Anda di halaman 1dari 18

TRADISI GAWAI DAYAK

Dosen Pengampu : Dr. Usman Radiana, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Oktaviani Elvina F1121221015
Tresia Afila F1121221018
Maya Paschalia F1121221019
Lidia Natalia Kemba F1121221028
Lucy Filipini Hayen F1121221029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
T.A. 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tradisi
Gawai Dayak” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum Berbasis Muatan Lokal. Makalah ini juga
bertujuan menambah wawasan pembaca tentang tradisi berserta sejarah dari gawai dayak.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Usman Radiana,
M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kurikulum Berbasis Muatan Lokal yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan
program studi yang kami tekuni.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini, masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun akan senantiasa kami harapkan. Kami berharap semoga
makalah ini dapat berguna bagi kami sebagai penulis khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.

Pontianak, 11 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengertian Gawai Dayak.....................................................................................3
B. pertama kali atau Asal Mula di Adakannya Gawai Dayak.................................4
C. Pelaksanaannya Gawai Dayak............................................................................4
D. Pencetus Pertama Gawai Dayak.........................................................................5
E. Alasan Gawai Dayak di Adakan.........................................................................5
F. Proses Gawai Dayak Berlangsung......................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tradisi Gawai Dayak adalah bagian tak terpisahkan dari kekayaan
budaya Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan. Sebagai salah satu
perayaan adat terpenting suku Dayak, Gawai Dayak memainkan peran yang
signifikan dalam mempertahankan identitas budaya, memperkokoh jalinan
sosial, serta menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.
Perayaan Gawai Dayak menandai momen penting dalam siklus
kehidupan masyarakat Dayak. Mulai dari persiapan panen hingga perayaan
hasil panen yang melimpah, tradisi ini mengakar kuat dalam kehidupan
agraris dan kepercayaan spiritual suku Dayak. Di balik setiap upacara adat
dan ritual yang dilakukan, terdapat nilai-nilai kearifan lokal yang turun-
temurun dipelihara oleh masyarakat Dayak.
Oleh karena itu, penelitian dan pemahaman yang mendalam tentang
tradisi Gawai Dayak menjadi sangat penting. Melalui makalah ini, akan
dilakukan eksplorasi yang komprehensif tentang aspek-aspek beragam
tradisi Gawai Dayak, termasuk sejarah, makna simbolis, upacara adat, dan
peran dalam kehidupan masyarakat,
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari gawai Dayak itu sendiri?
2. Dimana pertama kali atau asal mula di adakan nya gawai Dayak?
3. Kapan di laksanakan nya gawai Dayak?
4. Siapa pencetus pertama gawai Dayak?
5. Mengapa Dayak itu di adakan?
6. Bagaimana proses gawai Dayak berlangsung?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari gawai Dayak itu sendiri.

1
2. Untuk mengetahui dimana pertama kali atau asal mula di adakan nya
gawai Dayak.
3. Untuk mengetahui kapan di laksanakan nya gawai Dayak.
4. Untuk mengetahui siapa pencetus pertama gawai Dayak.
5. Untuk mengetahui mengapa Dayak itu di adakan.
6. Untuk mengetahui bagaimana proses gawai Dayak berlangsung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gawai Dayak


Gawai Dayak merupakan wujud syukur kepada Tuhan atas kelimpahan hasil
pertanian dan meminta kelimpahan ditahun selanjutnya, hal ini di ungkapkan juga oleh
Aswin dalam Akcaya 1994:3, ‘merupakan ungkapan rasa syukur atas keamanan,
kesehatan, dan hasil panen yang melimpah, selain itu berusaha mencari terobosan baru
sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian pangan’. Ungkapan rasa syukur atas
keamanan, kesehatan, dan hasil panen yang melimpah menandakan kesyukuran dan rasa
terima kas yang dirasakan dalam melihat bahwa lingkungan pertanian dan masyarakat
terjaga dengan baik. Keamanan dan kesehatan akan memberikan kepastian dan
perlindungan bagi para petani, serta hasil panen yang melimpah akan menjadi indikator
kesuksesan dalam usaha pertanian mereka. Ungkapan ini mencerminkan keberhasilan dan
kebahagiaan atas hasil kerja keras dan usaha yang telah dilakukan dalam menjaga dan
mengelola pertanian.
Gawai Dayak menurut Julipin (1997: 69) merupakan kegiatan ritual yang
diselenggarakan setahun sekali oleh masyarakat Dayak Kanayatn. Dango dalam bahasa
Dayak berarti dangau atau pondok untuk berteduh yang biasanya dibuat diladang atau
sawah. Dango juga merupakan lumbung tempat penyimpanan padi yang biasanya
dibangun sekitar tempat tinggal dilingkungan perkampungan. Dikatakan dango padi
(rumah padi), karena menurut kepercayaan masyarakat Dayak Kanayatn, padi memiliki
semangat yang hidup (the living spirit), dan mereka tinggal di dango, seperti halnya
manusia. Setiap masyarakat dan penduduk desa menyajikan hidangan khas suku Dayak
dan minum-minuman daerah sebagai pesta yang akan di hidangkan pada tamu dan sanak
saudara yang merupakan hal yang sangat penting dalam menjalin tali silahturahmi dan
kekerabatan serta rasa kekeluargaan.
Menurut Bahari, dkk. (1999: 243) makna upacara Naik Dango antara lain, adalah;
a) Mensyukuri karunia Jubata, b) Mohon restu kepada Jubata untuk menggunakan padi
yang telah disimpan di dangao padi, c) Pertanda penutupan tahun berladang,
d)Mempererat hubungan persaudaraan/solidaritas. Gawai Dayak menyumbangkan nilai-
nilai penting dalam kehidupan sosial masyarakat Suku Dayak terutama bagi generasi
muda. Gawai memberikan kontribusi dalam menumbuhkan nilai-nilai solidaritas antar
sesama.

