Anda di halaman 1dari 2

Nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal Kediri

UPACARA RITUAL 1 SURO DI PETILASAN PRABU SRI AJI JOYOBOYO


Upacara Ritual 1 Suro yang di Petilasan Prabu Sri Aji Joyoboyo merupakan suatu budaya
yang dilakukan oleh warga Desa Menang untuk untuk mengenang dan menghormati raja
besar yang pernah memerintah di Kerajaan Kadiri. Selain ditujukan sebagai persembahan
kepada seorang raja, upacara juga dilaksanakan untuk memperingati dan menyambut
datangnya bulan Suro.

Nilai yang terkandung:


1. Nilai Gotong royong
Pencucian petilasan yang dilakukan oleh masyarakat dan paguyuban desa yang
berkumpul sejak pagi.

2. Nilai Persatuan
Pendanaan untuk upacara ritual 1 suro berasal dari sumbangsih warga, pengunjung
petilasan dan sendang tirto kamandanu serta paguyuban-paguyuban yang mengikuti
upacara agar berjalan dengan lancar.
3. Nilai Cinta tanah air
Warga Desa Menang peduli dengan budaya daerah dibuktikan memberi ruang kepada
anak-anak atau remaja untuk belajar menjadi pelaku upacara ritual 1 Suro
1. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai
luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter
peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat dalam
konteks sosial budaya lokal di daerah Anda?

Pemikiran KHD yang dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan
budaya ritual 1 suro di petilasan prabu Sri Aji Joyoboyo berhubungan dengan pendapat
KHD mengenai kodrat alam (sifat dan bentuk lingkungan dimana anak berada) dan
kondrat zaman (berkaitan isi dan irama). KHD berpendapat bahwa segala kepentingan
anak-anak mengenai hidup dirinya jangan sampai meninggalkan segala kepentingan
yang berkaitan dengan kondrat baik alam maupun zaman. Hal ini bisa dilihat dengan
penguatan karakter anak dengan mengenalkan budaya daerah dan menjadi pelaku
upacara ritual 1 suro. Tiap tahun dilaksanakan pemilihan anak-anak yang berbeda dalam
pelaksanaan upacara agar anak-anak di Desa Menang mengetahui budaya di daerahnya
sendiri. Selain itu penguatan karakter anak-anak bisa tumbuh karena peka dengan
budayanya sendiri sehingga timbul semangat gotong royong untuk menjaga budaya
nya. Jika dikaitkan dengan penguatan karakter peserta didik sebagai anggota
masyarakat kegiatan ini relevan karena menumbuhkan Budi Pekerti yang peduli terhadap
budaya, lingkungan, dan masyarakat.

2. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di
kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks budaya sosial lokal di daerah
Anda yang dapat diterapkan.
Sosial budaya yang menjadi kebiasaan di masyarakat Kediri mengandung arti nilai
gotong royong, persatuan, cinta tanah air. Jika dikontekstualkan dengan menebalkan
laku peserta didik di kelas yaitu dengan menanamkan semangat gotong royong dan
persatuan di dalam kelas tersebut. Misalnya terdapat lomba antar kelas di sekolah,
maka siswa di kelas dituntun untuk melakukan musyawarah dan melakukan diskusi
agar tercipta hasil yang disepakati bersama. Kemudian tindak lanjut dari dari
musyawarah tersebut dilaksanakan secara gotong royong karena itu merupakan
kesepakatan bersama dan mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini merupakan
penerapan nilai sosial budaya yang ada di daerah yang bisa diterapkan di dalam
kelas untuk menumbuhkan dan melatih budi pekerti yang berbudi luhur.

Anda mungkin juga menyukai