Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN INFLASI, MONETER, DAN FISKAL DALAM

PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM

Disusun Oleh:
Amanda Karisma (2230602251)

Dosen Pengampu:
Abdullah Sahroni, S. Fil. L, M. S. I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
PENGENDALIAN INFLASI, MONETER, DAN FISKAL DALAM
PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM

Suatu hal yang menjadi pusat keseimbangan alokasi sumber daya


ekonomi dalam negara adalah tingkat harga. Pendapatan per kapita
merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dan
tingkat kemakmuran Masyarakat yang mana akan berpengaruh pada
terbentuknya SDM yang berkualitas. Pengendalian inflasi sangat penting
menjadi salah satu perhatian pemerintah karena adanya inflasi akan
memperburuk distribusi pendapatan yang tak seimbang sehingga
menyebabkan berkurangnya tabungan domestik. Tabungan domestik
merupakan sumber dana investasi bagi negara-negara berkembang. Dengan
terjadinya inflasi juga bisa mengakibatkan deficitnya neraca perdagangan
serta menigkatnya utang luar negeri.
Pengedalian inflasi dengan menggunakan beberapa instrumen kebijakan
yang tepat akan membawa akibat stabilitas perekonomian makro yang baik.
Sehingga permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut adalah bagaimana
mengendalikan inflasi, moneter dan fiskal serta dampaknya terhadap
perekonomian dalam perspektif ekonomi makro Islam?

METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisi deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, Kajian penelitian ini dengan mengumpulkan
beberapa literatur dan kepustakaan terkait objek yang diteliti kemudian hasil
dari penelitian ini dihubungkan pada penelitian-penelitian sebelumnya dengan
tema yang relavan.
PEMBAHASAN

Pengendalian Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Makro


Menurut Gregory Mankiw (2003), Partumbuhan kuantitas uang yang
beredar di Masyarakat akan menyebabkan inflasi karena semakin banyak
uang yang beredar maka semakin merosot nilai uang tersebut. Kemudian
ditambahkan oleh pendapat suseno (2009) yang menyebutkan bahwa inflasi
terjadi karena kenaikan harga barang secara terus menerus.

Sehingga untuk mengaga stabilitas nasional di bidang ekonomi maka


pemerintah perlu untuk menjaga tingkat inflasi. Inflasi yang terjadi jangan
sampai melebihi 5 %. Salah satu upaya dari pemerintah guna mengatasi
masalah inflasi ini adalah dengan melakukan kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter. Kebijakan fiskal dengan cara pengurangan pengeluaran pemerintah
yang dilaksanakan oleh kementrian keuangan sedangkan kebijakan moneter
dilakukan oleh Bank Indonesia.

Pengendalian Moneter dan Fiskal dalam Ekonomi Makro


Kedua kebijakan ini diljalankan oleh kedua institusi yang searah.
Kebijakan moneter terfokus pada pengurangan investasi dan pengeluaran
rumah tangga. Sedangkan kebijakan fiskal dengan cara mengurangi
pengeluaran dan menaikkan pajak individu serta perusahaan.

Salah satu kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank Indonesia dalam
upaya mengatasi inflasi adalah dengan menggantikan BI Rate dan diberi
nama BI 7-Day (reverse) Repo Rate, yang mulai berlaku efektif sejak 19
Agustus 2016. Instrumen BI 7-Day (reverse) Repo Rate dapat secara cepat
memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil, karena instrumen BI 7-
Day Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat
ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di
pasar dan mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan
instrumen repo. Suku bunga memiliki pengaruh terhadap investasi sektor
industri sehingga mendorong produksi. Sedangkan nilai tukar berpengaruh
terhadap harga yang meliputi produk dan input produksi. Menurut (Budiyanti,
2004) Suku bunga dan nilai tukar merupakan instrumen kebijakan moneter
yang sangat memengaruhi perdagangan produk industri baik domestik
maupun internasional. Jika yang dilakukan adalah meningkatkan money
supply, maka pemerintah dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif.
Sebaliknya jika money supply dikurangi, pemerintah menempuh kebijakan
moneter kontraktif .

Kemudian kebijikan fiscal, menurut Saragih (2016), kebijakan fiskal


merupakan bagian dari kebijakan makro ekonomi mempunyai bertujuan
mencapai berbagai sasaran pembangunan di berbagai sektor dan memiliki tiga
fungsi utama, yaitu:

a. Fungsi alokasi anggaran negara (dana pembangunan)


b. Fungsi distribusi (Subsidi kesejaterahan Masyarakat)
c. Fungsi stabilisasi ekonomi-makro yang terus berkembang.
Dampak Pengendalian Inflasi Terhadap Perekonomian
Sistem keuangan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat signifikan, hal ini dapat dilihat dari instrumen
moneter syariah yang telah berkembang seiring dengan peningkatan kinerja
dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah. Dengan
adanya peningkatan pada pembiayaan bank syariah yang ditujukan pada
sektor riil akan berpengaruh pada jumlah barang dan jasa yang dihasilkan di
masyarakat. Pemenuhan kebutuhan domestik kemungkinan besar akan
terpenuhi pada saat produktivitas masyarakat meningkat dan pilihan untuk
melakukan ekspor barang ke luar negeri akan meningkat pula sehingga dapat
menambah pendapatan negara.
SIMPULAN
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diterapkan oleh bank modern
maupun Islam. Penerapan kebijakan ini sama, yang membedakannya adalah
tujuan dan sistem bunga. Untuk menstabilkan perekonomian disamping ada
kebijakan moneter ada juga kebijakan fiscal. Kedua kebijakan ini berada dalam
pengawasan pemerintah dan memiliki tujuan yang sama yakni menstabilkan
inflasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
Didalam jurnal ini terdapat kelebihan dan kekeurangan, adapun kelebihan
dan kekurangan dalam jurnal ini yaitu:
1. Kelebihan Jurnal
Pada jurnal ini menjelaskan secara detail mengenai pengendalian
inflasi, moneter dan fiscal dalam perspektif ekonomi makro Islam. Materi
dan mengenai objek penelitian jelas karena sesuai dengan kajian
metodeloginya yakni kepustakaan, kemudian ditambah lagi dengan data
pendukung sehingga memperkuat hasil penelitian ini dan analisa dari
peneliti terperinci sehingga membantu memberikan pemahaman dan
wawasan kepada pembaca
2. Kekurangan Jurnal
Karena metodelogi yang digunakan dengan kajian kepustakaan
yang memnguatkan literatur hendaknya diperdalam lagi terkait materi
makro Islam serta dihubungkan dengan ketiga variabel secara terperinci
lagi.

Penelitian terkait :
1. https://ojs.stiem-bongaya.ac.id/JIB/article/view/278
2. ttps://ojs.stiem-bongaya.ac.id/MARS/article/view/394/3

Anda mungkin juga menyukai