Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KLIPING BANGKA BELITUNG

Virza Fazila Putra Siliwangi


Kelas 4
SD ALAM INSAN CEMERLAN (SAIC)
KLIPING BANGKA BELITUNG

Pulau Bangka adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Sumatra, Indonesia dan
termasuk dalam wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bangka menurut bahasa sehari-hari
masyarakat Bangka mengandung arti "sudah tua" atau "sangat tua", sehingga pulau Bangka dapat
diartikan sebagai "pulau yang sudah tua".
Kata bangka dapat juga berasal dari kata wangka yang artinya timah. Karena di daerah ini
ditemukan bahan galian timah, maka disebut Pulau Timah. Karena pergeseran atau bunyi bahasa
yang berubah maka masyarakat lebih lekat memanggil pulau ini dengan kata Pulau Bangka atau
pulau bertimah. Menurut cerita rakyat, Pulau Bangka tidak mempunyai penduduk asli, semua
penduduk adalah pendatang dari suku yang diberi nama suku sekak. Masyarakatnya masih
menganut animisme. Kemudian masuk bangsa melayu dari daratan malaka dengan membawa
agama Islam yang kemudian berkembang sampai sekarang. Berikut uraian mengenai Bangka
Belitung.
Letak Geografis

Pulau Bangka terletak di sebelah pesisir Timur Sumatera Selatan, berbatasan dengan Laut
China Selatan di sebelah utara, Pulau Belitung di timur dan Laut Jawa di sebelah selatan yaitu
1°20’-3°7 Lintang Selatan dan 105° - 107° Bujur Timur memanjang dari Barat Laut ke Tenggara
sepanjang ± 180 km.
Batas wilayah Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Natuna
2. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Natuna dan Selat Gaspar
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Pangkal Pinang dan Kabupaten Bangka Tengah
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bangka Barat, Selat Bangka dan Teluk Kelabat
Rumah Adat Bangka Belitung

1. Rumah Panggung

Rumah adat panggung adalah rumah adat Bangka Belitung yang mudah untuk ditemukan di
wilayah Sumatera. Hal itu dikarenakan adanya pengaruh dari kebudayaan Melayu. Jenis
rumah adat ini masih dapat kita temukan di wilayah Bangka Belitung. Adapun ciri khas dari
rumah adat Bangka Belitung ini jika dibandingkan dengan rumah panggung lain yaitu ada
gaya bangunan yang memadukan gaya Melayu Awal, Melayu Bubungan, dan Melayu
Bubungan Limas.

Bahan yang digunakan untuk membangun rumah adat panggung ini yaitu material kayu,
bambu, Riyan, daun kering, akar pohon, dan juga alang-alang. Untuk atapnya sendiri
memiliki ukuran yang cukup tinggi dengan bentuk bangunan yang sedikit miring.

2. Rumah Adat Limas

Rumah adat Bangka Belitung berikutnya ini mengadopsi rumah adat dari Sumatera Selatan,
yang bernama rumah limas. Disebut dengan rumah limas karena atapnya yang berbentuk
seperti limas. Adapun ciri khas dari bangunan rumah adat ini yaitu luas dan bertingkat atau
dikenal dengan sebutan bengkilas.
Bahan utama dari rumah ini adalah kayu, dengan tiang yang menggunakan kayu ulin yang
cukup kuat. Kemudian, bagian dinding, pintu, dan lantai menggunakan kayu tembesu yang
banyak ditemukan di wilayah Sumatera Selatan.

3. Rumah Adat Rakit

Rumah adat Bangka Belitung yang terakhir yaitu rumah adat rakit. Di mana rumah adat
yang satu ini sebenarnya sudah ada sejak masa kerajaan Sriwijaya, bahkan dulunya rumah
ini digunakan sebagai tempat singgah untuk orang-orang, baik itu dari Inggris, Belanda,
Cina, Spanyol, dan negara lain yang pernah datang ke wilayah tersebut.
Nama rumah adat ini diambil dari ciri-ciri rumah yang dibangun di atas rakit, jadi diberi
nama rumah rakit. Masyarakat setempat yang tinggal di rumah rakit percaya bahwa sungai
adalah sumber mata pencaharian dan sumber kehidupan. Sehingga dengan tinggal di
pinggir sungai, maka mereka akan lebih mudah untuk mendapatkan berkah dan rezeki
yang melimpah.
Rumah rakit ini terbuat dari bahan material bambu yang mana bambu yang sering
digunakan bukan hanya bambu biasa, tapi hanya bambu manyan yang memiliki ukuran
lebih besar dibandingkan dengan bambu lain. Hal itu dikarenakan bambu yang memiliki
ukuran lebih besar memiliki daya apung yang lebih bagus. Maka dari itu, sangat cocok
untuk dijadikan sebagai rumah rakit.
Tidak hanya menggunakan material bambu saja, namun rumah rakit ini juga bisa dibuat
dengan menggunakan balok kayu. Jenis kayu yang biasanya digunakan sangat mudah untuk
ditemukan di wilayah hutan Bangka Belitung. Sementara itu, untuk dinding rumah terbuat
dari material papan kayu ataupun cacahan bambu yang dianyam dan dijuluki dengan
pepuluh.
Kemudian, di bagian atap rumah, biasanya dibuat dari daun nipah kering dan rotan yang
digunakan sebagai pengikat antara atap dan dinding. Sementara itu, dari segi arsitektur,
rumah adat ini masih dipengaruhi oleh budaya Melayu dan sedikit budaya Tionghoa.
Walaupun rumah ini berada di atas air, namun ketahanan dari rumah adat ini tergolong
cukup kuat.

Pakaian Adat Bangka Belitung

1. Baju Seting

Baju Seting merupakan baju atasan khas Bangka Belitung yang terbuat dari bahan
sutera atau beludru. Baju Seting ini berbentuk baju kurung yang berhiaskan manik-
manik berwarna kuning keemasan. Dalam penggunaannya, baju seting ini digunakan
sebagai baju pengantin perempuan di Bangka Belitung, teman-teman.

Baju seting ini kemudian dipadupadankan dengan aksesoris, yakni manik-manik


keemasan yang jumlahnya sangat banyak. Selain itu, baju adat pengantin wanita juga
dilengkapi dengan ikat pinggang dan hiasan bahu serta kalung. Kalau baju seting
digunakan oleh pengantin perempuan, lantas baju adat seperti apakah yang digunakan
oleh pria?

2. Kain Cual Bangka Belitung

Pakaian Adat Bangka Belitung berikutnya adalah Kain Cual atau bisa disebut juga
sebagai kain lasem atau kain besusur. Kain cual dibuat dengan metode tradisional
tenun ikat sehingga memakan waktu yang lama karena tingkat kerumitan yang tinggi.
Oleh karena itu, kain cual memiliki harga yang tinggi dan karena dibuat dengan
keahlian khusus berbahan bahan polyester, sutra, katun, serat kayu dan benang emas
seberat 18 karat. Motif kain cual ada 2, yaitu motif Penganten Bekecak (corak penuh)
dan motif Jande Bekecak (motif ruang kosong). Arti dari motif kain cual, yaitu:

 motif bunga sebagai lambang kesucian, keagungan rezeki dan segala kebaikan
 motif bebek sebagai lambang persatuan dan kesatuan
 motif naga yang melambangkan keperkasaan
 motif flora atau fauna yang menggambarkan kekayaan alam

3. Alas Kaki Pengantin

Alas kaki dari pakaian adat Bangka Belitung disebut dengan pending selop atau sandal
Arab. Alas kaki ini biasanya memiliki ciri khas bagian ujungnya berbentuk lancip seperti
perahu. Biasanya alas kaki ini digunakan ketika acara pengantin. Namun, terkadang
ada juga yang memakainya pada acara-acara adat.

4. Baju Paksian

Baju adat Bangka Belitung ini diketahui merupakan perpaduan antara budaya Arab dan
Tionghoa, lo. Dilansir dari laman Wonderful Indonesia, baju adat Paksian berawal saat
saudagar Arab yang berdagang di kawasan Bangka Belitung.

Beberapa waktu lalu, presiden kita bapak Jokowi memakai Baju Adat Bangka Belitung
di Sidang Tahunan 2022. Baju adat bangka belitung tersebut bernama baju Paksian.
Pak Presiden Jokowi mengenakan baju Paksian yang merupakan pakaian adat dari
Bangka Belitung untuk pria.
Pakaian yang dikenakan Jokowi tersebut berwarna dominan hijau dan memiliki motif
“pucuk rebung”. Pakaian tersebut Terdiri atas jubah panjang sebatas betis, celana
panjang, selempang dan kain tenun cual khas Bangka. Sedangkan untuk penutup
kepala dipakaikan sungkono.
Tarian Adat Bangka Belitung

1. Tari Beripat Beregong

Salah satu tarian adat khas Bangka Belitung adalah Tari Beripat Beregong. Tarian ini sudah
jarang dipentaskan lagi. Hal itu karena tarian ini tujuannya hanya untuk pertunjukan seni,
contohnya sayembara atau acara pertarungan.

2. Tari Campak

Tarian adat Bangka Belitung lainnya adalah tari campak dengan filosofinya yaitu
menggambarkan sebuah kecerian yang dirasakan oleh para bujang dan dayang, yaitu pria
dan wanita belum menikah. Selain itu, tarian ini merupakan simbol pemersatu masyarakat
Bangka Belitung.
3. Tari Sapen

Nuansa budaya melayu terasa sangat kental dalam Tari Sapen. Hal itu terlihat dari
penggunaan pakaian para penarinya sampai pengiring musik yang membawakan irama
bernuansa melayu. Gerakan tariannya pun jika diperhatikan mempunyai unsur gerakan
pencak silat dengan alunan yang lembut .

Biasanya tarian adat Bangka Belitung ini akan dihadirkan dalam rangka penyambutan tamu
istimewa yang bertandang ke Pulau Bangka Belitung. Selain itu, tarian ini juga dibawakan
dalam acara budaya dengan tujuan sebagai upaya pelestarian seni tari.

4. Tari Men Sahang Lah Mirah

Nama tarian adat Bangka Belitung ini terdengar sangat unik karena memiliki nama yang
cukup panjang, yakni Tari Men Sahang Lah Mirah. Tarian ini bagi masyarakat Bangka Belitung
merupakan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan. Oleh karena itu, Tari Men Sahang Lah
Mirah masuk ke dalam tarian sakral.

Tarian ini biasanya dilakukan setelah panen dan sebagai bukti rasa syukur para petani atas
hasil panen mereka. Yang membawakan tarian ini umumnya adalah penari wanita. Pakaian
yang dikenakan oleh para penari adalah pakaian adat melayu dengan nuansa cerah yang
menggambarkan keceriaan.
Tari Men Sahang Lah Mirah memiliki gerakan yang sangat cepat. Para penari terkadang
memakai instrumen petani sebagai alat musiknya, contohnya bakul. Ada juga tangga kecil
yang digunakan penari untuk naik di atasnya.

5. Tari Sekapur Sirih

Sekapur Sirih memiliki fungsi yang hampir sama dengan Tari Sepen yaitu sebagai
penyambutan. Namun ada perbedaan dalam gerakan dengan Tari Sepen ketika menyambut
tamu. Dalam tarian ini ada gerakan bebas yang membuat para penari berinteraksi dengan
tamu.

6. Tari Kedidi Bangka

Gerak tarian Kedidi Bangka dinamis dan sangat lucu. Maka tak heran jika tarian ini disebut
sebagai obat pelipur lara. Inspirasi untuk gerakan tarian ini adalah tingkah laku burung kedidi
berbulu putih yang memiliki paruh seperti bebek dan berekor lucu.

7. Tari Gi Ke Aik
Sanggar Seni Sepintu Sedulang menciptakan tarian yang bernama Tari Gi Ke Aik yang
merupakan salah satu tarian adat Bangka Belitung. Tarian bercerita tentang aktivitas
penduduk Bangka Belitung di pagi hari terutama penduduk wanita.

Makanan Khas Bangka Belitung


1. Lempah Kuning

Mengingat Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan, tentunya mereka mempunyai


sajian khas dari hasil laut. Salah satunya adalah lempah kuning, bahan dasar dari makanan
khas ini yakni ikan, kunyit, lengkuas, terasi, cabai, dan lain-lain. Jenis ikan yang digunakan
adalah kakap merah atau ikan tenggiri.

2. Bakmi Bangka

Di Bangka, kuliner ini dikenal dengan sebutan mien dan termasuk jenis makanan khek. Mie
Bangka atau Bakmi Bangka biasanya disajikan dengan potongan ayam kecap atau daging
babi, bakso ikan, seafood, tahu kok, pangsit, tauge, dan sayur caisim. Untuk menambah
kelezatan, biasanya ditambahkan saus cabai pedas khas Pulau Bangka.

3. Lakse
Lakse terbuat dari campuran tepung sagu dan tepung beras. Biasanya makanan ini disajikan
dengan kuah ikan dicampur santan kuning yang membuatnya terasa lebih gurih.

4. Martabak Bangka

Di Pulau Bangka, martabak Bangka disebut Hok Lo Pan yang berarti Kue Orang Hok Lo.
Kuliner ini pertama kali diciptakan oleh orang-orang Hakka (Khek) Bangka.

Terdapat beberapa perbedaan antara martabak Bangka dengan martabak dari daerah lain.
Martabak Bangka terkenal dengan adonannya yang tebal, lebih keras, gurih, dan warnanya
coklat tua. Martabak Bangka juga mempunyai tekstur luar yang lebih berpori dan berserat.

Upacara Adat Bangka Belitung


1. Upacara Nganggung

Tradisi yang masih melekat dalam tanah Bangka adalah Nganggung, yaitu sebuah kegiatan
membawa dulang atau tempat menyusun makanan ke masjid atau langgar yang
mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, saling membantu antarnegara dalam suatu desa
atau kampung.

Nganggung sering disebut juga Sepintu Sedulang karena setiap rumah membawa satu dulang
yaitu wadah kuningan maupun seng yang digunakan untuk mengisi makanan dan kemudian
ditutup dengan penutup dulang, yaitu Tudung Saji.
Masyarakat Bangka Belitung biasanya duduk bersama-sama makan bedulang. Mereka
menyantap makanan sambil saling berbincang. Nganggung Dulang disebut sebagai tradisi
budaya masyarakat kepulauan Bangka Belitung. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali
silaturahmi sesama warga, supaya tercipta kerukunan dan kedamaian.

2. Upacara Adat Rebo Kasan

Rebo Kasan adalah upacara tradisional yang diadakan sebagai ritual tolak bala yang
dilaksanakan setiap bulan Shafar berdasarkan penanggalan Hijriah di setiap hari Rabu
terakhir oleh masyarakat di Kabupaten Bangka yang akulturasi dari nilai-nilai religius, mitos
dan legenda nenek moyang.

Upacara Rebo Kasan merupakan ritual Tolak Bala (musibah) sekaligus harapan para nelayan
agar hasil tangkapannya melimpah. Keunikan upacara ini adalah peserta ritualnya semuanya
menggunakan jubah putih, kecuali tokoh agama (Islam) yang menggunakan jubah putih dan
sorban, serta aparat pemerintah yang menggunakan seragam dinas.

Ritual ini dilaksanakan di Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.

3. Upacara Adat Mandi Balimau

Upacara Adat Mandi Balimau merupakan upacara adat yang dilakukan untuk menyambut
bulan suci ramadhan dan dilaksanakan sehari sebelum datangnya bulan ramadhan. Mandi
Balimau bertujuan untuk mensucikan diri baik lahir dan batin. Kebanyakan orang kegiatan
Balimau ini merupakan ritual wajib yang harus dilakukan.
Adapun pelaksanaan Mandi Balimau yang sudah diatur oleh adat. Namun seiring dengan
perkembangan yang modernisasi nilai-nilai yang terkandung dalam upacara Balimau ini
berubah, sehingga upacara Mandi Balimau ini memiliki pandangan yang negatif di kalangan
masyarakat. Namun sebagian besar masyarakat Kampar masih percaya dengan Upacara
Balimau ini sehingga mereka masih melestarikan budaya ini hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai