Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini dijelaskan berbagai langkah dalam penelitian ini yang diawali
dengan realisasi pembuatan alat ukur (hardware), realisasi perangkat lunak
(software), kalibrasi sensor photodioda, pengujian alat ukur, dan pembahasan hasil
penelitian. Pada realisasi perangkat keras, dijelaskan mengenai pembuatan perangkat
yang terdiri dari berbagai komponen elektronika yang dirangkai menjadi satu sistem
alat ukur. Realisasi perangkat lunak merupakan pemrograman yang terdiri dari
program Arduino dan Delphi 7.0 sebagai perintah untuk alat ukur yang dibuat.
Program pada Arduino berfungsi untuk mengolah data pembacaan sensor dan
menghitung karakteristik sensor, menampilkan hasil pembacaan sensor pada LCD,
dan mengirim data untuk interface ke PC. Kemudian program Delphi 7.0 berfungsi
menampilkan data secara pembacaan sensor secara real time, menampilkan grafik
dari pembacaan sensor, dan menyimpan data pembacaan sensor dalam bentuk excel.
Kalibrasi sensor photodioda dilakukan untuk mengetahui nilai perbandingan antara
intensitas cahaya dan tegangan dari sensor, dan mendapatkan persamaan karakteristik
sensor photodioda. Pengujian alat ukur dilakukan untuk mengetahui linieritas antara
alat ukur yang dibuat dengan alat ukur standar sehingga performa alat ukur dapat
diketahui. Pada pembahasan hasil dijelaskan mengenai hasil pembacaan alat ukur.

Realisasi Pembuatan Alat Ukur

Realisasi pembuatan alat ukur terdiri dari rangkaian catu daya DC, rangkaian
sensor photodiode, rangkaian mikrokontroler Arduino Mega 2560, dan rangkaian
penampil LCD 20x4 karakter.

Catu Daya DC

Catu daya DC dibuat sebagai sumber tegangan untuk sensor Photodioda,


Voltage Follower, mikrokontroler Arduino Mega 2560, dan LCD. Catu daya yang
dibuat menghasilkan tiga output tegangan, yaitu : -11,88 volt, +5,03 volt, dan +11,87
volt. Tegangan +5,03 volt dihasilkan dari regulasi oleh IC regulator L7805CV
digunakan untuk menghidupkan sensor, LCD 20x4 karakter, dan mikrokontroler
Arduino Mega 2560. Sedangkan tegangan -11,88 volt dan +11,87 volt yang
dihasilkan dari regulasi IC regulator L7812CV dan L7912CV digunakan untuk suplai
ke IC OP07 pada rangkaian Voltage Follower.

Gambar. Realisasi Catu daya

Sensor Photodioda

Sensor photodioda digunakan sebagai alat pembaca nilai intensitas cahaya.


Sebelum digunakan, sensor dirangkai dengan rangkaian pembagi tegangan yang
menggunakan resistor 100 ohm.

Gambar. Realisasi rangkaian sensor

Hasil Kalibrasi Sensor Photodioda

Proses kalibrasi sensor photodioda dilakukan dengan cara membandingkan


tegangan keluaran dari sensor dengan intensitas cahaya yang terukur oleh oleh alat
ukur standar luxmeter dalam waktu yang bersamaan. Proses kalibrasi ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa alat bantu yaitu LCD 20x4 karakter sebagai penampil
nilai tegangan yang terukur, mikroprosesror Arduino Mega 2560 sebagai media untuk
memprogram agar LCD dapat menampilkan tegangan, lampu pijar 200 watt sebagai
media sumber cahaya, dan kalibrator box sebagai wadah sensor dan lampu agar tidak
terpengaruh sumber cahaya lain.
Kalibrasi dilakukan dengan nilai intensitas cahaya mula-mula 0 lux sampai
2000 lux dengan kenaikan 50 lux yang mana setiap sensor diberikan perlakuan yang
sama. Data kalibrasi sensor photodioda dengan alat ukur luxmeter pada setiap sensor
diplot dalam bentuk kurva power. Pada sensor photodioda 1, didapat nilai y =
0,0061x0,7928, dan nilai R2 = 0,999. Pada sensor photodioda 2, didapat nilai y =
0,0061x0,7928 dan R² = 0,9984. Kemudian pada sensor photodioda 3, didapat nilai y =
0,0045x0,8215 dan R² = 0,9989. Lalu pada sensor photodioda 4, didapat nilai y =
0,0052x0,8001 dan R² = 0,9988. Dan pada sensor photodioda 5, didapat nilai y =
0,0065x0,7727 dan R² = 0,9987. Karena nilai R 2 yang didapatkan pada setiap sensor
mendekati 1, maka persamaan tersebut dapat digunakan. Nilai sumbu y menyatakan
tegangan, dan sumbu x menyatakan intensitas cahaya. Adapun grafik hasil kalibrasi
yang didapatkan dapat dilihat pada gambar.

Grafik kalibrasi photodioda 1


3

2.5
f(x) = 0.00579429831693712 x^0.798020064238795
R² = 0.998972860270158
2

1.5

0.5

0
0 500 1000 1500 2000 2500

Gambar. Grafik kalibrasi sensor photodioda 1

Grafik kalibrasi photodioda 2


3

2.5
f(x) = 0.00609751047618298 x^0.792837225296856
R² = 0.998400086773548
2

1.5

0.5

0
0 500 1000 1500 2000 2500
Gambar. Grafik kalibrasi sensor photodioda 2

Grafik kalibrasi photodioda 3


2.5

f(x) = 0.00451138523648288 x^0.821548912231654


R² = 0.998854328804166
2

1.5

0.5

0
0 500 1000 1500 2000 2500

Gambar. Grafik kalibrasi sensor photodioda 3

Grafik kalibrasi photodioda 4


2.5

f(x) = 0.00515013622053755 x^0.800130742911145


2 R² = 0.998786641166402

1.5

0.5

0
0 500 1000 1500 2000 2500

Gambar. Grafik kalibrasi sensor photodioda 4

Grafik kalibrasi photodioda 5


2.5

f(x) = 0.0065478069982811 x^0.772688951027957


R² = 0.998681032588636
2

1.5

0.5

0
0 500 1000 1500 2000 2500
Gambar. Grafik kalibrasi sensor photodioda 5

Hasil Pengujian Alat ukur Intensitas Cahaya berbasis Sensor Photodioda

Alat ukur yang telah selesai kemudian diuji dengan alat ukur standar luxmeter.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil pembacaan alat ukur standar
dengan luxmeter pada kalibrator box yang kedap cahaya. Sensor dari alat dimasukkan
ke dalam kalibrator bersamaan dengan luxmeter. Pengujian dilakukan dengan
mengukur intensitas cahaya dari 0 sampai 2000 dengan kenaikan 100. Selisih rata-
rata dari pengujian alat ukur pada sensor photodiode 1 sebesar 0,524, pada sensor
photodiode 2 bernilai 0,481, pada sensor photodiode 3 sebesar 1,695, pada sensor
photodiode 4 sebesar 3,8, dan pada sensor photodiode 5 bernilai 0,512. Nilai standar
deviasi dari sensor photodioda 1 sampai 5 berturut-turut adalah 0,6999; 0,2301;
1,1697; 2,4222; 0,2956.

Table hasil pengujian alat ukur

Sensor Persamaan R2
1 y = 1,0012x - 0,6294 1
2 y = 0,9996x + 0,8641 1
3 y = 0,9981x + 0,2398 1
4 y = 1,004x - 0,2 1
5 y = 1,0005x - 0,3307 1

Pada tabel, ditunjukkan bahwa nilai R2 pada setiap sensor bernilai 1. Dengan
demikian alat ukur yang telah dibuat dapat dikatan sebanding dengan alat ukur
standar luxmeter dan memiliki nilai error yang kecil..

Tampilan LCD 20x4 karakter

Tegangan yang terukur oleh sensor kemudian diteruskan ke mikrokontroler


Arduino Mega 2560. Proses interface antara mikrokontroler dengan LCD 20x4
dihubungkan oleh kabel penghubung dan diprogram dengan aplikasi Arduino IDE.
Program tersebut memproses nilai tegangan yang diukur oleh sensor yang kemudian
diubah menjadi nilai intensitas cahaya menggunakan persamaan karakteristik sensor
yang didapat dari hasil kalibrasi sensor dengan tegangan. Hasil perhitungan intensitas
cahaya tersebut kemudian ditampilkan oleh LCD 20x4. Tampilan LCD 20x4 dapat
dilihat pada gambar.

Gambar. Tampilan LCD 20x4

Tampilan Analisis data pada PC/Laptop

Tampilan analisis data pada PC/laptop menggunakan aplikasi Delphi 7.0. Selain
untuk menampilkan analisis data, Delphi juga digunakan untuk menyimpan data yang
telah direkam oleh sensor dalam bentuk excel. Program Delphi 7.0 yang telah dibuat
menampilkan data secara real time dan menampilkan grafik hubungan antara
intensitas cahaya dengan waktu seperti pada gambar.
Gambar. Tampilan program Delphi 7.0 pada PC.

Set-up Paranet dengan Alat Ukur dan Penanaman Porang

Sebelum penanaman porang, dilakukan setup paranet dengan media tumbuh.


Paranet dipasang pada wadah kayu terbuka sebagai pereduksi cahaya. Pada wadah
pertama tidak dipasang paranet (kondisi P0), pada wadah kedua dipasang paranet
50% (kondisi PI), pada wadah ketiga dipasang paranet 60% (kondisi P2), pada wadah
ketiga dipasang paranet 70%, dan pada wadah keempat dipasang paranet 80%
(kondisi P4). Kemudian pada wadah-wadah tersebut diberi media tumbuh porang dan
diletakkan pada lokasi yang terkena cahaya matahari langsung.
Media tumbuh yang digunakan berupa polybag dengan menggunakan tanah
humus gembur. Bibit porang yang baru dibeli dari petani porang langsung
dipindahkan ke media tanam. Setiap wadah diletakkan 3 bibit porang dan diberi
perlakuan yang sama mulai dari penyiraman hingga pemberian pupuk. Penyiraman
dilakukan pada pagi hari dan sore hari, kemudian pemberian pupuk dilakukan pada
awal penanaman bibit. Setiap bibit porang diberi pupuk organik sebanyak 3 gram.
Perbedaan perlakuan hanya pada kondisi pencahayaan.
Hasil Pengukuran Reduksi Intensitas Cahaya

Pengukuran reduksi intensitas cahaya pada pembibitan porang dilakukan di


Sungai Besar, Banjarbaru. Pengukuran dilakukan selama 15 hari mulai dari 4 Juni
2022 sampai 18 Juni 2022. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari
yaitu pada pagi hari sekitar pukul 07.00, siang hari sekitar pukul 12.00, dan sore hari
sekitar pukul 17.00. Setiap pengukuran dilakukan selama 1 jam dengan rentang waktu
perekaman data tiap 1 detik. Sehingga setiap pengambilan data dilakukan, didapatkan
sekitar 3600 data. Pengambilan data tidak dilakukan apabila cuaca hujan untuk
menghindari kerusakan pada alat ukur.

Pengukuran hari pertama 04 Juni 2022

-Pagi

Intensitas cahaya 1 (lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas cahaya 2 (lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Intensitas cahaya 3 (lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas cahaya 4 (lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas cahaya 5 (lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Intensitas cahaya matahari pada pagi hari yang tercatat pada sensor 1 berkisar
dari 143 lux hingga 327 lux. Pada sensor 2, intensitas cahaya yang tercatat berkisar
dari 40 lux hingga 117 lux. Pada sensor 3, intensitas cahaya berkisar 29 lux hingga 77
lux. Pada sensor 4, intensitas cahaya yang terukur berkisar dari 3 lux hingga 27 lux.
Dan pada sensor 5, intensitas cahaya yang terukur berkisar dari 0 hingga 13 lux.
Terjadi penurunan intensitas yang cukup drastis di beberapa titik pada tiap kondisi.
Hal tersebut disebabkan oleh sensor yang tiba-tiba tertutup oleh bayangan suatu
objek.

-Siang

Intensitas Cahaya 1 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 2 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Intensitas Cahaya 3 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 4 (Lux)


12

10

4
Intensitas Cahaya 5 (Lux)
2
12

0
10
0 2 4 6 8 10 12

0
0 2 4 6 8 10 12

Pada siang hari, cuaca cukup berawan dan berangin. Sehingga membuat
intensitas cahaya matahari berubah naik-turun dengan cepat. Pada sensor 1, intensitas
cahaya berkisar dari 805 lux hingga 2123 lux. Kemudian pada sensor 2, intensitas
cahaya berkisar dari 443 lux hingga 1168 lux. Pada sensor 3, intensitas cahaya
berkisar dari 247 lux hingga 1807 lux. Pada sensor 4, intensitas cahaya terukur
berkisar dari 123 lux hingga 1854 lux, dan pada sensor 5 intensitas cahaya terukur
dari 7 lux hingga 353 lux. Sempat terjadi anomali pada sensor 3,4, dan 5 yang
diakibatkan oleh cuaca yang cukup berangin sehingga menyebabkan paranet pada P2,
P3, dan P4 menjadi terbuka. Kemudian pada sore hari terjadi hujan sehingga
pengambilan data tidak dapat dilakukan.
Pengukuran hari ke-5 (9 Juni 2022)

-Pagi

Intensitas Cahaya 1 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 2 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 3 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Intensitas Cahaya 4 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Pada sensor 1, intensitas cahaya berkisar dari 62 lux hingga 629 lux. Pada
sensor kedua, intensitas cahaya berkisar dari 37 lux hingga 197 lux. kemudian pada
sensor 3 berkisar dari 22 lux hingga 127 lux. dan pada sensor 4, intensitas cahaya
berkisar dari 16 lux hingga 79 lux. pada pengukuran yg dilakukan ini, sensor 5 tidak
dapat melakukan pengukuran dikarenakan rangkaian sensor yang rusak sehingga
harus diperbaiki. Dari data yang tercatat, dapat disimpulkan bahwa cuaca cukup
mendung.

-Siang

Intensitas Cahaya 1 (Lux)


12

10

0
0 2
Intensitas
4
Cahaya
6
2 (Lux) 8 10 12

12

10
Intensitas
IntensitasCahaya
Cahaya43(Lux)
(Lux)
1212
8

1010
6

88
4

66
2

44
0
0 2 4 6 8 10 12
22

00
00 22 44 66 88 1010 1212
Intensitas Cahaya 5 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Pada pengukuran ini, sensor 1 mencatat nilai intensitas cahaya berkisar dari
633 lux hingga 1394 lux. Sensor 2 mencatat nilai intensitas cahaya berkisar dari 230
lux hingga 569 lux. Lalu pada sensor 3, nilai intensitas cahaya yang tercatat berkisar
antara 79 lux hingga 529 lux. Kemudian pada sensor ke 4, tercatat intensitas cahaya
dengan kisaran 68 lux hingga 181 lux. Sedangkan untuk sensor 5, tercatat intensitas
cahaya pada kisaran 21 lux hingga 98 lux. Bentuk kurva pada setiap sensor
menunjukkan bahwa cuaca cukup berawan. Intensitas cahaya tertinggi tercatat pada
rentang waktu pengambilan data ke 500 sampai 1500.

-Sore
Intensitas Cahaya 1 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Intensitas Cahaya 2 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 3 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 4 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Intensitas Cahaya 5 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Pada saat pengambilan data, cuaca sangat mendung. Sensor 1 mencatat


intensitas cahaya berkisar antara 1 lux hingga 22 lux. kemudian sensor 2 mencatat
intensitas cahaya berkisar pada 0 lux hingga 7 lux. Pada sensor 3 tercatat intensitas
cahaya di kisaran 0 lux hingga 5 lux. Pada sensor 4 tercatat intensitas hanya berkisar
0 sampai 2 lux saja. Bahkan pada sensor 5 tidak tercatat sama sekali adanya intensitas
yang masuk pada kondisi P4. Pengambilan data hanya dilakukan sampai data ke 2000
dikarenakan turunnya data saat pengambilan data berlangsung.

Pengukuran Hari ke-10 (14 Juni 2022)

-Siang

Intensitas Cahaya 1 (Lux)


12
Intensitas Cahaya 3
2 (Lux)
10
12

108

86

64

42

20
0 2 4 6 8 10 12

0
0 2 4 6 8 10 12
Intensitas Cahaya 4 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 5 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Pada saat pengukuran, cuaca terbilang cukup cerah tetapi berangin. Pada
sensor 1 tercatat intensitas cahaya berkisar dari 4574 lux hingga 5045 lux. Kemudian
pada sensor 2 tercatat intensitas cahaya yang berkisar antara 1787 lux hingga 3842
lux. Pada sensor 3, intensitas cahaya tercatat berada pada kisaran 1523 lux hingga
2833 lux. kemudian pada sensor 4 tercatat intensitas cahaya pada rentang 117 lux
hingga 1043 lux. dan pada sensor 5 tercatat intensitas cahaya di kisaran 25 lux hingga
330 lux.

Pada sensor 1, terlihat bahwa bentuk kurva cukup stabil sehingga perubahan
intensitas cahaya tidak terlalu drastis. Sedangkan pada sensor ke 2 sampai ke 5
bentuk kurva berubah dengan cepat dikarenakan paranet yang tertiup angin yang
membuat sensor terpengaruh. Pergerakan paranet menyebabkan sensor terkadang
mencatat intensitas cahaya yang belum tereduksi oleh paranet.

-Sore

Intensitas Cahaya 1 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 2 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 3 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Intensitas Cahaya 4 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 5 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Pada saat pengambilan data, cuaca mendung berawan. Sensor 1 mencatat


intensitas cahaya dari rentang 65 lux sampai 324 lux. Kemudian sensor 2 mencatat
intensitas cahaya berkisar dari 36 lux hingga 178 lux. Sensor 3 mencatat intensitas
cahaya dengan rentang 23 lux hingga 77 lux. Kemudian sensor 4 mencatat intensitas
cahaya di rentang 0 sampai 8 lux. dan sensor 5 mencatat intensitas cahaya pada
rentang 0 sampai 2 lux. terlihat bentuk kurva pada setiap sensor landai, yang
menunjukkan bahwa cuaca semakin mendung. Pengambilan data dihentikan pada
detik ke 1606 dikarenakan turunnya hujan.
Pengukuran Hari ke-15 (18 Juni 2022)

Pada hari ke 15, pengambilan data hanya dilakukan pada siang hari
dikarenakan cuaca pada pagi dan sore hujan.

-Siang
Intensitas Cahaya 1 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 2 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 3 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Intensitas Cahaya 4 (Lux)
12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Intensitas Cahaya 5 (Lux)


12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

Pada saat pengambilan data, cuaca cerah berawan dan berangin. Pada sensor 1
data yang tercatat berkisar dari 1403 lux hingga 2034 lux. Kemudian sensor 2
mencatat intensitas cahaya yang berkisar dari 631 lux hingga 915 lux. Lalu pada
sensor 3, data berkisar antara 356 lux hingga 1673 lux. Pada sensor 4 intensitas
cahaya berkisar dari 44 lux hingga 185 lux. Dan pada sensor 5 data terukur pada
kisaran 13 lux hingga 215 lux. Pada sensor 1 dan 2, tidak terjadi lonjakan perubahan
intensitas cahaya yang drastis. Sedangkan pada sensor 3,4, dan 5 terjadi anomali
dikarenakan paranet pada kondisi P2, P3, dan P4 tertiup angin sehingga sensor
terpengaruh cahaya dari luar.

Data Pengukuran Reduksi Intensitas Cahaya


Rata Rata

-Pagi

Hari\ Sensor Sensor Sensor Sensor Sensor


Sensor 1 2 3 4 5
1 237,42 72,141 50,232 12,767 10,744
904,47 303,75 236,32 87,925 28,523
2
06 65 83 96 02
239,30 87,249 45,929 15,619 7,1416
3
41 93 07 1 49
252,29 106,32 86,363 37,527 23,818
4
7 58 85 11 46
5 Hujan        
305,61 105,42 70,384
6 40,043 0
3 6 7
7 549,72 237,15 116,98 53,676 16,958
8 Hujan        
9 Hujan        
198,18
10 72,309 36,151 11,619 5,484
4
11 Hujan        
12 Hujan        
13 237,42 72,141 50,232 12,767 10,744
134,69
14 705,43 162,07 94,26 23,858
67
15 1827,4 822,5 853,96 103,95 60,034
545,72 204,10 164,08 39,975 29,814
Rata-Rata
58 69 21 24 39

-Siang
Hari\ Sensor Sensor Sensor Sensor Sensor
Sensor 1 2 3 4 5
1 1785,3 960,22 1231,9 1063,4 62,911
2862,7 1593,0 1278,8 658,17 327,35
2
16 64 01 6 3
2472,5 1395,4 1207,5 457,67 247,14
3
22 15 92 74 58
4 Hujan        
1785,2 1231,8 539,57 369,73 62,910
5
73 82 56 23 83
1038,2 404,51 279,59 125,27 41,765
6
8 9 3 8 7
7 1575,1 1077,9 574,48 387,07 86,265
8 3599,4 2067,8 1779,3 674,21 149,71
9 1431,4 648,09 434,32 79,432 36,06
4937,0 2166,5 2092,4
10
3 0 0 160,33 141,03
4969,7 2882,9 2500,4 499,61 104,75
11
9 4 5 3 8
1921,3 672,79 526,50 129,55 120,35
12
89 34 72 46 34
13 Hujan        
4392,9 2800,6 2128,5 210,34 134,69
14
17 87 08 77 67
15 Hujan        
2730,9 1491,8 1214,4 401,23 126,24
Rata-Rata
26 18 52 51 66
-Sore

Hari\ Sensor Sensor Sensor Sensor Sensor


Sensor 1 2 3 4 5
1 Hujan        
95,130 30,441 15,820
2
6 8 7 3,797 2,1089
3 Hujan        
4 Hujan        
14,145
5
5 4,5068 1,8409 0,6597 0,0037
6 10,83 2,611 0,887 0,028 0
7 88,416 49,145 35,955 7,720 1,480
8 Hujan        
180,84 34,808
9
35 47,546 1 4,5734 0,8797
10 Hujan        
11 175,39 96,533 45,358 2,9632 0,0835
106,71 16,476 12,759 0,9713 1,4681
12
27 5 67 49 5
175,39 61,968 45,357 2,9632 0,0835
13
34 64 86 17 41
14 Hujan        
15 Hujan        
105,85 38,653 24,098 2,9594 0,7634
Rata-Rata
77 62 37 68 61

Pesentase Reduksi Intensitas Cahaya

-Persentase Data yang terukur

Waktu\
P0 P1 P2 P3 P4
Kondisi
Pagi 100% 37,40 30,07 7,33% 5,46%
% %
54,63 44,47
Siang 100% 14,69% 4,62%
% %
36,51 22,76
Sore 100% % % 2,80% 0,72%

-Persentase Reduksi yang dilakukan oleh paranet

Waktu\
P0 P1 P2 P3 P4
Kondisi
62,60 92,67 94,54
Pagi 0% 69,93%
% % %
45,37 85,31 95,38
Siang 0% 55,53%
% % %
63,49 99,28
0% 77,24% 97,2%
Sore % %

Dari persentase reduksi intensitas cahaya yang didapat, dapat dilihat bahwa
terjadi perbedaan nilai reduksi intensitas cahaya yang dilakukan oleh paranet pada
waktu pagi, siang, dan malam. Perbedaan terjadi dikarenakan semakin tinggi
intensitas cahaya, maka kemampuan mereduksi intensitas cahaya oleh paranet
semakin berkurang. Sedangkan semakin rendah intensitas cahaya, maka reduksi
intensitas cahaya akan semakin kuat. Bahkan pada intensitas cahaya yang sangat
rendah, intensitas cahaya yang terukur pada paranet dengan kerapatan yang tinggi
dapat menjadi 0 lux.

Data Pertumbuhan Porang

Hari Pertama

Porang Massa Tinggi Diameter


P0.1 326 7,5 0,44
P0.2 320 15 0,59
P0.3 320 9,5 0,445
P1.1 329 12 0,695
P1.2 333 13,5 0,805
P1.3 327 10,5 0,5
P2.1 335 17 0,74
P2.2 341 13,5 0,635
P2.3 335 18,5 0,6
P3.1 370 21 0,885
P3.2 346 19 0,64
P3.3 329 11,5 0,615
P4.1 321 10 0,5
P4.2 322 10,5 0,525
P4.3 340 16 0,64

Hari ke-5

Poran
Massa Tinggi Diameter
g
P0.1 329 9 0,46
P0.2 326 16,5 0,6
P0.3 323 11,5 0,455
P1.1 327 15 0,71
P1.2 337 17 0,83
P1.3 326 14 0,51
P2.1 343 19,5 0,765
P2.2 340 15 0,655
P2.3 337 21 0,625
P3.1 380 24 1,1
P3.2 352 21,5 0,665
P3.3 354 12,5 0,63
P4.1 323 11 0,51
P4.2 325 12 0,545
P4.3 346 17 0,65
Hari ke-10

Poran Tingg
Massa Diameter
g i
P0.1 309 10 0,5
P0.2 326 18 0,625
P0.3 319 13 0,465
P1.1 356 16,5 0,73
P1.2 346 19 0,84
P1.3 359 16 0,53
P2.1 368 20,5 0,775
P2.2 370 16,5 0,67
P2.3 374 23 0,635
P3.1 388 26 1,14
P3.2 392 22,5 0,71
P3.3 406 14,5 0,64
P4.1 337 12 0,52
P4.2 341 13,5 0,64
P4.3 350 17,5 0,72

Hari ke-15

P M T Dia
o a i me
r s n ter
a s g
n g
g a i
1
P 2
0
0. 8 0,5
,
1 6
5
1
P 3
8 0,6
0. 0
, 3
2 2
5
P
0. MATI
3
P 3
1 0,7
1. 3
7 4
1 7
P
1. MATI
2
P
1. MATI
3
P 3
2 0,7
2. 5
1 9
1 5
1
P 3
8 0,6
2. 3
, 8
2 2
5
P 3 2 0,6
2. 2 4 5
3 2
P 3
2 1,1
3. 5
7 45
1 5
M
P
A
3.  
T
2

P 3
1 0,6
3. 6
5 45
3 8
P 3
1 0,5
4. 2
2 2
1 0
1
P 3
3 0,6
4. 3
, 4
2 0
5
P 3
1 0,7
4. 1
8 3
3 5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Rancang Bangun Sistem


Pengukuran Reduksi Intensitas Cahaya Matahari Menggunakan Paranet pada
Pembibitan Tanaman Porang ini adalah sebagai berikut :

1. Alat ukur reduksi intensitas cahaya telah direalisasikan menggunakan 5 buah


sensor Photodioda dengan Mikroprosesor Arduino Mega 2560 telah dilakukan
kalibrasi sensor dan uji banding dengan nilai standar deviasi sebesar 0,6999;
0,2301; 1,1697; 2,4222; 0,2956 lux.
2. Porang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi P2 dan P3 atau pada
pencahayaan sekitar 2,80% hingga 44,72% karena pada pencahayaan lebih
dari nilai tersebut penguapan terjadi lebih cepat sehingga menyebabkan
dormansi dan pada pencahayaan kurang daari 2,80% pertumbuhan melambat
dikarenakan fotosintesis susah dilakukan dengan keadaan intensitas cahaya
yang sangat minim.

Saran

Pada penelitian ini, parameter fisis yang diperhatikan hanyalah intensitas


cahaya. Sedangkan kadar air pada tanah juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan
porang. Oleh karena itu, diharapkan pada peneletian selanjutnya kelembaban tanah
turut diukur sehingga massa tanaman sebagai indeks pertumbuhan juga dapat diukur.

Anda mungkin juga menyukai