Anda di halaman 1dari 7

5.

1 Pengertian Pasar Komoditi/Barang (IS)


Pasar barang/komoditi atau dikenal dengan Bursa komoditi adalah suatu pasar
yang kegiatannya mempertemukan antara penjual dan pembeli untuk melaksanakan
transaksi jual atau beli barang/komoditi tertentu. Dalam pasar komoditi, barang yang
diperjual-belikan

adalah

barang/komoditi

yang

laku

dijual

di

pasar

dunia/internasional, misalnya kopi, kedelai, kakao, gula, jagung, tembakau, karet,


CPO (crude palm oil), emas, perak, tembaga, dan lainnya.
Pada pasar/bursa komoditi dilihat dari sisi penyelenggarakan perdagangan
dapat dibedakan menjadi dua macam pasar, yaitu:
a. Pasar fisik, adalah suatu kegiatan perdagangan yang penyerahan barang
dagangan dari penjual kepada pembeli biasanya dilakukan segera setelah
transaksi atau ada penyerahan barang secara tunai. Pada pasar fisik terjadi
transaksi efektif. Transaksi efektif menunjuk pada suatu transaksi jual beli di
bursa yang di akhiri dengan penyerahan barang dagangan dari penjual kepada
pembeli secara nyata.
b. Pasar komoditi berjangka adalah suatu kegiatan perdagangan dalam hal ini
yang diperdagangkan adalah surat kontrak yang mewakili barang yang
disimpan di gudang. Pada pasar ini setelah terjadi transaksi tidak segera diikuti
dengan penyerahan barang. Biasanya penyerahan barang dilakukan kemudian
atau beberapa waktu bahkan beberapa bulan kemudian sesuai dengan
perjanjian. Pada pasar komoditi berjangka motif utama transaksi seringkali
hanya spekulatif bukan merupakan transaksi jual beli secara murni. Pada
transaksi dengan motif sepekulasi yang lebih dominan, maka transaksi tidak
diakhiri dengan penyerahan barang, karena tujuannya bukan menyelesaikan
persetujuan dagang dengan serah terima barang, melainkan pembayaran dan
penerimaan dari adanya perbedaan harga.
Berdasarkan UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,
perdagangan berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli
komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi atas
Kontrak Berjangka.Perdagangan berjangka disebut Bursa Berjangka, yang selanjutnya
sering disebut dengan Bursa yang memperdagangkan Kontrak Berjangka berbagai

komoditi. Tempat untuk memperdagangkan Kontrak Berjangka juga disebut pasar


berjangka.
Lembaga Penjamin dan Mekanisme Pembentukan Harga
Kontrak Berjangka merupakan kontrak yang standar di mana jumlah, mutu,
jenis, tempat, dan waktu penyerahannya komoditi telah ditetapkan terlebih dahulu.
Karena bentuknya yang standar itu, maka yang perlu dinegoisasikan dalam kontrak
berjangka hanya harganya saja. Performance atau terpenuhinya Kontrak Berjangka
sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam kontrak, dijamin oleh suatu lembaga
khusus yaitu Lembaga Kliring Berjangka. Pembentukan harga komoditi di Bursa
berlangsung secara transparan. Harga yang terbentuk tersebut akan mencerminkan
kekuatan pasokan dan permintaan yang sebenarnya. Transaksi di Bursa dilakukan
oleh para Anggota Bursa, yang terdiri dari Pialang Berjangka dan Pedagang
Berjangka, baik dengan cara berteriak (open outcry) atau secara elektronik
(authomated/electronic trading system). Selanjutnya, harga yang terjadi dicatat
menurut bulan penyerahan masing-masing Kontrak Berjangka, dan diumumkan
secara luas kepada masyarakat. Harga yang terjadi di Bursa ini umumnya dijadikan
sebagai harga acuan (reference price) oleh dunia usaha, termasuk petani dan
produsen/ pengusaha kecil, untuk melakukan transaksi di pasar fisik.
5.2 Variabel-variabel Ekonomi Agregatif Dalam Pasar Komoditi/Barang (IS)
Variabel-variabel ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam struktur
perekonomian, yaitu :
a. Perekonomian Tertutup Sederhana
Variabel-variabelnya adalah C, S, I dan Y, dimana :
C = pengeluaran konsumsi
S = saving atau tabungan
I = pengeluaran investasi
Y = pendapatan nasional
b. Perekonomian Tertutup dengan Kebijaksanaan Fiskal
Variabel-variabelnya adalah C, S, I, Y, Tx, G dan T, dimana :
Tx = pajak
G = pengeluaran pemerintah
T = transfer pemerintah
2

c. Perekonomian Terbuka Tanpa Kebijaksanaan Fiskal


Variabel- variabelnya adalah C, S, I, Y, X dan Z, dimana :
X = ekspor
Z = impor
d. Perekonomian Terbuka dengan Kebijaksanaan Fiskal
Variabel-variabelnya adalah C, S, I, Y, X, Y, Tx, G dan T.
Pengeluaran Investasi Dalam Model Analisa IS-LM
Setelah mengetahui variabel-variabel yang terdapat dalam pasar komoditi,
langkah selanjutnya adalah mempersoalkan tentang bagaimana kita memperlakukan
variabel-variabel tersebut dengan cara menentukan yang mana diperlakukan sebagai
variabel yang eksogen dan yang mana diperlakukan sebagai variabel endogen.
Dari variabel-variabel kegiatan ekonomi di pasar komoditi, hanya variabel I
(pengeluaran investasi) saja yang mendapatkan perlakuan yang berbeda antara
peranannya dalam model analisa dimana hanya diperhatikan pasar komoditi saja
dengan peranannya dalam model analisa IS-LM.
Dalam model analisa tersebut, investasi pada umumnya diperlakukan sebagai
variabel eksogen. Secara lebih pasti dapat dikatakan bahwa dalam model tersebut
investasi tidak diperlakukan sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh tingkat
bunga. Dalam model analisa IS-LM di lain pihak, investasi secara eksplisit
diasumsikan merupakan fungsi daripada tingkat bunga.
Fungsi Saving dan Fungsi Konsumsi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk perekonomian yang paling
sederhana, yaitu perekonomian tertutup tanpa kebijaksanaan fiskal, di samping
variabel pendapatan nasional (Y) dan investasi (I), saving (S) dan konsumsi (C) juga
tidak boleh dilupakan. Kalau diperhatikan, dalam sturktur perekonomian yang
manapun, variabel-variabel tersebut merupakan variabel relevan.
Pada umumnya fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan fungsi
seperti berikut :
C = Co + cY
Dimana : Co = besarnya pengeluaran konsumsi pada pendapatan nasional sebesar
Nol

= C = marginal propensity to consume


Y

Mengingat bahwa dari definisinya, saving merupakan bagian daripada


pendapatan yang tidak dikonsumsi, maka fungsi saving dapat ditulis :
S = So + sY
Dimana : So

= besarnya penabungan pada pendapatan nasional sebesar nol. Nilai


So = - Co

= S = marginal propensity to save. Nilai s = (1-c)


Y

5.3 Menurunkan Kurva IS


Setelah mengetahui prilaku variable-variabel ekonomi yang membentuk pasar
komoditi, barulah dapat membicarakan tentang kurva IS. Oleh karena struktur
perekonomian yang diperhatikan adalah perekonomian tertutup tanpa kebijaksanaan
fiscal, maka variable-variabel yang membentuk pasar komoditi yang hanya terdiri
daripada variable-variabel pokok C, S, I dan Y. Mengingat bahwa dalam model
analisa IS-LM, investasi kita perlakukan sebagai variable endogen dengan tingkat
bunga sebagai variable yang menentukan besarnya investasi, maka terhadap 4
variabel tersebut ditambahkan sebuah variable lagi, yaitu variable tingkat bunga (r).
Langkah selanjutnya adalah menemukan cara untuk menurunkan kurva yang
menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan berbagai kemungkinan
tingkat bunga dimana dipenuhi syarat equilibriumnya pasar komoditi. Kita ketahui
bahwa syarat equilibriumnya pasar komoditi untuk perekonomian tertutup tanpa
kebijaksanaan fiskal adalah : S = I
Syarat ini terpenuhi juga dengan terpenuhinya : Y = C + I
Kalau fungsi konsumsi dan fungsi investasi masing-masing mempunyai persamaan :
C = Co + cY, dimana 0 < c = C < 1
Y
I = Io + er, dimana e = I < 0
r
Maka kita menemukan :
Y=C+I
Y = (Co + cY) + (Io + er)
Y = Co + cY + Io + er
4

Y cY = Co + Io + er
(1-c)Y = Co + Io + er
Y =

Co + Io + er
1c

Contoh :
Sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dan fungsi investasi
dengan persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut :
Fungsi konsumsi

: C dalam milyar rupiah = 0,6Y + 40

Fungsi pengeluaran investasi : I dalam milyar rupiah = - 4r + 80


Berdasarkan persamaan fungsi konsumsi dan fungsi investasi tersebut fungsi
IS perekonomian dapat kita temukan :
a. Menggunakan rumus :
Y

= C+I

= 0,6Y + 40 4r + 80

0,4Y = 120 4r
Y

= 300 10r

b. Menggunakan rumus :
Y

= Co + Io + er
1c

= 40 + 80 + (-4r) = 120 4r
1 0,6

0,4

0,4

= 300 10r

Fungsi IS yang kita temukan tersebut jika kita gambarkan dalam bentuk grafik
akan terlihat seperti berikut :

Kurva IS
5

Dari gambar tersebut dapat kita saksikan bahwa dengan menurunnya tingkat
bunga tingkat pendapatan nasional nyata yang memenuhi syarat equilibrium pasar
komositi meningkat. Pada tingkat bunga setinggi 20%, misalny tingkat pendapatan
nasional yang memenuhi syarat equilibriumnya pasar komoditi adalah sebesar 100
milyar rupiah. Jika tingkat bunga menurun menjadi 10%, tingkat pendapatan nasional
nyata yang memenuhi syarat equilibriumnya pasar komoditi berubah menjadi sebesar
200 milyar rupiah.
Selanjutnya kita tinjau bagaimana secara grafik kurva IS diturunkan. Untuk ini
kita perlu mengetahui fungsi saving dan investasi. Dengan fungsi C = 0,6Y + 40 dan
fungsi S = 0,4Y 40, dapat digambarkan pada Gambar 1 dengan kuadran timur laut
sebagai kurva SS. Fungsi permintaan investasi I = -4r + 80, digambarkan dengan
kuadran barat daya sebagai kurva II.
Dengan tujuan agar IS yang nantinya terlukis pada kuadran tenggara sungguhsungguh memenuhi syarat kesamaan nilai S dengan nilai I, maka pada kuadran barat
laut kita gambar garis pertolongan bersudut 45 derajat yang kita tandai dengan tanda I
= I. Dengan menggunakan daris pertolongan 45 derajat ini, dengan mudah nilai I yang
diukur dengan skala sumbu horisontal kuadran barat daya nilainya dapat kita
pindahkan ke kuadran barat laut yang pengukurannya dapat menggunakan sumbu
horisontal maupun sumbu vertikal. Setelah nilai I ini dapat diukur dengan
menggunakan sumbu vertikal dengan kuadran barat daya, maka nilai I tersebut dapat
kita perbandingkan dengan nilai penabungan S. Oleh karena garis I = I mempunyai
sudut 45 derajat, maka OC = OD = OE pada kuadran barat daya. Untuk terwujudnya
pengeluaran investasi sebesar OE diperlukan tingkat bunga setinggi OF. Tingkat
bunga setinggi OF ini tingginya sama dengan OG yang juga sama dengan Hb.
Dengan demikian titik a yang diturunkan dari titik A pada fungsi saving SS
melalui garis pertolongan 45 derajat I = I dan melalui fungsi investasi II merupakan
titik yang menghubungkan tingkat bunga dengan tingkat pendapatan nasional yang
memenuhi ketentuan samanya S dengan I, sebagai syarat equilibriumnya pasar
komoditi. Ini mempunyai makna bahwa titik a merupakan salah satu titik pada kurva
IS.
Apabila kita berbuat sama untuk titik-titik lainnya pada garis saving SS maka
terbentuklah pada kuadran tenggara kurva atau fungsi IS. Oleh karena dalam contoh,
baik fungsi saving maupun juga fungsi investasi masing-masing berbentuk garis lurus,
maka dengan hanya mengambil dua titik, yaitu misal titik A dan B pada kurva saving
6

SS dengan mana dihasilkan dua buah titik IS yaitu titik a dan b, maka garis yang
ditarik melalui titik a dan b akan merupakan kurva IS yang dicari.

Sumber:
Pur,

Ari.2011.Pasar
Komoditi
dan
Kurva
IS
(diakses
dari
https://www.scribd.com/doc/49370688/PASAR-KOMODITI-DAN-KURVAIS#scribd) pada tanggal 10 Oktober 2015.

Nopirin, Ph.D.2013.Ekonomi Moneter Edisi Pertama.Yogyakarta:BPFE.

Anda mungkin juga menyukai