Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sedekah Bumi adalah ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rizkinya melalui bumi, hal ini biasanya sering dilakukan oleh masyarakat
petani. Sedekah bumi ini biasanya dirayakan dalam bentuk pesta. Sedekah Bumi memiliki
latar belakang budaya yang berkarakter agraris. Zaman dahulu tokoh Dewi Sri hadir di
tengah masyarakat petani sebagai sumber inspirasi dan dipercaya sebagai pelindung bagai
kesuburan tanah dan padi. Upacara yang menekankan arti penting kehadiran sosok Dewi
Sri dilakukan ketika memulai musim panen dan menjelang penanaman bibit padi.

Sedekah bumi dilaksanakan berkaitan untuk memberi persembahan kepada arwah


leluhur atau penguasa jagat yang mbahu rekso. Tradisi sedekah bumi telah ada sebelum
Islam berkembang di pulau Jawa seiring kebudayaan Hindu-Budha. Sedekah bumi dalam
pandangan sebagian masyarakat muslim merupakan aktifitas yang mendekati kepada
perbuatan syirik sehingga perlu dihilangkan atau diubah dengan pola yang lebih Islami.
Akan tetapi sedekah bumi merupakan tradisi yang telah lama mengakar sehingga
merupakan hal yang sulit untuk menghilangkannya. Aktifitas sedekah bumi menarik
untuk ditelaah karena didalamnya terdapat akulturasi budaya. Upacara sedeakah bumi
biasanya didasarkan pada keyakinan atau dorongan naluri yang kuat atau adanya perasaan
kuatir akan hal-hal yang tidak diinginkan (malapetaka), tetapi kadang-kadang juga hanya
merupakan suatu kebiasaan rutin saja yang dijalankan sesuai dengan keagamaan atau
tradisi yang berlaku.

Bagi kalangan petani di desa ritual tersebut seolah menjadi kewajiban untuk
dilaksanakan, dengan harapan agar tanaman yang hendak ditanam, terutama padi dapat
menghasilkan padi yang berlimpah dan subur. Hal ini tidak terlepas dari kepercayaan dari
nenek moyang.
1.2 Tujuan
Dalam makalah ini, kami sebagai penulis mempunyai suatu tujuan, adapun tujuan
tersebut adalah :
1). Mengetahui Pengertian Sedekah Bumi
2). Mengetahui Pengaruh Sedekah Bumi
3). Mengetahui Tujuannya
4). Syarat Dilakukannya Sedekah Bumi
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sedekah Bumi

Sedekah bumi atau kabumi pada mulanya merupakan salah kegiatan upacara
tradisional yang banyak dilakukan oleh masyarakat agraris di desa-desa. Sebagai perwujudan
rasa syukur mereka kepada sang Pencipta atas hasil pertanian melimpah. Upacara tradisional
ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali, pada bulan april (Dzul Qadah) bertepatan pada hari
ahad kliwon.

Disisi lain sedekah bumi juga dapat dijadikan tolak ukur sejauh mana para masyarakat
mengamalkan ajaran-ajaran agamanya (Agama Islam). Hal ini dapat dilihat dari pembacaan
kalimat thayyibah yang banyak dipetik dari ayat-ayat suci Al-Quran.

2.2 Tujuan dari Sedekah Bumi

Ritual sedekah bumi merupakan bagian dari budaya yang berusia ratusan tahun. Nilai-
nilai budaya dan kearifan tradisional ini terbukti merupakan benteng yang mampu menjaga
prilaku manusia untuk hidup selaras dan dengan alam dan lingkungannya. Pada sisi lain
dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus informasi yang
mengglobal telah menyebabkan ke kegagapan sosial. Hal ini menyebabkan kecenderungan
tergesernya budaya daerah oleh budaya asing yang sering tidak sesuai dengan jiwa dan nilai
budaya serta norma ketimuran. Adanya ruwatan atau Sedekah Bumi ini akan menjadi filter
dari budaya asing tersebut untuk melestarikan budaya. Ritual ini juga penting untuk menjaga
agar generasi penerus bangsa ini dapat mempelajari dan melaksanakan budaya agung ini
dengan dengan tidak lepas dari rel budaya lokal atau daerahnya, namun tetap mampu
memadukannya dengan perkembangan zaman.

Tujuan tradisi Sedekah Bumi adalah memberikan persembahan dan penghormatan


yang berupa sesaji hasil bumi yang ditunjukkan kepada sang maha pencipta yang telah
menjaga bumi pertiwi yang ditempati dalam keadaan aman, tenteram, sejahtera dan jauh dari
segala macam persoalan-persoalan dan masalah. Serta diadakan karena ingin mengucapkan
rasa syukur atas rizki yang telah diberikan.

Warga masyarakat agraris diharapkan memiliki keteraturan dalam bercocok tanam


dan agar meningkatkan keseimbangan lingkungan dengan kehidupan manusia, terutama
dalam stabilitas pangan, selain itu masyarakat mengharapkan keberlangsungan keteraturan
sosial, dan supaya integrasi sosial, kolektivitas dan hirarki di masyarakat menjadi kuat dan
terpelihara.

2.3 Syarat Sedekah Bumi

Pembuatan nasi tumpeng dan ayam panggang, merupakan salah satu syarat yang
harus dilaksanakan pada saat Sedekah Bumi tersebut. Sedangkan minuman, buah-buahan dan
lauk-pauk lainnya hanyalah sebagai tambahan dan diakhir acara para petani biasanya
menyiapkan nasi beserta kepala dan ceker ayam, ketiganya dibungkus dan diletakkan di
sudut-sudut petak sawah. Masing-masing sebagai simbol rasa syukur.

Puncak ritual Sedekah Bumi diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh ketua adat,
lantunan doa tersebut merupakan kolaborasi antara kalimat-kalimat jawa dan lafal-lafal doa
yang bernuansa Islami, juga merupakan simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang
menjadi sumber kehidupan. Menurut anggapan masyarakat Jawa, dengan menggelar ritual
Sedekah Bumi, tanah tidak akan marah seperti terjadinya gempa bumi, longsor maupun
banjir. Adapun makna essensial yang terkandung dalam ritual ini manusia sebagai khalifah
di bumi sepatutnya merenung kembali apa yang telah dilakukan untuk melestarikan bumi,
memperhatikan, memperdulikan bumi dan tidak merusaknya sedikitpun, niscaya alam juga
akan bersahabat dengan manusia.

2.4 Manfaat Sedekah Bumi

Dari sisi atraksi budaya, Upacara Sedekah Bumi cukup menarik karena melibatkan
seluruh masyarakat yang merasa memiliki tradisi tersebut. Dengan terlibatnya masyarakat
secara merata membuat tradisi ini mampu terpelihara dari waktu ke waktu dengan berbagai
nuansa-nuansa baru dengan tetap mempertahankan persyaratan upacara yang dianggap harus
ada, baik dari segi peralatan maupun langkah- langkah yang harus dilalui. Upacara Sedekah
Bumi ini, disamping menarik bagi masyarakat pendukung budaya tersebut sebagai bagian
dari aktifitas budaya penyelarasan dengan alam lingkungan, juga menjadi tontonan budaya
bagi masyarakat lain yang tidak terlibat secara langsung dengan kegiatan ini. Dengan
berkumpulnya berbagai lapisan masyarakat pendukung maupun yang datang sebagai
penonton, maka tradisi ini sekaligus dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata, minimal
wisata lokal.
Munculnya aktifitas budaya ini juga dibarengi dengan aktifitas ekonomi. Setiap kali
perayaan pasti mendatangkan penjual makanan kecil maupun warung-warung souvenir dan
oleh-oleh yang menjadi makanan khas disana. Atraksi ini mampu mendatangkan bentuk
kegiatan ekonomi baru sebagai unit usaha yang mendukung kegiatan pariwisata meskipun
masih dalam lingkup kecil atau local. Namun demikian lama kelamaan dengan tersebarnya
informasi mengenai lokasi-lokasi wisata yang ada, diharapkan Upacara Sedekah Bumi ini
dapat menjadi daya tarik wisata yang bersifat nasional.

Apalagi melihat perkembangan yang ada sekarang ini berkaitan dengan hadirnya para
pengusaha asing untuk melakukan kegiatan ekonomi pada industri daerah. Biasanya para
pendatang asing tersebut juga tertarik dengan tradisi budaya yang masih terpelihara untuk
lebih mudah menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat. Langkah strategis yang ditempuh
oleh Dinas Pariwisata setempat juga dapat dijadikan indikator bahwa Upacara Sedekah Bumi
memberikan kontribusi pada daya tarik wisatawan, dengan cara memasukkannya sebagai
salah satu jadwal paket wisata yang dapat dikunjungi. Hal tersebut sekaligus menjadi salah
satu sumber pendapatan Pemerintah Kabupaten, baik berupa pajak penjualan pada warung-
warung dan pemasukan bagi masyarakat sendiri sebaagi penjual. Berkaitan dengan hal
tersebut, Pemerintah Kabupaten sendiri mempunyai kepedulian untuk melestarikan tradisi ini.
Di satu sisi sebagai salah satu sumber pemasukan daerah, sisi lainnya memang sudah menjadi
bagian sumber mata pencaharian tambaha masyarakat sekitar objek wisata tersebut dengan
menjual makanan, jasa penitipan sepeda dan transportasi.

Masyarakat secara umum merasa bahwa pelaksanaan tradisi sedekah bumi


memberikan manfaat diantaranya :

1). Sebagai sarana bersyukur pada sang pencipta karena selama satu tahun masyarakat
telah diberi rezeki hasil panen.

2). Sebagai media pembelajaran bagi setiap pemimpin desa bagaimana menempatkan
dirinya menjadi seorang pemimpin yang baik. Mampu mengayomi dan
menciptakan ketentraman dan kasejahteraan seluruh masyarakat.

3). Tradisi sedekah bumi ini merupakan sarana hiburan bagi masyarakat, berupa
wayang maupun tayub.
4). Pada saat dilakukan sedekah tersebut biasanya muncul usaha-usaha sampingan
penduduk baik dalam bentuk jasa maupun makanan kecil, sebagai cara untuk
menambah pendapatan penduduk.

5). Sebagai sarana untuk mengingat perjalan sejarah desa, baik yang berupa cerita
rakyat maupun yang sudah dapat dibuktikan kebenarannya.

2.5 Refleksi Upacara Sedekah Bumi pada saat ini

Pelaksanaan upacara sedekah bumi yang merupakan usaha masyarakat setempat


untuk menjaga keseimbangan alam, manusia menjaga hubungan dengan penguasa alam
(hablum minallah) dan menjaga hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).
Upacara religi atau agama, yang biasanya dilaksanakan oleh banyak warga masyarakat
pemeluk religi atau agama yang bersangkutan bersama-sama mempunyai fungsi sosial untuk
mengintensifkan solidaritas masyarakat.

Upacara sedekah bumi dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon. Waktu ini dipilih oleh
masyarakat karena didasarkan pada beberapa pertimbangan. Hari Jumat merupakan hari
yang baik untuk mengirimkan doa untuk para leluhur dan diharapkan sedekah bumi dengan
memanjatkan doa kepada Allah SWT agar seluruh warga desa selalu berada dalam
lindungannya dan diberi rahmat yang berupa hidup damai tenteram dan sejahtera.

Pada zaman dahulu, upacara sedekah bumi merupakan sarana pemujaan kepada nenek
moyang dan sekaligus pemujaan kepada Dewi Sri (Dewa Kesuburan menurut mitologi agama
Hindu) agar masyarakat dijaga dari hal-hal yang tidak diinginkan dan tanaman diberi
kesuburan. Kini, hakekat upacara sedekah bumi adalah usaha bersama masyarakat memohon
kepada Allah SWT agar selalu diberi keselamatan dan dijauhkan dari bencana serta selalu
diberi kesejahteraan. Oleh karena itu, sebagian masyarakat masih ada yang memiliki
kepercayaan bahwa nasi hajatan memiliki berkah

Generasi penerus perlu memiliki sikap menerima terhadap kesenian tradisional.


Siraman rohani dalam pengajian umum dalam rangka upacara sedekah bumi dipandang
sebagai sarana untuk memperdalam wawasan keagamaan. Persepsi yang salah terhadap
upacara sedekah bumi yaitu bahwa sedekah bumi merupakan tradisi agama hindu-budha yang
melakukan ritual-ritual terhadap dewa-dewa sedikit demi sedikit mulai terkikis, sehingga
diharapkan pelaksanaan upacara sedekah bumi sejalan dengan ajaran agama Islam. Usaha
masyarakat mempertahankan tradisi upacara sedekah bumi yang berasal dari tradisi pra
aksara dengan memasukkan unsur ajaran agama Islam, menunjukkan telah terjadi sinkretisme
antara tradisi pra sejarah dengan tradisi Islam. Pengajian umum, ketoprak dan wayang kulit
menunjukkan tradisi pra Islam dan tradisi Islam.

Dalam pelaksanaan upacara sedekah bumi, ada beberapa nilai-nilai yang dapat
direkomendasikan sebagai nilai-nilai yang perlu diwariskan kepada generasi penerus, yaitu

1). Sikap religius masyarakat, yang tercermin sikap masyarakat yang selalu ingat
kepada Allah SWT, sebab alam dan seluruh isinya adalah ciptaan Allah. Semakin
manusia itu dekat kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menurunkan karunia
dan rahmatnya yang dapat berupa kesejahteraan dan kedamaian.

2). Selalu ingat kepada jasa-jasa leluhur atau nenek moyang yang telah mendirikan
desa. Disamping itu ada beberapa sikap yang telah diperlihatkan oleh masyarakat
dalam melaksanakan upacara sedekah bumi, dan sikap itu harus tertanam dalam hati
para generasi muda, yaitu :

(1) Sikap gotong-royong. Dalam melaksanakan hajatan upacara sedekah bumi,


warga masyarakat saling bahu membahu, bekerja bersama-sama tanpa pamrih.

(2) Sikap hidup rukun saling tolong menolong yang tercermin dari hidup guyub
senantiasa terpelihara dalam kehidupan masyarakat .

(3) Sikap masyarakat yang senantiasa memelihara silaturrahmi sesama warga


merupakan modal untuk hidup rukun, sebab dengan memelihara tali
silaturrahim, akan tercipta hidup yang damai jauh dari rasa saling mencurigai.
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang telah kami susun, kami dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa
Sedekah Bumi bisa tetap dilaksanakan asal maksudnya adalah bersyukur terhadap Tuhan
yang telah menciptakan bumi dan juga untuk melestarikan budaya kita yang telah turun-
temurun dan dapat kita lihat pengaruh kebudayaan Hindu ternyata masih melekat pada
masyarakat Islam. Hal ini karena wujud dan kuatnya masyarakat memegang teguh hal yang
dianggap adat-istiadanya. Pada hari raya Islam selalu dibarengi dengan ucapara sesaji, begitu
pula pada waktu-waktu tertentu yang dianggap penting selalu diadakan sesaji (sesajen).
Selain itu masih banyak yang lainnya.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis dari makalah ini sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami memohon maaf bila ada kesalahan disengaja maupun tidak disengaja
saran yang kami berikan sebagai penulis makalah ini,lestarikanlah budaya yang kita miliki,
sebagai bentuk cinta dan kepedulian kita sebagai bangsa yang cinta tanah air kita Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai