The Traditional Service of the Kalbar Dayak’s Gawai as a Local Wisdom and
Establishing Solidarity Value
Naskah diterima: 16 Oktober 2022 direvisi: 1 November 2022; disetujui: 30 November 2022
Abstrak: Upacara adat gawai Dayak adalah tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi
yang dimaksudkan sebagai ucapan syukur kepada Jubata atau sang pencipta. Namun, di sisi lain
juga dengan tradisi gawai ini membentuk nilai kearifan lokal dan nilai solidaritas. Artikel ini
berfokus pada kearifan lokal yang ada di Kalimantan Barat, khususnya upacara adat Gawai suku
Dayak sebagai pembentuk nilai solidaritas. Bahasan pokok yang ingin diangkat penulis yaitu
upacara adat gawai suku Dayak menjadi kesempatan yang bagus untuk meneruskan kearifan
lokal suku Dayak, mengenalkan budaya Dayak kepada orang lain dan mengambil nilai solidaritas
dari upacara gawai Dayak. penulis dalam membuat artikel ini menggunakan metode kualitatif
yakni studi Pustaka, menganalisis, mengobservasi sekaligus mengumpulkan data dari berbagai
sumber yang ada. Tujuan dibuatnya tulisan ini yakni menggali lebih dalam tradisi yang ada di
suku Dayak, khususnya Gawai suku Dayak. Hal yang ditemukan setelah penulis mengumpulkan
dari berbagai sumber yakni suku Dayak memiliki banyak tradisi yang diwariskan oleh para leluhur,
khususnya di sini yaitu upacara adat gawai suku Dayak sebagai pembentuk nilai solidaritas.
Abstract: The traditional ceremony of the Dayak’s Gawai is a tradition passed down from
generation to generation which is intended as an greeting to Jubata or The Creator. However, on
the other hand, this gadget tradition forms the value of local wisdom and the value of solidarity.
This article focuses on local wisdom that exists in West Kalimantan, especially the Gawai
traditional ceremony of the Dayak tribe as forming the value of solidarity. The main discussion
that the author wants to raise is the traditional Dayak’s Gawai ceremony being a good opportunity
to pass on the local wisdom of the Dayak tribe, introduce Dayak culture to others and take the
value of solidarity from the Dayak’s Gawai ceremony, observing as well as collecting data from
various existing sources. The purpose of this paper is to dig deeper into the traditions that exist
in the Dayak tribe, especially the Gawai Dayak tribe. The thing that was found after the author
collected from various sources was that the Dayak tribe had many traditions handed down by
their ancestors, especially here, namely the traditional Dayak’s Gawai ceremony as a form of
solidarity value.
182
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
bentuk budaya tradisional, dan berbagai merefleksikan jati diri dari masyarakat
bentuk kerajinan yang bernuansa adatnya dan semakin mencintai identitas
tradisional. Gawai Dayak sebenarnya dirinya sebagai suku Dayak yang kaya
pertama-tama ucapan syukur kepada akan seni dan budaya, sehingga
Tuhan karena sudah mendapatkan hasil ketahanan adat semakin teguh dalam
panen selama satu tahun. Dengan acara menghadapi goncangan di zaman ini.
syukur itu pula, sekaligus menampilkan Bagi masyarakat Dayak, Gawai
berbagai kesenian yang ada diberbagai Dayak yang dilakukan merupakan
daerah di Kalimantan Barat, seperti: lagu peristiwa budaya yang strategis dalam
daerah, pakaian daerah, perlombahan arti membuka peluang untuk menggali
daerah dan yang lainnya. atau memunculkan kembali budaya-
Gawai Dayak biasanya budaya yang ada di masyarkat Dayak,
berlangsung selama tiga bulan yakni seperti contoh menghadirkan kembali
bulan April hingga Juni, karena pada budaya rumah Panjang, dan memulihkan
bulan tersebut berbagai daerah sudah kembali dimensi kemanusian yang
selesai berladang dan sudah sebelumnya telah pudar dan tercabik-
mendapatkan hasilnya. Pada saat ini di cabik, sehingga melalui tradisi ini
bebarapa daerah acara gawai Dayak muncul perasaan sederajat satu sama lain
telah diangkat menjadi acara tingkat dan keyakinan terhadap budaya sendiri.
kecamatan, kabupaten dan berpuncak di Oleh karena itu kegiatan Gawai Dayak
kota Pontianak. Acara Gawai Dayak sangat penting dan perlu harus selalu
biasanya dilaksanakan di berbagai dilestarikan dalam mempertahankan
daerah di Kalimantan Barat. Di tingkat adat budaya yang sekarang ini mulai
provinsi acara yang sama disebut terkikis oleh kemajuan zaman. Sebab di
Upacara Adat Gawai Dayak yang zaman yang serba modern ini budaya
berpusat di rumah Betang Pontianak.1 atau adat istiadat tidak terlalu
Gawai Dayak merupakan acara diperhatikan lagi. Orang-orang di zaman
yang pada prinsipnya berusaha untuk sekarang lebih memfokuskan diri pada
menggali, mengembangkan sekaligus bidang teknologi, daripada
melestarikan budaya, tradisi dan adat melestariakan budaya mereka. Sehingga
istiadat yang ada di pulau borneo bagian semakin berjalannya waktu, budaya itu
barat ini. Sebab dengan diselengarakan akan hilang oleh kemajuan zaman.
acara seperti ini, budaya dan tradisi suku Pembahasan tentang kearifan
Dayak di Kalimantan Barat akan lebih lokal tentang Gawai Dayak di
dikenal oleh banyak orang, baik itu di Kalimantan Barat telah banyak di
dalam negara maupun dari mancanegara. lakukan oleh bebrapa orang seperti
Selain itu dalam acara inilah masyarakat penelitian yang dilakukan oleh Irmalini
Dayak yang ada di berbagai daerah Syafrita dan Mukhamad Murdiono tahun
berkumpul dan melakukan kegiatan 2020 dalam sebuah penelitian yang
bersama sebagai masyarakat yang satu berjudul Upacara Adat Gawai Dalam
suku dan satu budaya yang sama. Oleh Membentuk Nilai-Nilai Solidaritas Pada
karena itu, melalui Gawai Dayak yang Masyarakat Suku Dayak Kalimantan
diselangarakan setiap satu tahun sekali Barat. Dalam penelitiaan ini Irmalini
ini kebudayaan, adat, seni, dan dan Mukhamad mengungkapan Gawai
keluhuran suku Dayak dapat Dayak memiliki nilai-nilai sosial yang
1
(Ivo & Hakikatnya, 2011) Accessed May 18,
2022
183
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
2
Irmalini Syafrita and Mukhamad Murdiono, Nilai Solidaritas Pada Masyarakat Suku Dayak
“Upacara Adat Gawai Dalam Membentuk Nilai- Kalimantan Barat,” Jurnal Antropologi: Isu-Isu
184
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
kolektif untuk berbagai suku asli di kesamaan pada budaya dan kebiasaan
Kalimantan, secara umum mereka yang yang menjadi ciri khas. Adapun
disebut Dayak adalah mereka yang kesamaan yang menjadi ciri khas suku
menghuni di pedalaman Kalimantan. Dayak adalah rumah Panjang (rumah
Sedangkan untuk daerah pesisir pantai betang), pedang Mandau, dan perisai
atau hilir (perkotaan) dihuni Melayu, (Talawang). Suku Dayak memiliki
Banjar, Bugis, Makassar, China, Jawa berbagai macam tradisi atau adat istiadat
dan suku lainnya. Dalam suku Dayak itu yang hingga sekarang masih terwarisi
sendiri terdapat keragaman yang besar dan terpelihara. Bukan cuman satu, tapi
antara suku yang satu dengan yang lain ada banyak adat istiadat yang ada di suku
dari sudut bahasa, kesenian, upacara- Dayak, antara lain:3
upacara, tradisi dan lain-lain. Namun, 1) Naik Dango
pada intinya bahwa Suku Dayak adalah Upacara Naik Dango adalah
mereka yang bertempat tinggal di kegiatan syukur atau pesta kepada
pedalaman, di tepi dan di lembah- Nek Jubata (Sang Pencipta) karena
lembah sungai, sistem pertanian segala hasil panen yang telah
berladang, dan lain-lain.(Singarimbun, diperoleh. Pelaksanaan upacar
2013) dilakukan dengan pelantunan doa
Kelompok suku Dayak terbagi dan suguhan yang terbuat dari
lagi menjadi di dalamnya sub-sub suku hasil panen yang sudah diperoleh,
yang kurang lebih jumlahnya ada 405 seperti: poe (lemang atau pulut
sub suku Dayak dengan bahasa yang yang dimasak dalam bambu),
berbeda satu dengan yang lainnya. Suku tumpi cucur, dan lain-lain.
Dayak di Kalimantan Barat memiliki 2) Sampore
atau mempunyai 151 induk suku yang Sampore dilaksankan dalam
didalamnya terbagi lagi beberapa suku kehidupan seseorang bila ia
kecil. Suku-suku tersebut dibagi mengalami cacat atau ada penyakit
berdasarkan pada sejarah yang sulit disembuhkan, maka
penyebarannya, wilayah penyebarannya, dilakukanlah sampore ini. upacara
jumlah penutur, bahasa dan berbagai ini biasanya dilakukan oleh para
adat yang dimiliki oleh suku Dayak. dukun.
Suku Dayak juga adalah suku 3) Lala
yang diwariskan secara turun-temurun Lala adalah pantangan atau
oleh nenek moyang mereka. Maka dari larangan bagi masyarakat suku
itu, suku Dayak ini terbagi dalam enam Dayak dalam melakukan sesuatu
rumpun besar, yaitu: Apokayan hal, entah itu pantang makan,
(Kenyah-Kayan-Bahau), Ot Danum- pantang melakukan pekerjaan,
Ngaju, Iban, Murut, Klemantan dan maupun pantang mengucapkan
Punan. Rumpun Dayak yang tertua yang kata-kata. Masa pantang biasanya
hingga hari ini diketahui oleh 3 hari, 7 hari, dan 44 hari masing-
masyarakat umum adalah rumpun Dayak masing diatur dalam tardisi
Punan. Pada umumnya meskipun masyarakat setempat.
memiliki suku Dayak terbagi dalam 4) Tanung
berbagai sub etnis, secara keseluruhan Tanung merupakan tradisi
suku Dayak sebenarnya memiliki masyarakat dalam menentukan
3
Sosial Budaya 22, no. 2 (2020): 154. Accessed (Batubara, 2017) Accessed May 19, 2022
May 18, 2022
185
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
4
Robby Dwy Karyadi, “Eksistensi Kearifan Nomor Per-048/A/J.A/12/2011 Tentang
Lokal Tato Masyarakat Suku Dayak Iban Di Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Kejaksaan
Provinsi Kalimantan Barat Setelah Berlakunya Republik Indonesia,” 2017. Accessed
Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia September 29, 2022
186
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
panen yang sudah diterima yaitu padi pelaksanaan Gawai Dayak aktivitas yang
agar menjadi berkat bagi manusia. berlangsung adalah pembacaan doa,
Upacara gawai Dayak juga sebagai pertunjukan melalui pakaian adat, tarian
pertanda penutupan tahun berladang adat, iringan lagu menggunakan bahasa
dengan diadakannya pesta uacapan Dayak dan alat musik yang sudah
syukur. Kearifan lokal ini telah dipersiapkan.(Prihatink & Musa, 2021)
mendarah daging di masyarakat suku Inilah yang menjadi ciri khas tradisi ini,
Dayak, sehingga tradisi ini harus terus yaitu tidak hanya sebuah ritual yang
terlaksana setiap tahunnya. Sebagai diadakan melainkan juga menunjukkan
tanda mereka menghormati para leluhur kearifan lokal suku Dayak.
dan ucapan syukur atas hasil panen Masyarakat suku Dayak percaya
selama setahun. bahwa dengan melakukan upacara adat
Gawai ini dapat membantu mereka
Upacara Gawai Dayak sebagai dalam melestarikan nilai-nilai budaya
Tradisi dan Adat Istiadat Dayak serta yang paling penting adalah
Telah dikemukakan di atas bahwa memperkenalkan adat kepada anak-anak
Gawai Dayak adalah nama lain upacara dan masyarakat lain bagaimana budaya
adat syukuran pasca-panen atas segala Dayak di Kalimantan Barat. Karena
hasil bumi yang selama ini telah dirawat. Gawai Dayak ini merupakan tradisi
Hakikatnya sama dengan Naik Dango, budaya yang telah dilakukan secara
atau bahasa lainnya Maka` Dio turun-temurun oleh setiap masyarakat
tujuannya sama yaitu mengadakan pesta Dayak di Kalimantan Barat.(Rivasintha
atas karunia yang telah diberikan oleh Emusti & Juniardi Karel, 2017)Salah
Jubata (Sang Pencipta). Gurbenur satu budaya di perkenalkan dalam Gawai
Kalbar kala itu yakni Gurbenur Aswin Dayak adalah yang seperti diungkapkan
dalam Akcaya 29 April 1994:03 AM dalam keterangannya bahwa:
mengatakan, “Upacara Naik Dango “mungkin pesta seperti syukuran saya
merupakan ungkapan rasa syukur atas kurang tahau, tapi kalua siang biasanya
segala keamanan, Kesehatan, dan hasil banyak orang Dayak yang memakai
panen yang melimpah serta memohon pakaian adat Dayak, dan ada acara doa-
supaya di tahun depan segala pekerjaan doa seperti itu. Ada juga acara seperti
diberi kelimpahan pangan.” Gasing, numbuk padi, apalagi ya,
Makna Gawai tidak melulu hanya banyak skali sih. Malam hari baru ada
soal ucapan syukur kepada sang pencipta acara hiburan seperti nyayian, music,
atau sekedar pesta hasil panen yang telah tarian, bujang dara dan peragaan baju-
diperoleh. Gawai pada suku Dayak juga baju Dayak.” (W/AM/01-05-2011).5
merupakan upacara yang berhubungan Acara gawai Dayak biasanya
dengan lingkungan dan kebiasaan berlangsung dalam satu pekan, maka
bertani pada masyarakat suku Dayak. sering juga disebut sebagai pekan Gawai
Dengan dilaksanakannya Gawai Dayak Dayak. acara ini biasanya diadakan di
sebagai kesempatan untuk Rumah betang tiap tahun di bulan Mei
meningkatkan kencintaan pada budaya sehingga mempunyai Dayak Tarik
dan adat istiadat dalam suku Dayak yang tersendiri bagi masayarakat di luar suku
sekarang ini sudah mulai menurun di Dayak. karena acara ini tidak bisa dilihat
kalangana masyarakat. Dalam tiap saat di kota Pontianak. Dalam
5
Handayani Lituhayu, “Makna Pekan Gawai Kalimantan Barat” (Universitas Sebelas Maret
Dayak Di Pontianak Bagi Masyarakat Dayak Surakarta, 2011). Hal. 49. Accseed May 19,
2022.
187
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
Upacara Gawai inilah segala yang lesung oleh ibu dan remaja untuk
Tradisional ditampilkan dan meyiapkan upacara Gawai Dayak.
dipertononkan di khalayak ramai. kegiatan batutuk ini juga dilaksankan
Diselanggarakan juga permaianan dengan maksud supaya untuk meminta
tradisional, makanan khas suku Dayak, izin kepada Tuhan dan kepada nenek
serta musik Dayak. Ketika malam hari, moyang agar memeberi restu unuk acara
rumah betang yang tadinya sebagai pusat Gawai Dayak.
acara untuk gawai, kini menjadi seperti
pasar malam yang ramai dikunjungi
banyak orang, entah itu dari suku Dayak
maupun di luar suku Dayak. (Purwana,
2007)
Gawai Dayak sering juga disebut
dengan acara Naik Dango di daerah-
daerah Kalimantan. Dalam upacar Naik
Dando itu setidaknya ada 18 tahapan
upacara adat perladangan yang dimulai Sumber:https://kumparan.com/hipontianak/
dari baburukng sampai tahap terakhir naik-dango-ritual-hasil-panen-oleh-suku-
atau berpuncak pada Naik Dango atau dayak-kanayatn-1qyRXM4iG7k/full
Ka` Pongo. Sebelum hari H dilaksankan, b. Tahap pelaksanaan upacara Gawai
terlebih dahulu haru diadakan Dayak
pembacaan atau pelantunan mantra Upacara Matik yang artinya
(nyagahatn), yang juga disebut matik. memberitahukan kepada Tuhan yang
Nyagahatn dapat diebut sebagai tata cara maha esa bahwa masyarakat akan
utama ekspresi religi suku Dayak. Bahari melakasanakan kegiatan syukur.
Sinju dkk. (1996:146), berpandangan Lalu dilanjutkan dengan Upacara
bahwa nyangahatn adalah wujud Nyangahatn yang merupakan
upacara religius. Ia menjadi pokok kegiatan inti dalam uapacar Gawai
dalam setiap bentuk upacara, dengan Dayak. doa-doa diucapkan dalam
urutan atau tahapan yang baku, kecuali bentuk mantrea-mantera yang isinya
bahan, jumlah roh suci, para jubata yang untu memanggil roh leluhur dan
diundang, dan tentu saja sesuai dengan memanggil semangat padi yang
konteksnya.6 berlayar agar terkumpul dalam
Dalam upacara Gawai Dayak lubung padi.
memiliki beberapa tahapan seperti
upacar-upacara budaya yang lainnya.
Menurut Dunselman dan Donatus (2018)
ada 3 tahapan dalam gawai, antara lain
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Sehari sebelum diselenggarakannya
upacara Gawai Dayak, anggota keluarga
terlebih dahulu melakukan persiapan
yang disebut dengan batutuk. Batutuk Sumber:https://kumparan.com/hipontianak/naik
-dango-ritual-hasil-panen-oleh-suku-dayak-
artinya menumbuk padi menggunkan kanayatn-1qyRXM4iG7k/full
6
Herman Ivo and Pontianak Hakikatnya, Sebagai Penelusuran Identitas,” Humaniora 13,
“Gawai Dayak Dan Fanatisme Rumah Panjang no. 3 (2011): 293. Accessed May 18, 2022
188
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
7
(Derung, 2021) Accessed, May 23 2022
189
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
190
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
sudah ada di tempat itu. Sehingga Gawai Dayak dengan saling menjalin tali
mereka bisa saling membantu atau bahu persaudaraan dan kekeluargaan baik dari
membahu dalam menyelesaikan sebuah muda maupun yang tua. Jadi, Gawai
pekerjaan. 8 Solidaritas yang dibangun Dayak merupakan kegiatan yang
dalam sebuah masyarakat pasti selalu memiliki makna dan nilai solidaritas
mengarah pada perasaan saling berbagi, yang harus dijaga terutama nilai
meringankan beban satu dengan yang perasaan moral, seperti saling
lain. Sehingga terbentuklah secara menghormati, kerja sama dan nilai-nilai
otomatis di dalamnya gotong royong dan kearifan nilai lokal yang sudah ada sejak
bekerja sama. dulu.9
Menurut Shadly, H (1993:205) Upacara Gawai Dayak sungguh
gotong royong merupakan rasa dan tali banyak memberi pengaruh atau dampak
sosial yang kuat dan mengikat sehingga dalam kehidupan bermasyarakat di
dapat terjaga di dalam kehidupan Kalimantan Barat, khususnya dampak
bermasyarakat. Gotong royong adalah dalam kehidupan sosial. Gawai sebagai
kebiasaan atau bahkan sebuah budaya upacar adat yang rutin dilakukan setiap
dalam masyarakat Indonesia. Sedangkan tahunnya. Hal ini lah yang
Kerjasama adalah gabungan antar memmberikan wadah atau tempat untuk
kelompok atau pribadi yang saling saling bersilaturahmi kepada setiap suku
membantu dan dapat menikmati secara Dayak untuk berkumpul dan bertemu
bersama pula. Jadi, melalui gotong serta bermusyawarah untuk pelaksanaan
royong dan Kerjasama dapat uapacara Gawai Dayak. sehingga terjadi
memberikan suatu hal yang bermanfaat interaksi sosial yang dapat berdampak
bagi masyarakat dan menciptakan rasa pada rasa persaudaraan yang semakin
solidaritas dan nilai-nilai sosial dalam erat. Gawai menjadi media yang
kehidupan bermasyarakat. diperlukan untuk menyegarkan rasa
Dalam upacara gawai Dayak juga solidaritas diantara sesama individu di
banyak terdapat nilai-nilai sosialnya dalam lingkungan kehidupan
yang membentuk nilai solidaritas. bermasyarkat suku Dayak.
Dimana dalam perencanaan, persiapan
dan pelaksanaannya menerapkan sikap SIMPULAN
dan kebiasaan untuk bermusyawarah, Gawai Dayak merupakan upacara
bahu-membahu antara satu dengan yang adat suku Dayak yang rutin dilakukan
lain untuk mempersiapkan dan setiap tahun. Upacara ini dilaksankan
melaksanakan upacara adat Gawai. sebagai ucapan syukur kepada sang
Tanpa adanya Kerjasama dan saling pencipta (jubata) karena telah memberi
menolong Gawai Dayak ini tidak akan hasil bumi yang baik dalam masyarakat
bisa terlaksana, karena membutuhkan suku Dayak. Event budaya ini berakar
tenaga dalam mempersiapkannya. dari tradisi nenek moyang suku Dayak,
Dengan memiliki nilai-nilai sosial yakni upacara adat perladangan atau
seperti ini mampu membentuk dan yang disebut dengan Naik Dango.
sekaligus memperkuat solidaritas dalam Upacara naik dango inilah yang
kehidupan suku Dayak itu sendiri. disuguhkan dalam kemasan baru
Dalam nilai solidaritas juga dijunjung menjadi Gawai Dayak di tingkat
tinggi nilai moral dalam pelaksanaan provinsi.
8 9
(Ningsi et al., 2020) Accessed May, 20 2022 (Fusnika & Dua, 2019) Accessed May, 19
2022.
191
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
192
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 06, No. 2, Desember 2022 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229
193
Irenius Selsus Rengat, Paskalis Ronaldo, Sirilus Anantha Deva Hexano: Upacara Adat Gawai Suku…