102019025
Tugas GCR Pertemuan 4
Pertanyaan
1. Kebijakan moneter sangat penting dalam sistem perekonomian suatu negara dan pasar
keuangan yang dibentuk berdasarkan sistem berikut. Buatlah uraian yang menjelaskan
kesimpulan dalam kalimat tersebut, dengan rinci dan lengkap!
2. Jelaskan apa peranan institusi keuangan dalam sistem perekonomian suatu negara! Di
samping itu uraikan pul bagaimana operasi institusi tersebut dalam mempengaruhi
penawaran uang di suatu perekonomian!
3. Buatlah uraian yang menjelaskan hubungan antara penawaran uang dengan harga
sekuritas! Di samping itu jelaskan dengan rinci bagaimana peranan bank sentral dalam
mekanisme tersebut!
4. Apa perbedaan antara motif spekulasi, motif berjaga-jaga, dan motif transaksi bagi
seseorang dalam suatu masyarakat?
5. Diantara ketiga motif tersebut dalam pertanyaan 4, tunjukkan manakah motif yang
menjelaskan transaksi di pasar modal! Buatlah ilustrasi!
6. Apakah uang dapat dikatakan sebagai aset? Jelaskan!
7. Mengapa pemerintah melakukan intervensi (ikut campur) dalam pasar modal? Jeaskan
alasan kenapa tujuan pemerintah berbeda dengan tujuan pemodal!
8. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang pada suatu perekonomian!
Faktor-faktor apa yang sangat mempengaruhi harga di pasar modal!
9. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan kebijakan moneter! Apa tujuannya dalam suatu
pasar keuangan?
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kebijakan fiskal! Apa tujuannya dalam suatu
pasar keuangan?
11. Buatlah deskripsi yang menjelaskan perbedaan antara anggaran defisit dengan
anggaran surplus? Apakah ada hubungan dengan aktivitas di pasar modal? Jelaskan
dengan contoh!
12. Apa yang dimaksud dengan risiko politik? Apakah hubungan antara pasar modal
dengan risiko politik?
13. Jelaskan beberapa istilah teknis berikut:
a. Anggaran defisit
b. Risiko inflasi
c. Risiko mata uang
d. Anggaran surplus
e. Risiko pasar
f. Risiko politik
g. Risisko kecurangan
14. Apakah ada hubungan antara risiko politik, risiko inflasi, risiko pasar dan risiko mata
Ganjar Swanara Putra
102019025
Tugas GCR Pertemuan 4
uang?
15. Jelaskan bagaimana mekanisme operasi bank sentral dalam membuat stabil pasar
keuangan pada suatu negara!
Jawaban
1. penjelasan lebih detail dari tujuan kebijakan moneter adalah sebagai berikut:
2. Secara umum Sebuah badan usaha yang bertugas dalam mengumpulkan asset berwujud
dana yang berasal dari masyarakat secara langsung serta disalurkan dalam proyek
pembangunan untuk kegiatan ekonomi dengan memperoleh hasil bunga sebesar presentase
tertentu dari besarnya dana yang disalurkan.
Adapun beberapa peranan LK dalam perekonomian suatu negara, diantaranya adalah sebagai
berikut:
3. Irving Fisher menyatakan bahwa nilai uang (yang ditunjukkan oleh tinggi rendahnya
harga) sangat dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar, kecepatan peredaran uang dan
volume perdagangan. Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas
utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem
keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga
stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan
stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan
moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula
sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan
moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga
bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat
berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan
mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan.
Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih
merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.
4. Motif atau alasan orang memegang uang dijelaskan oleh J.M. Keynes, menurutnya ada
tiga alasan (motif) orang memegang uang, diantaranya motif transaksi (transaction motive),
motif berjaga-jaga (precautionary motive) dan motif spekulasi (speculative motive).
Motif berjaga jaga (precautionary motive) yaitu alasan orang memegang uang untuk
mengantisipasi hal hal (biaya) yang tidak terduga atau mendesak di masa depan. Misalnya
biaya berobat kecelakaan.
Ganjar Swanara Putra
102019025
Tugas GCR Pertemuan 4
Motif spekulasi (speculative motive) yaitu alasan orang memegag uang karena mengharapkan
keuntungan spekulatif di masa yang akan datang. Motig spekulasi juga dapat dikatakan
sebagai salah satu alasan memegang obligasi atau bukan uang.
Perbedaan motif berjaga jaga dan motif spekulasi adalah motif berjaga jaga dipengaruhi
oleh tingkat pendapatan secara positif, dimana semakin tinggi tingkat pendapatan
seseorang maka jumah uang yang dialokasikan untuk berjaga jaga juga akan semakin banyak.
Sedangkan motif spekulasi dipengaruhi oleh tingkat bunga secara negatif, dimana semakin
tinggi tingkat bunga maka orang akan memilih memegang uang tunai lebih sedikit karena
orag ingin mengambil keuntungan dari bunga (obligasi atau tabungan).
Jadi perbedaaannya adalah motif berjaga jaga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
sedangkan motif spekulasi dipengaruhi oleh tingkat bungan.
5.Motif Spekulasi
ingin memperoleh keuntungan yang besar. misal dalam bursa saham, saat kurs naik,
segera melepas saham
tidak memiliki banyak pilihan: harus menjual di saham, dengan kemungkinan antara
lost atau untung.
6.Aset adalah semua sumber ekonomi atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas, baik
itu perorangan atau negara, yang bisa diukur secara jelas menggunakan satuan mata uang
serta diharapkan dapat memberikan manfaat usaha di masa depan.Jadi Uang merupakan
Aset.
Namun,sebuah benda atau uang tunai tidak akan disebut lagi sebagai bagian dari aset
apabila tidak menghasilkan keuntungan bagi perusahaan namun bisa juga meringankan beban
perusahaan. Misalnya, uang tunai tidak bisa disebut sebagai aset apabila digunakan untuk
membayar hutang dalam jangka waktu tertentu.
7. Intervensi pemerintah sebagai penyedia dan pengelola sangat tergantung dengan kondisi
pasar. Apabila pasar sudah efektif, maka intervensi pemerintah cenderung rendah. Pada
umumnya pemerintah hanya akan memposisikan dirinya sebagai regulator dan supervisor,
sementara untuk penyediaannya diserahkan kepada pasar (sektor privat). Namun apabila
pasar belum efektif (misal, masih ada gap antara permintaan masyarakat dan suplainya),
maka mau tidak mau pemerintah harus masuk sebagai market player, baik turun langsung
maupun melalui institusi yang dibentuk, seperti BUMN. Efektif tidaknya suatu pasar pun
akan berubah seiring dengan perkembangan ekonomi, maka tingkat intervensi pemerintah
juga harus adaptif.
9. Kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang dibuat untuk mengatur
ukuran serta tingkat pertumbuhan pasokan uang di dalam perekonomian negara. Kebijakan
ini adalah tindakan yang terukur untuk membantu mengatur variabel makro ekonomi, seperti
inflasi ataupun pengangguran. Kebijakan ini dilakukan dengan berbagai cara, termasuk
penyesuaian suku bunga, mengubah jumlah uang tunai yang berada di pasar, serta pembelian
atau penjualan sekuritas pemerintah. dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas
nilai mata uang yang dapat dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang
beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga. Kebijakan moneter meliputi langkah-
langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau Bank Indonesia untuk dapat
Ganjar Swanara Putra
102019025
Tugas GCR Pertemuan 4
mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada dengan tujuan untuk
memengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.
10. Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pihak pemerintah guna
mengelola dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik atau yang
diinginkan dengan cara mengubah atau memperbarui penerimaan dan pengeluaran
pemerintah, salah satu hal yang ditonjolkan dari kebijakan fiskal ini adalah pengendalian
pengeluaran dan penerimaan pemerintah atau negara.
11. Kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan anggaran dengan penegeluaran negara lebih
besar daripada penerimaan negara. Sedangkan kebijakan anggaran surplus adalah kebijakan
anggaran dengan penerimaan negara yang lebih besar dari pengeluaran negara.
Dampak surplus
- Harga dari berbagai produk yang diekspor akan menjadi lebih tinggi sehingga
devisa negara akan meningkat
Dampak defisit
- Terjadi inflasi diman harga dari berbagai produk yang diimpor akan lebih mahal
Ganjar Swanara Putra
102019025
Tugas GCR Pertemuan 4
- Suku bunga acuan dinaikkan
- Investasi asing yang masuk berpotensi meningkat karena nilai mata uangnya
melemah
- Harga berbagai produk ekspor akan lebih kompetitif sehingga volume ekspor akan
mengalami peningkatan
- Jika hal ini dibiarkan terus-menerus kondisi ekonomi akan semakin memburuk
12. Risiko politik adalah risiko yang terkait dengan perubahan struktur, aturan atau
kebijakan pemerintah yang dapat berdampak negatif pada pihak tertentu, seperti bisnis
dan investor. Dampak tersebut dapat berupa kehilangan aset, pendapatan, investasi atau
kontrol manajerial. Contohnya termasuk penerapan undang-undang pajak, tarif,
pengambilalihan aset (nasionalisasi), atau pembatasan repatriasi laba.
Pergantian kepemimpinan juga menimbulkan risiko. Pemimpin yang baru bisa saja
menerapkan kebijakan yang sangat jauh berbeda dengan kebijakan yang diambil
pendahulunya. Akibatnya, prospek masa depan bisnis akan tergantung dari jenis kebijakan
yang diambil oleh pemerintahan yang baru. Alasan inilah yang mendasari banyak investor dan
pebisnis cenderung mengambil sikap wait and see menjelang pemilu.
13.a) Anggaran defisit terjadi ketika pengeluaran melebihi pendapatan. Istilah ini berlaku
untuk pemerintah, meskipun individu, perusahaan, dan organisasi lain dapat
mengalami deficit.
b) Risiko inflasi adalah risiko yang diambil oleh investor saat memegang uang tunai atau
berinvestasi dalam aset yang tidak terkait dengan inflasi. Risikonya adalah bahwa nilai tunai
akan berkurang oleh inflasi.
c). Risiko mata uang (currency risk) adalah potensi kerugian dari fluktuasi kurs mata
uang asing ketika seorang investor memiliki eksposur ke valuta asing atau investasi valuta
asing yang diperdagangkan. Risiko mata uang kadang-kadang disebut sebagai risiko nilai
tukar atau risiko kurs.
Ganjar Swanara Putra
102019025
Tugas GCR Pertemuan 4
d). Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih
besar daripada pengeluarannya.
e) Risiko pasar adalah jenis risiko yang mempengaruhi semua perusahaan di pasar,
terutama pasar saham. Dalam definisi lain, ini diartikan sebagai risiko kerugian finansial
akibat pergerakan harga pasar.
f) Risiko politik adalah risiko yang terkait dengan perubahan struktur, aturan atau
kebijakan pemerintah yang dapat berdampak negatif pada pihak tertentu, seperti bisnis
dan investor.
g). Resiko fraud adalah resiko yang di alami oleh suatu perusahaan atau institusi karena
factor terjadnya tindakan fraud atau kecurangan yang di sengaja, baik kerugian yang
bersifat materi maupun non materi, diman akerugian materi diukur dai segi finansial dengan
mengac pada mata uang yang dipakai (rupiah, dollar, ringgit, yen, euro, dan sebagainya) dan
kerugian non material menyangkut dengan kerugian yang bersifat non keuangan seperti
menurunnya kepercayaan public pada perusahaan.
14. Umumnya investor yang hendak menanamkan modal di luar negeri perlu melihat risiko
politik negara yang disasarnya ,risiko inflasi, risiko pasar dan risiko mata uang. Jika kondisi
semua baik, maka akan berdampak positif bagi dunia investasi.
15. tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga
stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank
Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan,
tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas
keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari
efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi
kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi
kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter
secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya
fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem
keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.