1
Jenis-jenis sensor garis
- Kombinasi Infra Red LED dan Photodiode atau Phototransistor
- Kombinasi LED superbright dan LDR
- Optosensor: Photoreflektif sensor
- Kamera
2
Gambar 1.1. Bentuk fisik komponen Photodioda
Prinsip kerja
Prinsip kerja Sensor garis/proximity adalah memanfaatkan sifat cahaya yang
akan dipantulkan jika mengenai benda berwarna terang dan akan diserap jika
mengenai benda berwarna gelap. Sebagai sumber cahaya kita gunakan LED (Light
Emiting Diode) yang akan memancarkan cahaya merah. Dan untuk menangkap
pantulan cahaya LED, kita gunakan photodioda. Jika sensor berada diatas garis hitam
maka photodioda akan menerima sedikit sekali cahaya pantulan. Tetapi jika sensor
berada diatas garis putih maka photodioda akan menerima banyak cahaya pantulan.
Berikut adalah ilustrasinya :
3
Sifat dari photodioda adalah jika semakin banyak cahaya yang diterima,
maka nilai resistansi diodanya semakin kecil. Dengan melakukan sedikit modifikasi,
maka besaran resistansi tersebut dapat diubah menjadi tegangan. Sehingga jika
sensor berada diatas garis hitam, maka tegangan keluaran sensor akan kecil,
demikian pula sebaliknya. Cahaya yang berbeda dari berbagai macam warna
digunakan dalam hal ini. Ketika LED memancarkan cahaya ke bidang berwarna
putih, cahaya akan dipantulkan hampir semuanya oleh bidang berwarna putih
tersebut. Sebaliknya, ketika LED memancarkan cahaya ke bidang berwarna gelap
atau hitam, maka cahaya akan banyak diserap oleh bidang gelap tersebut, sehingga
cahaya yang sampai ke sensor (photodioda atau LDR) sedikit. Karena perbedaan
cahaya yang diterima oleh sensor akan menyebabkan hambatan yang berbeda pula di
dalam sensor maka prinsip ini yang digunakan untuk membedakan pembacaan garis.
Dari gambar 1.2 diatas dapat diketahui bahwa saat sensor pada garis putih,
maka sensor akan terkena banyak cahaya sehingga nilai resistansinya akan sangat
kecil atau dapat diabaikan. Karena Rsens sangat kecil maka Vout=0. Saat sensor
pada garis hitam, maka sensor akan tidak terkena cahaya sehingga nilai resistansinya
akan besar atau dapat diasumsikan tak hingga. Karena Rsens sangat besar maka
Vout= Vin.
Dengan kata lain dengan rangkaian diatas perubahan Vout berbanding lurus
dengan cahaya. Untuk membuat rangkaian dengan Vout berbanding terbalik dengan
perubahan cahaya hanya dengan mengganti letak sensor berada dekat dengan Vin.
Saat Sensor mendeteksi warna berbeda maka Vout pun akan ikut berubah. Perubahan
Vout inilah yang akan digunakan sebagai pembeda warna hitam dan putih baik
dengan menggunakan komparator ataupun dengan menggunakan ADC internal
mikrokontroler.
Pada rancangan sensor photodiode dibawah ini, nilai resistansinya akan
berkurang bila terkena cahaya dan bekerja pada kondisi riverse bias. Untuk pemberi
pantulan cahayanya digunakan LED superbright, komponen ini mempunyai cahaya
yang sangat terang, sehingga cukup untuk mensuplai pantulan cahaya ke photodiode.
Berikut ini prinsip dan gambaran kerja dari sensor photodiode.
4
Gambar 1.3. Sensor photodiode tidak terkena cahaya
Saat photodiode tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar
atau dapat diasumsikan tak hingga. Sehingga tidak ada arus bocor yang mengalir
menuju komparator.
5
1.1.3. Alat dan Bahan
1. PC / Laptop 1 buah
2. Modul Trainer Praktikum Mekatronik 1 buah
3. Kabel USB Modul Trainer 1 buah
4. Kabel Jamper secukupnya
5. Photodioda 1 buah
6. Software Arduino IDE 1 paket
7. Multimeter 1 buah
6
1.1.6. Langkah Kerja
1. Pasang kabel jamper pada konektor 5v dan konektor G kemudian
hubungkan pada pin 5v dan pin G pada board Arduino
2. Pasang kabel jamper LCD pada konektor J11 pin RS, E, D4, D5, D6
dan D7 kemudian hubungkan ke pin 7, 5, 6, 5, 4, 3 dan pin 2 pada
board Arduino Mega 2560.
3. Pasang kabel jamper pada konektor J3 pin 1 s/d 8 kemudian
hubungkan ke pin 28, 30, 32, 34, 3 6, 38, 40 dan pin 42 board
Arduino.
4. Pasang kabel jamper pada konektor J6 pin 1 s/d 8 kemudian
hubungkan ke pin 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan pin 9 pada board arduino.
5. Pasang kabel jamper pada konektor Sensor garis pin 1 dan 2
kemudian hubungkan ke pin A0 dan pin 3 ke pin 5V pada Board
Arduino Mega2560
6. Perhatikan Gambar 1.5. Skematik Percobaan Sensor garis
7. Kemudian buka software Arduino IDE. Ketik kode program berikut ini :
//Percobaan Sensor Garis ke-1
byte kondisi;
void setup()
{
pinMode(1,INPUT);
pinMode(3,OUTPUT);
}
void loop()
{
kondisi=digitalRead(1);
if(kondisi == 0) digitalWrite(3,1);
else digitalWrite(3,0);
}
7
sends it to serial monitor and turns a LED off or on.
*/
int LDR_pin = 0; // analog pin 0 (connect IR here) int
LDR_val = 0; // variable use to read input data int LEDpin =
13; //This is the LED
// a threshold to decide when the LED turns on
batas bawah = 50 (hitam) , atas = 400 (kertas putih) //
int threshold = 50;
void setup(){
pinMode(LDR_pin, INPUT);
pinMode(LEDpin, OUTPUT);
Serial.begin(9600);
}
void loop(){
LDR_val = analogRead(LDR_pin);
if (LDR_val > threshold)
digitalWrite(LEDpin, HIGH);
else
digitalWrite(LEDpin, LOW);
// output 'LDR_val' value into the console
Serial.print("LDR = "); Serial.print(LDR_val);
Serial.println(); delay(1000);
}
8
10. Jika tidak ada yang error akan muncul tulisan pada bagian bawah
sudut kiri Done Compiling yang menandakan bahwa program kita
siap di upload ke board Arduino
11. Langkah selanjutnya Upload program ke board Arduino Mega
2560 dengan klik Upload tunggu sampai proses upload selesai.
12. Jika berhasil silahkan menekan saklar push button dan amati LED.
13. Demikian pula pada percobaan sensor garis. Amati LED jika ada
penghalang antara Led dengan LDR/fotodioda dan jika tidak ada
penghalang.
Sensor cahaya yang paling mudah ditemukan dan digunakan adalah LDR (Light
Dependent Resistor), yakni resistor khusus yang nilai hambatannya dapat berubah
sesuai dengan intensitas cahaya. Jika cahaya makin terang (intensitas cahaya naik),
nilai hambatan LDR mengecil. Sebaliknya, bila intensitas cahayanya berkurang, nilai
hambatan LDR akan membesar. Elemen pada LDR (fotoresistor) terbuat dari
Cadmium Sulfida (CdS) yang peka terhadap cahaya tampak. Nilai resistansi
fotoresistor berkisar antara beberapa ohm hingga beberapa kilo ohm.
9
Gambar 1.6. LDR (Light Dependent Resistor)
Selain LDR juga terdapat sensor yang lain yang dapat digunakan, yakni
fotodioda, Fotodioda terbuat dari bahan semikonduktor PN seperti halnya diode atau
LED (Light Emitting Diode) yang hanya dapat dilewati arus pada satu arah saja
(forward bias), yaitu dari anoda ke katoda. Namun, jika terkena cahaya, fotodioda
10
dapat dilalui arus pada arah yang berlawanan dengan arah arus forward bias pada
dioda. Bahkan, fotodioda mampu menghasilkan arus listrik yang bernilai kecil ketika
dikenai cahaya. Fotodioda juga memiliki kelebihan lain, yakni respon yang lebih
cepat terhadap perubahan intensitas cahaya, terutama jika cahaya yang digunakan
adalah sinar infra merah (infra red). Oleh karena itulah, pada pembuatan robot line
follower, fotodioda banyak digunakan sebagai sensor untuk membedakan garis hitam
dan garis putih.
Selain kedua penggunaan utama tersebut, sensor cahaya dapat juga digunakan
sebagai pengukur temperatur (inframerah) dan sensor api (ultraviolet).
Fototransistor adalah transistor (biasanya dari jenis NPN) yang dapat
meneruskan arus sesuai dengan banyaknya intensitas cahaya yang mengenainya.
Berbeda dengan fotoresistor yang peka terhadap cahaya tampak, fototransistor dan
juga fotodioda lebih peka terhadap cahaya pada spektrum inframerah. Cahaya pada
11
fototransistor menggantikan peranan arus basis, semakin banyak intensitas cahaya,
semakin banyak arus yang dapat dialirkan dari kolektor ke emitor. Contoh rangkaian
fototransistor ditunjukkan pada Gambar 1.9.
Rangkaian tersebut bersifat active low, yang berarti tegangan output berbanding
terbalik dengan intensitas cahaya yang diterima. Output rangkaian fototransistor
biasanya dihubungkan dengan pengkondisi sinyal biner seperti inverting transistor,
komparator, ataupun Schmit trigger. Fototransistor sering ditemui dalam kemasan
berpasangan dengan LED (biasanya inframerah) membentuk rangkaian optokopler
(atau optoisolator) dan optoreflektor.
Fotodioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya. Dioda pada umumnya
hanya dapat mengalirkan arus dari anoda ke katoda, namun fotodioda dapat
mengalirkan arus yang berarah sebaliknya (dari katoda ke anoda) saat diberi cahaya.
Rangkaian fotodioda mirip dengan rangkaian fototransistor seperti terlihat pada
Gambar 1.10. Jika diberi cahaya maka tegangan output akan berkurang, begitu juga
jika keadaan sebaliknya.
12
Gambar 1.10 Rangkaian sensor cahaya
1. PC / Laptop 1 buah
2. Modul Trainer Praktikum Mekatronik 1 buah
3. Kabel USB Modul Trainer 1 buah
4. Kabel Jamper secukupnya
5. Light Dependent Resistor (LDR) 1 buah
6. Software Arduino IDE 1 paket
7. Multimeter 1 buah
13
1.2.5. Keselamatan Kerja
void setup()
{
pinMode(ledPin, OUTPUT); Serial.begin(9600);
pinMode(ledPin, OUTPUT); Serial.begin(9600);
}// untuk membaca data pada serial port di layar monitor
void loop()
{
sensorValue = analogRead(sensorPin) ; // membaca nilai dari sensor:
Serial.println(sensorValue); //di layar monitor
14
if (sensorValue <= 500 ) // tentukan batas intensitas cahaya 0 - 1024
{
digitalWrite(ledPin, HIGH); } // Menyalakan lampu Led
else
{
digitalWrite(ledPin, LOW); // Mematikan lampu led
} } }
Mega 2560
15
1.3. SENSOR SUHU
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan
catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus
sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan
panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan
pembacaan yang rendahyaitu kurang dari 0,5º C pada suhu 25º C
16
Gambar 1.12. Bentuk fisik LM35
sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan
sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt
sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat
digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik
berikut:
17
1.3.3. Alat dan Bahan
1. PC / Laptop 1 buah
2. Modul Trainer Praktikum Mekatronik 1 buah
3. Kabel USB Modul Trainer 1 buah
4. Kabel Jamper secukupnya
5. LM35 1 buah
6. Software Arduino IDE 1 paket
7. Multimeter 1 buah
18
1.3.6. Langkah Kerja
1. Pasang kabel jamper pada konektor 5v dan konektor G kemudian
hubungkan pada pin 5v dan pin G pada board Arduino
2. Pasang kabel jamper LCD pada konektor J11 pin RS, E, D4, D5, D6
dan D7 kemudian hubungkan ke pin 7, 5, 6, 5, 4, 3 dan pin 2 pada
board Arduino Mega 2560.
3. Pasang kabel jamper pada konektor Sensor LM35 pin 1 dan kemudian
hubungkan ke pin A0 dan pin 3 ke pin 5V pada Board Arduino
Mega2560
4. Perhatikan Gambar 1.14 Skematik Percobaan Sensor Suhu LM35
5. Kemudian buka software Arduino ketik program berikut ini:
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(7,6,5,4,3,2);
int temp = 0;
int temPin = A0;
int tempC = 0;
void setup();
Serial.begin(9600);
lcd.begin(16,2);
}
void loop()
{
temp = analogRead(temPin);
Serial.print ( (byte)tempC );
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Nilai Suhu");
lcd.setCursor(1,1);
lcd.print((byte)tempC);
19
6. Setelah itu pasang kabel USB Konektor Board Mikrokontroler
Arduino Mega 2560
7. Kemudian pilih ToolsBoard Kemudian pilih jenis Board Arduino
yang kita gunakan dalam percobaan ini kita gunakan
BoardMikrokontroler Arduino Mega 2560
8. Setelah itu pilih ToolsSerial Port kemudian pilih port sesuai yang
kita gunakan pada port computer/laptop kita
9. Setelah itu Verify Program yang sudah kita ketik, tunggu sampai proses
compiling selesai.
10. Jika tidak ada yang error akan muncul tulisan pada bagian bawah sudut
kiri Done Compiling yang menandakan bahwa program kita siap di
upload ke board Arduino
11. Langkah selanjutnya Upload program ke board Arduino Mega 2560
dengan klik Upload tunggu sampai proses upload selesai.
12. Jika berhasil silahkan lihat nilai dalam satuan Celsius pada LCD
kemudia amati perubahan nilai ketika sensor dipanaskan jika
mengalami peningkatan suhu maka percobaan dapat di katakana
berhasil .
20
1.4. KONFIGURASI SENSOR JARAK
Sensor ini dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 300 cm. keluaran
dari sensor ini berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan jarak. Lebar
pulsanya bervariasi dari 115 uS sampai 18,5 mS. Pada dasanya, Ping)))
terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz, sebuah speaker ultrasonik
dan sebuah mikropon
ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara
sementara mikropon ultrasonik berfunngsi untuk mendeteksi pantulan
suaranya.
Pin signal dapat langsung dihubungkan dengan mikrokontroler
tanpa tambahan komponen apappun. Ping hanya akan mengirimkan suara
21
ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler (Pulsa high selama
5uS ). Suara ultrasonik dengan frekuennsi sebesar 40KHz akan
dipancarkan selam a 200uS. Suara ini akan merambat di udara dengan
kecepatan 344.424m/detik ( atau 1cm setiap 29.034uS), mengenai objek
untuk kemudian terpantul kembali ke Ping. Selama menunggu pantulan,
Ping akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berhenti (low)
ketika suara pantulan terdeteksi oleh Ping. Oleh karena itu lah lebar pulsa
tersebut dapat merepresentasikan jarak antara Ping dengan objek.
Untuk penjelasan atau prinsip aksesnya sama kok ma srf04, hanya
saja untuk sensor PING hanya memakai 3 pin, pin trigger sama echo
digunakan dalam 1 pin, sehingga dengan menggunakan sensor PING kita
dapat menghemat penggunaan I/O mikrokontroler. Konfigurasi pin sensor
PING sbagai berikut:
22
1.4.3. Alat dan Bahan
1. PC / Laptop 1 buah
2. Modul Trainer Praktikum Mekatronik 1 buah
3. Kabel USB Modul Trainer 1 buah
4. Kabel Jamper secukupnya
5. Sensor Ping 1 buah
6. Software Arduino IDE 1 paket
7. Multimeter 1 buah
23
1.4.6. Langkah Kerja
1. Pasang kabel ja mper pada konektor sensor Jarak US-015 yaitu pin Vcc,
Trig, Echo, dan Gnd kemudian Hubungkan kabel ke Pin 5V, Gnd, pin
void setup() {
Serial.begin (9600);
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
pinMode(LEDPin, OUTPUT);
}
void loop()
{
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(trigPin, LOW);
duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
distance = duration/58.2;
24
if (distance >= maximumRange || distance <=
minimumRange){
Serial.println("-1");
digitalWrite(LEDPin, HIGH);
}
else {
Serial.println(distance);
digitalWrite(LEDPin, LOW);
}
delay(500);
}
4. Setelah itu pasang kabel USB Konektor Board Mikrokontroler Arduino
Mega 2560
5. Kemudian pilih ToolsBoard Kemudian pilih jenis Board Arduino
yang kita gunakan dalam percobaan ini kita gunakan
BoardMikrokontroler Arduino Mega 2560
6. Setelah itu pilih ToolsSerial Port kemudian pilih port sesuai yang
kita gunakan pada port computer/laptop kita
7. Setelah itu Verify Program yang sudah kita ketik, tunggu sampai proses
compiling selesai.
8. Jika tidak ada yang error akan muncul tulisan pada bagian bawah sudut
kiri Done Compiling yang menandakan bahwa program kita siap di
upload ke board Arduino
9. Langkah selanjutnya Upload program ke board Arduino Mega 2560
dengan klik Upload tunggu sampai proses upload selesai.
10. Jika berhasil silahkan mengambil mistar kemudian ukur jarak degan
sensor US-15 kemudian lihat pada serial monitor yang ada pada software
Arduino.
25
1.5 KONFIGURASI SENSOR GAS
1. Mahasiswa mampu membaca data sheet dari sensor Gas MQ-2 dan
menghubungkan ke Board Arduino.
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui prinsip kerja dari Sensor Gas
MQ-2.
3. Mahasiswa mampu membuat program untuk mengaktifkan Sensor Gas
MQ-2.
26
Namun seperti apakah karateristik sensor Asap MQ2 ini? Sensor gas ini tersusun
oleh senyawa SnO2, dengan sifat conductivity rendah pada udara yang bersih, atau
sifat penghantar yang tidak baik. Sifat conductivity semakin naik jika konsentrasi gas
asap semakin tinggi di sekitar sensor gas. Lebih jelas nya bisa dilihat di datasheet di
bawah ini,
Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara
serta asap dan keluarannya berupa tegangan analog. Sensor dapat mengukur
konsentrasi gas mudah terbakar dari 300 sampai 10.000 sensor ppm. Dapat
beroperasi pada suhu dari -20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi arus kurang dari
150 mA pada 5V
27
Gambar 1.20. Konfigurasi Sensor MQ-2
Prinsip Kerja
Sensor Asap MQ-2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap yang berasal dari
gas mudah terbakar di udara. Pada dasarnya sensor ini terdiri dari tabung aluminium
yang dikelilingi oleh silikon dan di pusatnya ada elektroda yang terbuat dari aurum
di mana ada element pemanasnya. Ketika terjadi proses pemanasan, kumparan akan
dipanaskan sehingga SnO2 keramik menjadi semikonduktor atau sebagai penghantar
sehingga melepaskan elektron dan ketika asap dideteksi oleh sensor dan mencapai
aurum elektroda maka output sensor MQ-2 akan menghasilkan tegangan analog.
Sensor MQ-2 ini memiliki 6 buah masukan yang terdiri dari tiga buah power supply
(Vcc) sebasar +5 volt untuk mengaktifkan heater dan sensor, Vss (Ground), dan pin
keluaran dari sensor tersebut.
28
1.5.3.Alat dan Bahan
1. PC / Laptop 1 buah
2. Modul Trainer Praktikum Mekatronik 1 buah
3. Kabel USB Modul Trainer 1 buah
4. Kabel Jamper secukupnya
5. Sensor MQ-2 1 buah
6. Software Arduino IDE 1 paket
7. Multimeter 1 buah
29
1.5.6. Langkah Kerja
1. Pasang kabel jampeer pada konektor sensor Gas MQ-2 yaitu pin
30
8. Jika tidak ada yang error akan muncul tulisan pada bagian bawah
sudut kiri Done Compiling yang menandakan bahwa program kita
siap di upload ke board Arduino
9. Langkah selanjutnya Upload program ke board Arduino Mega 2560
dengan klik Upload tunggu sampai proses upload selesai.
10. Jika berhasil silahkan lihat nilai pada Serial monitor pada Software
Arduino dan bandingkan nilai ketika mendeteksi Gas dan tidak.
31