Anda di halaman 1dari 4

NAMA KELOMPOK:

1. AIMAN FARIZI
2. SYARIFUDDIN NIZAR
3. NAUFAL AZHARUDIN
4. MOHAMAD SONY

TOPIK 2
FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
RUANG KOLABORASI

1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Anda yang
sejalan dengan pemikiran KHD?
2. Bagaimana pemikiran KHD dapat di kontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai
luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta
didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal
sosial budaya di daerah Anda?
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di
kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda
yang dapat diterapkan.
Jawaban:

1. Bentuk sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) yang sejalan dengan pemikiran Ki


Hajar Dewantara di daerah kami yang rata rata tinggal di daerah jawa timur memiliki
kebiasaan yang hampir sama yakni
● Gotong Royong, setiap menjelang bulan Ramadhan warga bergotong royong
merenovasi dan membersihkan masjid, gotong royong membersihkan kuburan,
serta gotong royong membantu ketika ada tetangga sedang hajatan atau biasa
dikenal dengan sebutan Rewang bagi orang Jawa.
● Kebersamaan dan Solidaritas, dalam memeriahkan hari kemerdekaan Republik
Indonesia setiap daerah kami mengadakan karnaval yang melibatkan kelompok
masyarakat untuk memakai pakaian khas daerah masing-masing, dan juga ketika
memasuki tahun baru islam yakni bulan muharram (suro) rata rata setiap daerah
mengadakan bersih desa atau juga bisa disebut selamatan desa dengan
melaksanakan kenduri, bersih desa bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada
tuhan dan juga untuk memohon perlindungan dari hal - hal negatif dalam
kehidupan sehari-hari.
● Penghargaan terhadap budaya lokal, seperti menampilkan penari tradisional,
wayang, dalam acara nikahan atau dalam rangka memeriahkan hari jadi daerah.
● Keterlibatan masyarakat dengan pendidikan : seperti melibatkan tokoh
masyarakat/orang tua untuk pembentukan karakter/pembelajaran, Ustadz dan
Ustadzah yang mengajar ngaji di TPQ, Pelatihan pemberdayaan ibu-ibu PKK
melalui usaha rumah tangga yang memiliki tujuan sebagai wujud ekonomi kreatif.
● Adat istiadat dan norma sosial yg dihormati,
❖ Adat Istiadat, Setiap Maulid Nabi Muhammad SAW dan perayaan malam 17
Agustusan diadakan acara Barik’an. Tradisi barik’an merupakan bentuk rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan berkumpul di gang-gang atau
jalanan kampung dengan beralaskan tikar sambil membawa makanan. Dan
tradisi lainnya seperti membuat ketupat saat hari raya idul fitri dan
menggunakan baju batik untuk acara resmi atau formal
❖ Norma Sosial, Menghormati yang lebih tua, Toleransi dalam keberagaman,
Membuang sampah pada tempatnya, Menjalin kerukunan antar warga, menaati
peraturan yang berlaku pada desa masing-masing seperti jika ada tamu yang
menginap harus lapor RT/RW terlebih dahulu.

2. Pemikiran KHD dapat di kontekstualkan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya


daerah, diantaranya:
a) Dapat memotivasi peserta didik untuk menghargai dan memahami nilai-nilai luhur
dalam tradisi lokal mereka.
b) Menggunakan kearifan budaya daerah sebagai sumber pengetahuan dalam proses
pembelajaran. Sehingga, materi pembelajaran dapat dikaitkan dengan pengalaman
hidup dan kearifan setempat. Misalnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa
(menggunakan unggah-ungguh basa), mata pelajaran Seni Budaya (praktik
menggambar batik khas jawa timur).
c) Dapat sebagai pembentukan karakter, di mana peserta didik tidak hanya
memperoleh pengetahuan akademis tetapi juga memperoleh nilai-nilai moral dan
etika yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya karakter
berbagi (jum’at sedekah), musyawarah (pemilihan ketua kelas).
d) Dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berbasis
kearifan daerah sehingga menjadi sarana menumbuhkembangkan potensi baru
mereka.
e) Keberagaman Budaya yang ada di Jawa timur khususnya masing-masing daerah
kami, menciptakan rasa saling menghormati, menghargai, sikap saling tolong
menolong, dan nilai religius mengembangkan nilai-nilai luhur yang menjadi
penguatan karakter murid sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.

3. Kelompok kami menyepakati, salah satu kekuatan pemikiran KHD yang dapat
diterapkan dalam konteks daerah di Jawa timur adalah konsep "pembudayaan buah
budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang
selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat". Ini
mencakup membimbing peserta didik untuk berkembang sesuai dengan nilai-nilai
sosial budaya dalam kehidupan masyarakatnya (kodrat alam) seperti:
a) Mendorong peserta didik untuk saling membantu satu sama lain, bekerja sama
secara aktif dalam kelompok dan membersihkan ruang kelas bersama-sama
b) Menyusun kegiatan kearifan daerah yang memerlukan kolaborasi sesama peserta
didik (berbagi peran dan tanggung jawab)
c) Membekali peserta didik untuk mempunyai semangat gotong royong dalam
menyelesaikan masalah bersama-sama.
d) Siswa dapat mengembangkan kepemimpinan, kemampuan berpikir kritis, dan rasa
memiliki terhadap sekolah mereka, yang konsisten dengan nilai luhur budaya lokal.
e) Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran seperti merancang proyek-proyek
kolaboratif yang menekankan gotong-royong, dan memberikan mereka tanggung
jawab dalam mengelola inisiatif pendidikan.
Peserta didik juga diharapkan mampu berkembang sesuai kodrat zamannya
dengan pemenuhan untuk mengakomodasi atau memadukan bakat dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai