Anda di halaman 1dari 10

KESEIMBANGAN IS – LM DALAM PENDEKATAN

EKONOMI SYARIAH

Makalah Diajukan Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu : Dwithia Chan Yo Putri, S.E., M.Si

Oleh:
Kelompok 8

Maya Amelia Sari (2130603120)


Dwi Saputri (2120603109)
Astri Fuji Lestari (2120603090)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pasar Barang (IS) dan Pasar uang(LM)

IS atau Investasi Saving atau disebut juga pasar barang. Pasar barang
adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara
dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi
dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang
menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam
negeri. Pasar barang/komoditi atau dikenal dengan bursa komoditi adalah pasar
yang kegiatannya mempertemukan antara penjual dan pembell untuk
memperjualbelikan barang-barang komoditas, seperti kopi, kedelai, kakao, gula,
jagung, tembakau, karet, crude palm oil (CPO), emas, perak, tembaga, dan
lainnya. Pasar barang terdiri atas:
1) pasar barang nyata/real, yaitu pasar yang hanya menjual barang dalam
bentuk dan fisik yang jelas. Contohnya, Pasar Kebayoran Lama dan Pasar
Senen;
2) pasar barang abstrak pasar yang menjual produk tidak terlihat secara fisik.
Contohnya, pasar komoditas yang menjual barang semu, seperti Pasar
Karet dan Pasar Tembakau.
Konsep Dasar LM adalah keseimbangan pasar uang (modal), hal ini
dapat tercapai jika Permintaan uang (liquidity preference -L) telah sama dengan
penawaran uang (money supply -M).Pasar uang adalah keseluruhan permintaan
dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka
waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui
lembaga perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka
pendek.Pasar uang merupakan pertemuan demand dan supply dana jangka
pendek. Menurut Sadono (1997), dalam pasar uang, valuta asing diperlukan untuk
membayar kegiatan ekspor impor, utang luar negeri.Trading pasar uang dilakukan
melalui bursa atau stock exchange. Pasar uang bersifat abstrak, artinya tidak ada
tempat khusus, seperti halnya dengan pasar modal. Transaksi pada pasar uang
dilakukan secara over the counter market (OTC), dilakukan oleh setiap peserta
(partisipan) melalui desk atau dealing room masing-masing peserta. Adapun
kegiatan pasar uang, menurut Sadono (1997), adalah sebagai berikut."
1) Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yaitu jenis surat berharga yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral, yang dimaksudkan
untuk dibeli oleh bank umum dengan nilai nominal yang sangat besar.
Tujuan Bank Indonesia mengeluarkan sertifikat tersebut adalah
mengurangi peredaran uang di dalam masyarakat.
2) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh bank umum dan hanya dibeli oleh Bank Indonesia
dengan nilai nominal yang cukup besar. Tujuan SBPU adalah
meningkatkan likuiditas bank umum dan untuk menekan laju inflasi.
3) Sertifikat deposito, yaitu surat berharga yang dikeluarkan oleh bank dalam
nilai nominal tertentu sebagai surat atas unjuk.

2. Keterkaitan antara Pasar Barang dan Pasar Uang

ada dua keterkaitan antara pasar barang dan pasar uang, yaitu sebagai
berikut.
a. Pendapatan dan Permintaan Uang
Permintaan uang bergantung pada pendapatan. Pada saat output (pendapatan)
agregat (Y) meningkat, jumlah transaksi yang memerlukan penggunaan uang
meningkat pula. Pendapatan yang ditentukan di pasar barang memiliki pengaruh
besar atas permintaan uang di pasar uang.
b. Belanja Investasi yang Direncanakan dan Tingkat Bunga
Belanja investasi yang direncanakan (1) bergantung pada tingkat bunga (r).
Semakin tinggi tingkat bunga, semakin rendah tingkat belanja investasi yang
direncanakan.
3. Investasi, Tingkat Bunga, dan Pasar Barang

Jika tingkat bunga turun, investasi yang direncanakan naik. Demikian


pula, sebaliknya, jika tingkat bunga naik, investasi yang direncanakan turun.Uang
yang dipertimbangkan untuk menjalankan proyek umumnya dipinjam dan dilunasi
kembali pada periode yang lebih lama. Biaya real proyek investasi bergantung
pada tingkat bunga-biaya meminjam. Ketika tingkat bunga naik, uang menjadi
lebih mahal dan sedikit proyek yang mungkin dijalankan. Kenaikan tingkat bunga,
ceteris paribus, cenderung mengurangi tingkat belanja investasi yang
direncanakan. Ketika tingkat bunga turun, lebih murah meminjam uang dan lebih
banyak proyek investasi yang mungkin dijalankan, penurunan tingkat bunga
ceteris paribus, cenderung menaikkan tingkat belanja investasi yang direncanakan.
Hubungan antara tingkat bunga dan investasi yang direncanakan
diilustrasikan oleh kurva permintaan yang melandai turun, yang menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat bunga, semakin rendah pula tingkat investasi yang
direncanakan. Investasi yang direncanakan bergantung pada tingkat bunga untuk
mempertimbangkan pengaruh hubungan ini terhadap pengeluaran agregat yang
direncanakan (AE). Pada system ekonomi Islam bunga tidak diberlakukan,
sehingga keseimbangan di pasar barang pada ekonomi Islam ini sangat berbeda
dengan keseimbangan pasar barang pada system ekonomi konvensional. Hal ini
karena system bunga dihapuskan dan diganti dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan atau expected rate of profit(π).

4. Permintaan Uang, Output (Pendapatan) Agregat dan Pasar Uang

Tingkat bunga memengaruhi tingkat belanja investasi yang direncanakan


sehingga memengaruhi juga pasar barang.Menurut Eko Suprayitno, permintaan
uang bergantung tingkat pendapatan dalam perekonomian. Lebih banyak
pendapatan berarti lebih banyak transaksi, dan peningkatan volume transaksi
menyiratkan permintaan uang yang lebih besar. Alasan utama memegang uang
adalah motif transaksi dan besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan
dengan pendapatan dan frekuensi pengeluaran.
Teori preferensi likuiditas menyatakan bahwa tingkat bunga menyesuaikan
untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset perekonomian
yang paling likuid, yaitu uang. Jika M menyatakan penawaran uang dan P
menyatakan tingkat harga, M/P adalah penawaran dari keseimbangan uang real.
Teori preferensi likuiditas mengasumsikan adanya penawaran uang real tetap.
Penawaran uang M adalah variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank
sentral. Tingkat harga P juga merupakan variabel eksogen dalam model ini
(dianggap tingkat harga adalah tertentu (given) karena model IS-LM menjelaskan
jangka pendek ketika tingkat harga adalah tetap). Asumsi ini menunjukkan bahwa
penawaran uang real adalah tetap dan biasanya tidak bergantung pada tingkat
bunga.

5. Ekuilibrium pada Pasar Barang dan Pasar Uang

Ekuilibrium pada pasar barang dan pasar uang, menurut Mairy (2004),
terdiri atas sebagai berikut.
a. Ekuilibrium Pasar Barang
Ekuilibrium atau keseimbangan pasar barang tercapai apabila penawaran
barang dan jasa sama dengan permintaannya. Pada kondisi ini, total produksi
sama dengan total pengeluaran.
Y = AE
C+S=C+I
S=1
f(Y) = f(r)
mengetahui bahwa dalam pasar barang terdapat tingkat ekuilibrium output
(pendapatan) agregat (Y) untuk tiap nilai tingkat bunga (r). Untuk nilai r tertentu,
kita bisa menentukan nilai ekuilibrium Y. Nilai ekuilibrium Y turun jika r naik
dan sebaliknya nilai ekuivalen Y naik ketika r turun. Oleh sebab itu, ada
hubungan negatif antara ekuilibrium Y dan r. Alasan hubungan negatif ini adalah
hubungan negatif antara investasi yang direncanakan dengan tingkat bunga.
Ketika tingkat bunga naik, investasi yang direncanakan (1) turun, dan penurunan
dalam I ini menyebabkan penurunan nilai ekuilibrium Y.Tercapainya
keseimbangan di atas adalah keseimbangan dari satu sisi pasar, yaitu sisi
permintaan. Keseimbangan pasar barang tercapai apabila permintaan agregat sama
dengan penawaran agregat (bertemu dalam satu titik/berpotongan).
b. Ekuilibrium dalam Pasar Uang
Keseimbangan pasar uang tercapai apabila permintaan uang (L) sama
dengan penawaran uang (M). Jadi, L = M.
Pada pasar uang, ada nilai ekuilibrium tingkat bunga (r) untuk setiap nilai output
(pendapatan) agregat (Y). Nilai ekuilibrium r ditentukan pada tingkat yang
menunjukkan kuantitas uang yang diminta sama dengan kuantitas uang yang
ditawarkan. Untuk nilai Y tertentu, nilai ekuilibrium rdi pasar uang dapat
ditentukan. Nilai ekuilibrium r naik ketika Y naik dan turun ketika Y turun-
hubungan positif antara nilai ekuilibrium r dan Y. Alasan hubungan positif ini
adalah hubungan positif antara permintaan uang dan Y. Ketika Y naik, permintaan
uang naik karena lebih banyak uang yang diminta untuk volume transaksi yang
meningkat dalam perekonomian, Peningkatan permintaan uang meningkatkan
nilai r sehingga tercapai hubungan positif antara nilai ekuilibrium r dan Y.
c. ekuilibrium pada Kedua Pasar (Pasar Barang dan Pasar Uang)
1. Peningkatan pembelian pemerintah (G)
a. Nilai ekuilibrium Y dan r dipengaruhi oleh perubahan G-kebijakan
fiskal. Peningkatan G menyebabkan nilai ekuilibrium Y dan r yang lebih
tinggi.
b. Penurunan G menyebabkan nilai ekuilibrium Y dan r lebih rendah
karena tingkat G yang lebih rendah menyebabkan kurva IS bergeser ke
kiri.
2. Peningkatan penawaran uang (M³)
Nilai ekuilibrium Y dan r terpengaruh oleh perubahan M¹-kebijakan
moneter. Peningkatan M' menyebabkan nilai ekuilibrium yang lebih tinggi
dari Y dan nilai kesetimbangan r yang lebih rendah.
6. Keseimbangan Pasar Barang: Kurva IS-LM

1. Keseimbangan Pasar Barang: Kurva IS


Pasar barang sebagai sektor real kondisi perekonomian jika
dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa." Stabilitas
ekonomi makro dilihat dari keseimbangan antara permintaan dan penawaran
yang ditunjukkan oleh kemampuan perekonomian yang menghasilkan
barang dan jasa yang terjadi di pasar. Pengeluaran konsumsi dipengaruhi
oleh pendapatan. Secara matematis, hubungan fungsional antara
pengeluaran konsumsi rumahtangga (C) dan pendapatan (Y) dapat
dinyatakan sebagai berikut.
C=f(Y)
Investasi perusahaan bergantung pada tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat
bunga, semakin kecil investasi yang dilaksanakan. Demikian pula, sebaliknya.
Oleh karena itu, hubungan matematisnya adalah sebagai berikut:
I = f(i)
2. Keseimbangan Pasar Uang: Kurva LM
Dalam ekonomi konvensional, menurut Suprayitno (2005), pasar
uang akan berada dalam keseimbangan apabila penawaran akan uang (Ms)
sama dengan permintaan akan uang (Md)
Penawaran uang (Ms) ditentukan oleh pemerintah atau dinyatakan tetap.
Menurut Mankiw, perubahan pendapatan akan memengaruhi permintaan
uang. Apabila pendaatan naik, expenditure akan mengalami kenaikan
sehingga masyarakat banyak melakukan transaksi yang menggunakan uang.
Dengan demikian, kenaikan pendapatan akan mengakibatkan kenaikan
permintaan akan uang.
(M/P)= L(r,Y)
7. Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar Uang dalam Ekonomi Islam

1. Keseimbangan Pasar barang dalam ekonomi islam

Keseimbangan pasar barang pada sistem ekonomi islam sangat berbeda


dengan keseimbangan pasar barang pada sistem ekonomi konvensional. Hal ini
disebabkan pada sistem ekonomi islam, bunga(i) dihapuskan dan digantikan
dengan keuntungan yang diharapkan (r).
2. Keseimbangan pasar uang dalam ekonomi islam
Dalam ekonomi islam, ada dua motif utama memegang uang, yaitu
a. Motif untuk melakukan tranaksi
b. Motif untuk berjaga - jaga

8. Dampak Kebijakan Pada Keseimbangan IS – LM

Jika pemerintah menetapkan kebijakan fisikal(T,G) maka perubahan ini


hanya akan mengakibatkan perubahan di kurva IS,Sedangkan kurva LM relatif
tetap Sedangkan jika bank sentral menerapkan kebijakan moneter, maka hal ini
hanya akan mempengaruhi kurva LM, sedangkan kurva IS tetap. Jika pemerintah
menerapkan kebijakan campuran ,yaitu kebijakan fisikal dan moneter maka akan
terjadi pergeseran kurva IS maupun kurva LM
1. Kebijakan Fisikal
Perubahan pengeluaran pemerintah dapat ditinjau dari dua
persepektif,yaitu peningkatan pengeluaran pemerintah atau penurunan
pengeluaran pemerintah, tetapi kedua nya berdampak pada pergeseran kurva
keseimbangan padar barang (IS), jika pengeluaran pemerintah mengalami
kenaikan maka kurva IS Bergeser. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian dengan
menggunakan instrumen variabel pajak (tax), transfer pemerintah atau dengan
pengeluaran pemerintah. Dari sudut ekonomi makro maka kebijakan fiskal dapat
dibedakan menjadi dua yaitu Kebijakan Fiskal Ekspansif adalah suatu kebijakan
ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih
baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah, pada saat
munculnya kontraksional gap yaitu suatu kondisi dimana potensial (Yf) lebih
tinggi dibandingkan dengan Aktual (Y1) sedangkan Kebijakan Fiskal Kontraktif
adalah kebijakan pemerintah dengan cara menurunkan belanja negara dan
menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli
masyarakat dan mengatasi inflasi. kebijakan pemerintah untuk membuat
pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran
surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai
memanas (overhea ting) untuk menurunkan tekanan permintaan pada saat
munculnya ekpansionary gap yaitu suatu kondisi dimana potensial (Yf) lebih
kecil dibandingkan dengan Aktual (Y1).
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan
otoritas moneter (Bank Sentral) untuk mempengaruhi perekonomian dengan cara
penambahan atau pengurangan. Kebijakan moneter bisa digunakan adalah jumlah
uang beredar,Kebijakan moneter diarahkan pada pencapaian target menjaga
stabilitas tingkat harga. kebijakan moneter yang umum dilakukan menurut
pendapat Mishkin terdiri dari: (1) Operasi Pasar Terbuka(Open Market
Operation), (2) Fasilitas Diskonto (Discount Rate), (3) Rasio Cadangan Wajib
(Reserve fRequirement Ratio)dan.(4) Himbauan Moral (Moral Persuasion).
PENUTUP

1. Kesimpulan
Keseimbangan pasar barang pada sistem ekonomi islam sangat berbeda
dengan keseimbangan pasar barang pada sistem ekonomi konvensional. Hal ini
disebabkan pada sistem ekonomi islam, bunga(i) dihapuskan dan digantikan
dengan keuntungan yang diharapkan (r).Keseimbangan pasar uang dalam
ekonomi islam Dalam ekonomi islam, ada dua motif utama memegang uang, yaitu
Motif untuk melakukan tranaksi dan Motif untuk berjaga – jaga. ada dua
keterkaitan antara pasar barang dan pasar uang, yaitu sebagai berikut:
a. Pendapatan dan Permintaan Uang Permintaan uang bergantung pada
pendapatan. Pada saat output (pendapatan) agregat (Y) meningkat, jumlah
transaksi yang memerlukan penggunaan uang meningkat pula. Pendapatan
yang ditentukan di pasar barang memiliki pengaruh besar atas permintaan
uang di pasar uang
b. Belanja Investasi yang Direncanakan dan Tingkat BungaBelanja investasi
yang direncanakan (1) bergantung pada tingkat bunga (r). Semakin tinggi
tingkat bunga, semakin rendah tingkat belanja investasi yang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai