi,
mengartikan berfikir sebagai “kemampuan
imajinasi, penangkapan makna, penilaian
membayangkan dan menggambarkan benda
dan penalaran” (Kuper & Kuper, 2000).
atau peristiwa dalam ingatan dan bertindak
Pengertian ini pun hampir senada dengan
berdasarkan penggambaran ini. Pemecahan
pengertian pada Dictionary of Psychology
masalah yang berdasarkan pikiran
karya Chaplin (2002), dijelaskan bahwa
dibedakan dengan pemecahan masalah
“kognisi adalah konsep umum yang
melalui manipulasi yang nyata.”
mencakup semua bentuk pengenalan,
termasuk didalamnya mengamati, melihat, Perkembangan kognitif sebagian
memperhatikan, memberikan, menyangka, besar ditentukan oleh manipulasi dan
membayangkan, memperkirakan, menduga, interaksi aktif anak dengan lingkungan.
dan menilai. Secara tradisional, kognisi ini Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget
meyakini bahwa pengalaman-pengalaman

13
fisik dan manipulasi lingkungan penting Menurut Piaget, anak itu tidak
bagi terjadinya perubahan perkembangan. hanya mengobservasi dan mengingat
Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan semua yang mereka lihat dan mereka
teman sebaya, khususnya berargumentasi dengar secara pasif. Padahal secara
dan berdiskusi membantu memperjelas natural mereka memiliki rasa ingin tahu
pemikiran yang pada akhirnya memuat tentang dunia mereka dan secara aktif
pemikiran itu menjadi lebih logis (Nur, berusaha mencari informasi untuk
1998), dalam posting (Anwar Holil, 2008). membantu pemahaman dan
kesadarannya tentang realitas dunia
Dari beberapa pengertian diatas
yang mereka hadapi itu. Dalam
dapat disimpulkan dan dapat dipahami
memehami dunia mereka sacara aktif,
bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah
anak menggunakan “schema”(skema)
yang digunakan oleh ahli psikologi untuk
seperti yang disebutkan oleh Piaget,
menjelaskan semua aktivitas mental yang
yaitu konsep-konsep atau kerangka
berhubungan dengan persepsi, pikiran,
yang ada dalam pikiran anak yang
ingatan dan pengolahan informasi yang
digunakan untuk mengorganisasikan
memungkinkan seseorang memperoleh
dan menginterpretasikan informasi.
pengetahuan, memecahkan masalah, dan
2. Anak mengorganisasi apa yang mereka
merencanakan masa depan, atau semua
pelajari dari pengalamannya.
proses psikologis yang berkaitan bagaimana
Anak-anak itu tidak hanya
individu mempelajari, memperhatikan,
mengumpulkan semua yang mereka
mengamati, membayangkan,
pelajari dari fakta-fakta yang terpisah
memperkirakan, menilai dan memikirkan
menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya
lingkungannya. (Desmita, 2009).
anak memberikan gambaran khusus
Ide-ode dasar Teori Piaget dalam untuk membangun suatu pandangan
Perkembangan Kognitif.Beberapa konsep menyeluruh tentang dunia dan
dan prinsip tentang sifat-sifat kehidupan sehari-hari.
perkembangan kognitif anak menurut 3. Anak menyesuaikan diri dengan
piaget, antara lain : lingkungan melalui proses asimilasi

1. Anak adalah pembelajar yang aktif. dan akomodasi.

14
Ketika anak menggunakan dan pada jumlah jawaban yang benar dalam
beradaptasi terhadap skema yang suatu tes intelegensi.
mereka buat, ada dua proses yang
bertanggung jawab yaitu assimilation
Jenis-jenis Perkembangan Kognitif
dan akomodasi. Asimilasi terjadi
apabila seorang anak memasukkan Ada empat tahap perkembangan

pengetahuan baru ke dalam kognitif anak menurut piaget yang perlu

pengetahuan yang sudah ada, yaitu diperhatikan orangtu. Piaget meyakini

anak mengasimilasikan lingkungan bahwa pemikiran seorang anak berkembang

kedalam suatu skema. Akomodasi dari bayi sampai dia dewasa. Menurut teori

terjadi ketika anak menyesuaikan diri Piaget, setiap individu pada saat tumbuh

pada informasi baru, yaitu anak mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai

menyesuaikan skema yang dimilikinya mengijak usia dewasa mengalami empat

dengan lingkungannya. tingkat perkembangan kognitif, yaitu tahap

4. Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya aensori-motorik (dari lahir sampai 2 tahun),

peningkatan ke arah bentuk-bentuk tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7

pemikiran yang lebih komplek. tahun), tahap konkret-operasional (usia 7

Menurut Piaget, ketika anak sampai 11 tahun), dan tahap operasional

melalui proses penyesuaian asimilasi formal (usia 11 tahun ke atas), dalam buku

dan akomodasi system kognisi anak karangan Desmita(2009:101) dan (Anwar

berkembang dari satu tahap ke tahap Holil,2008).

yang selanjutnya, sehingga kadang- 1. Tahap Sensori-Motorik (usia 0 sampai


kadang mencapai keadaan equilibrium, 2 tahun)
yaitu keadaan seimbang antara struktur Desmita (2009:101) Dikatakan
kognisinya dan pengalamannya bahwa bayi bergerak dari tindakan
dilingkungan. Menurut Piaget, pikiran reflex instinktif pada saat lahir sampai
anak kecil berbeda secara kualitatif permulaan pemikiran simbolis. Bayi
dibandingkan dengan anak yang lebih membangun suatu pemahaman tentang
besar. Maka dia menolak tentang dunia melalui pengkoordinasian
definisi intelegensi yang didasarkan pengalaman-pengalaman sensor
dengan tindakan fisik. Dalam

15
postingnya, (Arya, 2010) ”Piaget konsepsual) untuk mengambil
berpendapat bahwa dalam perspektif orang lain.
perkembangan kognitif selama stadium b. Cara berpikir pra-operasional
sensori motorik ini, inteligensi anak sangat memusat (centralized). Bila
baru nampak dalam bentuk aktivitas anak dikonfrontasi dengan situasi
motorik sebagai reaksi simulasi yang multi-dimensional, maka ia
sensorik. Dalam stadium ini yang akan memusatkan perhatiannya
penting adalah tindakan konkrit dan hanya pada satu dimensi saja dan
bukan tindakan imaginer atau hanya mengabaikan dimensi-dimensi
dibayangan saja.” Pada proses ini yang lain dan akhirnya juga
Piaget menamakan proses desentrasi, mengabaikan hubungannya antara
artinya anak dapat memandang dirinya dimensi-dimensi ini.
sendiri dan lingkungan sebagai dua c. Berpikir pra-operasional adalah
entitas yang berbeda. tidak dapat dibalik (irreversable).
2. Tahap Pra-Operasional (usia 2 sampai Anak belum mampu untuk
7 tahun) meniadakan suatu tindakan dengan
Pada tahap ini anak mulai memikirkan tindakan tersebut
merepresentasikan dunia dengan kata- dalam arah yang sebaliknya.
kata dari berbagai gambar. Kata dan d. Berpikir pra-operasional adalah
gambar-gambar ini menunjukkan terarah statis.
adanya peningkatan pemikiran e. Berpikir pra-operasional adalah
simbolis dan melampaui hubungan transductive (pemikiran yang
informasi indrawi dan tindakan fisik meloncat-loncat). Tidak dapat
(Desmita, 2009). Begitu juga dari melakukan pekerjaan secara
sumber posting (Joesafira,2010) pada berurutan.
tahapan pra-operasional menurut piaget f. Berpikir pra-operasional adalah
ada beberapa cirri antara lain : imaginatif, yaitu menempatkan
a. Berpikir pra-operasional masih suatu objek tidak berdasarkan
sangat egosentris. Anak belum realitas tetapi hanya yang ada
mampu (secara perseptual, dalam pikirannya saja.
emosional-motivational, dan

16
3. Tahap Konkret-operasional (usia 7 operasional formal juga disebut
sampai 11 tahun) berpikir proporsional.
Ditahap ini anak dapat berpikir b. Berpikir operasional formal juga
secara logis mengenai peristiwa- berfikir kombinatoris.
peristiwa yang konkret dan Berpikir operasional formal
mengklasifikasikan benda-benda ke memungkinkan orang untuk
dalam bentuk-bentuk yang berbeda mempunyai tingkah laku problem
(Desmita, 2009). Tetapi dalam tahapan solving yang betul-betul ilmiah.
konkret-operasional masih mempunyai Dengan menggunakan hasil
kekurangan yaitu, anak mampu untuk pengukuran tes inteligensi yang
melakukan aktivitas logis tertentu mencakup General Information
tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. and Verbal Analogies, Jones dan
Dengan kata lain, bila anak dihadapkan Conrad ( Loree dalam Abin
dengan suatu masalah secara verbal, Syamsuddin M, 2001 )
yaitu tanpa adanya bahan yang konkrit, menunjukkan bahwa laju
maka ia belum mampu untuk perkembangan inteligensi
menyelesaikan masalah ini dengan berlangsung sangat pesat sampai
baik. masa remaja, setelah itu
4. Tahap Operasional Formal (usia 11 kepesatannya berangsur menurun.
tahun sampai dewasa
Ditahap ini remaja berfikir
Gaya Kognitif
dengan cara yang lebih abstrak, logis,
dan lebih idealistik. Dalam blog Menurut Rahmatina (2014: 63) gaya

(Joesafira, 2010) tahap operasional kognitif merupakan “karakteristik

formal mencakup dua hal, yaitu : seseorang dalam menerima, menganalisis

a. Sifat deduktif-hipotesis. Ketika dan merespon suatu tindakan kognitif yang

anak mendapatkan masalah, maka diberikan”. Sedangkan menurut Warli

mereka akan membentuk strategi- (2009: 567) gaya kognitif adalah

strategi penyelesaian berdasarkan “karakteristik individu dalam hal merasa,

hepotesis permasalahan tersebut. mengingat, mengorganisasikan,

Maka dari itulah berpikir memproses, dan pemecahan masalah”.

17
Berdasarkan dua pendapat tersebut terlihat strategi sebelum mengambil keputusan,
adanya kesamaan dalam pengertian gaya sedangkan siswa yang memiliki gaya
kognitif. Sehingga dapat disimpulkan kognitif impulsif akan menggunakan
bahwa gaya kognitif adalah karakteristik strategi-strategi singkat dan cepat untuk
atau ciri yang dimiliki seseorang dalam menyelesaikan sesuatu (Kagan dalam
menerima, merespon, memproses dan Stannard, 2003: 4). Berdasarkan pendapat di
menyelesaikan masalah. atas dapat disimpulkan bahwa gaya kognitif
reflektif memiliki karakteristik yang lambat
Warli (2013: 190) mengatakan
dalam menyelesaikan masalah tetapi
“anak yang memiliki karakteristik cepat
jawaban cenderung benar, sedangkan gaya
dalam menjawab masalah, tetapi
kognitif impulsif memiliki karakteristik
tidak/kurang cermat, sehingga jawaban
yang cepat dalam menyelesaikan masalah
cenderung salah, anak seperti ini disebut
tetapi jawaban cenderung salah.
bergaya kognitif impulsif. Anak yang
memiliki karakteristik lambat dalam
menjawab masalah, tetapi cermat/teliti,
PEMBAHASAN
sehingga jawaban cenderung benar, anak
seperti ini disebut bergaya kognitif Proses pembelajaran yang

reflektif”. Menurut Rozencwajg dan berlangsung seharusnya mampu

Corroyer (2005: 460) anak yang bergaya memberikan kesempatan bagi siswa untuk

kognitif reflektif adalah anak yang memiliki mengkonstruksi pengetahuannya sendiri

karakteristik menggunakan waktu yang secara sadar, dan siswa harus aktif secara

lama dalam menjawab masalah, tetapi mental mengkonstruksi pengetahuannya

cermat/teliti sehingga jawaban yang berdasarkan kematangan kognitif yang

diberikan cenderung benar. Untuk anak dimilikinya. Dalam hal ini, strategi

yang bergaya kognitif impulsif adalah anak pembelajaran yang diterapkan guru kurang

yang memiliki karakteristik menggunakan mampu meningkatkan kesadaran siswa

waktu yang singkat dalam menjawab dalam mengatur proses berpikir siswa.

masalah, tetapi tidak/kurang cermat Strategi metakognitif merujuk kepada cara

sehingga jawaban cenderung salah. Selain untuk meningkatkan kesadaran mengenai

itu siswa yang memiliki gaya kognitif proses berpikir dan pembelajaran yang

reflektif sangat berhati-hati dalam memilih berlaku sehingga apabila kesadaran ini

18
terwujud, maka seseorang dapat mengawal belajar lebih baik. Strategi balajar juga
pikirannya dengan merancang, memantau, dapat membentuk siswa menjadi mandiri
dan menilai apa yang dipelajarinya. Strategi untuk membentuk karakter .Ketika siswa
sangat penting dalam pembelajaran, yaitu sudah memahami cara proses belajar yang
sebagai rencana tindakan atau rangkaian tepat, siswa dapat mengatur dan lebih
kegiatan dalam proses pembelajaran dan bertanggung jawab pada cara belajar.
sarana untuk memanfaatkan berbagai Pengetahuan akan keterampilan dalam
sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran diri sendiri adalah ciri pelajar
pembelajaran. Kemudian strategi disusun yang sukses. Strategi belajar yang
sebagai arah penyusunan langkah-langkah diterapakan secara sadar dan disengaja
pembelajaran, pemanfaatan berbagai untuk memfasilitasi pelajar, merupakan
fasilitas dan sumber belajar semuanya bagian dari belajar. Tujuan dari strategi
diarahkan dalam upaya mencapai tujuan belajar untuk mendapatkan motivasi, cara
pembelajaran pelajar memperoleh ilmu, mengatur dan
mengintegrasikan pengetahuan baru.
Strategi belajar sangat dianjurkan
Dengan demikian dapat membantu siswa
digunakan siswa dalam proses
dalam menyelesaikan tugas-tugas,
pembelajaran bahasa Prancis. Strategi
pengumpulan kosa kata, membatu siswa
belajar sangat penting karena strategi
dalam meyelesaikan tugas yang sulit seperti
belajar merupakan cara agar siswa aktif dan
memahami dan memproduksi bahasa baru
mandiri untuk memabangun tujuan
(O'Malley dan Chamot, 1990: 43). Siswa
komunikatif. Siswa harus peduli dengan
membutuhkan strategi belajar dalam
cara belajar, agar siswa mengetahui
pembelajaran karena mereka harus
kelebihan dan kekurangannya. Guru
mengingat informasi baru yang didapat
memiliki peran penting untuk memahami
sehingga mereka dapat memahami
variasi dari strategi belajar yang bertujuan
informasi tersebut dan menggunakanya
mendapatkan perhatian siswa yang lebih
ketika dibutuhkan. Informasi yang tidak
besar tanpa memberi rasa jenuh dan bosan
diingat dan dianggap tidak bernilai untuk
pada proses pembelajaran bahasa Prancis.
siswa baik yang berkaitan dengan
Strategi belajar memiliki tujuan utama
kebutuhan dalam dan luar sekolah
untuk membantu siswa dalam proses
(Mangrum and Strichart,1988). Strategi
pembelajaran bahasa Prancis agar hasil

19
belajar bahasa membuat siswa berhasil Dismore dan Zoellner (2017) yang
dalam pembelajaranya karena strategi menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
belajar menuntun siswa lebih efisien dan positif dan signifikan antara strategi kognitif
efektif. dan pemrosesan informasi pada simulasi
sains. Strategi belajar kognitif memberikan
Pada dasarnya siswa-siswa yang
kontribusi positif terhadap hasil belajar
menggunakan strategi belajar bisa tercermin
karena pada strategi belajar kognitif
pada tindakan-tindakan dalam proses
terdapat kegiatan mengulang (rehearsel),
pembelajaran. Jadi, siswa-siswa yang
elaborasi dan organisasi. Kegiatan
melakukan tindakan-tindakan secara
mengulang terdiri atas mengulang
otomatis sadar sepenuhnya pentingnya
sederhana dan mengulang kompleks.
strategi belajar. Strategi belajar dapat
Membaca materi berulang-ulang membantu
terlihat pada tingkah laku dan mental yang
siswa mengingat, menghafal, dan
berhubungan dengan tahap-tahap tertentu
memahami pengetahuan sehingga
dari keseluruhan proses dalam sebuah
mendukung pencapaian hasil belajar
kegiatan. Kondisi yang nyaman dapat
kognitif pada jenjang mengingat dan
memberikan pengaruh terhadap
memahami. Hal ini didukung oleh pendapat
penggunaan strategi belajar seperti Kondisi
Nur (2000) menyatakan bahwa membaca
keluarga, kondisi kurikulum, kondisi
berulangulang dilakukan siswa untuk
sekolah, dan guru merupakan faktor
mengingat dan mempertahankan
eksternal yang mempengaruhi strategi
pengetahuan lebih lama berada dalam
belajar. Faktor internal seperti kecerdasan
memori jangka pendek sehingga
dapat mempengaruhi pemilihan strategi
pengetahuan dapat ditransfer ke memori
belajar yang digunakan oleh siswa.
jangka panjang. Kegiatan mengulang yang
Strategi belajar kognitif dan hasil lebih kompleks dilakukan siswa dengan
belajar secara umum menunjukan hubungan memberikan tanda khusus pada ide-ide
bersifat positif. Hal tersebut berarti bahwa kunci materi dan membuat catatan-catatan
jika strategi belajar kognitif meningkat kecil. Memberikan tanda khusus seperti
maka hasil belajar yang dapat dicapai siswa menggaris bawahi konsep-konsep penting
juga meningkat. Hasil penelitian ini juga membantu siswa memberikan penekanan
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan pada konsep-konsep penting materi yang

20
dipeljari sedangkan membuat catatan kecil memudahkan mempelajari informasi secara
membantu melengkapi pemberian tanda singkat dan mengorganisasikan
khusus dengan menambahkan catatan pengetahuan yang telah dimiliki dengan
catatan kecil pada bagian materi yang pengetahuan sebelumnya. Hal ini didukung
digaris bawahi. Selain itu kegiatan ini juga oleh pendapat Sukirman (2004) yang
membantu siswa melakukan pengulangan menyatakan bahwa kegiatan mencatat
dan penghafalan dengan lebih cepat dan merupakan salah satu aspek penting dalam
efisien. proses belajar karena kegiatan pembelajaran
membantu siswa dalam pengulangan,
Anderson dan Armbuster (dalam
mengingat, dan mengerjakan tugas-tugas
Nur, 2000) menyatakan bahwa membuat
sehingga siswa mendapatkan hasil belajar
catatan atau note taking efektif diguakan
yang optimal.
pada materi yang bersifat konseptual
dimana tugas yang penting adalah Hal senada juga diungkapkan Irsyad
mengidentifikasi ide-ide utama. (2004) yang menyatakan bahwa kegiatan
Penambahan rincian pengatahuan menjadi mencatat merupakan proses dimana siswa
lebih bermakna dilakukan melalui kegiatan mencoba memahami materi pelajaran
elaborasi. Kegiatan elaborasi membantu dengan pemahamannya sendiri yang
siswa mencapai hasil belajar kognitif pada diungkapkan secara tulisan. Kegiatan
jenjang menerapkan, menganalisis dan mencatat sebagai salah satu aspek penting
mengevaluasi. Siswa secara individu dalam proses pembelajaran dapat
berlatih menerapkan konsep yang telah meningkatkan pemahaman tentang materi
mereka peroleh sebelumnya untuk melatih yang dipelajari mengarah pada pencapaian
keterampilan berpikir dalam menyelesaikan hasil belajar juga dibuktikan oleh hasil
suatu permasalahan (Adnyani, 2019). penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan
Elaborasi melibatkan aktivitas berpikir yang Rahayu (2014) yang menyatakan bahwa
lebih kompleks diantaranya yaitu mencatat, perilaku siswa mencatat mempunyai
merangkum isi pelajaran dan membuat hubungan yang positif dan signifikan
analogi-analogi. Kegiatan mencatat dengan kemampuan memori pada proses
membantu siswa meningkatkan keaktifan belajar. Kegiatan merangkum isi pelajaran
belajar, kemampuan mengingat informasi, membantu siswa mengulang kembali materi
meningkatkan pemahaman materi, yang telah dipelajari, memahami inti-inti

21
materi, dan membuat hubungan antar jenjang menerapkan, menganalisis,
beberapa konsep yang sedang dipelajari mengevaluasi dan mencipta. Kegiatan
sehingga informasi yang dibangun pada pengorganisasian dapat dilakukan dengan
struktur kognitif menjadi lebih bermakna. pengelompokan-pengelompokan ulang
Hal tersebut juga didukung oleh pendapat konsep atau membagi kedalam sub yang
Wormeli (2005) yang menyatakan bahwa lebih kecil. Kegiatan pengorganisasian
kegiatan merangkum memberikan materi yang dilakukan siswa berupa
peningkatan yang besar dalam pengertian outlining atau membuat kerangka garis-
dan ingatan jangka panjang dari suatu garis 156 besar materi dan pemetaan
informasi. Selain merangkum isi pelajaran konsep. Kegiatan Outlining membantu
kegiatan elaborasi siswa yaitu membuat siswa menyajikan ide-ide utama beserta
analogi konsep-konsep yang dipelajari. rincian tiap-tiap sub yang disusun secara
Kegiatan analogi membantu siswa hirarki sebagai suatu jaringan pengetahuan
menyederhanakan objek yang dipelajari yang utuh. Selain itu outlining juga
berdasarkan perbandingan ciri-ciri objek membantu siswa menghubungkan berbagai
yang dimiliki selain itu kegiatan analogi macam konsep dengan konsep dengan
juga memberikan kesempatan bagi siswa konsep lain. Konsep-konsep yang
untuk membangun pengetahuan mereka diorganisasikan secara hirarki memudahkan
sendiri, melatih kemandirian serta siswa dalam belajar sehingga dapat
kecakapan berpikir. meningkatkan kebermaknaan informasi.
Hal ini didukung oleh pendapat Patten et al.,
Hal ini didukung oleh pendapat
(dalam Nur, 2000) yang menyatakan bahwa
Podomi dan Jailani (2015) yang
pengorganisasian secara hirarki dimana
menyatakan bahwa analogi sebagai bagian
halhal khusus dikelompokan dibawah
kognisi memberikan kesempatan yang lebih
topiktopik yang lebih umum membantu
luas kepada siswa untuk menalar dan
peningkatan pemahamam siswa. Kegiatan
melatih kemandirian belajar. Kegiatan
pengorganisasian melalui pemetaan konsep
peningkatan kebermaknaan informasi pada
memudahkan siswa dalam memahami
strategi belajar kognitif dilakukan melalui
materi yang dipelajari secara sistematis
kegiatan organisasi. Kegiatan
berdasarkan aturanaturan yang disusun
pengorganisasian membantu siswa
secara peta konsep. Selain itu dengan
mencapai hasil belajar ranah kognitif pada

22
pembuatan peta konsep membantu siswa Metakognitif merupakan kegiatan
menggambarkan, mengklasifikasikan serta mengontrol secara sadar tentang proses
menganalisis hubungan antar konsep- kognitifnya sendiri.Kegiatan metakognitif
konsep yang sedang dipelajari sehingga sendiri meliputi kegiatan berpikir untuk
belajar bermakna dapat berlangsung. merencanakan, memonitoring, merefleksi
bagaimana penyelesaian masalah.Terdapat
Hal ini didukung oleh teori belajar
juga dua komponen terpisah yang
Ausubel (dalam Trianto, 2009) yang
terkandung dalam metakognitif, yaitu
menyatakan bahwa belajar bermakna dapat
pengetahuan deklaratif dan prosedural
terjadi apabila pengetahuan baru dikaitkan
tentang keterampilan, strategi, dan sumber
dengan pengetahuan sebelumnya pada
yang diperlukan untuk melakukan suatu
struktur kognitif melalui pertolongan peta
tugas.Mengetahui apa yang dilakukan,
konsep. Strategi belajar kognitif dan hasil
bagaimana melakukannya, mengetahui
belajar secara umum menunjukan hubungan
prasyarat untuk menyakinkan kelengkapan
pada kategori sedang hal ini disebabkan
tugas tersebut dan mengetahui kapan
beberapa hal sebagai berikut. Pertama,
melakukannya melihat pada diri sendiri
terdapat karakteristik siswa dengan strategi
sehingga dapat apa yang dia lakukan dapat
belajar kognitif sedang memperoleh nilai
terkontrol secara optimal.Para mahasiswa
hasil belajar yang tinggi dan terdapat
dengan pengetahuan metakognitifnya sadar
beberapa siswa dengan strategi belajar
akan kelebihan dan keterbatasannya dalam
kognitif tinggi memperoleh nilai hasil
belajar, artinya mereka mengetahui
belajar yang rendah. Kedua, kegiatan-
kesalahannya dan berusaha untuk
kegiatan strategi belajar kognitif belum
memperbaiki kesalahannya ( Srini, 2014)
optimal dilakukan siswa dalam belajar
Pendekatan metakognitif dalam
sehingga kontribusi yang diberikan berada
mengembangkan soft skill dapat bermanfaat
pada kategori sedang. Ketiga, dalam belajar
sebagai paradigma yang baik dalam
siswa tidak hanya menggunakan strategi
pendidikan, dengan merancang program
belajar kognitif akan tetapi siswa juga
pendidikan baru untuk siswa, karyawan dan
menggunakan strategi belajar metakognitif
warga negara yang baik( Mitsea.,dkk,
dan sosial afektif.
2021). Dari paparan tersebut pendekatan
metakognitif bisa meningkatkan softskill

23
dapat digunakan dalam dunia pendidikan kemudahan untuk memantau tindakan yang
dan dapat menjadi upaya untuk mahasiswa akan diambil. Untuk mencapai kesadaran
mengasah soft skill dalam belajar. diperlukan suatu proses yang akan
membantu meningkatkan pembelajaran
Kemampuan metakognitif siswa
dengan cara membimbing seseorang itu
dapat diberdayakan melalui strategi -
berpikir, membantu seseorang menentukan
strategi pembelajaran di sekolah.
tingkah laku yang akan diambil apabila dia
Kemampuan metakognitif untuk memonitor
mencoba memantau sesuatu keadaan,
hasil belajar siswa sendiri dengan
menyelesaikan masalah dan membuat
menggunakan strategi tertentu, agar belajar
keputusan.
dan mengingat dapat berkembang.
Mengidentifikasi ide-ide penting dengan Proses pembelajaran yang
menggaris bawahi atau menemukan kata dilaksanakan berhubungan dengan ranah
kunci pada bahan bacaan, kemudian kognitif, dan disertai pembelajaran
merangkai menjadi satu kalimat atau metakognitif akan memungkinkan
menulis kembali, meramalkan hasil, meningkatkan. Ketika siswa mampu
memutuskan bagaimana menggunakan merancang, memantau, dan merefleksika
waktu dan mengulang informasi merupakan proses belajar mereka secara sadar. Pada
ketrampilan berpikir tingkat tinggi. hakikatnya, mereka akan menjadi lebih
percaya diri dan lebih mandiri dalam
Kemampuan metakognitif sangat
belajar. Kemandirian belajar merupakan
penting dimiliki oleh setiap siswa, karena
sebuah kepemilikan pribadi bagi siswa
berkaitan dengan kedewasaan dan
untuk meneruskan perjalanan panjang
kemandirian dalam belajar. Guru
mereka dalam memenuhi kebutuhan
merupakan komponen yang sangat penting
intelektual dan menemukan dunia informasi
dalam menentukan keberhasilan proses
tak terbatas.
pembelajaran. Oleh karena itu,
keterampilan metakognitif juga perlu Hasil belajar siswa dapat dikatakan
dikuasai oleh guru agar siswanya dapat berkualitas apabila siswa secara sadar
memiliki keterampilan metakognitif yang mampu mengontrol proses kognitifnya
tinggi. Apabila seseorang sadar tentang apa secara berkesinambungan dan dampak pada
yang dipikirkan maka akandiperoleh peningkatan kemampuan metakognif.

24
Menurut pernyataan Hilman dalamkhairiah sistematis seperti merencanakan waktu
(2015) Metakognitif sangat berhubungan belajar, memilih strategi belajar dan
dengan aktifitas kognitif seseorang, menentukan sumbersumber belajar untuk
sehingga sangat berkaitan dengan mencapai hasil belajar kognitif. Hal ini
peningkatan kemampuan dalam didukung oleh pendapat Nur (2000)
melaksanakan proses pembelajaran menyatakan bahwa perencanaan pada
terutama peningkatan hasil belajar. Dari aktivitas metakognitif seperti,
hasil penelitian Imadul Umam dalam memperhitungkan waktu belajar dan
skripsinya yang berjudul Implementasi pemilihan strategi yang efektif membantu
Strategi Pembelajaran Metakognitif mampu siswa dalam belajar dan memecahkan suatu
meningkatkan prestasi belajar siswa dan masalah.
kemampuan metakognitif.
Hasil dari kegiatan perencanaan
Strategi belajar metakognitif dan dalam hal ini adalah hasil belajar pada
hasil belajar secara umum menunjukan strategi metakognitif direfleksikan pada
hubungan bersifat positif. Hal tersebut kegiatan monitoring. Kegiatan refleksi
berarti bahwa jika strategi belajar membantu siswa melihat kembali proses
metakognitif meningkat maka hasil belajar belajar yang telah dilalui seperti
juga meningkat. Hasil penelitian ini juga mengidentifikasi keungulan ataupun
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan kelemahan selama proses belajar sehingga
Fauziah et al., (2014) yang menyatakan siswa mampu membuat keputusan terhadap
bahwa terdapat hubungan yang positif dan hasil belajar yang diperoleh. Zulyanti
signifikan antara kemampuan metakognitif (2017) menyatakan bahwa kemampuan
dan hasil belajar biologi. Strategi belajar untuk merefleksikan pengetahuan
metakognitif memberikan kontribusi positif merupakan metakognisi. Hubungan hasil
terhadap hasil belajar karena pada strategi belajar dengan metakognisi yaitu
belajar metakognitif terdapat kegiatan metakognisi dapat membatu siswa
perencanaan aktivitas belajar, refleksi dan menentukan hal-hal yang dibutuhkan dan
regulasi. Kegiatan perencanaan aktivitas menggunakannya untuk mencapai hasil
belajar melibatkan aktivitas metakognitif belajar sehingga metakognisi dapat
membantu siswa mempersiapkan menentukan pencapaian hasil belajar siswa
kegiatatan-kegiatan belajar secara (Kulze dalam Zulyanty, 2017). Hasil belajar

25
yang dicapai kemudian dibandingan dengan hasil belajar secara umum menunjukan
acuan-acuan yang telah ditetapkan dalam hubungan bersifat positif. Hal tersebut
belajar melalui kegiatan regulasi. Kegiatan berarti bahwa jika strategi belajar sosial
regulasi 157 membantu siswa memotivasi afektif meningkat hasil belajar juga
diri dalam belajar, mengoptimalkan meningkat. Hasil ini juga diperkuat oleh
kemampuankemampuan yang dimiliki, dan hasil penelitian yang dilakukan Palerangi et
menilai proses serta hasil belajar al., (2017) yang menyatakan bahwa terdapat
berdasarkan aturan-aturan yang telah pengaruh yang positif dan signifikan antara
mereka tetapkan. Zimmerman dan Schuk keterampilan sosial dan kompetensi
(2002) menyatakan regulasi melibatkan kejuruan siswa. Strategi belajar sosial
proses metakognisi, motivasi dan perilaku afektif memberikan kontribusi positif
dalam belajar. Hubungan regulasi diri dan terhadap hasil belajar karena pada strategi
hasil belajar yaitu regulasi dapat mengelola belajar sosial afektif terdapat kegiatan
pikirian, perasaan dan penetapan tindakan kerjasama, respon sikap dan kontrol emosi.
yang dilakukan sehingga regulasi mejadi Kegiatan belajar bersama atau kooperatif
salah satu determinan hasil belajar (Friskilia mendorong siswa berinteraksi dengan
dan Winata, 2018). pasangan belajar saling bergantung secara
positif, saling bertukar ide atau pendapat
Strategi belajar metakognitif dan
dan menyatukan persepsi untuk mencapai
hasil belajar secara umum menunjukan
hasil belajar.
tingkat hubungan yang lemah hal ini
disebabkan beberapa hal sebagai berikut. Strategi metakognitif memiliki
Pertama, kegiatan-kegiatan yang peranan penting dalam mengatur dan
melibatkan aktivitas metakognitif seperti mengontrol proses-proses kognitif
perencanaan, monitoring dan regulasi yang seseorang dalam belajar dan berpikir,
dilakukan siswa belum optimal. Kedua, sehingga belajar dan berpikir yang
dalam pembelajaran siswa lebih tinggi dilakukan seseorang menjadi lebih efektif
menggunakan strategi belajar kognitif dan efisien. Meningkatkan kesadaran
dibandingkan strategi belajar metakognitif. belajar dari siswa juga dapat dilakukan
Ketiga, strategi belajar metakognitif tidak dengan cara memberikan kesempatan
berlaku pada siswa berkemampuan kognitif kepada siswa untuk membuat rencana
rendah. Strategi belajar sosial afektif dan belajar. Perencanaan tersebut dapat

26
dituliskan didalam jurnal belajar hariannya. menghafal saja, tetapi juga memerlukan
Jurnal belajar merupakan catatan kegiatan pemahaman materi yang komprehensi
belajar yang dilakukan oleh siswa selama
Hal ini sejalan dengan teori belajar
melakukan proses pembelajaran. Pada saat
menurut Vygotsky yang menyatakan bahwa
siswa dapat merekam semua kegiatan yang
proses belajar akan terjadi secara efektif dan
dilakukan selama proses pembelajaran,
efisien apabila anak belajar secara
maka siswa akan mudah untuk
kooperatif dengan anak-anak lain dalam
mengevaluasi proses belajar yang mereka
suasana dan lingkungan yang mendukung,
lakukan Metakognitif adalah kesadaran
dalam bimbingan orang yang lebih mampu
berpikir tentang apa yang diketahui dan apa
(Masganti, 2017). Kegiatan respon sikap
yang tidak diketahui. Dalam konteks
menunjukan reaksi yang diberika siswa
pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana
berupa tanggapan atau jawaban atas suatu
untuk belajar, mengetahui kemampuan dan
tindakan tertentu. Kegiatan respon sikap
modalitas belajar yang dimiliki, dan
selama pembelajaran memberikan
mengetahui strategi belajar terbaik untuk
kesempatan bagi siswa untuk bertanya
belajar efektif. Maka dapat dikatakan bahwa
terkait materi dan meminta penjelasan ulang
strategi metakognitif erat kaitannya dengan
terkait materi yang belum dipahami. Selain
hasil kriteria ketuntasan minimal belajar
itu kegiatan respon sikap juga membantu
siswa. Keberhasilan seseorang dalam
interaksi aktif antara siswa ataupun siswa
belajar dipengaruhi oleh kemampuan
dengan guru selama pembelajaran. Selama
metakognitifnya. Jika setiap kegiatan
interaksi guru dapat memberikan penguatan
belajar dilakukan dengan mengacu pada
terhadap jawaban siswa, memebrikan
indikator dari learning how to learn maka
masukan atau tambahan serta memberikan
hasil optimal pasti akan mudah dicapai.
penjelasan yang tepat terkait miskonsepsi
Mengembangkan strategi metakognitif
yang dialami siswa. Hal ini didukung oleh
sangat penting dalam proses pembelajaran
teori belajar Vygotsky yang menyatakan
karena akan memudahkan siswa dalam
bahwa pembelajaran menekankan aspek
memahami semua aktivitas belajar sehingga
sosial yaitu interakasi, pemberian bantuan
siswa dapat dengan mudah untuk
dan pemberian tanggung jawab pada siswa
mendapatkan pengetahuan. Siswa tidak
untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar
cukup hanya memiliki kemampuan
(Trianto, 2009). Kontrol emosi pada strategi

27
belajar sosial afektif mengarah pada berkemampuan kognitif sedang dan tinggi
pengaturan pada perasaan-perasaan yang Kontribusi strategi belajar kognitif,
timbul selama pembelajaran. Kegiatan metakognitif dan sosial afektif juga ditinjau
kontrol emosi membantu siswa memotivasi berdasarkan hasil belajar IPA yang
diri dalam belajar, mengatur sikap saat dikelompokkan pada kategori tinggi, sedang
menghadapi tes dan keyakinan terhadap dan rendah. Strategi belajar kognitif,
kemampuan diri sendiri untuk metakognitif dan sosial afektif memberikan
menyelesikan tugas-tugas belajar. Goleman kontribusi yang positif terhadap hasil
(2009) menyatakan bahwa krontrol emosi belajar tinggi karena siswa berekemampuan
merupakan salah satu indikator kecerdasan kognitif tinggi mempunyai kemampuan
emosional yakni kemampuan mengatasi berpikir kompleks. Kemampuan berpikir ini
kegelisahan dalam belajar, motivasi diri, membantu siswa mengoptimalkan
dan pengaturan suasana hati menentukan kegiatankegiatan pada strategi belajar
keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi kognitif, metakognitif dan sosial afektif. Hal
belajar. Strategi belajar sosial afektif dan ini sesuai dengan pendapat Yusuf (2011)
hasil belajar secara umum menunjukan yang menyatakan bahwa kemampuan
hubungan yang sangat lemah hal ini berpikir atau kecerdasan inteligensi
disebabkan beberapa hal sebagai berikut. mempengaruhi kemampuan belajar,
Pertama, kegiatan-kegiatan pada strategi menggunakan pengetahuan dalam rangka
sosial afektif belum mampu dilakukan siswa memecahkan masalah dan beradaptasi
dengan optimal untuk meningkatkan hasil dengan ligkungan. Pribadi siswa terkait
belajar. Kedua strategi belajar sosial afektif intelegensinya memegang peranan besar
masih rendah digunakan siswa dalam terhadap tinggirendahnya taraf prestasi
belajar dibandingan dengan strategi kogntif belajar siswa, khususnya dalam pelajaran
dan metakognitif. yang menuntut banyak pemikiran misalnya
pelajaran sains Winkel (dalam Yusuf,
Hal ini menyebabkan strategi belajar
2011). Strategi belajar kognitif,
sosial afektif memberikan kontribusi yang
metakognitif dan sosial afektif terhadap
lebih kecil terhadap hasil belajar
hasil belajar sedang memberikan kontribusi
dibandingkan strategi belajar kognitif dan
yang positif karena siswa berkmampuan
metakognitif. Ketiga, strategi belajar sosial
kognitif sedang mampu melakukan
afektif hanya berlaku pada siswa

28
kegiatan-kegiatan belajar kognitif, yang berarti jika strategi metakognitif siswa
metakognitif dan sosial afektif untuk meningkat maka hasil belajar akan turun.
mencapai hasil belajar. Hal ini didukung Hal ini terjadi karena siswa berkemampuan
oleh pendapat Sanjaya, (2006) yang rendah belum mampu melakukan
menyatakan siswa yang mempunyai kegiatankegiatan berpikir kompleks yang
kemampuan memadai akan mempengaruhi melibatkan metakognisi. Strategi belajar
proses pembelajaran mereka dibandingkan sosial afektif juga memberikan kontribusi
dengsn siswa yang tidak memiliki hal itu. negatif terhadap hasil belajar yang berarti
bahwa jika strategi belajar sosial afektif
Pada hasil belajar sedang strategi
meningkat maka hasil belajar akan turun.
belajar kognitif dan metakognitif
Hal ini terjadi karena siswa belum mampu
memberikan kontribusi yang lebih tinggi
melakukan kegiatankegiatan strategi sosial
dibandingkan strategi belajar sosial afektif.
afektif dengan optimal seperti belajar
Strategi belajar kognitif memberikan
bekerjasama, mengendalikan perasaan dan
kontribusi yang bersifat positif terhadap
emosi untuk mencapai hasil belajar. Hal ini
hasil belajar rendah sedangkan strategi
dikarenakan strategi belajar kognitif mampu
belajar metakognitif dan sosial afektif
digunakan oleh siswa berkemampuan
bersifat negatif. Strategi belajar kognitif
kognitif rendah hingga berkemampuan
mampu memberikan kontribusi positif
tinggi sedangkan strategi belajar
karena siswa berkemampuan rendah dapat
metakognitif dan sosial afektif hanya
melakukan kegiatan-kegiatan mengulang
berlaku pada siswa berkemampuan kognitif
untuk memahami namun belum optimal
tinggi dan sedang. Selain itu kegiatan-
sehingga hasil belajar yang mampu dicapai
kegiatan strategi belajar kognitif sering
berada pada jenjang kognitif yang paling
dilakukan siswa dalam pembelajaran
rendah. Siswa berkemampuan rendah
sehingga mampu mendukung pencapaian
ditandai kurangnya motivasi belajar tidak
hasil belajar kognitif dari jenjang yang
adanya keseriusan dalam belajar dalam
paling rendah sampai paling tinggi.
menyelesaikan tugas-tugas dan lain
sebagainya (Sanjaya, 2006). Kemudian penelitian juga
menyebutkan pembelajaran menggunakan
Strategi belajar metakognitif
PMSS (Pembelajaran Metakognitif berbasis
berkontribusi negatif terhadap hasil belajar
soft skill dapat meningkatkan aktivitas

29
belajar siswa ( Murni, Atma. 2020). Hal ini Bremmer (1999) menyatakan strategi
menunjukkan bahwa dengan strategi kompensasi dan metakognitif yang
pembelajaran metakognitif dapat membuat berhubungan dengan hasil belajar;
individu terlatih untuk meningkatkan sementara itu Vidal (2002) dan Setiadi dkk
kemampuan interpersonalnya dan (1999) mendapatkan hasil penelitian yang
intrapersonalnya. Dengan strategi sama yaitu strategi metakognitif yang paling
pembelajaran dengan metakognitif pada banyak digunakan pembelajar yang
pembelajaran numerik mahasiswa dapat berhasil. Berbeda dengan mereka,
meningkatkan keaktifan belajar Lengkanawati (2004) mendapatkan bahwa
meningkatkan pemahaman matematis mahasiswa Indonesia lebih banyak
mahasiswa (Syahbana,Ali. 2013). Hal ini menggunakan strategi memori,
dikarenakan strategi pembelajaran metakognitif dan afektif, sedangkan strategi
metakognitif pada mahasiswa membuat kognitif, kompensasi, dan strategi sosial
mahasiswa terbiasa untuk merencanakan, lebih banyak digunakan oleh mahasiswa
memantau dan terus mengevaluasi proses Australia. Hal tersebut menunjukkan bahwa
berpikirnya. Perilaku perilaku seperti ini sepertinya tidak ada satu strategi yang
yang membuat softskill di dalam individu “mutlak” berhasil digunakan dalam
menjadi terasah dan membuat mahasiswa meningkatkan hasil belajar. Suatu strategi
dapat belajar mengenai problem solving. bila digunakan dengan tepat dan pada
Dari paparan yang disebutkan diatas dapat situasi dan tempat yang tepat akan
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran membuahkan keberhasilan. Terlebih jika
metakognitif melatih individu dalam strategi strategi tersebut diajarkan melalui
berpikir kritis. Berpikir kritis inilah yang suatu pelatihan, maka hasilnya akan terlihat
dapat membantu untuk meningkatkan nyata bahwa penggunaan suatu strategi akan
softskill mahasiswa. Strategi pembelajaran me-ningkatkan hasil belajar (O‟Malley dan
metakognitif ini cocok diterapkan dalam Chamot 1995; Oxford 1990)
pelajaran pelajaran yang numerik.
Oxford (1990:14) menyatakan
\ strategi pembelajaran bahasa bahwa strategi langsung (memori, kognitif,
tertentu yang berhubungan dengan hasil kompensasi) dan strategi tidak langsung
yang dicapai atau strategi yang (metakognitif, afektif dan sosial) saling
meningkatkan ketrampilan berbahasa, yaitu mendukung satu dengan lainnya, dan

30
masing-masing saling berhubungan dan Perkembangan yang optimal pada
membantu (...direct strategies and indirect segala aspek merupakan faktor kesuksesan
strategies support each other, and that each seorang anak nanti. Pola pengasuhan dan
strategy group is capable of connecting with pendidikan yang dilakukan oleh orang tua,
and assisting every other strategy group). guru dan lingkunngan akan berpengaruh
Misalnya, strategi langsung seperti memori terhadap kualitas anak. Dengan tanpa
digunakan untuk menambah atau mengabaikan aspek lain, perkembangan
memperoleh perbendaharaan bahasa dalam kognitif menjadi fokus penting selain
mengerti teks-teks bahasa Inggris, ditambah perkembangan fisik pada masa anak-anak.
dengan strategi tidak langsung seperti Perkembangan kognitif telah dimulai
strategi metakognitif yang memampukan semenjak bayi bahkan pada masa prenatal
mahasiswa dalam merencanakan, dalam bentuk sederhana. Piaget membagi
mempersiapkan, dan mengevaluasi perkembangan kognitif kepada empat tahap,
pembelajaran mereka. yaitu : sensori motorik (0 – 2 tahun), pre
operasional (2 - 7 tahun), operasional
konkrit (7 – 12 tahun) dan operasional
KESIMPULAN formal (12 tahun ke atas). Oleh karena itu,

Pengertian metakognitif menurut mulai masa bayi sampai anak-anak

Marzano (1988), yang mengatakan bahwa mengalami tiga tahapan perkembangan

secara sederhana metakognisi merupakan kognitif.


kesadaran berpikir yang memainkan Seiring dengan peningkatan
perananan spesifik dan kemudian kemampuan kognitif, anak mulai menyadari
menggunakan kesadaran ini untuk bahwa pikiran terpisah dari objek atau
mengontrol apa yang akan kita lakukan. tindakan seseorang. Anak sudah dapat
Marzano sendiri membagi metakognisi ke mulai mengatur pikirannya dalam bentuk
dalam dua aspek utama yaitu; (1) yang sederhana. Berdasarkan penelitian
Pengetahuan dan kontrol diri (knowledge Flavel, anak 3 tahun memiliki kemampuan
and control of self) dan (2). Pengetahuan untuk mengatur pikirannya. Kemampuan
dan kontrol proses (knowledge and control inilah yang disebut metakognitif, yaitu
of process). suatu kesadaran tentang kognitif kita
sendiri, bagaimana kognitif kita bekerja

31
serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan mengutip Kellough menguatkan bahwa
ini sangat penting terutama untuk keperluan strategi metakognitif mengkondisikan siswa
efisiensi penggunaan kognitif kita dalam aktif merencanakan, memonitor,
menyelesaikan masalah. Secara ringkas mengevaluasi kemajuan berpikir dan
metakognitif dapat diistilahkan sebagai belajar. Strategi belajar metakognif
“thinking about thingking”. Kemampuan merupakan cara untuk meningkatkan
metakognitif telah berkembang sejak masa kesadaran mengenai proses berpikir dalam
anak-anak awal seiring dengan peningkatan pembelajaran yang berlaku, sehingga bila
kemampuan kogntifnya. kesadaran itu terwujud maka seseorang
dapat mengawal pemikirannya dengan
Kemampuan metakognitif ini sangat
merancang, memantau, dan menilai apa
berperan dalam kegiatan belajar, misalnya
yang dipelajarinya.
aktivitas memecahkan masalah pada
pembelajaran matematika serta aktivitas kognitif atau pemikiran adalah
membaca dalam pembelajaran bahasa. istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
Siswa dapat menggunakan strategi untuk menjelaskan semua aktivitas mental
metakognitif dalam pembelajaran meliputi yang berhubungan dengan persepsi, pikiran,
tiga tahap berikuti, yaitu : merancang apa ingatan dan pengolahan informasi yang
yang hendak dipelajari; memantau memungkinkan seseorang memperoleh
perkembangan diri dalam belajar; dan pengetahuan, memecahkan masalah, dan
menilai apa yang dipelajari. Strategi merencanakan masa depan, atau semua
metakognitif dapat digunakan untuk setiap proses psikologis yang berkaitan bagaimana
pembelajaran bidang studi apapun. Hal ini individu mempelajari, memperhatikan,
penting untuk mengarahkan siswa agar bisa mengamati, membayangkan,
secara sadar mengontrol proses berpikir dan memperkirakan, menilai dan memikirkan
pembelajaran yang dilakukan siswa. lingkungannya.

Strategi metakognitif merupakan gaya kognitif merupakan


strategi untuk melaksanakan dan “karakteristik seseorang dalam menerima,
memonitor, model berpikir yang melibatkan menganalisis dan merespon suatu tindakan
penalaran siswa, dan terfokus pada kognitif yang diberikan”. gaya kognitif
penggunaan penalaran. Serta Yamin adalah “karakteristik individu dalam hal

32
merasa, mengingat, mengorganisasikan, Amalia, W.P., Priyono, A., Prasetyo,B.&
memproses, dan pemecahan masalah”. Supriyanto. (2012). Pengaruh
Berdasarkan dua pendapat tersebut terlihat Penerapan Strategi Metakognitif
adanya kesamaan dalam pengertian gaya dalam Metode Inkuiri terhadap
kognitif. Sehingga dapat disimpulkan Hasil Belajar, Unnes Journal of
bahwa gaya kognitif adalah karakteristik Biology Education Vol.1 No.3,
atau ciri yang dimiliki seseorang dalam hlm. 65-70.
menerima, merespon, memproses dan
Kusumaningtias, A., Zubaidah, S., &
menyelesaikan masalah. gaya kognitif
Indriwati, S.E. (2013). Pengaruh
reflektif memiliki karakteristik yang lambat
Problem Based Learning Dipadu
dalam menyelesaikan masalah tetapi
Strategi NHT terhadap
jawaban cenderung benar, sedangkan gaya
Kemampuan Metakognitif,
kognitif impulsif memiliki karakteristik
Berpikir Kritis, dan Kognitif
yang cepat dalam menyelesaikan masalah
Biologi. Jurnal Penelitian
tetapi jawaban cenderung salah.
Pendidikan, Vol. 1

Nuryana, E. & Sugianto, B. (2012).


DAFTAR PUSTAKA Hubungan Keterampilan
Metakognitif dengan Hasil Belajar
Candiasa, M. 2016. Pengaruh Strategi
Siswa pada Materi Reaksi Reduksi
Pembelajaran dan Gaya Kognitif
Oksidasi (Redoks) Kelas X-1 SMA
Terhadap Kemampuan
Negeri 3 Sidoarjo.Unesa Jounal of
Memprogram Komputer. Jurnal
Chemical Education Vol. 1 No.1,
Universitas Negeri Jakarta Vol. 4,
hlm. 83-91.
No. 3. 32-56.
Yustina, I.N., & Sugiarto, B. (2012).
Yustina, I.N., & Sugiarto, B. (2012).
Korelasi antara Keterampilan
Korelasi antara Keterampilan
Metakognitif dengan Hasil Belajar
Metakognitif dengan Hasil Belajar
Siswa di SMA 1 Dawarblandong
Siswa di SMA 1 Dawarblandong
Mojokerto, Journal of Chemical
Mojokerto, Journal of Chemical
Education Vol. 1 No.2, hlm. 78-
Education Vol. 1 No.2, hlm. 78-
83.
83.

33
Maulana. (2008). Pendekatan Metakognitif Meningkatkan Prestasi. Jurnal Al-
Sebagai Alternatif Pembelajaran Hikmah, 8(1), 25–32.
Matematika Untuk Meningkatkan
Indarini, E., Sadono, T., & Onate, M. E.
Kemampuan Berpikir Kritis
(2013). Pengetahuan Metakognitif
Mahasiswa PGSD. Jurnal
Untuk Pendidik Dan Peserta Didik.
Pendidikan Dasar. Vol 1 no 2. Hal
Satya Widya, 29(1), 40.
23-58.
Iskandar, S. M. (2014). Pendekatan
Bintang, L., Ilma, Z., Dewi, R. S., Fadilah,
Keterampilan Metakognitif Dalam
F. A., Rofiq, M. A., Gian, R., Eva, N.,
Pembelajaran Sains Di Kelas. Erudio
Psi, S., & Psi, M. (2022). Strategi
Journal of Educational Innovation,
pembelajaran metakognitif berbasis
2(2), 13–20.
softskill pada mahasiswa [Soft skill-
based metacognitive learning Khoiriah, T. (2015). Strategi Pembelajaran

strategies for students]. Seminar Metakognitif Terhadap Hasil Belajar

Nasional Mahasiswa 2022, April, 142– Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan

148. Pada Manusia. Jurnal Pengajaran


Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Fisik, P., Psikososial, D. A. N., Masa, P., &
Alam, 6(1), 177.
Tahun, K. A. (n.d.). Perkembangan
fisik, kognitif, dan psikososial pada Loka, W. P., Sumadja, W. A., & Resmi.

masa kanak-kanak awal 2-6 tahun. III, (2017). Strategi Pembelajaran

19–33. Metakognitif Terhadap Hasil Belajar.


Journal of Chemical Information and
Fithriyana, E. (2018). Peran Strategi
Modeling, 21(2), 1689–1699.
Metakognitif dengan Bantuan Metode
PQ4R pada Prestasi Akademik Munandar, H. (2015). pentingg sekali

Mahasiswa PIAUD Di Institut Agama regresi Hubungan kesadaran

Islam Sunan Giri Bojonegoro. Al metakognitif dan gaya kognitif dengan

Ulya : Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), kemampuan metakognitif peserta didik

162–171. kelas XI IPA sma negeri se- kota


Parepare. Prosiding Seminar Nasional,
Hayati, N. (2011). Metakognitif :
02(1), 128–136.
Bagaimana Belajar untuk

34
Nasution, S. Z. F. (2022). Strategi Prasetyoningrum, F. D., & Mahmudi, A.
Meningkatkan Kemampuan Kognitif (2017). Pengaruh strategi metakognitif
Anak Usia Dini Melalui Seni Musik Di terhadap kemampuan pemecahan
Paud Az-Zahra Mabar Kecamatan masalah matematis siswa kelas VIII di
Medan Deli Kota Medan. 2(6), 511– SMP Negeri 6 Yogyakarta. Jurnal
519. Pendidikan Matematika, 6(4), 19–27.

Prasasti Abrar, A. I., & Amalia, M. U. Widyantari, N. K. S., Suardana, I. N., &
(2017). Aplikasi Strategi Kognitif Devi, N. L. P. L. (2019). Pengaruh
Untuk Meningkatkan Kemampuan Strategi Belajar Kognitif, Metakognitif
Siswa Dalam Memahami Materi Dan Sosial Afektif Terhadap Hasil
Pembelajaran Logaritma Di Kelas X Belajar Ipa. Jurnal Pendidikan dan
Matematika Dan Ilmu Alam (Mia) 5 Pembelajaran Sains Indonesia
Sma Negeri 2 Palopo. MaPan, 5(1), (JPPSI), 2(2), 151.
45–67.

35

Anda mungkin juga menyukai