Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar IPA antara
siswa yang mengikuti pembelajaran Self Regulated Learning (SRL) berbantuan media
lingkungan dan konvensional pada siswa kelas V di Gugus IV Kecamatan Selat
Kabupaten Karangasem. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN 4 Muncan
yang berjumlah 26 orang dan siswa kelas V SDN 2 Muncan yang berjumlah 22 orang.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data non-
test yaitu kuisioner motivasi. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis
statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian ini menemukan bahwa
terdapat perbedaan motivasi belajar IPA yang signifikan antara kelompok siswa yang
mengikuti pembelajaran Self Regulated Learning (SRL) berbantuan media lingkungan
dan siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran konvensional (ttabel =
1,675 > thitung = 35,6). Perbandingan hasil perhitungan rata-rata motivasi belajar IPA
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Self Regulated
Learning (SRL) berbantuan media lingkungan adalah 132,96 lebih besar dari rata-rata
motivasi belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran model konvensional adalah
96,4. Hal ini berarti penerapan model pembelajaran Self Regulated Learning (SRL)
berbantuan media lingkungan berpengaruh terhadap motivasi belajar IPA siswa kelas
V semester genap di Gugus IV Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem tahun
pelajaran 2015/2016.
Abstract
This study aims to determine the differences between students' motivation to learn
science the following study Self-Regulated Learning (SRL) assisted and conventional
media environment at fifth grade students in Cluster IV Selat subdistrict. Samples of
this study are students of class V SDN 4 Muncan totaling 26 people, and fifth grade
students of SDN 2 Muncan amounting to 22 people. Collecting data in this study using
a non-test data collection is questionnaire motivation. Data collected were analyzed
using descriptive statistical analysis and inferential statistics (t-test). Our research
found that there are differences in motivation to learn science significantly between
groups of students who take the learning Self Regulated Learning (SRL) aided
environmental media and students following the conventional learning model study
(ttable= 1,675> tvalue= 35.6). Comparison of the results of the calculation of average
motivation to learn science students who take the learning to the learning model Self
Regulated Learning (SRL) aided 132.96 media environment is greater than the
average motivation to learn science students who take the conventional model study
was 96.4. This means learning model application Self-Regulated Learning (SRL)
aided the media environment affect motivation for fifth grade science students in the
second semester of Cluster IV District of Karangasem Selat subdistrict year
2015/2016.
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
motivasi belajar yang diperoleh akan pengetahuan awalnya terkait materi yang
maksimal. akan dipelajari kemudian menerima LKS
Ketiga, Menurut Santyasa yang berisi permasalahan atau persoalan.
(2012:212) Model pembelajaran Self LKS juga dapat berupa panduan dalam
Regulated Learning (SRL) berbantuan melakukan percobaan. Pada tahap ini
media lingkungan berdampak sangat siswa akan menstimulus pikirannya,
positif terhadap pembentukan dan sehingga akan menimbulkan hipotesis-
pengembangan motivasi belajar siswa, hipotesis dalam dirinya yang merupakan
sebab dalam implementasinya, model awal yang baik dalam membentuk
pembelajaran ini menekankan pada proses pemahaman terkait materi yang sedang
pembelajaran yang berpusat kepada dipelajari.
siswa. Menghindari cara-cara belajar yang Tahap selanjutnya adalaha Plan.
tradisional seperti dengan menghafal, Pada tahap ini siswa mulai menuangkan
sehingga tidak dapat memberikan kreatifitasnya dalam bentuk perencanaan
kesempatan kepada siswa untuk kerja dan pembagian tugas dengan
mengakomodasi dan mengonstruksi kelompoknya. Perencanaan yang
informasi. Model pembelajaran Self dimaksud meliputi kegiatan diskusi terkait
Regulated Learning (SRL) dengan media LKS yang diberikan, merumuskan
lingkungan sebagai bantuan dalam belajar hipotesis tentang permasalahan yang
maka memberikan proses belajar yang diterimanya, merencanakan sumber-
bermakna bagi siswa sekaligus sumber yang digunakan guna menunjang
memberikan mereka pengalaman. Proses kegiatan belajarnya, hingga merumuskan
pembelajaran yang bermakna akan teori-teori yang sedang dipelajari
tercermin dari penguasaan konsep atau berdasarkan hasil eksplorasi dan diskusi
bahan ajar yang mereka pelajari. Dengan bersama kelompoknya.
kata lain, hal tersebut berimplikasi pada Setelah merencanakan, siswa
motvasil belajar siswa. Hal ini sejalan menuju ke tahapan selanjutnya yaitu
dengan penelitian yang dilakukan oleh implement. Pada tahap ini siswa
Yusup dan Didin (2010) yang melaksanakan segala hal yang telah
menyebutkan terdapat perbedaan yang mereka rencanakan dalam pengerjaan
signifikan motivasi belajar antara siswa LKS. Pelaksanaan yang dimaksud adalah
yang diterapkan model Self Regulated siswa melakukan kegiatan yang telah
Learning (SRL) dengan siswa yang tanpa mereka rancang baik berupa pengamatan
pendekatan model Self Regulated terhadap sumber maupun kegiatan
Learning (SRL). praktikum yang berupa percobaan. Perlu
Keempat, perbedaan yang diketahui, kegiatan praktikum tidak hanya
signifikan antara siswa yang mengikuti berupa kegiatan eksperimen yang
pembelajaran dengan model pembelajaran menuntut manipulasi media atau
Self Regulated Learning (SRL) berbantuan percobaan. Kegiatan praktikum dalam
media lingkungan dan siswa yang model ini bisa saja berupa pengumpulan
mengikuti pembelajaran dengan model informasi dari sumber-sumber yang
pembelajaran konvensional juga relevan dengan cara yang mereka rancang
disebabkan oleh perbedaan perlakuan sendiri. Sebab dalam implementasinya,
pada langkah-langkah pembelajaran dan tidak semua indikator pembelajaran dapat
proses penyampaian materi. Langkah- diadakan kegiatan percobaan. Pada tahap
langkah model pembelajaran Self ini siswa secara mandiri akan melakukan
Regulated Learning (SRL), yaitu: analyse, kegiatan praktikum pengumpulan data
plan, implement, comprehend, problem untuk menjawab hipotesis yang telah
solving, evaluate, modify (Santyasa, 2012). mereka rancang. Tahapan ini akan
Pembelajaran dengan model menumbuhkan semangat siswa dalam
pembelajaran Self Regulated Learning belajar, selain itu kemandirian dan rasa
(SRL) menekankan pada aktivitas siswa tanggung jawabnya terhadap pekerjaan
dan peran guru hanya sebagai fasilitator juga akan dapat dikembangkan.
dan kawan belajar. Pada tahap pertama Tahapan selanjutnya adalah
yaitu analyse, siswa dipancing comprehend. Pada tahap ini siswa
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016