3
3
B. Pertama kali atau asal mula di adakan nya Gawai Dayak

Perjalanan sejarahnya, Gawai Dayak memang bukanlah peristiwa budaya yang


murni tradisional, hal ini bisa dilihat dari tempat pelaksanaan maupun isinya. Istilah
Gawai Dayak sendiri sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari kegiatan
penyelenggaraan kesenian Dayak yang pertama kali dilakukan pada tahun 1986 oleh
Seketariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda). Berkembangnya kegiatan Gawai
Dayak memang erat hubungannya dengan semangat untuk mengungkapkan rasa syukur
kepada Jubata (Tuhan) yang telah memberikan limpahan rezeki melalui panen padi yang
melimpah. Upacara memperingati panen raya ini diperingati oleh suku Dayak dengan
nama yang berbeda-beda. Orang Dayak Hulu misalnya menyebut ritual ini dengan nama
“Gawai”, di Kabupaten Sambas dan Bengkayang disebut dengan nama “Maka Dio”,
orang Dayak Kayaan di kampung Mendalam Kapuas Hulu menyebutnya dengan istilah
“Dange”.
Gawai Dayak dalam sejarahnya merupakan kegiatan yang sudah berlangsung
sejak lama yang dijalankan secara turun temurun oleh nenek moyang suku Dayak, dan
hingga saat ini tradisi ini diwariskan kepada generasi suku Dayak Kalimantan. Awalnya
acara ini dilaksanakan sebagai bentuk ucapan rasa syukur masyarakat Dayak pada roh
nenek moyang mereka yang telah memberikan berkat melimpah pada hasil pertanian
orang-orang Dayak. Hasil panen padi yang melimpah dalam pandangan suku Dayak tidak
lepas dari peran serta para leluhur yang telah memberkati tanah hutan untuk berladang
(Kuma). Pada tahapan selanjutnya, Gawai Dayak berkembang tidak lagi semata-mata
sebagai wadah bagi masyarakat Suku Dayak dalam mensyukuri anugrah tuhan yang
melimpah dalam hal pertanian, namun lebih dari itu semua Gawai Dayak dimaknai
sebagai salah satu identitas dan jati diri suku Dayak dalam mempertahankan eksistensinya
di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin modern.
C. Pelaksanakannya gawai Dayak
Tradisi Gawai Dayak adalah perayaan budaya yang penting bagi suku Dayak di
Kalimantan, Indonesia. Acara ini diadakan pada berbagai waktu dalam setahun,
tergantung pada kebiasaan lokal dan faktor-faktor alam di sekitarnya. Meskipun tidak ada
tanggal pasti yang ditetapkan untuk pelaksanaannya, Gawai Dayak sering kali diadakan
pada bulan Mei atau Juni, setelah musim panen padi. Namun, beberapa komunitas Dayak
mungkin memilih tanggal yang berbeda berdasarkan kalender adat mereka sendiri atau
pertimbangan lainnya.

4
Pemilihan waktu pelaksanaan Gawai Dayak juga dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti cuaca dan musim. Biasanya, tradisi ini diadakan pada musim kemarau,
ketika

4
cuaca cenderung lebih stabil dan kondusif untuk perayaan besar-besaran. Musim kemarau
juga sering kali menandai waktu panen yang melimpah, yang menjadi momen penting
dalam tradisi Gawai Dayak.
Meskipun tanggal pelaksanaan Gawai Dayak bisa bervariasi, makna dan tujuan
dari tradisi ini tetap konsisten. Gawai Dayak diadakan sebagai ungkapan rasa syukur atas
hasil panen yang melimpah, penghormatan terhadap leluhur dan roh-roh alam, serta
sebagai ajang untuk mempererat hubungan sosial dan memperkokoh solidaritas dalam
komunitas Dayak.
D. Pencetus pertama gawai Dayak
Gawai Dayak bukanlah peristiwa budaya yang murni tradisional, baik dilihat dari
tempat pelaksanaan maupun isinya. Gawai Dayak merupakan perkembangan lebih lanjut
dari acara pergelaran kesenian Dayak yang diselenggarakan pertama kalinya oleh
Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) pada tahun 1986. Perkembangan
tersebut kuat dipengaruhi oleh semangat upacara syukuran kepada Jubata yang
dilaksanakan masyarakat Dayak Kalbar setiap tahun setelah masa panen. Upacara adat
syukuran sehabis panen ini dilaksanakan oleh masyarakat Dayak dengan nama berbeda-
beda. Orang Dayak Hulu menyebutnya dengan Gawai, di Kabupaten Sambas dan
Bengkayang disebut Maka‘ Dio, sedangkan orang Dayak Kayaan, di Kampung
Mendalam, Kabupaten Putus Sibau menyebutnya dengan Dange.
E. Alasan Gawai Dayak di Adakan
Gawai Dayak di Kalimantan Barat diadakan dikarenakan ada beberapa alasan,
yaitu untuk mengenalkan serta mengembangkan budaya Dayak yang kaya. Perayaan
Gawai Dayak merupakan suatau tradisi yang diadakan oleh Masyarakat Dayak di
Kalimantan Barat, Gawai didalam tradisi Dayak dapat disebut sebagai pembacaan mantra
yang di tampilkan dalam bentuk Budaya tradisional. Upacara yang dilakukan tentu
merupakan bentuk wujud dari rasa Syukur Masyarakat Dayak kepada Jubata ( Tuhan )
karena telah mendapatkan hasil panen yang bagus dalam satu tahun, didalam acara
Syukur itu pula terdapat berbagai penampilan seni yang ditampilkan.
Gawai Dayak dilaksanakan di berbagai daerah yang ada di Kalimantan Barat,
pada prinsipnya acara Gawai Dayak berusaha untuk menggali, mengembangkan sekaligus
melestarikan budaya, tradisi dan adat istiadat yang ada di Kalimantan Barat ini, karena
dengan adanya acara Gawai Dayak ini juga dapat mengenalkan lebih luas berbagai
budaya dan tradisi suku Dayak di Kalimantan Barat kepada orang banya/luar Kalimantan
Barat, baik di dalam maupun luar negeri. Gawai Dayak juga dapat sebagai salah satu

5
wadah

5
berkumpul dan melakukan kegiatan Bersama sebagai masyarkat yang satu suku dan satu
budaya yang sama. Maka dari itu, dengan adanya Gawai Dayak ini diadakan disetiap satu
tahun sekali ini kebudayaan, adat, seni, serta keluhuran suku Dayak dapat membentuk
nilai solidaritas, Dimana dalam pelaksanaan serta persiapan Gawai memerlukan dan
menerapkan sikap saling tolong menolong, bahu-membahu sehingga dapat terbentuk dan
memperkuat nilai solidaritas. Masyarakat Dayak sangat menghormati nilai-nilai leluhur
nenek moyang, karenanya acara Gawai Dayak sangat berpengaruh didalam Masyarakat
sekaligus menjadi bagi Masyarakat sekitar untuk menata kehidupan Bersama.
F. Proses Gawai Dayak Berlangsung
Gawai Dayak sering disebut juga dengan acara Naik Dango. Proses Gawai Dayak
berlangsung dalam 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan upacara Gawai
Dayak, dan penutup.
a. Tahap Persiapan.
Sehari sebelum dilaksanakannya Gawai Dayak, setiap anggota keluarga akan terebih
dahulu mempersiapkan persiapan yang disebut “batutuk” yang artinya menumbuk
padi menggunakan alat yaitu lesung yang dilakukan oleh ibu-ibu ataupun anak remaja
untuk menyiapkan upacara Gawai Dayak. Tujuan dari kegiatan batutuk ini juga
bertujuan untuk meminta izin kepada Tuhan dan kepada nenek moyang agar
mendapat restu untuk acara Gawai Dayak berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan Upacara Gawai Dayak.
Upacara matik yang artinya memberitahukan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa
Masyarakat akan melaksanakan kegiatan Syukur. Dilanjutkan dengan upacara
Nyangahatn yang merupakan kegiatan inti didalam upacara Gawai Dayak, doa-doa
yang diucapkan sebagai bentuk mantra-mantra yang isinya untuk memanggil roh
leluhur dan memanggil semangat padi yang belayar agar dapat berkumpul dalam
lubung padi.
c. Penutup.
Didalam kegiatan Nyangahatn ini memiliki 3 bagian terpenting sekaligus menjadi
bagian penutup dalam kegiatan yang terjadi dalam upacara ritual, yaitu pertama
Pertobatan, pengakuan, pengampunan. Kedua Komunikasi langsung/tidak langsung
kepada sang pencipta. Ada 3 aspek yang terpenting yaitu :
1. Aspek kehidupan Masyarakat agraris.
Masyarakat suku Dayak pada umumnya dari bidang pertanian, sehingga sulit
untuk melepas diri dari cara hidup yang diwariskan oleh leluhur.

6
2. Aspek religious.
Sesuai dengan tujuannya yaitu sebagai ucapan rasa Syukur kepada sang pencipta,
maka upacara Gawai Dayak merupakan inti dalam kepercayaan tradisi suku daya.
3. Aspek Kekeluargaan., solidaritas, dan persatuan.
Diselenggarakannya Gawai Dayak yang di laksanakan serentak dalam wilayah
kesatuan hukum adat tertentu ( binua ) memungkinkan untuk saling mengunjungi
antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Dengan itu hubungan keluarga
dapat terbina secara berkelanjutan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Gawai Dayak adalah sebuah tradisi budaya yang kaya dan penting bagi suku
Dayak di Kalimantan, Indonesia. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan atas hasil panen yang melimpah, keselamatan, dan kesehatan, serta sebagai bentuk
penghormatan kepada leluhur dan roh-roh alam.

Asal mula Gawai Dayak dapat ditelusuri dari perkembangan lebih lanjut dari
acara pergelaran kesenian Dayak yang pertama kali diadakan oleh Sekretariat Bersama
Kesenian Dayak pada tahun 1986. Awalnya, Gawai Dayak dilaksanakan sebagai bentuk
ucapan rasa syukur masyarakat Dayak atas hasil panen yang melimpah, namun seiring
berjalannya waktu, tradisi ini berkembang menjadi salah satu identitas dan jati diri suku
Dayak dalam mempertahankan eksistensinya di tengah perkembangan zaman yang
semakin modern.

Pelaksanaan Gawai Dayak dilakukan pada berbagai waktu dalam setahun,


tergantung pada kebiasaan lokal dan faktor-faktor alam di sekitarnya. Meskipun tanggal
pelaksanaannya bervariasi, makna dan tujuan dari tradisi ini tetap konsisten, yaitu sebagai
ungkapan syukur, penghormatan, dan mempererat hubungan sosial dalam komunitas
Dayak.

Proses Gawai Dayak berlangsung dalam tiga tahap utama, yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan upacara, dan penutup. Setiap tahapan memiliki peran penting dalam
memastikan kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tradisi ini. Dalam prosesnya,
Gawai Dayak juga mengandung nilai-nilai kehidupan masyarakat agraris, aspek religius,
dan kekeluargaan yang menjadikan tradisi ini sebagai wujud nyata dari kearifan lokal dan
kekayaan budaya suku Dayak.

8
Dengan demikian, Gawai Dayak tidak hanya sekadar perayaan budaya, melainkan
juga merupakan simbol kekuatan, kebersamaan, dan keberagaman budaya Indonesia.
Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang tradisi ini, diharapkan dapat terus

8
dilestarikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia.

9
9
DAFTAR PUSTAKA

Andasputra, Julipin. (1997). Mencermati Dayak Kanayatn. Pontianak: Institute of


Dayakology Research and Development.
Bahri, S. (2015). Gawai Dayak sebagai Sumber Sejarah Lokal Tradisi Masyarakat Indonesia
Sebelum Mengenal Tulisan. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 12(2).
Hatta S. (2016). Kontribusi Gawai Dayak Dalam Menumbuhkan Solidaritas Generassi Muda
Desa Sekendal. Pontianak, Kalimantan Barat.
Lontaan, J. U. (1975). Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Jakarta:
BUMIRESTU.
Paulus, dkk. (2010), . 'Kebudayaan Dayak dan Transformasi', Pontianak: Institut Dayakologi.
Riwut, T. (2007). Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan. Jogjakarta: Galang Press.
Bagian Layout.
Sinju, Bahari, Herkulanus dkk. 1996. Tradisi Perladangan Dayak Kanayathn Binua Kaca
'Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Pontianak: Institue
Dayakology Research And Development.

10

Anda mungkin juga menyukai