Anda di halaman 1dari 18

RESUME HAK ASASI MANUSIA

DALAM DIMENSI YURIDIS,SOSIAL DAN POLITIK

BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGANTAR

Hak asasi manusia merupakan materi inti dari naskah dari undang-undang Negara modern di
eropa pada abad ke20 jhon locke sebagai peletak dasar teori trias politika Montesque dan kemudian
menghasilkan monarki konstational.

Locke (1632-1704) berpendapat bahwa manusia dalam keadaan bebas dan


sederajat,mempunyai hak-hak ilmiah yang melalui perjanjian masyarakat dan manusia hanya
menyerahkan hak-hak ketentuanya demi keamanan dan kepentingan bersama.sehingga hak ini
menempatkan jhon locke sebagai bapak hak asasi manusia dan sekaligus menjadi sumber inspirasi
dan Revolusi Amerika dan Prancis.

B. Hak Individu dan Kelompok dalam Prespektif Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah menjamin hak yang paling mendasar dari semua hak yang di miliki
manusia, yaitu hak hidup.dan penegkan HAM semata-mata diarahkan untuk kepentingan manusia itu
sendiri dalam arti sempit dan dengan diakuinya dan di hormatinya martabat kemanusiaan/human
dignity kemanusiaan.
Thomas Jefferson meyakini akan kebenaran dan keberadaan individu dan Negara harus di atur
demikian pula dalam revolusi Prancis.
Di katakana menurut Jerome Frank, tujuan utama hukum responsive adalah untuk membuat
hukum mejadi lebih responsif dan akomodatif terhadap kebutuhan socialyang di tujukan untuk memberi
kemampuan bagi intitusi hukum.tanggal 10 Desember 1945 Deklarasi Hak Asasi Manusia di dalam pasal
21 ayat 3 kehendak rakyat harus menjadi dasar dari otorsi pemerintah. Kehendak itu diekspresikan
melalui pemilihan umum secara priodik dan langsung yang dilakukan secara universal hak
yang sana dan dilakukan pemilihan secararahasia atau dengan prosedur pemilihan bebas yang sejenis.

Majelis umum PBB tahun 1966.Hak Siipil dan Politik,antara lain meliputi :
1. Hak hidup,kebebasan dan kemauan diri

2. Larangan perbudakan

3. Larangan penganiayaan

4. Larangan penangkapan,penahanan atau pengasingan sewenang-wenang

5. Hak atas pemeriksaan pengadilan yang jujur

6. Hak atas kebebasan bergerak

7. Hak atas harta benda

8. Hak atas keebebasan berpikir,menyeruakan hati nurani,dan beragama

9. Hak atas kebebasan mengeluarkan pendapat dan mencurahkan pikiran

10. Hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat

11. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan

12. Hak suaka/hak kebangsaan

13. Hak kebebasaan dan keamanan pribadi

14. Hak mendapatkan perlindungan dari masyarakat atas keluarga

15. Hak memperoleh kewarganegaraan

16. Menyebar propaganda perang dan kebencian dilarang.

Sedangkan hak social,ekonomi,dan kebudayaan meliputi:

1. Hak atas pekerjaan

2. Hak atas taraf hidup yang layak termasuk makanan, pakaian, perumahan, dan kesehatan

3. Hak atas pendidikan

4. Hak untuk turut serta dalam kebudayaan masyarakat, ambil bagian dalam kemajuan ilmu
pengetahuan dan hak atas perlindungan kepetingan moral dan materil yang timbul dari hasil karya cipta
seseorang dalam bidang ilmu, kesusastraan, dan seni.

C. Hak-Hak Asasi Manusia dalam Teori Hukum Alam

Hak asasi manusia sering juga disebut dengan hak kodrat,hak dasar manusia,hak mutlak atau
dalam bahasa inggris disebut juga natural right, human right, dan fundamental right.
Kewajiban hak asasi lebih dikaitkan dengan asas hukum,dimna antara hak dan kewjiban
merupakan wujud hukum,tanpa hak dan kewajiban plus tanggung jawab,di tambah dasar agama,etika
dan adat yang menempatkan kewajiban selalu sejalan dengan hak asasi itu sendiri.

Cicero menghubungkan secara langsung antara hukum alam, akalbudi manusia, Negara dan
undang-undan. Hukum alam mengajarkan bahwa dasar-dasar hukum keadilan adalah abadi, yaitu
berakar pada alam.

Fidemann menyatakan bahwa sejarah hukum alam adalah sejarah manusia dalam upayanya
menemukan keadialan.sedangkan menurut Cicero hukum merupakan ekspresi dari hakikat umum
manusia dengan universitasnya sebagai cirinya.

Thomas Aquinas menyatakan bahwa alam terdiri atas dua asas yang disebut Principia
Prima adalah prinsip yang berkaitan dengan hak dasar manusia yang bersifat umum, universal, dan
berlaku tanpa batas ruang dan waktu. Principia scundaria prinsip-prinsip khusus yang
dijabarkan principia prima.

D. Hak Asasi Manusia Dalam Transisi Politik Sentralistis ke Politik Demokratis

Hukum merupakan suatu sistem yang mempunyai fungsi integratif dalam masyarakat.dalam
sisiologi hubungan hukum dan masyarakat dikenal dengan istilah pemegang peranan,peranan,dan
pelaksanaan peranan.
Pilihan system politik atau system demokratis suatu Negara tidak dilepaskan dari politik hukukm
yang yang telah di tetapkan sebelumnya. Politik hukum berarti kebijakan hukum. Pengertian kebijakan
berarti serangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasara rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Politik hukum adalah legal policy atau garis
kebijakan resmi tentang hukum yang akan di berlakukan baik dengan pembuatan hukum baru maupun
denganpengertian hukum lama. Dengan demikian studi politik hukum yang mencakup sekurang-
kurangnya adannya tiga hal yaitu :

Pertama, kebijakan garis Negara (garis resmi)tentang hukum yang diberlakukan dalam rangka
tujuan Negara
Kedua, latar belakang politik, ekonomi, social, budaya, atau lahirnya produk baru
Ketiga, penegakan hukum di dalam kenyataan lapangan
Politik hukum adalah kebijakan yang di tempuh oleh Negara melalui lembaga atau pejabatnya
untuk menetapkan hukum yang mana yang perlu di ganti atau di ubah atau hukum yang mana yang perlu
dipertahankan,atau hukum yang perlu di atur atau di keluarkan agar dengan kebijakan itu. Indonesia
misalnya,menentukan politik hukum sebagaimana yang tertuang di dalam UUD 1945, antara lain
menciptakan masyarakat adil, makmur, bersatu dan berdaulat yang harus di aplikasikan oleh para
pejabat, politis, polisi, dan birokrat dalam semua starata yang ada.

E. Nilai-Nilai Demokrasi (HAM Generasi Pertama)

Demokrasi merupakan terminologi yang sarat makna dan tafsir di samping yang mengandung
unsur-unsur universal,demokrasi juga memuat unsur-unsur kontekstual Demokrasi berasal dari kata
Greek Demokratia : demos rakyat dan kratos pemerintah yang secara utuh bermakna
pemerintahaan oleh rakyat (goverment ruled by the people) yang menunjuk pada bentuk-bentuk
pemerintahan yang bersifat partisipatory baik langsung maupun atas perwakilan.
Donald K Emerson menyatakan bahwa demokrasi merupakan konflik yang di lembagakan
melalui organisasi yang legitimate aturan-aturan yang baku dan prosedur yang jelas.
Karl R Ropper demokrasi tidak harus di pandang sebagai kepercayaan yang di delegasikan
melainkan ketidak percayaan yang di organisasi yang kesemu itu bermuara pada kesetaraan dan hak-
hak kebebasan.
Dalam kerangka indeks yang diharapkan dapat mengukur keberadaan hak minoritas, dukungan
terhadap partai politik, agama etnik, dan bahasa, perlakuan terhadap akuntabilitas lembaga-lembaga
negara dan menjalankan kepentingan publik, plurarisme, dan indenpedensi media komunikasi, partisifasi
publik di sektor ekonomi,sosial, kultural, dan politik.

F. Hubungan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi

Promosi dan perlindungan HAM terutama hak-hak sipil dan politik sangat erat, karena eksisten
promosi dan perlindungan HAM tersebut merupakan salah satu indeks dari demokrasi dapat dikatakan
bahwa promosi dan perlindungan hak-hak sipil dan politik merupakan bagian integral dari demokrasi.
Dikatakan bahwa hubungan antara hak-hak ekonomi dan sosial dengan demokrasi lebih
bersifat mutural defedency sedangkan hak budaya lebih-lebih dalam masyarakat multikultural akan
besar manfaatnya dalam masyarakat modern demokrasi tidak hanya bermakna demokrasi politik tetapi
juga mencakup demokrasi sosial dalam arti luas.

G. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


pancasila dengan sila-silanya merumuskan asas atau hakekat abstrak kehidupan manusia
Indonesia yang berpangkal pada tiga hubungan kodrat kemanusiaan selengkap-lengkapnya yaitu
hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dirinya sendiri, dan manusia
dengan benda.

Sila pertama memberi kerangka ontologis (hakikat keberadaan) dalam sila terssebut terkandung
penegasan tentang hakikat manusia indonesia adalah mahluk Tuhan Yang Maha ESA.
Sila ketuhanan yang Maha Esa merupakan jiwa pancasila sebagai prinsip yang berisi
keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakikat Tuhan, hakikat Tuhan adalah
a) Causa prima, sebab pertama selalu segala dari sesuatu
b) Pengatur tata tertib alam
c) Asal mula segala sesuatu
d) Yang selama lamanya ada, tidak pernah tidak ada
e) Maha kuasa, Maha sempurna, pengasih dan penyayang
f) Wajib di hormati dan ditaati

Sila ke duakerangka normatif karena berisi interatif/keharusan asasi normatif untuk hidup dan
bertindak adil dan beradab yang bersumber pada kepada keyakinan agama.
Melelui kerangka normatife itu, manusia Indonesia dapat merumuskan apa yang baik dan jahat
yang bersifat normatif terhadap tujuan yang akan dicapai. Sila kedua memberi kerangka untuk
merumuskan norma-norma tentang yang baik dan yang jahat

Dalam uraian di bawah ini akan di bahas tiga hal yaitu :


Pertama, mengaiytkan pemikiran universal tentang hubungan antar pancasila yang bersifat
partikularistik dan bernuansa relativisme kultur dengan pemikiran dasar tentang HAM dan kewajiban
asasi manusia KAM.
Kedua, memahami dan melihat pancasila ssebagai garis batas atau garis tepi penghargaan
untuk menilai antara HAM dan KAM memperoleh kebenaran dalam rangkapembangunan hukum di era
reformasi.
Ketiga, prinsip-prinsip yang dapat di kategorikan sebagai nilai-nilai ynag terdapat pada pancasila
juga dapat dilandaskan pengembangan ilmu hukum yang colonial dan sekaligus demokratis.

Sila kedua dari pancasila (kemanusiaan yang adil dan beradab) merupakan dasar sumber dari
pembentukan hukum mengenai HAM di Indonesia.
Pertama, hak hukum yaitu hak yang ada pada manusia akibat adanya peraturan dan berdasrkan
undang-undang hak-hak tersebut tidak langnsung berhubungan dengan martabat mannusia tetapi tetap
menjadi hak yang tetanpung dalam undang-undang yang sah
Kedua, hak alami yaitu hak yang secara alami melekat dan abadi bersama pemiliknya, sehingga
disebut inallenable right yaitu hak yang tidak dapat di cabut atau di tinggalkan oleh Negara sekalipun.

BAB II
HUKUM DAN HAK WARGANEGARA

Keterlibatan warga Negara dengan hukum telah ada sejak manusia itu dilahirkan. Bahkan sejak
manusia itu belim lahir sudah terlibat dalam hukum.Van Apeldoorn menatakan bahwa setiap saat hidup
manusia dikuasai hukum dan masih mencampurinya setelah meninggal.hukum melindungi benih di
kandungan ibu dan masih mejaga jenazah orang yang telah mati.ia memberikan seseorang langsung
setelah manusia di lahirkan.sejak lahir, manusia merupakan pendukung hak. Segala benda yang
mengelilinginya merupakan obyek hak. Ikatan hukum yang jumlahnya tidak terhingga, menghubungkan
manusia satu dengan yang lain dan dengan dunia jasmani yang mengelilinginya.
Warga negara adalah subyek hukum yang harus di lindungioleh negara. Hukum bagi umat
manusia harus di tinjau dari HAM sebenarnya untuk memformalkan hak-hak dasar manusia yang dimiliki
warga negara secara dasariah dan patut dilaksanakan pemerintah secara internasional.
Hak-hak manusia di rumuskan secara resmi untuk pertaa kalinya oleh sebuah badan
internasional dan mendapat dukungan anggota-anggotanya,dan PBB menerima reolusi yang menyebut
empat pasal hak-hak kebebasan manusia :

1. manusia berhak bebas dari ketakutan

2. manusia berhak bebas dari kekurangan

3. manusia memiliki kebebasan bersuara atau menyatakat pendapat dan pikiran

4. manusia berhak bebas beragama

Hak-hak individu ini sering di salah artikan karena di anggap mengganggu stabilitas dan
melanggar budaya bangsa yang menimbulkan ketakutan dan kekawatiran jika individu berjalan dengan
baik. Ketakutan ini muncul apabila mengganggu stbilitas dan kekuasaan, sebab dalam hak-hak asasi
dalam praktiknya sudah barang tentu diatur menurut undang-undang tapi tenntu bukan membatasi. Di
dunia internasional dilihat tiga pemandangan aspek yaitu adalah hak sipil dan politik ,hak ekonomi dan
social,keadilan bagi rakyat adalah merupakan hak sipil.
Hubungan hukum dan Hak asasi manusia dalam Negara sangtlah jelas. Hukum berkembang
dalam masyarakat dan masyarakat memerukan hukum baik dalam rangka menjaga ketertiban
masyarakat, mencari keadilan maupun dalam rangka perlindungan hak-hak asasi manusia.

Kent Greenwalt berpendapat kebebasan dan hak asasi manusia ,haruslah tumbuh dalam kodrat dan
akar masyarakat itu sendiri.

Frederich karl Von Savigni mengatakan hukum tidaklah di buat, tetapi dia terjadi dan bekembang
dalam masyarakat oleh karena itu dimana ada masyarakat disitu hukum. Fungsi-fungsi tersebut demi
menegakan keadilan, melindungi hak asasi warga negara dan mencegah perbuatan melanggar hukum.

BAB III
EQUALITY BEFORE THE LAW

Equality before the law sebagai suatu prinsip persamaan, sesungguhnya merupakan kelanjutan
hak asasi manusia yang di ihlami tema normatif Revolusi Prancis, baik yang di sebut generasi pertama
yang merupakan hak-hak politik (liberte), generasi ke dua hak-hak ekonomi,sosial dan
budaya(egalite)dan generasi ke tiga disebut hak-hak solidaritas (fraternite).

Masalah equality menyangkut masalah kebutuhan manusia yang kalau di hubungkan dengan
kehidupan ketatanegaraan pada suatu bangsamerupakan masalah hak warga negara kesuluruhanya,
yang memiliki dua landdassan menurutThe Enyclopedia Americana yaitu:

1. Manusia membutuhkan kebutuhan bakat manusiawi untuk keuntungan dan kebaikan

2. Kita membutuhkan perlindungan bersama (for mutual protection)

Perlindungan bersama disini adalah perlindungan warga negara oleh kekuasaan pemerinta, hukum
dan keadilan. Studi tentang persamaan equality dimulai oleh plato dan aristoteles yang menyatakan
bahwa yang sama harus di berlakukan sama dan menempatkan equality dalam kedudukan yang tinggi
dalam hukum dan moral.

Orang harus melihat diluar dalil bahwa setiap orang harus diberi apa yang menjadi haknya kearah
ukuran moral dan hukum yang substantif yang menetukan apa yang menjadi haknya,misal sebagai
berikut:
1. Memberi apa yang menjadi hak seseorang berarti memberikan perlakuan yang patut di terimanya

2. Memberikan perlakuan yang patut diterimanya berarti perlakuanya harus sesuai dengan aturan
moral

3. Memperlakukan sesuai dengan moral berarti (a) menentuka apakah mereka memiliki kriteria
yang ditentukan secara moral oleh peraturan dan (b) memberikan kepada mereka yang memiliki kriteria
tersebut sebagai mana di tentukan dalam peraturan, dan tidak di memberiaknya kepada mereka yang
tidak dimilikinya

4. Memberi kepada mereka yang memiliki kriteriadi maksud yang ditentukan oleh peraturan, dan
tidak memberinya pada yang tidak memiliki kriteria itu, berarti memperlakukan mereka yang sama
dengan perlakuan satu sama dalam hal moral yang penting

5. Memberlakukan secara sama mereka yang sama secara moral dan memberlakukansecara tidak
sama yang tidak sama secara moral

Equality before the law sesunggunya merupakan salah satu tema yang tumbuh secara tidak
terpisahkan dari konsapsi negara demokrasi. Tema hukum dalam konsepsi negara demokrasi adalah
hak-hak individu, pengawasan rakyat atas pemerintahandan rule of law. Supermasi hukum merupakan
prinsip hukum negara di atas kekuasaan dan progroratif penguasa yang sewenag-wenang.

Ketika perubahan kedua UUD 1945 dilakukan tahun 2000, satu bab tersendiri ditambahkan dengan
mengadopsi secara lengkap hak asasi msnusia yang tadinya telah di atur dalam undang-undang Nomer
39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia tersebut merupakan hasil reformasi, yang menempatkan hak
asasi manusia tersebut satu Bill of Right dalam kedudukan sebagai hukum tertinggi.

Pasal 27 ayat 3 yang mengatur tentang Equality of the law tersebut tetap tidak dirubah,baik posisinya
dalam Bab IX yang berada dalam aturan tentang warga negara dan penduduk,yang memang sejak awal
tidak melihatnya sebagai bagian dari hak asasi manusia.

Pasal 28D ayat 1 mengatur bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil dan pelakunya yang sama di hadapan hukum.
Pasal 281 ayat 2 menentukan bahwa setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
diskriminatif itu. Larangan untuk pengakuan yang bersifat diskriminatif. Mempositifkan kedudukan yang
sama di hadapan hukum dan atas hak perlakuan yang sama dari orng-orang akan mendapat perlakuan
yang sama sesuai dengan setandar yang diperlakukan.

BAB IV
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

A. Hubungan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Keberadaan Ham mendahului hukum, dari posisi hukum tersebut hukum menjadi conditio sine
qua non dalam penegakan hukum yaitu deengan memformalkan hak asasi manusia kedalam
seperangkat hukum yang ada.

Keadialn merupakan bagian yang menjadi cita hukum, bahkan merupakan hak asasi
hukum.Aristoteles membedakan keadilan distributif dan komutatif, distributif mempersoalkan bagaimana
negara dan masyarakat membagi dan menebar keadilan kepada orang-orang sesuaidengan
kedududkanya (sesuai dengan kapasitas kerja). Sedangkan keadilan komutatif adalah keadilan yang
diberikan tanpa membedakan posisi atau kedudukan orang perorangan untuk mendapatkan perlakuan
yang sama di depan hukum.
Roscoe pound melihat keadilan sebagai hasill kongkrit yang bisa diberikan kepada masyarakat.
Hasil yang di peroleh itu hendaknya berupa kepuasan kebutuhan manusia sebanyak-banyaknya.
Keadilan adalah suatu yang wajar dan ilmiah apabila tatnan yang yang ada dapat di terima
semua orang ssecara adil, lewat penerimaan dengan ikhlas semjua tatanan yang ada oleh semua
bangsa, golongan, etnis, agama, otomatis warga dalam masyarakat merasa di perlakukan secara adil.
Menurut jhon Rawls terdapat tiga hal yang merupakan solusi ynag merupakan problem utama
keadilan yaitu :
1. Prinsip kebebasan yang sebesar-besarnya bagi setiap orang (principle of greatest equal liberty)
prinsip ini mencakup kebebasan untuk berperan serta dalam kehidupan poitik, kebebasan bicara,
kebebasan pers,kebebasan memeluk agama dan hak untuk mempertahankan hak pribadi.

2. Prinsip pembedaan (the difference principle) inti dari prinsip ini adalah perbedaan ekonomi dan
sosial harus diatur agar memberikan kemanfaatan yang bagi mereka yang kurang di untungkan
3. Prinsip persaman yang adil atas kesempatan(the principle of fair equality of opurtinity) inti dari
prinsip ini adalah bahwa tidak samaan sosial ekonomi harus di atursedemikian rupa sehingga membuka
jembatan dan kedudukan sosial bagi semua orang di bawah kondisi persamaan kesempatan.

Dalam melaksanakan prinsi-prinsip di atas Jhon Ralws mengajukan skala prioritas :


Proritas pertama : bahwa prinsip kebebasan berlaku lebih dahulu di bandingkan denngan dua
prinsip lainnya.
Priritas kedua : prinsip persamaan yang adil atas setiap kesempatan

Dalam agama islam perwujudan kewajiban umatnya berlaku adil dinyatakan dalam Al-Quran
Surat Al-Maa-idah ayat 8 yang artinya : dan janganlah sekali-sekali kebencian terhadap suatu kaum
membuatmu untuk berlaku tidak adil, berlaku adillah! Itu lebih dekat kepada taqwa
Oleh karena itu HAM dan pebegakanya lewat dan bersama hukum tidak dapat di pisahkan.
Dengan demikian negara hukum bertujuan untuk melindungi HAM.

B. Mati dan Hak Asasi Manusia

Masyarakat yang menyuarakan di hapusnya pidana mati di indonesia, Lembaga Sewadaya


Masyarakat (LSM), The Indonesian Human Right Watch,merupakan yang tidak setuju terhadap pidana
mati, dalam pidana ini bertentangan dengan prinsip-prinsipyang di atur dalam International Convetion On
Civil an Political Right (Konversi Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik)tentang hak hidup (right to
life),yaitu bagian III pasal 6 (1) setiap manusia berhak atas hidup dan mendapat perlindungan dari hukum
dan tidak dapat di cabut hukum itu. Pasal 6 (2) ICCPR menytakan bagi negara yang belum menghapus
ketentuan hukuman mati, putusan tersebut hanya berlaku pada kejahatan yang termasuk kategori serius
sesuai dengan hukum yang berlaku pada saat itu dan tidak bertentangan dengan konvenan ini
dan convention of prevention of the crime of gonocide. pasal 6 (5) hukuman mati tidak dapat
dilaksanakan bagi kejahatan yang di lakukan oleh orang di bawah umur 18 tahun dan berlaku juga pada
perempuan hamil.

Menurut LSM hukuman pidana mati tidak dapat menghilangkan kejahatan. Hal ini sudah
tercantum dalam konvensi internasional hak-hak sipil dan politik (ICCPR) tahun 1966 yang berlaku sejak
tahun 1976 hingga desember 2002 telah tercatat 149 negara telah retifikasi/ aksesi terhadap pidana
hukuman mati.
Menurut the indonesian human right watch terdapat tiga alasan utama mengapa hukuman mati
serinng digunakan oleh pengadialan :
Perama, hasil penerapan hukuman mati di gunakan oleh rezim belanda kemudian berlanjut ke
orde baru untuk memberikan rasa takut . hal ini bisa dilihat di dalam pasal 104 KUHP.
Kedua, sebagai langkah konpensasi politik akibat ketidakmampuan membenahi sistem hukum
yang korup.
Ketiga, meningkatnya tingkat kejahatan dilihat semata sebagai tanggungjawab individu pelaku
adanya penolakan terhadap tanggung jawab yang karena melihat kondisi sistem hukum negara yang
korup.
Menurut imparsial the indonesian human right watch mengutamakan hal-hal sebagai berikut :
Pertama, mendesak kepada pemerintah untuk mengaktifkan lembaga grasi sebagai alat menolak
penerapan atau eksekusi pidana mati.
Kedua, mendesak pemerintah meratifikasikan konvenan internasional hak-hak sipil sebagai
bentuk kewajiban negara dalam melakukan promosi memberikan perlindungan terhadap warga
negaranya seprti pasal 28 I (1) amandemen II UUD 1945.
Ketiga , mengusulkan pemerintah dan DPR untuk segera melakukan pencabutan pasal-pasal
ancaman pidana mati di berbagai ketentuan hukum.

Untuk melengkapi pertimbangan penolakan pidana mati berikut ini kutipan tentang Konvensi
Internasional hak-hak Sipil dan Politik (HIHSP):

1. Hak atas hidup adalah yang mendasar dan tidak dapat dilanggar dalam keadaaan apapun
2. Negara-negara yang masih memakai hukuman mati, hukuman ini hanya bisa di pakai utuk kejahatan yang
paling berat danpelaksanaanya hanya dapat dilakukan kalau ketentuan-ketentuan KIHSP dipenuhi:
termasuk hak atas pengadilan didalam peradilan yang kompeten

B. Pidana mati dan Hukum Nasional

Suara yang menghendaki dihapusakanya pidana mati di indonesia tidak membuahkan hasil. Hal
terseabut di tandai dengan adanya KUHP dan Undang-Undang diluar KUHP.
Sebagaimana halnya dengan pihak yang samg kontra dengan pidana mati, terdapat pula yang
pro terhadap pidana mati. Pihak-pihak tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Menurut omar sinoadji, selama negara masih meneguhkan diri, masih bergulat dengan
kehidupanya sendiri yang terancam bahaya, selama tatatertib masyarakat dikacaukan dan di bahayakan
oleh anasir-anasir yang tidak mengenal perikemanusiaan, ia memerlukan pidana mati
2. Hartawi A.M memandang ancaman pidana mati sebagai suatu sosial defence, pidana mati
adalah suatu pertahanasional untuk menghindari masyarakat umum dari bencana dan bahaya atau pun
ancaman bahaya besar yang mungkin terjadi akan menimpa masyarakat

3. T.B Simatupang mengatakan hukuman mati adalah untuk menjaga ketentraman masyarakat
seperti halnya pembunuhan dalam perang. Masyarakat juga mempertahankan diri.

Isi pasal 28 J UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia yang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
2. Dalam menjalankan ha dan kebebasanya, setiap orang wajib untuk tunduk kepada penbatasan yangg di
tetapkan dalam undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan penghormaan
atas hak dan kebebasa orang lain dan untuk memenuhi tuntunan ayng adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis

Berdasarkan dalam pertimbangan bahwa pasal-pasal yang tersebut dalam BAB XI tentang HAM
merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan pasal 28 A dan pasal 28 I UUD 1945 dan di batasi oleh 28
J.
Tentang penegasan UUD 1945 yang memberikan legalitas formal terhaap kebebasan untuk yang
hidup oleh para pihak tersebut sebagai peniadaan mati pemberlakuannya hanya dapat
dikedesampingkan apabila perbuatan-perbuaytan orng yang di maksud tidak menghormati hak hidup
orang lain.

C. Memahami Eksistensi Pidana Mati

Alinea keemapt di dalam UUD 1945 mengisyaratkan, bahwa salah satu tujuan didirikannya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Untuk melindungi segenap bangsa indonesia maka
harus di alamatkan kepad asemua orang dan tidak boleh diskriminasi termasuk terhadap korban
kejahatan salah stunya dengan caara memberikan pidana mati.

Kewajiban negara untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia, harus di alamatkan kesemua orang dan tidak boleh diskriminasi termasuk terhadap korban
kejahatan. Menghubungkan pidana (termasuk didalamnya pidana mati)dengan pencegahan kejahatan,
bukan merupakan suatu yang legal, bicara pencegahan kejahatan akan mencakup upaya mannusia
untuk mencegah kejahatan atau dalam batas minimal mengurangi kejahatan, menilai eksistensi pidana
mati, tidak seharusnya dimulai setelah adanya undang-undang yang melegitimasi pidana mati.
Dalam kitab undang-undang hukum pidana KUHP dan undang-undang pidana di luar (KUHP),
dapat ditemukan perbuatan-perbuatan pidana yang di ancam pidana mati. Misalnya pidana narkotika,
psikotropika, korupsi, makar terhadap presiden dan wakil presiden, makar terhadap wakil negara
tetangga, pemberontakan, terorisme, pelangggaran HAM yang berat.

D. Pidana Mati Menurut Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Mati

Pada tahun 1963 mulai sebuah seminat nasional, dikemukakan alasan pentingnya memunyai
KUHP yang bersifat nasional dalam arti semangat, jiwa dan filosofinya semuanya berdasarkan landasan
nasionalisme indonesia

Alasan pertama dikemukakan secara politis,tidak menggunakan hukum-hukum kolonial


mengingat indonesia sudah menyatakan kemerdekaan,
kedua bersifat sisiologis,KUHP sekarang tidak sesuai dan mencerminkan nilai-nilai yang di anut
bangsa Indonesia,
ketiga alsan praktis, KUHP yang di gunakan harus memakai bahasa Indonesia agar penapsiran
tidak mengalami perbedaan,
keempat alasan adaftif, KUHP yang di buat seharusnya berkembang dengan pemikiran,
kemajuan terminolgi dan sesuai dengan pergaulan internasional yang di sepakati.

Dalam pasal 64 RKUHP disebutkan bahwa jenis-jenis pidana yang di gunakan adalah sebagai
berikuut :

(1) Pidana pokok adalah :


Ke-1 Pidana Penjara
Ke-2 Pidana Tuntutan
Ke-3 Pidana Pengawasan
Ke-4 Pidana Denda
Ke-5 Pidana Kerja Sosial
(2) Urutan pidana pokok di atas menentukan berat ringanya pidana
(3) Pidana mati merupakan pidana pokok yang bersifat khusus
(4) Pidana tambahan adalah :
Ke-1 Pencabutan hak-hak tertentu
Ke-2 Perampasan barang-barang tertentu dan tagihan
Ke-3 Pengumpulan putusan hakim
Ke-4 Pembayaran ganti rugi
Ke-5 Pemenuhan wajib adat
(5) Cara pelaksanaan jenis-jenis pidana diatas di atur lebih lanjut dalam undang-undang

Dalam pasal 89 RKUHP ditekankan kembali sifat kekhususan pidana mati. Ditetapkan pula cara
pelaksanaan pidana mati. Umur yang di bawah 18 tahun tidak dapat di jatuhi hukuman mati karena masih
memiliki harapan untuk memperbaiki diri.

BAB V
DINAMIKA HAK-HAK ASASI MANUSIA

A. Hak Asasi Manusia Dalam Pandangan Libralisme

Libralisme adalah idiologi yang bertumpu kepada flsafah individualisme, satu pandangan yang
mengedepankan kebebasan orang per orangan. Dem\ngan demikian adalah segala kebebasannya
yangdi beri kesempatan seluasluasnya untuk mengaktualisasikan dirinya dengan maksimal.

Sebagai suatu sistem sosial kapitalisme di eropa barat di pengaruhi oleh tindakan-tindakan
manusia . perubahan tingkah laku (human action), kapitalisme muncul karena sekelempok orang yang di
sebut Weber sebagai New Enterprener (pengusaha-pengusaha baru) melakukan kegiatan tindakan yang
didasarkan semangat kapitalisme (sepirit of capitalism)

Semangat kapitalisme terdiri dari tiga rukun:

1. Profit motiv (motif memperoleh laba)


2. Acetik orientation (hidup zuhud atau sederhana)
3. Ideas of calling (semangat misi)

B. HAM dalam Pandangan Sosial/ Kominis

Dalam sistem ajaran sosialis negara punya peran dalam berbagai aktifitas masyarakat sehingga
kesehjatraan masyarakat dapat tercapai. Konsep sosialis di awali oleh ajaran Karl marx, menurut L.
Lenkin, maka hak asasi tidak menekan kepada masyarakat, justru menekan kepada kewjiban terhadap
masyarakat yang mendahulukan kesehjatraan dari pada kebebasan.

BAB VI
HUBUNGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HAK ASASI
MANUSIA

Hak asasi manusia merupakan masalah dunia internasional,bukan masalah internal dari suatu
negara, karena pengetahuan hukum internasional, politik internasional dan hubungan internasiona
menjadi untuk di ketahui. Karena di dalam hukum internasional di dalam dirinya mengalir ide, pemikiran,
cita-cita, dan prin sip yang mengambil dari asas hukum romawi kuno,hukum alam,maupun huikum asas
lainnya.

Hukum alam menjadi menjadi dasar perkembangan hukum internasional dan hak asasi manusia
bagian dari hukum internasional/nasional yang berarti bagian dari ilmu hukum.

Sumber hukum internasional ada dalam statuta Mahkamah Internasional, Pasal 31 ayat 1, yaitu:

a. Perjanjian internasional,baik bersifat umum maupun khusus berisi ketentuan-ketentuan hukum


yang di akui secara tegas oleh pihak yang bersengketa

b. Kebiasaan-kebiasaan internasional, sebagai bukti dari suatu kebiasaan umum diterima sebagai
hukum

c. Prinsip-prinsip hukum diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab

d. Keputusan pengdilan dan ajaan-ajaran para sarjana yang paling di termuka dari berbagai negara
dari sumber tambahan dalam menetapkan kaidah-kaidah hukum.

Unsur-unsur hhukum kebisaan internasional menurut Brierly ada 4 yaitu sebagai berikut :
1. Duration (jangka waktu)

2. Uniformity (keseragaman)

3. Generality of the pracitice (sudah secara umum di laksanakan)

4. Opinion juriset necessitatis (praktik tersebut sudah di terima dan di anggap sebagai hukum)

Konsep hak asasi manusia hakekatnya merupakan konsep ketertiban dunia, karena jika
memperhatikan konsep HAM maka konsep ketertiban dunia akan tercapai kalau di awali dengan tertib
politik dalam setiap negara. Dengan demikin dalam dunia yang semakin terbuka kontak antar warga
masyarakat dari berbagai negara harus di buk seluas-luasnya untuk semakin kuatnya kesadaran HAM
sesama warga negara.

BAB VII
APLIKASI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DALAM
NEGARA REPUBLIK INDONESIA

A. Penegakan Hak Asasi Manusia

Perjuangan menegakan hak asasi manusia pada hakekatnya merupakan bagian perjuangan dari
tuntutan sejarah ddan budaya dunia. Memperjuangkan HAM beraeti membudayakan bangsa, antara
manusia dan manusia. Salah satu tuntutan HAM adalah pemenuhan spiritul need. Dengan demikian
HAM bukan komoditas import. HAM milik indonesia dan sudah menjadi hukum positif yang terkandung
dalam pancasila sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab.pada masyarakat sunda dikenal
ungkapan silih asih silih asah silih asuhyang artinya salling mencintai,saling menghormati, dan saling
mengingatkan lewat sawala(musyawarah).
HAM merupakan persoalan manusia dengan demikian hukum di dan HAM mendapat posisi
besar di dalam hukum internasional.selain itu agama-agama besar di dunia melindungi HAM.

B. Hak Asasi Manusia dalam Hukum Positif

Memperhatikan hukum positif suatu negara,tidak dapat dilepaskan dari sistem hukum yang
berlaku di negara tersebut. Pembukaan UUD 1945 merupakan salah satu arah politik hukum dalam
tataran makro,kemudian di formalkan dalam bntuk perundang-undangan oleh lembag politik /DPR dan di
oprasinalkan/dilaksanakan oleh pejabat/aparat negara dalam bentuk peraturan pemerintah dan peraturan
lainnya sebagai pegangan birokrat.
Untuk melaksanakan fungsi komnas HAM dalam mediasi sebagaimana di maksud dalam pasal
76, komnas HAM bertugas dan berwenang melakukan :
1. Perdamaian kedua belah pihak
2. Menyelesaikan perkara melalui cara konsultasi, negosiasi, mediasi. Konsilasi, dan peniaian ahli
3. Memberi saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui pengadilan
4. Menyampaikan rekomendasi suatu kasus pelanggaran HAM kepada pemerintah untuk dilanjuti
permasalahannya
5. Menyiapkan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada DPR RI untuk di tindak lanjuti

Kejahatan kemanusiaan secara langsung terhadap penduduk sifil, berupa:


a) Pembunuhan
b) Pemusnahan
c) Perbudakan
d) Pengusiran atau pemindahan secara paksa
e) Perampasan kemerdekaan
f) Penyiksaan
g) Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa
h) Penganiyaan terhadap kelompok
i) Penghilangan orang secara paksa
j) Kejahatan apartheid

BAB VIII
PENYEBARAN HAK ASASI MANUSIA

HAM adalah hak dasar/mutlak/kudus/suci pemberian Tuhan yang dimiliki manusia serta melekat
untuk selamanya,bahwa setiap anggota masyarakat dalam merelasasikan hak dasar tersebut dilakukan
dengan kearifan, dalam masyarakat modern perbedaan tersebut bukan berarti diskriminasi dalam
menikmati hak asasinya yang di jamin oleh UUD maupun undang-unddang di suatu negara, untuk
membuka wawasan kesadaran tentang HAM yaitu dengan di perkenalkannya prinsip-prinsip deklarasi
HAM

Ide piagam PBB dan instrumen lain yang terkait dengan HAM antara lain :
a) Untuk menjamin generasi yang akan datang terbebas dari perang
b) Menjamin martabat manusia
c) Menciptakan masyarakat berkeadilan
d) Menjamin kondisi sebagai setandar hidup bersama

Tujuan PBB adalah :


a. Membangun toleransi hidup bersama dalam perdamaian

b. Membangun kekuatan bersama dalam perdamaian

c. Keberadaan militer semata-mata menjaga kepentingan umum


d. Mendorong kemajuan ekonomi

Asas PBB antara lain :

1. Memelihara perdamaian/keamanan, menekan agresi, serta menyelesaikan masalah internasional


secara damai

2. Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa

3. Membangun kerja sama dalam berbagai aspek kehidupan antar bangsa

4. Menjadikan PBB menjadi pusat penyelarasan tindakan bangsa-bangsa untuk tujuan bersama

BAB IX
TERORISME DAN HAK ASASI MANUSIA

Teror dalam arti luas adalah tindakan kekerasan yang di tunjukan kepada sasaran non militer
atau masyarakat sipil yang tidak berdosa dan tidak bersalah sebagai sasarannya dan sebagai tujuan
politik. Terorisme menjadi masalah dunia yang hebat ketika WTC New York 11 September 2001 telah
luluh lantahkan gedung WTC oleh 2 pesawat terbang yang menghantam gedung, paska kasus WTC para
ahli percaya bahwa terorisme merupakan salah satu bentuk serangan balik atas hegonomi amerika.
Masalah HAM dan teror berpulang keepada kesadaran politik dan persamaan persepsi antar elit politik
yang ada di dunia. Disini di perlukan kemauan dan keberanian politik dari pimpina dunia terutama lewat
forum PBBdan perjuangan bangsa-bangsa di dunia sepanjang perjalanan pradaban manusia trcatat,
semata-mata demi pembebasaan, ketidakadilan,dan perbudakan Hal ini selaras dan refleksi da cita-cita
pendiri bangsa kita sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu menciptakan masyarakat
adil, makmur, berdaulat, dn bersatu.juga adanya kepastian dalam hukum dan kebersamaan dan
kesetaraan tanpa tekanan dan ketidak pastiaan maupun kecemasaan inilah yang menjadi harapan
bersama.

Anda mungkin juga menyukai