Anda di halaman 1dari 12

1 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 2
A.

LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................2

B.

RUMUSAN MASALAH.....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A.

BERSIH DESA............................................................................... 3

B.

PELAKSANAAN BERSIH DESA..........................................................5

C.

MAKNA BERSIH DESA....................................................................8

BAB III PENUTUP................................................................................ 10


DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 11

2 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.

L ATAR B ELAKANG M ASALA H


Sebagian orang Jawa, khususnya Jawa Tengah bagian selatan, yaitu Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sekitarnya sampai sekarang masih melaksanakan adat kebiasaan yang
dinamakan

Bersih

Desa.

Ada

pula

yang

menamakan

Mejemukan.

Tradisi Bersih Desa ini dilaksanakan satu kali dalam setahun, yaitu pada waktu
penduduk tani selesai melaksanakan panen padi raya secara serentak. Bersih Desa atau
Mejemukan oleh para penduduk tani dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa terima
kasih kepada Dewi Sri (Dewi Padi) sebagai penjaga keamanan para tani, sehingga
mereka berhasil panen padi yang telah ditanamnya, disamping itu sebagai ungkapan
rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengabulkan panen hasil
tanaman padi tersebut.
B.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, kami rumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan bersih desa ?
2. Bagaimanakah cara pelaksanaan tradisi bersih desa ?
3. Apakah makna yang terkandung dalam tradisi bersih desa?

3 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

BAB II
PEMBAHASAN
A. B ERSIH

DESA

Bersih Desa merupakan acara slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan
sesaji kepada danyang desa. Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk
menyumbangkan makanan. Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk
membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu. Maka sesaji diberikan
kepada danyang, karena danyang dipercaya sebagai penjaga sebuah desa. Dengan
demikian, upacara bersih desa diadakan di makam danyang. Di desa yang mempunyai
pengaruh Islam yang kuat, upacara bersih desa diadakan dilaksanakan di Masjid dan
isinyapun doa-doa dalam ajaran Islam. Sementara, di beberapa desa yang tidak
memiliki makam danyang, upacara bersih desa diadakan di rumah kepala desa atau
tetua desa. Bersih desa juga dimaknai sebagai ungkapan syukur atas panen padi,

4 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

sehingga

upacaranya

dilakukan

setelah

panen

padi

berakhir.

Dahulu pada masa Hindu ritual bersih desa disebut sesaji bumi/ laut. Pada masa Islam,
terutama masa Wali songo (500 tahun yang lalu) ritual budaya sesaji bumi tidak
dihilangkan, namun digunakan sebagai sarana untuk mensyiarkan ajaran Allah yaitu
ajaran tentang Iman dan Takwa atau didalam bahasa jawa diistilahkan eling lan
waspodo yang artinya tidak mempersekutukan Allah dan selalu tunduk dan patuh
mengerjakan perintah dan menjauhi larangan AIIah. Untuk mensyiarkan dan
melestarikan ajaran Iman dan Takwa, maka para Wali menumpang ritual budaya sesaji
bumi/laut yang dulunya untuk alam diubah namanya menjadi Bersih Desa/Sedekah
Bumi yang diberikan kepada manusia khususnya anak yatim dan fakir miskin tanpa
membedakan

suku,

agama,

ras,

atau

golongan.

Sebelum agama islam masuk ke tanah air, sebagian penduduk berpegang pada

5 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

kepercayaan lama, yang dalam istilah ilmu agama (science of religion) disebut
animisme, dinamisme, fetisisme, dan politheisme. Sebagian yang lain memeluk agama
hindu dan budha. Mereka mempercayai adanya kekuatan supernatural yang mengusai
alam semesta, berupa dewa-dewa di antaranya ada dewa yang mengusai lautan
(varuna), dan menguasai bumi (pertiwi). Sebagai ungkapan rasa syukur dan pemujaan
kepada dewa-dewa tersebut, mereka mengadakan upacara-upacara (ritual), dengan
membaca mantra-mantra dan mempersembahkan sesaji. Tujuannya agar para dewa
memelihara keselamatan penduduk, menjauhkan mereka dari malapetaka, dan
melimpahkan kesejahteraan, berupa meningkatnya jumlah ikan di laut dan hasil
pertanian di darat.Kedatangan agama Islam ke Nusantara dibawa oleh para Ulama
yang dalam menyiarkan agamanya menggunakan metode persuasif. Mereka tidak
secara drastis mengadakan perubahan terhadap kepercayaan dan adat istiadat lama,
melainkan sampai batas-batas tertentu, memberikan toleransi, membiarkannya tetap
berlangsung dengan mengadakan modifikasi-modifikasi seperti mengganti mantramantra dalam upacara semacam ini dengan doa-doa menurut ajaran Islam.
Dalam puncak acara ritual sedekah bumi di akhiri dengan melantunkan doa bersamasama oleh masyarakat setempat yang umumnya dipimpin oleh tetua adat atau sesepuh
kampung yang sudah terbiasa memimpin jalannya ritual tersebut. Yang menarik dalam
lantunan doa tersebut adalah kolaborasi antara lantunan kalimat-kalimat Jawa dan
yang dipadukan dengan khazanah-khazanah doa yang bernuansa Islami.
Ritual sedekah bumi yang sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat jawa ini
merupakan salah satu jalan dan sebagai simbol penghormatan manusia terhadap tanah
yang menjadi sumber kehidupan. Selain itu, Sedekah bumi dalam tradisi masyarakat
jawa juga merupakan salah satu bentuk untuk mencurahkan rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas nikmat dan berkah yang telah diberikan-Nya.

B.

P ELAKSANAAN B ERSIH D ESA


Bersih desa biasanya diadakan pada bulan Maulud, yaitu bulan ke-3 Kalender Jawa.
Untuk tanggal, setiap desa berbeda pelaksanaannya. Dalam upacara bersih desa ada
sedekah bumi yang biasanya berupa nasi tumpeng dan lauk pauk yang dibuat oleh

6 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

warga desa. Seluruh makanan yang ada dalam upacara bersih desa merupakan hasil
sumbangan keluarga-keluarga di desa. Upacara bersih desa wajib diikuti oleh orang
yang sudah dewasa.
Dalam acara adat Bersih Desa para tani mengadakan beberapa kegiatan:
1. Menyimpan Padi atau Hasil Bumi Lain.
Hasil bumi akan disimpan secara rapi ke dalam suatu tempat yang aman, yang
dinamakan lumbung padi. Lumbung tersebut selain diisi padi hasil panen, juga
beberapa perlengkapan sesaji yang ditaruh di atas tumpukan padi di daam
lumbung tersebut. Alat perlengkapan sesaji tersebut antara lain;
a) Air putih dalam kendi yang terbuat dari tanah
Ini mempunyai maksud selain untuk memberikan minuman kepada Dewi
Sri pada suatu saat jika berkunjung, juga berarti membersihkan/keweningan
agar seseorang berbuat bersih.
b) Daun keluwih
Hal ini mengandung maksud biar petani tersebut setiap panen padi diberi
kelebihan (luwih)
c) Daun sirih
Dimaksudkan untuk menyirih jika Dewi Sri berkunjung
d) Dupa atau kemenyan
Dupa atau kemenyanmerupakan perlengkapan sesaji. Dengan sesajian
tersebut para petani bermaksud selain untuk menghargai dan menghormati
Dewi Sri (Dewi Padi) agar menjaga keselamatan para petani terutama
dalam pelaksanaan menanam padi, merawat dan memanen padi.
2. Kegiatan pembersihan

7 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

Biasanya dilakukan dengan membersihkan kuburan, halaman, masjid, jalan-jalan


atau gang-gang yang jarang dilewati orang. Hal ini dimaksudkan agar keadaan
kampung atau desa nampak bersih. Kegiatan pembersihan ini dilakukan secara
gotongroyong/kerja bakti.
3.

Munjung dan Weweh.


Biasanya pada acara ini
warga

akan

kegiatan
dan

melakukan

masak-memasak
saling

kunjung

mengunjungi. Dalam acara ini dilaksanakan apa yang disebut Munjung


(pemberian dari yang muda ke yang tua) dan Weweh yang (diberikan oleh yang
tua kepada yang muda), atau kepada kerabat dan kenalan dekat dengan dasar
kasih sayang
4. Kenduri / Kendurenan.
Kenduri/kendurenan biasanya diadakan bersama-sama di suatu halaman masjid
atau

halaman/lapangan

yang

luas

tertentu.

Para

penduduk

membawa

perlengkapan kenduri masing-masing berupa nasi dan lauk yang ditempatkan


pada baskom atau
penampan

yang

masing-masing
mempunyai

fungsi

dan makna berbedabeda antara lain :


a) Nasi

Gurih,

sebagai persembahan kepada para leluhur

b) Ingkung, sebagai lambang manusia ketika masih bayi dan sebagai lambang
kepasrahan pada Tuhan Yang Maha Esa.

8 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

c) Jajan Pasar, sebagai lambang agar masyarakat mendapat berkah


d) Pisang Raja, sebagai lambang harapan agar mendapat kemuliaan dalam masa
kehidupan
e) Nasi Ambengan, sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang di limpahkan oleh
Tuhan Yang Maha Esa
f) Jenang, berupa jenang merah putih (lambang bapak dan ibu) dan jenang palang
(penolak marabahaya)
g) Tumpeng, berupa tumpeng lanang (lambang Yang Maha Agung) dan tumpeng
wadon (lambang penghormatan pada leluhur) yang ukurannya lebih kecil
h) Ketan dan Apem, untuk memetri pada dhanyang yang ada di wilayah desa

tersebut.
Selanjutnya diadakan doa bersama yang dipimpin oleh seorang yang disebut
Modin. Dalam acara ini diadakan pemberian nasi kepada fakir miskin dan para
peminta-minta.
5.

Mengadakan hiburan.
Ini

adalah

puncak

acara

Bersih

Desa

yang

biasanya

dilaksanakan
malam

hari,

antara

lain

mengadakan pergelaran wayang kulit, ketoprak dan uyon-uyon. Semua ini untuk
memberikan hiburan pada masyarakat agar para penduduk gembira setelah kerja
membanting tulang di sawah. Ini juga sebagai tanda telah menikmati keberhasilan
para tani dalam menggarap sawah

9 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

C.

M AKNA B ERSIH D ESA


Dengan mengamati berbagai kegiatan yang ada pada acara adat bersih desa
/majemukan tersebut kiranya kita dapat mengambil beberapa makna yang tersirat pada
kegiatan-kegiatan tersebut, antara lain:
1. Adanya rasa takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Ini dapat dilihat dengan dilaksanakannya kegiatan doa bersama dalam kenduri
yang dilakukan di halaman masjid atau lapangan secara bersama dan juga adanya
sesaji yang dimanifestasikan Dewi Sri sebagai dewa penolong terhadap
keberhasilan para petani. Yang kini mulai terjadi pergeseran dari yang dahulu
meberikan sesaji pada danyang / dewa menjadi sedekah dengan niat hanya untuk
mendapat ridho dari Allah swt.
2. Adanya rasa saling menghormati
Hal ini tercermin pada perilaku rasa penghormatan terhadap orang yang lebih tua
atau yang lebih dulu ada. Ini memberikan suatu tauladan bahwa yang muda sudah
sewajarnya memberi hormat kepada yang lebih tua,bagaimanapun orang yang
lebih tua itu sebagai panutan serta yang tua pun harus menyayangi dan
membimbing yang muda.
3. Rasa kebersamaan dan gotong royong
Adanya rasa kebersamaan persatuan, gotong-royong berarti menghilangkan
individualisme dan egoistis. Ini dapat kita lihat dalam kerja sama dalam
melaksanakan keberhasilan kenduri bersama dan gotong royong pembersihan
lingkungan desa.

10 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

4. Adanya perilaku kemanusiaan


Perilaku kemanusiaan ini bisa kita lihat dengan cara membagi sedekah/makanan
kepada fakir miskin/peminta-minta pada saat acara kenduri bersama.
5. Mengajarkan tentang kesehatan
Kebersihan dan keindahan yang bisa kita lihat adanya pelaksanaan kebersihan
kuburan, jalan-jalan sepi dan lain-lain, sehingga akan membuat keindahan serta
kesehatan baik untuk diri pribadi maupun lingkungan sekitar. Sehingga
masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang dapat menyerang lingkungan
mereka.
6. Mengajarkan tentang kehidupan yang teratur, penghematan dan pemanfaatan.
Penyimpangan hasil panen padi ke dalam lumbung dengan maksud agar para
petani tidak mengalami kekurangan, sehingga akan tercapai pengaturan ekonomi
yang baik.
7. Rasa menghargai dan melestarikan budaya warisan nenek moyang.
Bersih Desa yang merupakan warisan leluhur sebagai salah satu budaya lokal
sebagian bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat jawa pada khususnya
ini seyogyanya dipertahankan dan dilestarikan agar tidak musnah. Hal ini perlu
diketahui oleh generasi muda sebagai generasi penerus bangsa yang perlu
menjiwai nilai-nilai luhur bangsa yang berdasar Pancasila.

11 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

BAB III
PENUTUP
Jika kita lihat kenyataan dalam perkembangan zaman teknologi yang berpangkal pada kehidupan
modern, maka adat istiadat bangsa Indonesia ini akan menghadapi tantangan berupa pergeseran
nilai. Tidak mustahil pergeseran nilai dapat mendangkalkan adat istiadat leluhur, terlebih pada
generasi muda yang masih belum kuat dan belum mampu mengantisipasi kedatangan budaya asing
yang serba modern yang mendasarkan pada kemampuan teknologi dan melupakan sumber nilainilai luhur yang mengakar pada adat istiadat kebudayaan bangsa kita. Kalau pergeseran nilai
dibiarkan berlarut-larut, maka tidak mustahil adat Bersih Desa akan dilupakan dan bahkan tidak
dikenal oleh generasi muda dan akhirnya akan hilang sama sekali. Kalau hal itu terjadi sangat
disayangkan.

12 | PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1993. Aneka Ragam Khasanah
Budaya Nusantara V. Jakarta: Depdikbud
2. Depdiknas (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. p. 181.
3. Suwardi (2006). "Mistisime dalam Seni Spiritual Bersih Desa di Kalangan Penghayat
Kepercayaan". Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anda mungkin juga menyukai