Orde baru yang dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun. Dalam masa 32 tahun dalam
kepemimpinannya, banyak kebijakan yang berpengaruh cukup besar pada proses berjalannya Negara
Indonesia. Mulai dari kebijakan politik ataupun kebijakan ekonomi. Kebijakan politik yang digunakan
terbagi menjadi dua, yakni kebijakan politik dalam negeri dan luar negeri. Masing-masing dari kebijakan
dikeluarkan berdasar kebutuhan Negara. Jadi, kebijakan yang dikeluarkan ialah yang memberi manfaat
serta memajukan kepentingan rakyat banyak.
Pemilu yang telah diatur dengan SI MPR 1967 yang mendupkan pemilu akan diselenggarakan pada
tahun 1971 ini, berbeda halnya dengan pernilu tahun 1955 pada orde revolusi atau orde lama. Dalam
pemilu ini, para pejabat pemerintah hanya berpihak pada salah satu peserta Pemilu yakni Golkar. Jadi,
Golkar lah yang selalu memenangkan pemilu di tahun berikutnya yaitu tahun 1977, 1982, 1987, 1992,
sampai 1997
Penyederhanaan partai politik terdiri dari dua partai serta satu golongan karya yaitu:
1) Partai Persatuan Pembangunan PPP koalisi dan partai Nahdlatul Ulama, Perti. PSII
dan Parmusi 2) Partai Demokrasi Indonesia koalisi dari partai Nasional Indonesia, parmi Murba. partai
Katolik, IPKI dan Parkindo. Golongan Karyn atau Golkar
Dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI merupakan peran ganda ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan kekuatan
sosial politik. Peran sebagai kekuatan sosial politik ABRI ditugaskan untuk mampu berperan aktif dalam
pembangunan nasional. ABRI juga mempunyai wakil dalam MPR yang diketahui sebagai Fraksi ABRI,
sehingga posisinya pada masa Orde Baru sangat dominan.
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) atau Ekaprasetia Pancakarsa, mempunyai tujuan
untuk memberi pemahaman pada semua lapisan masyarakat tentang Pancasila. Seluruh organisasi tidak
diperkenankan memakai ideologi selain Pancasila, bahkan dilaksanakan penataran P4 bagi para pegawai
negeri sipil.
Sewaktu Indonesia keluar dari PBB tanggal 7 Agustus 1965, Indonesia terkucilkan dari pergaulan
internasional dan menyusahkan Indonesia dalam ekonomi maupun politik dunia. Kondisi ini lalu
mendorong Indonesia kembali lagi menjadi anggota PBB menurut hasil sidang DPRGR. Jadi, pada tanggal
28 September 1966, Indonesia resmi aktif kembali menjadi bagian anggota PBB.
Pemulihan hubungan diplomatik antara Malaysia dengan Singapura serta pemutusan hubungan dengan
Tiongkok
Ketika tahun 1965, terjadi pertikaian antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura.. Untuk
memulihkan dan memperbaiki hubungan diplomatik, diadakan penandatanganan perjanjian antara
Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik dan Malaysia yang diwakili oleh Tun Abdul Razak pada tanggal
11 Agustus 1966 di Jakarta. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Singapura lewat pengakuan
kemerdekaan Singapura pada tanggal 2 Juni 1966.
1) Turut andil dalam pembentukan ASEAN. Indonesia sebagai salah satu pendiri
Pemerintah orde baru memiliki slogan yang mengungkapkan fokus utama mereka
Bukan tanpa dasar atau landasan, Trilogi Pembangunan diciptakan karena Indonesia mengalami inflasi
yang sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebihnya sejumlah 650%
setahun. Beberapa kebijakan ekonomi yang diterapkan pada masa orde baru ialah:
1.
Rencana pembangunan Sima tahun/Repelita Pada April 1969, pemerintah merancang Rencana
Pembangunan Lima Tahun
(Repelita) dengan tujuan untuk meningkatkan sarana dalam ekonomi, kegiatan ekonomi dan
kebutuhan sandang serta pangan. Sistem Repelita akan dievaluasi selama lima tahun sekali.
Sasaran utama yang akan diraih adalah pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja dan
kesejahteraan rohani. Pertumbuhan ekonomi berhasil naik sebesar 3 hingga 5,7%, sementara tingkat
inflasi menurun menjadi 47.8%. Namun, kebijakan pada masa Repelita I dirasa hanya menguntungkan
pihak investor Jepang serta golongan orang-orang kaya saja. Hal ini membangkitkan munculnya
peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari/ Malari.
Mengutamakan sektor pertanian dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi
bahan baku.
⚫ Repelita III pada tanggal 1 April 1979-31 Maret 1984 Repelita III menegaskan pada Trilogi
Pembangunan dengan memusatkan pada asas
pemerataan, yaitu:
Memfokuskan pada sektor pertanian untuk meningkatkan swasembada pangan, meningkatkan produksi
pertanian, menyerap tenaga kerja dan cakap menghasilkan mesin- mesin sendiri.
Pembangunan berpusat pada pada sektor ekonomi, industri, pertanian dan peningkatan
2.
Revolusi Hijau
Revolusi Hijau pada hakikatnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari sistem
tradisional/peasant ke sistem modem /farmers. Guna meningkatkan produksi pertanian biasanya
dilancarkan empat usaha pokok, yang terdiri dari:
⚫ Intensifikasi
⚫ Ekstensifikasi
Ekstensifikasi yakni perluasan lahan pertanian untuk mendapatkan hasil pertanian yang
lebih maksimal.
⚫ Diversifikasi
⚫ Rehabilitasi
Rehabilitasi yakni pemulihan daya produktivitas sumber daya pertanian yang telah kritis.