Anda di halaman 1dari 27

Add your company slogan

PERALIHAN DARI
DEMOKRASI
TERPIMPIN KE ORBA
OLEH: HM.FAUZY, M.Pd
LOGO

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI
KEGIATAN AKHIR ( PENUTUP)
EVALUASI

SK

Merekonstruksi perjuangan bangsa


Indonesia sejak Proklamasi hingga
lahirnya Orde Baru

BACK

KD

Menganalisis pergantian pemerintahan dari


Demokrasi Terpimpin sampai lahirnya
ORBA

BACK

INDIKATOR
1. Mendeskripsikan proses peralihan
kekuasaan politik setelah peristiwa G 30
S / PKI
2. Mendiskusikan ciri-ciri pokok kebijakan
pemerintahan Orde Baru
3. Mendiskusikan dampak menguatnya
peran negara pada masa Orde Baru

BACK

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan latar belakang peralihan
kekuasaan politik setelah peristiwa G30S/PKI
2. Menganalisis proses peralihan kekuasaan politik
setelah peristiwa G30S/PKI
3. Mendiskusikan latar belakang lahirnya Orde
Baru
4. Mendiskusikan ciri-ciri pokok kebijakan
pemerintahan Orde Baru
5. Mendiskusikan dampak menguatnya peran
negara pada masa Orde Baru
BACK

MATERI AJAR

1. Peralihan politik dari Demokrasi


Terpimpin Orde Baru
2. Ciri-ciri pokok kebijakan pemerintahan
Orde Baru
3. Dampak menguatnya peran negara pada
masa Orde Baru

LATAR BELAKANG PERALIHAN

Peristiwa sejarah yang kelam dgn


timbulnya G30 S /PKI,1965 yang didalangi
oleh PKI
Peristiwa ini menyebabkan 6 Jenderal
diculik dari kediaman masing-masing
kemudian dibunuh di Lubangbuaya, dan 1
ajudan Jend.A.H.Nasution
Peristiwa ini, menyebabkan timbulnya
gerakan mahasiswa untuk menuntut
supaya dalang gerakan itu ditangkap.

PAHLAWAN REVOLUSI

PAHLAWAN REVOLUSI

PAHLAWAN REVOLUSI

Lanjut.

Keadaan, politik yang chaos diikuti ekonomi


yang inflasi yagg tinggi, mendorong demontrasi
besar-besaran, yang didukung oleh ABRI
Awal berakhirnya Demokrasi Terpimpin dengan
diberikan mandat SP 11 Maret 1966 kepada
Jend Suharto oleh Presiden.Soekarno
Dengan dalil SP 11 Maret 1966,
Sukano,membubarkan PKI dan menangkap
gembong-gembong PKI, MAHASISWA
MENDUKUNG DENGAN TRITURA

SIDANG UMUM IV MPRS

Pada tanggal 20 Juni 1966 MPRS mengadakan


sidang umum IV di Jakarta. Sidang yang
berlangsung sampai tanggal 5 Juli 1966
menghasilkan berbagai keputusan yang sangat
penting, yang merupakan langkah-langkah
pokok dalam usaha mengadakan koreksi total
terhadap penyelewengan-penyelewengan yang
dilakukan dalam masa Orde Lama.

Sebelumnya, pada tanggal 22 Juni 1966,


Presiden telah menyampaikan amanat
berjudul Nawaksara. Nawa artinya sembilan,
aksara artinya pasal. Amanat tersebut oleh
MPRS dipandang tidak memenuhi harapan
rakyat karena tidak memuat secara jelas
kebijakan Presiden/Mandataris MPRS
mengenai peristiwa G-30 S 1965 beserta
epilognya.

Selanjutnya ada Keputusan No.


5/MPRS/1966, MPRS memutuskan
untuk minta kepada Presiden agar
melengkapi laporan
pertanggungjawabannya, khususnya
mengenai sebab-sebab terjadinya
peristiwa G-30S 1965 beserta
epilognya dan masalah kemunduran
ekonomi serta akhlak.

Sidang MPRS ini juga mengeluarkan


sebuah resolusi, yaitu resolusi MPRS No.
III/Res/MPRS/1966 tentang Pembinaan
Kesatuan Bangsa dan sebuah nota yang
ditujukan kepada DPRGR, yaitu Nota
I/MPRS/1966 mengenai Politik Luar
Negeri berdasarkan Pancasila, BebasAktif

Satu hari setelah Sidang MPRS ditutup


pada tanggal 6 Juli 1966, ABRI
mengeluarkan pernyataan penegasan
dukungannya terhadap putusan-putusan
MPRS serta bertekad melaksanakan dan
mengamankannya secara konsekuen

Lanjut .

Puncaknya adalah penyerahan kekuasaan


pemerintahan dr. Presiden Sukarno kepada
Pengemban Ketetapan MPRS
No.IX/MPRS/1966, sehingga 23 Februari 1967
bertempat di istana negara berlangsung
penyerahan kekuasaan kepada Jenderal
Suharto dan berakhirlah era kepemimpinan
Demokrasi Terpimpin, sedangkan Soeharto
mengikrarkan kembali melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekwen, dan dikembangkanlah dikotomi
istilah ORLA Vs ORBA

Ciri-ciri pokok kebijakan


pemerintahan ORBA

1.Setelah Sukarno menugaskan Suharto untuk


memebentuk Kabinet AMPERA, yang berdasarkan TAP
MPRS no.XIII, 1966 yang dikenalDWIDHARMA adalah
mewujudkan:
1. Stabilitas Politik
2. Stabilitas Ekonomi
2. Kemudian Kabinet AMPERA pada 11 Agustus 1966
membentuk Dewan Stabilitas Ekonomi Nasional (DSEN)
3. 11 Agustus 1966 menandatangani normalisasi hubungan
dengan Malaysia

KONPRENSI PERS SETELAH PELANTIKAN


KABINET AMPERA

Ciri selanjutnya .
4. Pelaksnaan strategi dasar dilaksanakan 2 fase yaitu:
1. fase rehabilitasi yang dibagi dlm fase
1. fase penyelamatan ( 6 bulan pertama)
2. fase stabilitasi ( 6 bulan kedua)
2. Fase stabilisasi yang dibagi dalam
1. fase konsolidasi (6 bulan ke tiga)
2. fase stabilisasi ( 6 bulan ke empat )
5. Pertengahan 1966 melakukan pertemuan Tokyo tentang
masalah penangguhan pembayaran utang masa ORLA
6. Deklarasi pembentukan ASEAN

MENGUATNYA KEKUATAN
PEMERINTAHAN ORBA

7 .Konsolidasi dan integrasi ABRI


8. Sekretariat besar GOLKAR dijadikan kekuatan
sosial politik untuk memperkuat pemerintahan
9. Menetapkan Asas TunggalPANCASILA
sebagai Asas setiap organisasi sosial politik di
Indonesia
10.Pegawai Negeri yg dinamakan KORPRI harus
mendukung sepenuhnya GOLKAR karena
GOLKAR adalah Partai Pemerintah

PELANTIKAN SUHARTO SEBAGAI


PRESIDEN

Lanjut .

AKHIRKEGIATAN

REFLEKSI :
1. Meminta pendapat siswa mengenai
proses pembelajaran yang telah
berlangsung
2. TMTT : Merekontruksi kembali peristiwa
G30 S 1965 dalam bentuk tugas
kelompok

BACK

EVALUASI
1. Jelaskanlah dengan singkat proses
peralihan kekuasaan politik setelah
peristiwa G 30 S / PKi
2. Tuliskanlah 5 ciri-ciri pokok kebijakan
pemerintahan Orde Baru

BACK

Add your company slogan

ALHAMDULILLAH!
WASSALAM

LOGO

Anda mungkin juga menyukai