Anda di halaman 1dari 11

Tugas Ujian Akhir Semester

“Hubungan antara disiplin Belajar siswa dan kemandirian belajar siswa”


Dosen Pengampu: Halistin, M.Si

Disusun Oleh

Rezal Asnan Ahmad /2021010101127

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI


FAKULTAS TARBIYAh DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2022/2023
LAPORAN PENELITIAN

A. Judul Penelitian

Analisis Korelasional pada kasus Disiplin Belajar Siswa dan Kemandirian


Belajar kelas VII E Di SMPN 1 Wonogiri

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. apakah terdapat korelasi antara Disiplin Belajar dan Kemandirian Belajar


Siswa VII E di SMPN 1 Wonogiri?
2. Seberapa kuatnya korelasi antara Disiplin Belajar dan Kemandirian Belajar
Siswa VII E di SMPN 1 Wonogiri?

C. Deskripsi Teori Variabel-Variabel

Disiplin Belajar
Disiplin Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku
setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan oleh seseorang Rifa’i (2011: 82). Learning is to observe, to read, to
imitate, to try something themselves, to listen and to follow direction (Harold
Spears dalam Sudirman, 2011:20). Artinya belajar adalah mengamati, membaca,
meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengar dan mengikuti petunjuk. Slameto
(2013: 2) mengungkapkan bahwa “belajar merupakan suatu proses perubahan
yang diperoleh dari usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri. Kata disiplin berasal dari bahasa latin disibel yang berarti
pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami
perubahan menjadi discipline yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata
tertib. Sejalan dengan hal tersebut Rahman (2011: 64) memngungkapkan bahwa
“disiplin berasal dari bahasa inggris discipline yang mengandung beberapa arti.
Diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral,
memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur
tingkah laku
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian disiplin di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah serangkaian perilaku
seseorang yang menunjukkan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan, tata
tertib norma kehidupan yang berlaku karena didorong adanya kesadaran dari
dalam dirinya untuk melaksanakan tujuan belajar yang diinginkan. Disiplin
belajar merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan menentukan
keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya. Disiplin merupakan titik
pusat dalam pendidikan, tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan antara guru dan
siswa yang mengakibatkan prestasi yang dicapai kurang optimal terutama dalam
belajar.
Aspek dan Indikator Kedisiplinan Dalam Belajar Menurut Arikunto (dalam
Muhammad Khafid, dkk, 2007) dalam penelitian mengenai kedisiplinan terdapat
tiga macam indikator kedisiplinan, yaitu:
(1) Perilaku kedisiplinan di dalam kelas,
(2) Perilaku kedisiplinan di luar kelas dan lingkungan sekolah, dan
(3) Perilaku kedisiplinan di rumah.
. Berdasarkan uraian indikator disiplin belajar menurut para ahli di atas, maka
dalam penelitian ini penulis menyimpulkan empat aspek beserta indikatornya
berdasarkan konsep dasar teori oleh para ahli di atas, yaitu:
a. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah dengan indikator:
(1) Kehadiran siswa,
(2) Penggunaan pakaian seragam sekoah,
(3) Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 13, No. 1, April 2020, e-ISSN:
2407-7437 79 Lingkungan sekolah,
(4) Etika, estetika dan sopan santun,
(5) Administrasi sekolah,
(6) Kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri,
(7) Melaksanakan tugas piket sesuai jadwal.
b. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah dengan indikator:
(1) Mengikuti dengan baik kegiatan pembelajaran yang diadakan di
sekolah,
(2) Tidak mencontek saat ulangan,
(3) Aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran dengan indikator:
(1) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
(2) Mengumpulkan tugas tepat waktu.
d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah, dengan indikator:
(1) Belajar saat ada waktu luang,
(2) Mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR),
(3) Pintar membagi waktu,
(4) Selalu mengulang di rumah pelajaran yang diajarkan oleh guru di
sekolah.
Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar adalah kegiatan belajar yang terjadi karena dorongan


untuk menguasai suatu pengetahuan atau kompetensi dengan tidak bergantung
kepada orang lain. Kemandirian belajar merupakan pengaturan program belajar
secara mandiri seperti waktu belajar, irama dan tempo belajar, cara atau strategi
belajar sampai evaluasi belajar. Kemandirian belajar dibangun atas niat atau
motivasi pribadi dalam pengaturan strategi pembelajaran yang didorong oleh
kemauan, pilihan dan tanggung jawab dari pembelajar itu sendiri.

Kemandirian belajar juga diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang


untuk melakukan aktivitas belajar dengan penuh keyakinan dan percaya diri akan
kemampuannya dalam menuntaskan aktivitas belajarnya tanpa adanya bantuan
orang lain. Dengan kemandirian belajar, siswa tidak akan bergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya serta dapat menentukan
strategi belajar untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskannya.

 Menurut Nurhayati (2016), kemandirian belajar adalah suatu keadaan


dimana siswa bertanggung jawab sepenuhnya dalam pengambilan
keputusan dan mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar. 
 Menurut Dedyerianto (2019), kemandirian belajar adalah perilaku siswa
dalam mewujudkan tujuan belajar yang ingin dicapainya dengan tidak
bergantung kepada orang lain. Dalam hal ini, siswa dapat menyusun
strategi belajar yang akan dilakukannya agar dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik juga mandiri. 
 Menurut Sumarmo (2004), kemandirian belajar adalah proses belajar yang
terjadi karena pengaruh dari pemikiran, perasaan, strategi, dan perilaku
sendiri yang berorientasi pada pencapaian tujuan belajar yakni merancang
belajar, memantau kemajuan belajar selama menerapkan rancangan dan
mengevaluasi hasil belajarnya secara lengkap. 

Aspek-aspek Kemandirian Belajar 

Menurut Candy (1991), kemandirian belajar terdiri dari empat aspek, yaitu
sebagai berikut:

a. Otonomi pribadi (personal autonomy) 


Aspek otonomi pribadi menunjukkan karakteristik individual dari orang
yang mampu belajar mandiri. Individu yang memiliki kemandirian adalah
individu yang bebas dari tekanan baik eksternal maupun internal, memiliki
sekumpulan nilai-nilai dan kepercayaan pribadi yang memberikan konsistensi
dalam kehidupannya. Hal ini berarti orang tersebut mampu membuat rencana atau
tujuan hidup, bebas dalam membuat pilihan, menggunakan kapasitas dirinya
untuk refleksi secara rasional, mempunyai kekuatan kemauan, berdisiplin diri dan
melihat dirinya sendiri sebagai orang yang mandiri.

b. Manajemen diri dalam belajar (self-management in learning) 


Aspek manajemen diri menjelaskan adanya kemauan dan kapasitas dalam
diri seseorang untuk mengelola dirinya. Kapasitas tersebut ditunjukkan dengan
adanya keterampilan atau kompetensi dalam diri orang yang mandiri.

c. Meraih kebebasan untuk belajar (the independent pursuit of learning) 


asan dalam belajar menggambarkan tentang adanya kebutuhan individu
untuk memperoleh kesempatan belajar. Aspek ini menjelaskan bahwa orang
dewasa memiliki kebutuhan untuk meningkatkan diri melalui belajar berbagai hal
dalam kehidupan.

d. Kendali/penguasaan pembelajar terhadap pembelajaran (learnercontrol


of instruction)
Aspek kontrol pembelajar terhadap pembelajaran, menjelaskan tentang peran
siswa pada situasi belajar formal yang melibatkan cara mengorganisasi tujuan
pembelajaran. Penjelasan aspek ini dihubungkan dengan hal-hal yang dianggap
menjadi porsi pengawasan guru, yaitu pengorganisasian tujuan belajar, materi
belajar, kecepatan belajar, langkah-langkah belajar, metodologi belajar serta
evaluasi belajar.

Karakteristik Kemandirian Belajar 

Menurut Slameto (2002), beberapa karakteristik yang dihubungkan dengan


kemandirian belajar pada siswa adalah sebagai berikut: 
1. Independence. Siswa yang belajar secara mandiri bertanggung jawab
secara mandiri terhadap analisa, rencana, pelaksanaan dan mengevaluasi
sendiri aktivitas pembelajarannya. 
2. Self Management. Siswa yang belajar secara mandiri dapat
mengidentifikasikan apa yang mereka butuhkan selama proses
pembelajaran, mengatur tujuan belajar, mengontrol waktu mereka sendiri
dan berusaha untuk belajar dan membuat ataupun mengatur feedback dari
pekerjaan mereka.
3. Desire for learning. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dan
mendapatkan pengetahuan, siswa yang belajar secara mandiri harus
memiliki motivasi yang kuat. Untuk mencapai hasil belajar yang terbaik,
pelajar menggunakan sumber pembelajaran dari lingkungan eksternal dan
menggunakan strategi belajar yang memungkinkan yang terjadi selama
proses pembelajaran.

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis kalimat

H0 : Tidak ada korelasi antara Disiplin Belajar dan Kemandirian Belajar


Siswa VII E di SMPN 1 Wonogiri
H1 : Ada korelasi antara Disiplin Belajar dan Kemandirian Belajar
Siswa VII E di SMPN 1 Wonogiri

2. Hipotesis Statistik

H0 : ρ≠0
H1 : ρ=0

E. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel

Untuk variabel yang saya gunakan dalam penelitian ini yaitu Disiplin
Belajar (X) Dan Kemandirian Belajar (Y).
2. Data Penelitian

Untuk data penelitian yang saya ambil yaitu dari sampel nomor 5-34.
Berikut data mentahnya:

Hubungan Disiplin Belajar dan Kemandirian Belajar Siswa kelas VII E


di SMPN 1 Wonogiri
F. Hasil
No Sampel Disiplin Belajar Kemandirian Belajar
(X) (Y)
1 Muh. Rizki Saputra 76.0 83.6
2 Dewi Damayanti 80.0 69.6
3 Ratu siska Dewi 86.0 82.4
Ninda Nurul
4 82.0 80.4
Aminah
5 Dila Anggraeni 85.0 70.4
6 Wa Ode Asnawiah 86.0 77.2
7 Dita Rizky Amalia 79.0 72.0
Muhammad
8 76.0 69.2
Chandy
9 Wa Ode Finna S. 73.0 74.8
10 Wa Ode Nurul A. 73.0 68.8
11 Siti Halmia 73.0 75.6
12 Erlin Idris 88.0 78.4
13 Risa 88.0 70.0
14 Helmi 84.0 62.4
15 Musliman 77.0 71.2
16 Hardianti 88.0 71.6
17 Nur Yanti Diyhar 78.0 78.8
18 Desy Andriani Ode 74.0 70.0
19 Rinaldin 74.0 62.4
20 Harmila Aca 77.0 71.2
21 Nahda Putri Sari 68.0 71.6
22 Novita Zulhera 75.0 85.2
23 Siti Yunisyah 79.0 77.6
24 Samulisa 80.0 80.0
25 Muhammad Adi Y. 76.0 81.2
26 La Ode Dani Ilham 71.0 78.8
27 Daiyanti 79.0 71.6
28 Mirnawati 75.0 66.8
29 Aulia 75.0 75.6
30 Siti Maulana 77.0 78.4
Analisis Menggunakan SPSS Beserta Interprestasinya
1. Uji Prasayarat

Uji Normalitas Data


Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Disiplin Belajar .136 30 .162 .943 30 .109

Kemandirian Belajar .148 30 .094 .966 30 .436

a. Lilliefors Significance Correction

Jika niai Sig. lebih besar dari alfa (0.05) maka distribusi di katakan
normal. Sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil maka distribusi tidak normal.
Pada analisis korelasi, jika datanya normal maka di uji dengan
pearson product moment, jika datanya tidak normal maka di uji dengan
spearman rho.
Dari tabel di atas, karena nilai Sig. lebih Besar dari alfa (0.05)
maka data berdistribusi normal dan akan diuji menggunakan pearson
product moment.

2. Uji Linearitas Data

Tabel 2. Hasil uji linearitas


ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Y*X Between (Combined) 492.112 14 35.151 1.035 .472


Groups
Linearity 1.115 1 1.115 .033 .859

Deviation from
490.997 13 37.769 1.112 .418
Linearity

Within Groups 509.387 15 33.959

Total 1001.499 29

Jika nilai Sig. Deviation From Linearity > 0.05 maka dapat dikatakan
ada hubungan yang linear secara signifikan antara Disiplin belajar (X) dan
Kemandirian Belajar (Y). Sebaliknya jika nilai Sig. Deviation From
Linearity < 0.05 maka dapat diakatakan tidak ada hubungan yang linear
secara signifikan antara Disiplin belajar (X) dan Kemandirian Belajar
Siswa (Y).
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
linear secara signifikan antara Disiplin Belajar siswa dan Kemandirian
Belajar karena nilai Sig. Deviation From Linearity 0.418 > 0.05.

3. Analisis Korelasi pearson product moment

Tabel 3. Hasil analisis Korelasi


Correlations

Kemandirian
Disiplin Belajar Belajar

Disiplin Belajar Pearson Correlation 1 .033

Sig. (2-tailed) .861

N 30 30

Kemandirian Belajar Pearson Correlation .033 1

Sig. (2-tailed) .861

N 30 30

Untuk melihat ada/tidaknya korelasi antara Disiplin belajar (X) dan


Kemandirian belajar (Y), dapat dilihat pada signifikansinya. Jika nilai Sig.
< 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel Disiplin belajar (X)
berhubungan terhadap variabel Kemandirian Belajar Siswa (Y).
sebaliknya, jika nilai Sig. > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa Disiplin
belajar (X) tidak ada hubungan terhadap Kemandirian Belajar Siswa (Y).
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa variabel Disiplin belajar
siswa (X) tidak terdapat hubungan terhadap Kemandirian belajar (Y)
karena nilai Signya 0.861 > 0.05

G. Kesimpulan Hasil Analisis

1. Jadi, berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS antara Disiplin belajar


siswa (X) tidak terdapat korelasi/hubungan terhadap Kemandirian belajar
siswa (Y). selain itu, karena datanya berdistribusi normal maka sata
mengujinya dengan pearson product moment.
2. Karena tidak ada hubungan antara keduanya, maka tidak dapat diketahui
seberapa besar hubungan antara Disiplin belajar (X) dan Kemandirian
belajar Siswa (Y).

H. Daftar Pustaka
A.M, Sudirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press.
Arif, Rahman. (2011). Investasi Cerdas. Jakarta. Gagas Media.
Astuti, R.D. (2015). Rochayatun Dwi Astuti, dalam judul Teknik Modeling dalam
Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa
SMA Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling
Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Negeri Sunan
Kalijaga.
Yasin, S. (2010). Pengertian Kedisiplinan Belajar Siswa Definisi. Artikel.
http://www.sarjanaku.com/2010/12/kedis iplinan-belajar-siswa.html.
Diakses pada 10 Februari 2018.
Muhammad, Khafid. (2007). Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan
Keluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi. Jurnal. Jurnal Pendidikan
Ekonomi 2 (2) 2. Syarifudin. (2005). Jurnal Edukasi. Bandung: Mandar
Maju.
Nurhayati. 2016. Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dedyerianto. 2019. Pengaruh Internet dan Media Sosial Terhadap Kemandirian
Belajar DanHasil Belajar Siswa. Jurnal kajian ilmu pendidikan, Vol.12,
No. 2.
Sumarmo. 2004. Penalaran Masalah dan Komunikasi dalam Pendidikan.
Bandung: Pena Press.
Slameto. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai