Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dengan adanya sistem ekonomi terbuka, perekonomian tidak hanya berada dalam ruang
lingkup nasional. Perekonomian kini merambah pada perekonomian empat sector yang
melibatkan luar negeri dalam suatu bangsa yang bergerak menuju saling ketergantungan
ekonomi antarbangsa. Hubungan aktivitas ekonomi antarbangsa ini menciptakan hubungan
ekonomi yang lebih besar, yang disebut dengan sistem ekonomi internasional.
Berlakunya sistem ekonomi internasional dalam setiap Negara, suatu Negara tentu ingin
memiliki keuangan yang tinggi ditengah semakin ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis dan
perdagangan tingkat internasional. Hal ini terjadi karena dengan adanya persaingan bisnis dan
perdagangan tingkat internasional dapat mengakibatkan persaingan antara penduduk Negara satu
dengan penduduk Negara lain untuk menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari Negara lain
agar lebih tinggi dari aliran dana keluar dari negaranya.
Untuk meningkatkan keuangan yang tinggi, pemerintah pasti memerlukan informasiinformasi yang dapat menunjang hal tersebut seperti tentang posisi keuangan Negara tersebut
sampai dengan kegiatan ekonomi yang menghubungkan antarnegara. Maka, pemerintah di suatu
Negara membuat suatu ikhtisar yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut dengan
neraca pembayaran.
Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran untuk mengukur seberapa besar arus dana
internasional yang masuk dan keluar ke dan dari suatu Negara. Hal tersebut menjadikan semakin
pentingnya neraca pembayaran bagi suatu Negara , karena dana yang masuk dan keluar dapat
dihitung secara seimbang karena sifatnya yang memonitor keuangan atau kinerja keuangan yang
dapat menggambarkan transaksi ekonomi penduduk suatu Negara dengan Negara lain dalam
suatu periode tertentu.
Paper ini akan lebih membahas mengenai neraca pembayaran, dan perdaganagan
internasioanal.
1

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah yang terdapat dalam paper ini yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimanakah pengertian neraca pembayaran?


Bagaimanakah aliran perdaganagn internasional?
Apasajakah faktor-faktor yang menyebabkan aliran perdagangan internasional?
Bagaimanakah aliran modal internasional?
Bagaimanakah perdagangan internasional mempengaruhi nilai perusahaan?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui pengertian neraca pembayaran.


Untuk mengetahui aliran perdaganagn internasional.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan aliran perdagangan internasional.
Untuk mengetahui aliran modal internasional.
Untuk mengetahui bagaimana perdagangan internasional mempengaruhi nilai
perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1 NERACA PEMBAYARAN


2.1.1 Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran (balance of payment) merupakan ringkasan transaksi pada suatu
Negara tertentu antara warga Negara dometik dan asing pada suatu periode tertentu. Neraca ini
mencerminkan akuntansi dari transaksi internasional suatu Negara pada suatu periode, biasanya
selama satu kuartal atau satu tahun. Neraca ini mencatat transaksi usaha, individu, negara.
Laporan neraca pembayaran hal yang paling diperhatikan adalah neraca berjalan dan neraca
modal. Neraca berjalan mencerminkan ringkasan arus dana antara suatu Negara tertentu dan
negara lain yang disebabkan oleh pembelian barang ataupun jasa atau cadangan laba dalam
bentuk asset keuangan. Neraca modal adalah ringkasan arus dana yang berasal dari penjualan
asset antara satu Negara tertentu dengan negara lain selama suatu periode tertentu. Transaksi
yang mencerminkan arus masuk dana memiliki angka positif (kredit) pada neraca suatu negara,
sementara transaksi arus keluar dana menciptakan angka negatif (debit) pada neraca tersebut.
2.1.2 Neraca Berjalan
Komponen utama neraca berjalan adalah neraca perdagangan, yang secara sederhana
merupakan selisih dari ekspor dan impor. Ekspor dan impor barang mencerminakan prodak
berwujud seperti komputer, pakaian, yang dipindahkan antar negara. Ekspor dan impor jasa
mencerminkan pariwisata dan jasa lainnya seperti asuransi, hukum, konsultasi yang disediakan
untuk pelanggan di negara lain.
Komponen neraca berjalan kedua adalah neraca jasa yang mencerminkan pendapatan
(pembayaran bunga dan deviden) yang diterima investor dari investasi asing dalam bentuk asset
keuangan (sekuritas).
Komponen neraca berjalan ketiga adalah transfer pembayaran, yang mencerminkan
bantuan, hibah, dan hadiah dari suatu negara ke negara lain.
2.1.3 Neraca Modal
Komponen inti dari neraca modal adalah investasi langsung, investasi portofolio, dan
investasi modal lainnya. Investasi asing langsung mencerminkan investasi pada aktiva tetap pada
Negara asing yang dapat digunakan untuk melakukan operasi usaha. Contoh investasi asing
3

langsung mencakup akuisisi perusahaan asing, pembangunan pabrik baru, atau perluasan pabrik
yang telah ada di Negara asing. Investasi portofolio mencerminkan transaksi keuangan jangka
panjang (seperti saham dan obligasi) antar negara yang tidak mempengaruhi adanya transfer
pengendalian. Transfer pengendalian mencerminkan pembelian asset keuangan asing tanpa
mengubah pengendalian dalam perusahaan tersebut.
Komponen neraca modal kedua adalah investasi asing langsung yaitu jika perusahaan A
membeli seluruh saham perusahaan B dalam suatu akuisisi, transaksi ini akan menghasilkan
perpindahan pengendalian bukan investasi portofolio.
Komponen neraca modal ketiga

adalah investasi modal lain, yang mencerminkan

transaksi yang melibatkan asset keuangan jangka pendek (seperti sekuritas pasar uang) antar
Negara sehingga secara umum investasi asing langsung mengukur perluasan dari aktivita operasi
asing perusahaan, sementara investasi portofolio dan investasi modal mengukur arus dana bersih
terkait transaksi asset keuangan antara individual atau investor institusi.
2.2 ALIRAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kanada, Prancis, Jerman dan Negara Eropa lainnya lebih tergantung pada perdagangan
dibandingkan dengan AS. Volume perdagangan ekspor dan impor Kanada tiap tahun bernilai
lebih dari 50% dari produk domestik bruto (PDB) per tahunnya. Volume perdagangan Negaranegara Eropa biasanya berkisar antara 10 hingga 20 persen dari PDB Maisng-masing. Meskipun
demikian, bagi Negara-negara tersebut, volume perdagangan terus meningkat sepanjang waktu.

2.2.1 Distribusi Ekspor dan Impor AS


Proporsi total ekspor AS ke berbagai Negara dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Sebanyak 24 persen dari total ekspor AS ditujukan ke Kanada, sementara 14 persen ekspor AS
ditujukan ke Meksiko. Kanada, Cina, Meksiko, dan Jepang merupakan eksportir utama AS
secara keseluruhan negara-negara tersebut mencakup lebih dari sepuluh total impor AS.

2.2.2 Tren Neraca Perdagangan AS


Tren ekspor, impor, dan neraca perdagangan AS terbaru dapat dilihat pada grafik di
bawah ini. Perhatikan bahwa nilai ekspor dan impor AS telah meningkat pesat seiring waktu.
Sejak tahun 1976, nilai impor AS telah melebihi ekspor AS, menyebabkan deficit pada neraca
perdagangan. Sebagian besar defisit perdagangan tersebut berasal dari perdagangan dengan dua
Negara, Cina dan Jepang yang tidak seimbang. AS mengalami defisit perdagangan per tahun
sekitar $60 miliar dengan Jepang dan defisit perdagangan dengan Cina senilai lebih dari $40
miliar.
Neraca perdagangan suatu negara dapat berubah banyak seiring waktu. Tidak lama
setelah Perang Dunia II, AS mengalami surplus perdangan yang sangat besar karena Eropa
mengandalkan ekspor AS saat Eropa sedang dibangun kembali. Selama dekade terakhir, AS
mengalami defisit neraca perdagangan karena tingginya permintaan AS atas barang impor yang
diproduksi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan barang sama yang diproduksi di AS.

2.2.3 Kesepakatan Perdagangan


Banyak kesepakatan perdagangan yang terjadi selama bertahun-tahun untuk mengurangi
pembatasan perdagangan. Pada Januari 1988, Amerika Serikat dan Kanada menyepakati suatu
pakta perdagangan bebas yang secara bertahap selesai di tahun 1998. Perjanjian ini mengurangi
batasan perdagangan pada beberapa produk dan meningkatkan kompetisi global pada sebagian
industri. Pada Desember 1993 perjanjian General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) yang
disepakati oleh 117 negara berisi tentang kesepakatan bea masuk (tariff) yang lebih rendah di
seluruh penjuru dunia. Berikutnya perjanjian North American Free Trade Agreement (NAFTA)
disepakati, yang berisi penghapusan batasan-batasan perdagangan antara Kanada, Meksiko, dan
Amerika Serikat. Perjanjian ini merupakan kelanjutan dari perjanjian tahun 1989 yang berisi
pengurangan batasan perdagangan. NAFTA juga mengurangi sebagian batasan atas investasi
asing langsung di Meksiko.

Selama tahun 1990-an, batasan perdagangan antara negara-negara Eropa dihapuskan.


Salah satu batasan perdagangan yang implisit adalah berbagai peraturan yang berbeda-beda
antara negara-negara tersebut. MNC tidak dapat menjual produknya ke seluruh negara di Eropa
karena setiap negara mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda (yang berhubungan dengan
ukuran dan komposisi produk). Standardisasi spesifikasi produk di seluruh Eropa selama tahun
1990-an menghapus sebagian besar batasan perdagangan. Digunakannya euro sebagai mata uang
tunggal di sebagian besar negara Eropa juga mendukung perdagangan antar Negara Eropa. Euro
menghapuds kekhawatiran risiko nilai tukar bagi produsen dan konsumen Eropa yang melakukan
perdagangan dengan negara Eropa lainnya.
Pada bulan Juni 2003, AS dan Cile menandatangani perjanjian perdagangan bebas untuk
menghapus bea masuk atas lebih dari 90 persen produk yang diperdagangkan di antara kedua
negara tersebut. AS juga telah menetapkan perjanjian perdagangan dengan berbagai negara
lainnya.
2.2.4 Ketidaksepakatan dalam Perdagangan
Kebijakan perdagangan internasional memengaruhi tingkat pengangguran, pendapatan
dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Meskipun kesepakatan perdagangan telah mengurangi
bea masuk dan kuota, sebagian besar negara tetap mempertahankan batasan perdagangan atas
produk tertentu guna melindungi perusahaan domestik negara tersebut.
Mereka yang akan bekerja pada sektor yang sangat terpengaruh oleh perdagangan
internasional cenderung untuk mendukung kebijakan perdagangan internasional. Umumnya
sebagian besar setuju bahwa perdagangan bebas akan bermanfaat karena mendorong persaingan
lebih kuat antarperusahaan, yang membuat konsumen dapat memperoleh produk dengan kualitas
tertinggi dan harga yang rendah. Banyak pendapat yang tidak setuju dengan bentuk strategi yang
boleh dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pangsa negaranya pada pasar global. Mereka
sepakat bahwa bea masuk atau kuota atas barang impor akan membatasi perdagangan bebas dan
secara tidak adil menguntungkan perusahaan domestik pada pasar mereka sendiri. Namun
mereka tidak sepakat mengenai apakah pemerintah diperbolehkan untuk menggunakan batasan
perdagangan yang lebih lunak terhadap perusahaan asing atau memberikan insentif yang secara

tidak adil menguntungkan perusahaan domestic dalam merebut pangsa pasar global. Perhatikan
situasi yang biasa terjadi berikut ini :
1. Perusahaan pada suatu negara tidak terkena batasan lingkungan dan karenanya dapat
berproduksi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan perusahaan di negara lain.
2. Perusahaan pada suatu negara tidak terkena undang-undang tenaga kerja anak dan dapat
berpoduksi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan perusahaan pada negara lain,
dengan mengandalkan tenaga kerja anak-anak pada proses produksinya.
3. Perusahaan pada suatu negara memperoleh izin pemerintah untuk menyuap pelanggan
besar saat berusaha memperoleh transaksi bisnis pada industri tertentu. Mereka memiliki
keunggulan kompetitif dibadingkan perusahaan negara lain yang tidak diperkenankan
melakukan suap.
4. Perusahaan pada suatu negara memperoleh subsidi dari pemerintahnya, selama
perusahaan mengespor produknya. Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga
yang lebih rendah dibandingkan pesaingnya di negara lain.
5. Perusahaan pada suatu negara menerima potongan pajak khusus untuk industritertentu.
Hal tersebut merupakan bentuk dukungan keuangan dari pemerintah.
Pada seluruh situasi tersebut, Perusahaan pada suatu negara memperoleh keunggulan di
atas perusahaan pada negara lain. Setiap pemerintah menggunakan beberapa strategi yang dapat
menguntungkan perusahaan domestik dalam persaingan merebut pangsa pasar global. Karena
itulah perebutan pangsa pasar global tidak berlaku adil bagi semua negara.
Menggunakan Kurs Mata Uang Sebagai Suatu Kebijakan
Pada satu waktu tertentu, sekelompok eksportir menyatakan bahwa mereka diperlakukan
dengan tidak layak serta melobi pemerintah mereka untuk menyesuaikan kurs mata uang
sehingga produk ekspor mereka tidak menjadi terlalu mahal untuk pembeli asing. Pada tahun
1999, eksportir AS menyatakan bahwa mereka dirugikan karena dolar yang terlalu kuat (mahal
untuk importir). Pada tahun 2004, eksportir Eropa menyatakan dirugikan karena euro yang
terlalu kuat.

Penggunaan Pihak Luar (outsourcing)


9

Outsourcing memengaruhi neraca perdagangan karena hal ini berarti adanya pembelian
jasa dari negara lain. Misalnya jasa teknologi sistem computer yang digunakan di AS berasal dari
India, Bulgaria, Cina atau negara lain yang tenaga kerjanya murah. Bentuk perdagangan
internasional ini membuat MNC dapat beroperasi dengan biaya yang lebih murah. Namun
outsourcing memindahkan lapangan kerja ke negara lain dan dikritik oleh masyarakat yang
kehilangan pekerjaan mereka. Beberapa orang menentang outsourcing, namun sering kali hal
tersebut tidak sejalan dengan apa yang sesungguhnya mereka lakukan.
Menggunakan Kebijakan Perdagangan untuk Alasan Politik
Masalah kebijakan perdagangan internasional semakin menghangat seiring waktu karena
masyarakat makin berharap bahwa kebijakan perdagangan dapat digunakan untuk menghukum
suatu negara karena berbagai tindakannya. Masyarakat mengharapkan negaranya membatasi
impor dari suatu negara yang gagal menerapkan peraturan lingkungan hidup, peraturan tenaga
kerja anak, memulai peperangan dengan negara lain, atau enggan berpartisipasi pada perang
terhadap dikrator di negara lain. Setiap perjanjian perdagangan internasional saat ini menarik
sejumlah besar protes, yang memiliki agenda tersendiri. Meskipun pihak yang melakukan protes
merasa tidak puas dengan kebijakan perdagangan saat ini, namun tidak terdapat consensus
mengenai bagaimana seharusnya bentuk kebijakan perdagangan. Manajer MNC tidak
bertanggung jawab untuk menyelesaikan konflik atas kebijakan perdagangan internasional
tersebut. Namun mereka perlu menyadari bagaimana kebijakan perdagangan internasional dapat
memengaruhi posisi persaingan dalam industry dan bagaimana perubahan kebijakan akan
mengubah posisi mereka di masa depan.
Pertentangan dalam Uni Eropa
Pada tahun 2004, sepuluh negara Eropa Timur bersatu dalam Uni Eropa atau UE
(European Union-EU). Perusahaan pada 10 negara yang tergabung dalam UE harus mengurangi
batasan perdagangan terkait perdagangan antar-UE, namun negara-negara tersebut juga terkena
bea masuk UE atas produk yang masuk ke UE. Misalnya, UE mengenakan 75% pajak (bea
masuk) atas pisang yang diimpor oleh seluruh negara UE. Akibatkanya harga eceran pisang akan
meningkat karena pajak ini harus dibayar oleh konsumen, jenis bea masuk ini telah menimbulkan
pertentangan antarnegara-negara UE. Pemikiran dibalik perjanjian perdagangan UE adalah
10

bahwa perusahaan yang tergabung dalam UE dapat bersaing dalam persaingan tanpa batasan atau
dengan batasan yang standar antarnegara. Namun pemerintah tetap berpendapat bahwa sebagian
negara menerima kemudahan dibanding negara lain.
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ALIRAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Perbedaan Sumber Alam
Suatu Negara mempunyai kekayaan alam yang berbeda, sehingga hasil pengolahan alam
yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber kekayaan alam yang dimiliki suatu
Negara sangat terbatas, sehingga diperlukan tukar-menukar atau perdagangan.
2. Perbedaan Faktor Produksi
Selain faktor produk si alam, suatu Negara mempunyai perbedaan kemampuan tenaga
kerja, besarnya modal yang dimiliki, dan keterampilan seorang pengusaha. Oleh karena
itu, produk yang dihasilkan oleh suatu negara juga mengalami perbedaan, sehingga
dibutuhkan adanya perdagangan.
3. Kondisi Ekonomis yang Berbeda
Karena adanya perbedaan faktor produksi yang mengakibatkan perbedaan biaya produksi
yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa saja di dalam suatu Negara
memerlukan biaya tinggi untuk memproduksi barang tertentu. Sehingga Negara tersebut
bermaksud mengimpor barang dari luar negeri karena biayanya dianggap lebih murah.
4. Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
Karena keterbatasan kemampuan suatu negara, baik kekayaan alam maupun yang
lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh suatu Negara mampu untuk
diproduksi sendiri, untuk itulah diperlukan tukar-menukar antar bangsa.
5. Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu terdapat perbedaan.
Adakalanya suatu Negara lebih untung melakukan impor daripada memproduksi sendiri.
11

Namun, adakalanya lebih menguntungkan kalau dapat memproduksi sendiri barang


tersebut, karena biaya produksinya lebih mudah. Oleh karena itu, negara-negara tersebut
akan mencari keuntungan dalam memperdagangkan barang hasil produksinya.
6. Adanya Persaingan Antar pengusaha dan Antar bangsa
Persaingan ini akan berakibat suatu Negara meningkatkan kualitas barang hasil produksi
dengan biaya yang ringan, sehingga dapat bersaing dalam dunia perdagangan.
2.4 ALIRAN MODAL INTERNASIONAL
2.4.1 Pengertian Arus Modal Internasional
Arus Modal Internasional adalah hubungan kausal/timbal balik antara transaksi
perdagangan barang internasional dan modal sebagai salah satu faktor produksi tertentu akan
menimbulkan arus modal secara internasional karena adanya suatu negara yang memiliki
banyak modal dan ada pula yang mengalami kelangkaan modal. Semakin banyak modal maka
semakin kecil renumerasi (return) yang diperoleh. Demikian sebaliknya, semakin langka modal
semakin tinggi hasil yang diperoleh. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya arus modal
internasional yang mengalir dari suatu wilayah yang kelebihan modal ke wilayah yang
kekurangan modal.
2.4.2 Sifat Arus Modal Internasional
1. Portofolio Invesment
Yaitu arus modal internasional dalam bentuk asset-aset financial, seperti saham (Stock),
obligasi (Bond) dan commercial paperlain. Arus Portofolio saat ini paling cepat dan
paling banyak mengalir keseluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar modal
dipusat pusat keuangan seperti di New York, London, Paris, Frankfurt, Tokyo, Hongkong,
Singapura.
2. Foreign Direct Invesment (Investasi Asing Langsung)
Yaitu Investasi Riil dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik, pembelian
barang modal, tanah, dan bahan baku, dan persediaan, dimana investor terlibat langsung
dalam menejemen perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut.
2.4.3 Motif Arus Modal Internasional
12

1. Investasi Portofolio
a. High Return
Yaitu mencari return yang lebih tinggi, yaitu sesuai dengan teori H-O, suatu negara
akan membeli saham atau obligasi dari perusahaan yang berada di negara lain yang
memberikan pengembalian tertinggi
b. Risk Diversification
Diversifikasi resiko, hal ini sesuai dengan portofolio theory, yang menyatakan bahwa
investasi di berbagai negara akan menghasilkan return tertentu dengan resiko yang
lebih kecil, atau return yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu.
2. Investasi Asing Langsung
a. Mendapatkan return yang lebih tinggi melalui:
1) tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi;
2) perpajakan yang lebih menguntungkan; dan
3) infrastruktur yang lebih baik
b. Difersifikasi risiko
Sama dengan penelasan pada point Investasi Portofolio yang menyatakan bahwa
investasi di berbagai negara akan menghasilkan return tertentu dengan resiko yang
lebih kecil, atau return yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu.
c. Dapat melakukan direct control, melalui :
1) Ekspansi vertikal yaitu pendirian cabang diluar negeri untuk menghasilkan input
bagi perusahaan induk, misalnya perusahaan minyak mendirikan cabang diluar
negeri dimana terdapat sumber minyak yang kemudian diproses lebih lanjut di
perusahaan induk
2) Ekspansi horizontal yaitu mendirikan cabang diluar negeri dengan melakukan
kegiatan yang hampir sama dengan perusahaan induk
d. Untuk menghindari tarif dan nontarif yang dibebankan kepada importir dan sekaligus
memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang diberikan pemerintah
lokal untuk mendorong foreign direct investment tersebut.
2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Asing Langsung dan Portofolio
2.4.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Asing Langsung
13

Beberapa faktor umum yang mungkin mengubah daya tarik suatu negara untuk investasi
asing langsung yaitu :
1. Perubahan batasan, selama tahun 1990an, beberapa negara menurunkan batasan untuk
investasi asing langsung, karenanya membuka peluang untuk menambah investasi di
negara tersebut.
2. Privatisasi, beberapa pemerintahan melakukan privatisasi, atau penjualan beberapa usaha
mereka pada perusahaan atau investor. Privatisasi mendorong bisnis internasional karena
perusahaan asing dapat mengakuisisi usaha yang dijual oleh pemerintah setempat. Alasan
utama meningkatnya nilai pasar perusahaan karena privatisasi adalah antisipasi perbaikan
efisiensi manajerial.
3. Potensi pertumbuhan ekonomi, negara yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi
yang lebih tinggi akan lebih menarik investasi asing langsung karena perusahaan yakin
dapat memperoleh manfaat dari pertumbuhan ekonomi tersebut dengan beroperasi di
negara itu.
4. Tarif pajak, negara yang mengenakan tarif pajak relatif rendah atas laba perusahaan akan
lebih menarik investasi asing langsung. Saat menilai kemungkinan melakukan investasi,
perusahaan mengestimasi arus kas setelah pajak yang dapat diperoleh dari investasi
tersebut.
5. Nilai tukar, perusahaan cenderung lebih suka melakukan investasi di negara yang mata
uangnya diperkirakan akan menguat dibandingkan mata uang investor. Pada kondisi ini,
perusahaan akan menginvestasikan dana untuk beroperasi di negara dimana mata uang
negara tersebut relatif lebih murah (lemah). Kemudian, laba dari usaha baru ini secara
berkala akan dikonversi kembali menjadi mata uang perusahaan investor pada saat kurs
mata uang membaik.
2.4.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Portofolio Internasional
Keinginan investor individu atau institusi untuk melakukan investasi portofolio asing
langsung disuatu negara dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
1. Tarif pajak atas bunga atau dividen, investor umumnya lebih suka melakukan investasi
pada negara yang tarif pajak atas pendapatan bunga atau dividen relatif rendah. Investor
akan menilai potensi laba setelah pajak dari investasi pada sekuritas asing.

14

2. Tingkat bunga, investasi portofolio juga dipengaruhi tingkat bunga. Uang cenderung
mengalir ke negara yang tingkat bunganya tinggi, selama mata uang domestik
diperkirakan tidak melemah.
3. Kurs mata uang, ketika para investor berinvestasi dalam sekuritas dinegara asing, tingkat
pengembalian mereka dipengaruhi oleh perubahan nilai sekuritas dan perubahan nilai
tukar dari satuan mata uang sekuritas tersebut. Jika mata uang negara setempat
diperkirakan akan menguat, investor asing mungkin akan berinvestasi dalam sekuritas
negara tersebut untuk mendapatkan manfaat dari pergerakan kurs. Sebaliknya jika mata
uang negara setempat diperkirakan melemah, investor asing mungkin akan membeli
sekuritas di negara lain.
2.5 BAGAIMANA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEMPENGARUHI NILAI
PERUSAHAAN
Nilai Perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan
dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat
ini namun juga pada prospek perusahaan dimasa depan.
Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional tentu perusahaan melakukan
transaksi internasional terutama ekspor-impor pada umumnya akan dihadapkan pada risiko
perubahan kurs mata uang asing, atau memiliki eksposur mata uang asing (foreign exchange
exsposure). Risiko perubahan kurs tersebut mempunyai dampak potensial pada tingkat
profitabilitas, arus kas bersih, dan nilai pasar. Hal ini menyebabkan perusahaan multinasional
dihadapkan pada masalah kemungkinan terjadi kerugian transaksi karena fluktuasi nilai tukar.
Perusbahan kurs valuta asing terjadi disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya kondisi ekonomi
secara umum saat itu contohnya kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs
rupiah terhadap Yen diantaranya adalah :
1. Nilai ekspor Indonesia terhadap Jepang lebih kecil dibandingkan nilai impor terhadap
negara Jepang. Hal ini mengakibatkan Yen yang diperoleh Indonesia menjadi lebih
sedikit dibandingkan Yen yang harus dibayarkan ke Jepang, sehingga kurs terhadap Yen
menjadi naik.
15

2. Inflasi yang terjadi, misalnya yang diakibatkan oleh naiknya harga minyak dan harga
bahan pangan akan mengakibatkan menurunnya nilai uang Rupiah sehingga nilai tukar
rupiah terhadap yen pun akan semakin melemah.
3. Ketidakstabilan negara baik aspek politik, ekonomi dan social juga akan mempengaruhi
nilai tukar rupiah. Politik yang tidak stabil akan menyebabkan ketidakamanan bagi
masyarakat, aspek social yang tidak stabil seperti adanya ketidakharmonisan dalam
masyarakat, dapat menyebabkan terhambatnya sektor industry, sehingga kepercayaan
masyarakat berkurang dalam melakukan investasi.
4. Supply mata uang asing di pasar lebih kecil dibandingkan demand atas mata uang asing
tersebut. Pada kondisi ini, pasar tidak dapat memenuhi semua permintaan terhadap mata
asing, sehingga otomatis nilai tukar rupiah menjadi sangat lemah.
Dengan dampak yang terjadi akibat transaksi ekspor-impor jika perusahaan tidak dapat
melindungi asset perusahaan akibat perubahan kurs mata uang asing maka nilai perusahaan akan
menjadi turun, secara otomatis pemegang saham pada perusahaan tersebut akan mengalami
kerugian dengan mencegah situasi tersebut perusahaan dapat mencegahnya atau meminimalisir
masalah yang terjadi dengan Hedging. Hedging adalah suatu tindakan melindungi perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi risiko kerugian atas valuta asing sebagai akibat dari
terjadinya transaksi bisnis.

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
1. Neraca Pembayaran (balance of payment) merupakan ringkasan transaksi pada suatu
Negara tertentu antara warga Negara dometik dan asing pada suatu periode tertentu.
16

Komponen utama neraca berjalan adalah neraca perdagangan, yang secara sederhana
merupakan selisih dari ekspor dan impor.
Komponen inti dari neraca modal adalah investasi langsung, investasi portofolio, dan
investasi modal lainnya.
2. Dalam perdagangan internasional terdapat kesepakatan dan ketidaksepakatan dalam
perdagangan yang mana memberikan dampaknya tersendiri bagi suatu Negara yang
menerapkan perdagangan internasional.
3. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional:
a. Perbedaan Sumber Alam
b. Perbedaan Faktor Produksi
c. Kondisi Ekonomis yang Berbeda
d. Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
e. Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan
f. Adanya Persaingan Antar pengusaha dan Antar bangsa
4. Arus Modal Internasional adalah hubungan kausal/timbal balik antara transaksi
perdagangan barang internasional dan modal sebagai salah satu faktor produksi tertentu
akan menimbulkan arus modal secara internasional karena adanya suatu negara yang
memiliki banyak modal dan ada pula yang mengalami kelangkaan modal.
Sifat Arus Modal Internasional:
1. Portofolio Invesment
2. Foreign Direct Invesment (Investasi Asing Langsung)
5. Dampak yang terjadi akibat transaksi ekspor-impor jika perusahaan tidak dapat
melindungi asset perusahaan akibat perubahan kurs mata uang asing maka nilai
perusahaan akan menjadi turun, secara otomatis pemegang saham pada perusahaan
tersebut akan mengalami kerugian dengan mencegah situasi tersebut perusahaan dapat
mencegahnya atau meminimalisir masalah yang terjadi dengan Hedging.

17

DAFTAR PUSTAKA

Zeinora. 2016. Hedging, Future Contract dengan Option Contract Untuk Meminimalisasi Resiko
Fluktuasi Kurs Valas. SOSIO-E-KONS. Vol. 8 No. 1 April 2016. Hal. 72-80.
Madura, Jeff. 2006. Keuangan Perusahaan Internasional. Edisi Delapan (Diterjemahkan oleh
Yanivi S. Bachtiar). Salemba Empat: Jakarta.
Salvatore. (1996). Ekonomi Internasional (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
Nopirin, Ph.D. (1985). Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Liberty.
18

Anda mungkin juga menyukai