Gugur gunung merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan saat menjelang hari besar perayaan Sedekah Desa. Setiap desa mengawali kegiatan guur gunung dengan membersihkan punden makam sesepuh desa yang kemudian melanjutkan dengan membersihkan sarana umum desa serta lingkungan sekitar. Budaya gugur gunung ini dilaksanakan pada saat bulan Agustus, hari raya Idul fitri dan Hari raya Idul Adha. Dengan adanya budaya ini akan menjalin nilai-nilai kekeluargaan antar sesama warga. 2. Budaya Panji Pada Wayang Topeng Wayang Topeng merupakan salah satu seni pertunjukan dramatari bertopeng yang dalam pertunjukan di atur oleh seorang dalang dan membawakan lakon tertentu. satu-satunya wayang topeng yang masih bertahan hingga saat ini yaitu wayang Topeng Jatiduwur yang terletak di Kecamatan kesamben Kabupaten Jombang. Cerita yang digunakan dalam wayang topeng Jatiduwur yaitu Cerita Panji. Cerita Panji paling dominan diperankan dalam setiap pertunjukkan wayang karena memiliki nilai esensial yang sangat relevan dan mudah dipahami oleh generasi sekarang. Cerita Panji sendiri mengisahkan antara Pangeran Jenggala (Koripan) dan Putri Daha (Kediri) yang ditakdirkan menjadi sepasang kekasih. Kisah percintaan antara Putri Daha dan Panggeran Jenggala sangat menarik untuk dikisahkan kepada generasi muda seperti pada masa sekarang ini, kisah percintaannya yang penuh liku dan perjuangan layak di suguhkan kepada masyarakat dengan tetap mengutamakan nilai-nilai ketimuran. Sehingga cerita Panji yang dalam karakternya mengandung nilai sesnsi yang dapat dijadikan tauladan bagi generasi muda saat ini. Nilai sosial budaya yang berkembang yaitu: a. Nilai Kepahlawanan b. Nilai Pengorbanan c. Nilai Kesuburan d. Nilai Tapa Brata Relevansi dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu nilai pengorbanan dan kepahlawanan serta nilai spiritual tapa brata yang erat kaitannya dengan karakter adab, seorang tokoh Pangeran Jenggala dan Putri Daha sebagai sosok tokoh yang gigih dan jujur dalam bertingkah laku dinilai dapat menjadi cerminan generasi muda saat ini. Dengan nilai perjuangan dalam mempertahankan cinta kasih kepada kedua belah pihak tersebut dapat di implementasikan dengan proses pembelajaran berupa peserta didik mampu berjuang dalam proses pembelajaran meskipun dengan segala keterbatasan sarana prasarana. Nilai tapa Brata yang termasuk sebagai nilai spiritual akan kepercayaanya kepada Tuhan YME akan segala keyakinan yang ia lakukan. 3. Budaya Besutan Besutan merupakan salah satu kesenian ludrukan yang berisi pertunjukkan simbolis dari peristiwa-peristiwa teater yang diciptakan pada saat pertunjukkan dimainkan. Tokoh Besut merupakan tokoh utama yang mengawali pertunjukkan dengan kidung, tarian, syair sindiran yang melukiskan keadaan sosial ekonomi rakyat pada umunya, Tokoh Besut digambarkan sebagai rakyat jelata yang berkeluh kesah dengan pemerintahan pada saat itu. Tokoh Besut digambarkan dengan laki-laki dengan wajah penuh bedak, tidak memakai baju, celana pendek sebagai lambang kemiskinan dan ketidakmampuannya dalam menjalani kehidupan. Besutan merupakan seni tradisional yang memiliki nilai luhur sekaligus kearifan budaya lokal sebagai bentuk perlawanan masyarakat pada saat itu. Nilai yang terkandung yaitu : a. Nilai perjuangan b. Nilai etika c. Nilai religi d. Nilai kerjakeras dan jujur e. Nilai cinta tanah air Relevansi dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu nilai perjuangan perlawanan sebagai simbol protes dan perlawanan terhadap pemerintahan pada saat itu. Tokoh Besut yang digambarkan sebagai Pria lusuh dan pandai dalam membuat syair sebagai bentuk protes akan ketidak adilan yang ia terima merupakan cerminan dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat. Jika di implementasikan dengan pendidikan saat ini yaitu peserta didik diberikan kebebasan semestinya dalam berekspresi sesuai dengan minat, bakat dan potensi yang ia miliki tanpa ada batasan namun harus sesuai dengan rambu-rambu kesopanan. Dalam kurikulum merdeka kebebasan berekspresi seperti halnya yang dilakukan oleh Besut dilaukan dnegan cara pembuatan mading, pembuatan kesepakatan kelas, kerjasama dalam proses belajar, serta diskusi. Hal tersebut merupakan penerapan nilai perjuangan yang di konstekstualkan dengan pemikiran Ki hajar dewantara dalam bidang pendidikan.