Anda di halaman 1dari 8

Serambi Akademica Vol. 9, No.

6, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juli 2021 eISSN 2657- 0998

Hubungan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada


Pembelajaran Fisika di SMAN 1 Syamtalira Bayu
Nina Sanita, Elisa, Susanna
Universitas Syiah Kuala
Email: ninasanita.lsm2018@gmail.com

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat kemandirian belajar pada
siswa sehingga hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil observasi awal dengan
beberapa siswa SMAN 1 Syamtalira Bayu dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
fisika mereka masih rendah karena tingkat kemandirian belajar mereka
berkurang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian
belajar terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, dan populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XI SMAN 1 Syamtalira Bayu dengan jumlah siswa 113
orangsedangkan sampelnya adalah siswa kelas XI MIA 1 dengan jumlah siswa 29
orang dan kelas XI MIA 2 dengan jumlah siswa 28 orang. Data hasil penelitian
diperoleh melalui kuesioner dan dokumentasi, kuesioner dilakukan untuk mengukur
kemandirian belajar siswa sedangkan dokumentasi dilakukan untuk mengukur hasil
belajar siswa.Pengolahan data dilakukan melalui analisis uji linieritas regresi dan
kebertian regresi, uji normalitas, uji koefisien korelasi, pengujian hipotesis, analisis
data angket dan koefisien determinasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar
siswa pada pembelajaran fisika di SMAN 1 Syamtalira Bayu.
Kata Kunci: Belajar, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar

PENDAHULUAN
Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh individual untuk melalui suatu
perubahan dalam diri seseorang baik itu tingkah laku, sikap maupun pengetahuan. Menurut
Nadirah (2014:67): “Belajar adalah unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar terjadi karena adanya
interaksi antara guru dengan murid”. Guru dan murid memiliki peran penting dalam
menciptakan suasana belajar yang tenang, tertib dan mendukung semua proses
pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa dalam lingkungan
belajar. Interaksi ini didukung oleh sikap dari peserta didik, dimana pada proses
pembelajaran sikap peserta didik sangatlah penting. Hal ini sependapat dengan Intan
(2019, 296): “Untuk mencapainya suatu tujuan pembelajaran maka sikap peserta didik
berperan penting dalam proses pembelajaran”. Pembelajaran digunakan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk tercapainya hasil belajar.
Menurut Erviani (2016:53): “Apabila pendidik memberikan kesempatan kepada peserta

857
Nina Sanita, dkk.

didik untuk bekerjasama dalam berbagai aktivivas pembelajaran sehingga siswa mampu
mengaktualisasikan kemampuan dirinya didalam dan diluar kelas maka pembelajaran
tersebut akan lebih bermakna”. Sehingga peserta didik akan lebih efektif dalam belajar
untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai peserta didik setelah peserta didik
mengikuti proses pembelajaran yaitu melalui proses belajar mengajar. Menurut Yusrizal
(2016:39-40): “Hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik setelah peserta didik
mengikuti proses belajar mengajar berdasarkan tingkat penguasaan materi pelajaran”.
Hasil belajar peserta didik digunakan untuk mengetahui apakah peserta didik tersebut
menguasai akan materi yang diajarkan guru atau tidak. Belajar fisika tidak hanya
menghafal teori saja akan tetapi siswa mampu untuk berfikir bagaimana bisa
menyelesaikan persoalan yang dikaitkan dengan teori.
Belajar fisika tidak hanya mengerti matematika saja akan tetapi dapat memahami
konsepnya juga. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh Intan (2019:297-298)
ada beberapa siswa SMA yang kurang tertarik memperlajari pelajaran fisika karena
mereka menganggap bahwa fisika itu sulit sehingga menyebabkan hasil belajar fisika
rendah. Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh tingkat kemandirian belajar siswa.
Karena dengan adanya kemandirian belajar yang baik maka tujuan pendidikan yang
diharapkan tercapai salah satunya hasil belajar yang memuaskan. Kemandirian merupakan
tingkah seseorang yang tidak bergantung terhadap orang lain dalam menyelesaikan
tugasnya salah satunya tugas yang diberikan oleh guru disekolah.
Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang yang dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tanpa meminta bantuan orang lain dan
mampu bertanggung jawab atas kemampuannya (Athariq, 2018:3). Siswa yang
mempunyai kemandirian belajar cenderung lebih mudah dalam menyelasaikan tugas yang
diberikan guru dan lebih percaya akan kemampuan dirinya sendiri daripada kemampuan
orang lain. Adapun beberapa indikator kemandirian belajar diantaranya, menurut Desmita
(2009:185) indikator kemandirian belajar yaitu:
 Memiliki keinginan yang kuat untuk belajar
 Mampu membuat keputusan
 Memiliki inisiatif
 Bertanggung jawab
 Mampu menahan diri
 Adanya rasa percaya diri.
Kemandirian belajar memiliki ciri-ciri tersendiri dalam diri setiap siswa yang dapat
diamati dengan adanya perubahan sikap yang muncul pada setiap siswa. Menurut Intan
(2019:297) siswa yang mempunyai kemandirian belajar jika memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Mampu berfikir kritis.
b. Kreatif dan inovatif.
c. Tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain.
d. Tidak merasa rendah diri.
e. Tetap kerja dengan penuh ketekunan.
858
Serambi Akademica Vol. 9, No. 6, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juli 2021 eISSN 2657- 0998

Siswa yang cerdas akan lebih cenderung melakukan segala sesuatu dengan sendirinya
tanpa bergantung kepada orang lain baik itu hal yang susah maupun hal yang mudah.
Kemandirian belajar siswa sangat penting khususnya pada pembelajaran fisika.
Kemandirian belajar pada siswa pada pembelajaran fisika sekolah menengah atas terbilang
masih rendah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Athariq (2016, 2) terdapat beberapa
siswa SMA yang tingkat kemandirian belajarnya berkurang. Hal ini ditandai dengan tidak
mandirinya siswa dalam mengerjakan ulangan, masih terdapat siswa yang kurang percaya
akan kemampuannya sendiri dalam menyelesaikan ulangan. Pada pembelajaran fisika
tingkat kemandirian belajar siswa berkurang, hal ini ditandai dengan rendahnya hasil
belajar siswa. Karena sebagian siswa beranggapan bahwa fisika itu kurang bermanfaat
bagi kehidupan sehari-hari sehingga mereka malas untuk belajar mandiri. Berdasarkan
hasil observasi awal dengan beberapa siswa SMAN 1 Syamtalira Bayu melalui whatsApp
pada tanggal 15 Juli 2020, mereka menggangap bahwa pelajaran fisika itu sulit dan tidak
menyenangkan untuk dipelajari karena hanya mempelajari teorinya saja tanpa mempelajari
konsepnya sehingga mereka bosan dengan pelajaran fisika. Masih ada sebagian siswa
masih kurang yakin dengan jawabannya sendiri sehingga memilih mencontek punya teman
daripada hasil sendiri. Ada juga siswa tidak mau belajar fisika dan hanya berharap
contekan jawaban dari teman saja sehingga hasil belajar yang diperolehnya rendah karena
tingkat kemandirian belajarnya berkurang. Sehubung dengan hal ini maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian di SMAN 1 Syamtalira Bayu. Peneliti ingin melihat apakah
ada hubungan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa khusunya pada
pembelajaran fisika. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Hubungan kemandirian
belajar terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika di SMAN 1 Syamtalira
Bayu”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
ini mendeskripsikan data untuk mengetahui hubungan antara variabel kemandirian belajar
dengan hasil belajar fisika. Menurut Siyoto (2015 : 17-19), “Penelitian kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya yaitu terstruktur terhadap bagian-bagian dan
kejadian-kejadian serta hubungan-hubungannya, penelitian ini terencana dan terstruktur
dengan baik dan benar sejak permulaan hingga pembuatan desain penelitiannya”.
Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah korelasi parsial, yaitu untuk
mencari hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar fisika. Menurut
Telussa, dkk (2013) menyatakan bahwa analisis korelasi parsial merupakan metode yang
digunakan untuk menentukan kuat lemahnya hubungan antara kedua variabel yaitu varibel
bebas dan variabel terikat.
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA
SMAN 1 Syamtalira Bayu yang berjumlah 113 orang. Dan sampel pada penelitian ini yaitu
siswa kelas XI MIA 1 dengan jumlah siswa 29 oang dan siswa kelas XI MIA 2 dengan
jumlah siswa 28 orang. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dapat ditinjau
dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil data-data

859
Nina Sanita, dkk.

tersebut, cara pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
angket dan dokumentasi.
Angket adalah salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
membagikan pernyataan-pertanyaan yang tertuang dalam tulisan. Menurut Sugiyono
(2015:199), “Angket adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan memberi
seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada seseorang untuk dijawabnya”.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran fisika. Angket yang digunakan pada penelitian ini berbentuk checklist
dengan skala likert 5 poin yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu (R),
setuju (S) dan sangat setuju(SS). Menurut Syahrum (2012:150 ) pemberian skor dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk pertanyaan positif, sangat setuju diberi skor 5, setuju 4, ragu-ragu 3, tidak
setuju 2, dan sangat tidak setuju 1.
2. Untuk pertanyaan negative, sangat setuju diberi skor 1, setuju 2, ragu-ragu 3, tidak
setuju 4, dan sangat tidak setuju 5.
Rumus presentase menurut Sudijono (2009:43) yaitu sebagai berikut:

(1)

Keterangan:
P : Angket presentase siswa
f : Jumlah respon yang muncul
n : Jumlah keseluruhan siswa
100% : Nilai konstan.
Berikut kriteria penilaiannya:
 84%<skor 100% : sangat baik

 68%<skor 84% : baik

 52%<skor 68% : cukup baik

 36%<skor 52% : kurang baik

 20%<skor 36% : tidak baik.

Dokumentasi merupakan barang-barang tertulis. Menurut Sugiyono (2015:329),


“Dokumentasi merupakan catatan yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang”. Adapun data yang dikumpulkan dengan dokumentasi ini
adalah data berupa daftar nilai ujian akhir semester 1 kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA 2
SMAN 1 Syamtalira Bayu tahun ajaran 2020.

860
Serambi Akademica Vol. 9, No. 6, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juli 2021 eISSN 2657- 0998

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data hasil kemandirian belajar siswa disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini
frekuensi dibawah ini.

Tabel 1. Hasil Kemandirian Belajar Siswa pada Pembelajaran Fisika


Interval Frekuensi
60 – 64 1
65 – 69 10
70 – 74 18
75 – 79 20
80 – 84 6
85 – 89 2
Jumlah 57

Berdasarkan tabel diatas skor minimum yang diperoleh 60, skor maksimum 88,
mean 73,859 dan standar deviasi yang diperoleh yaitu 5,465.
Untuk data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini.

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Fisika


Interval Frekuensi
60 – 64 1
65 – 69 4
70 – 74 12
75 – 79 26
80 – 84 12
85 – 89 2
Jumlah 57

Berdasarkan tabel diatas nilai minimum yang diperoleh 60, nilai maksimum 86,
mean 75,684 dan standar deviasi yang diperoleh yaitu 5,071. Hubungan antara
kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika memiliki
persamaan regresi Y = 41,843+0,458X. Persamaan regresi ini meunjukkan bahwa setiap
peningkatan satu skor kemandirian belajar siswa dapat menyebabkan kenaikan hasil
belajar fisika sebesar 0,458 pada konstanta 41,843. Berdasarkan hasil perhitungan Fhitung
17,734 > Ftabel 4,016 maka hipotesis diterima, artinya kemandirian belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar. Dengan demikian regresi Y atas X adalah signifikan.
Hasil uji koefisien korelasi antara kemandirian belajar dengan hasil belajar sebesar
0,493. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,493 menunjukkan tingkat keeratan hubungan
sedang antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar. Nilai koefisien korelasi sebesar
0,493 bertanda positif, ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kemandirian
belajar terhadap hasil belajar siswa.Berdasarkan perhitungan data penelitian, diketahui
861
Nina Sanita, dkk.

adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan hasil
belajar siswa pada pembelajaran fisika. Besarnya hubungan yang terjadi antara
kemandirian belajar dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah sebesar 0,493. Dari
perhitungan tersebut maka hasil penelitian diinterpretasikan yaitu kemandirian belajar
siswa mempengaruhi hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika. Hasil penelitian
tersebut juga sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Julaecha dan Abdul (2019:107)
ditemukan bahwa tedapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar
dengan hasil belajar siswa. Penelitian ini didukung oleh teori Sukmadinata (2009:102)
bahwa hasil belajar siswa dapat ditinjau dari sikapnya, baik sikap dalam penguasaan,
pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Pendidik perlu
memperhatikan sikap peserta didik supaya apa yang diharapkan dapat tercapai terutama
hasil belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut tidak terlepas dari faktor yang
mempengaruhinya salah satunya yaitu kemandirian belajar.
Berdasarkan hasil observasi awal dengan beberapa siswa SMAN 1 Syamtalira
Bayu melalui whatsApp pada tanggal 15 Juli 2020, mereka menggangap bahwa pelajaran
fisika itu sulit dan tidak menyenangkan untuk dipelajari karena hanya mempelajari
teorinya saja sehingga mereka bosan dengan pelajaran fisika. Masih ada sebagian siswa
masih kurang yakin dengan jawabannya sendiri sehingga memilih mencontek punya teman
daripada hasil sendiri. Ada juga siswa tidak mau belajar fisika dan hanya berharap
contekan jawaban dari teman saja sehingga hasil belajar yang diperolehnya rendah karena
tingkat kemandirian belajarnya berkurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar
terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika. Penelitian ini menjawab rumusan
masalah dan hipotesis bahwa kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa memiliki
hubungan yang positif dan signifikan. Dimana mereka berusaha mencari sendiri terlebih
dahulu saat guru memberikan soal-soal untuk latihan tanpa bergantung kepada orang lain,
dan juga bertanggungjawab dalam menyelasaikan tugasnya karena jika hanya
mengandalkan bantuan orang lain saja maka hal tersebut tidak akan selalu membantu
proses belajar dan hasil belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Athariq (2018:3),
“Belajar mandiri memerlukan motivasi, keuletan, keseriusan, kedisiplinan, tanggung jawab
dan kemauan untuk berkembang dalam pengetahuan”. Hal ini didukung oleh teori Desmita
(2009:185-189) bahwa siswa yang memiliki kemandirian akan mempunyai kepercayaan
diri dan melakukan tugas-tugasnya dan juga bertanggung jawab atas apa yang
dilakukannya. Sehingga dengan adanya kemandirian belajar yang baik maka tingkat hasil
belajarnya tinggi. Sebaliknya, apabila siswa tingkat kemandirian belajarnya berkurang
maka hasil belajar yang diperolehnya rendah.
Hal lain yang juga mempengaruhi kemandirian belajar siswa seperti sarana dan
prasarana, disiplin, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Syahputra (2017:371-372) bahwa kemandirian
belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal yang bersumber dari
dalam dirinya sendiri seperti keadaan keturunan dan keadaan kondisi tubuhnya sejak lahir,
dan faktor eksternal yang bersumber dari luar dirinya seperti lingkungan kehidupan baik

862
Serambi Akademica Vol. 9, No. 6, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juli 2021 eISSN 2657- 0998

lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah yang dapat mempengaruhi


perkembangan kepribadian seseorang termasuk pula dalam hal kemandiriannya.
Siswa yang memiliki fasilitas belajar yang lengkap akan mempengaruhi
kemandirian belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Habibah (2019:46) dengan
adanya fasilitas belajar yang dimiliki siswa maka siswa akan semangat dalam belajar,
karena fasilitas belajar yang lengkap dan dimanfaatkan dengan baik akan mempermudah
proses belajar. Hal lain yang mempengaruhi kemandirian belajar yaitu lingkungan, jika
lingkungan belajar mendukung maka tingkat kemandirian belajar siswa juga meningkat.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2020:68) bahwa lingkunga
khususnya pola asuh orang tua dan kelompok teman sebaya mempengaruhi pembentukan
kemandirian belajar dalam diri anak. Pola asuh sangat berperan dalam diri anak, oleh
karena itu penting bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi anak agar kemandirian belajar anak dapat meningkat.

KESIMPULAN
Berdasarkan kajian teoritis, pengolahan data statistika dan interpretasi data yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar
siswa pada pembelajaran fisika. Dimana semakin tinggi tingkat kemandirian belajar siswa,
maka akan semakin tinggi hasil belajar yang didapatkan siswa pada pembelajaran fisika
sebaliknya semakin rendah tingkat kemandirian belajar siswa, maka semakin rendah pula
hasil belajar yang didapatkan siswa.
Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kemandirian belajar dengan hasil
belajar siswa pada pembelajaran fisika diperoleh koefisien korelasinya sebesar 0,493. Dari
pengujian signifikan koefisien korelasi antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar
siswa adalah signifikan, artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kemandirian belajar terrhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika.
Kemandirian belajar memberikan kontribusi terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran fisika sebesar 24,3%. Sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain seperti
faktor guru, lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, kedisiplinan siswa, lingkungan
keluarga siswa, lingkungan masyarakat dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Athariq, M., & Jintar, T. “Hubungan Lingkungan dan Kemandirian Belajar dengan Hasil
Belajar Gambar Teknik Dasar Siswa Kelas X SMK Negeri Se-Kota Madya
Medan,” Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan dan Sipil, Vol. 4, no. 2, 1-7, 2018.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Erviani., Firmatu, R., Surarto., & Indrawati. “Model Pembelajaran Instruction, Doing, dan
Evaluating (MPIDE) Disertai Resume dan Video Fenomena Alam dalam
Pembelajaran Fisika di SMA,” Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5, no. 1, 53-59,
2016.

863
Nina Sanita, dkk.

Habibah, U., Wiedy, M., & Tri, M. “Pengaruh Fasilitas Belajar dan Kemandirian Peserta
Didik Terhadap Prestasi Belajar di SMK Negeri 1 Surakarta,” Jurnal Informasi dan
Komunikasi Administrasi Perkantoran, Vol. 3, no. 1, 38-49, 2019.
Julaecha, S., & Abdul, B. “Hubungan Kemandirian Belajar dengan Hasil Belajar Siswa
SMK Kelas XII pada Pelajaran Matematka,” Jurnal Analisa, Vol. 5, no. 2, 103-
108, 2019.
Nadirah, Y. Psikologi Belajar dan Mengajar. Banten: Dinas Pendidikan Provinsi Banten,
2014.
Saragih, F. “Pengaruh Lingkungan Terhadap Kemandirian Belajar,” Jurnal Pendidikan
PKN, Vol. 1, no. 2, 62-72, 2020.
Sari Intan, R. “Analisis Tingkat Kemandirian Belajar siswa pada Mata Pelajaran Fisika
Kelas XII MAN 1 Batang Hari,” Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, Vol. 5,
no. 2, 296-304, 2019.
Siyoto, S., & Ali, S. Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
2015.
Sudijono, A. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA, 2015.
Sukmadinata., & Syaudih, N. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya, 2009.
Syahputra, D. “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Bimbingan Belajar Terhadap
Kemampuan Memahami Jurnal Penyesuaian pada Siswa SMA Melati
Perbaungan,” Jurnal At-Tawassuth, Vol. 2, no. 2, 368-388, 2017.
Syahrum, S. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media, 2012.
Telussa, M., Elvinus, R., & Zeth, A. “Penerapan Analisis Korelasi Parsial untuk
Meningkatkan Hubungan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepegawaian dengan
Efektivitas Kerja Pegawai,” Jurnal Barekeng, Vol. 7, no. 1, 15-18, 2013.
Yusrizal. Pengukuran & Evaluasi Hasil dan Proses Belajar. Yogyakarta: Pale Media
Prima, 2016.

864

Anda mungkin juga menyukai