Anda di halaman 1dari 20

BAHAN PRESENTASI

DAN HASIL DISKUSI KELOMPOK

HENY AKBAR MARWIANA


CGP ANGKATAN 9
Tugas Kelompok
Modul 1.1.a.5
Menemukenali Nilai Luhur Sosial Budaya
dalam Menebalkan Laku Murid
Oleh :
1. Heny Akbar M.
2. Heru Vidi A.
3. Sunarto
4. Dyan Putri R.
5. Endah Nurmala S.
6. Ardiani
1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural
di daerah anda sejalan dengan
pemikiran KHD?

1. Tradisi Lomban
2. Perang Obor
3. Baratan
4. Seni Ukir
5. Kentrung
6. Tenun Troso
7. Batik Jepara
Lomban Kupatan: Sebuah kegiatan yang melambangkan rasa
syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberikan banyak
Lomban rizki kepada masyarakat Jepara.

Larung kepala kerbau di laut lepas mencerminkan bentuk syukur,


sosial budaya bergotong royong, tolong menolong, kebersamaan.
Perang Obor
Dilaksanakan setiap tahun di
desa Tegalsambi, Tahunan
Jepara, sebagai lambang
tolak bala, melindungi desa
dan menyingkirkan
gangguan-gangguan yang
mungkin muncul.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


Kolaborasi pada perang obor selain
nguri-nguri budaya yang ada, ada
kerjasama antar peserta perang mulai
dari pra acara pembuatan obor sampai
pelaksanaan perangnya, penghormatan
dari yang muda ke yang lebih tua beliau
yang tua atau yang ditunjuk untuk
mengoleskan minyak setelah perayaan
perang agar tidak terjadi luka bakar
pada para pemain dan penonton.
Baratan
tradisi festival lampion menjelang bulan ramadhan : kerjasama, kompetisi
Kegiatan menumbuhkan semangat kebersamaan di sekolah
seni ukiran jepara yang setiap motifnya mengandung nilai filosofi tertentu yang
menuntut kreativitas dan ketelitian yang tinggi.
Seni Ukir Jepara Integritas pengrajin ukir jepara dalam membuat seni ukir kayu yang membutuhkan
kesabaran dan ketelatenan sehingga menjadi karya seni yang unik.
Kegiatan mengukir sebagai
mata pelajaran muatan Menyisipkan kegiatan membuat desain ukir dan desain
lokal pada beberapa motif kain torso pada tugas pembelajaran TIK.
sekolah di Jepara
Kentrung
Kesenian kentrung adalah menabuh
terbang sambil bercerita, kemudian
diselipkan pantun sebagai penjeda.
Biasanya dimainkan dua orang, yang
satu bercerita tentang sejarah dan
yang satu berpantun (Mbah Parmo,
Pemain Kentrung, 2017).

Kentrung memiliki nilai budaya yang


luhur yang bisa diwariskan kepada
murid-murid kita agar memiliki rasa
kebanggaan dan penghargaan
terhadap budaya bangsa
Mengenalkan kentrung kepada para siswa melalui festival budaya di sekolah
Tenun Troso dan Batik Usaha troso sukses
dengan 4 sikap jujur,
Jepara kepercayaaan, pantang
menyerah,dan berpikir
supaya usaha tenun pasti
berhasil atau sukses.
Untuk mempertahankan
eksisitensi dari tenun troso,
dimasukkan ke muatan lokal
SMK jurusan tekstil:
memperkenalkan tenun
troso, mengenalkan cara-
cara membuat tenun troso,
meneruskan usaha tenun
troso, memasarkan tenun
torso.
1) Nilai Gotong Royong
2) Nilai Religius
3) Nilai Kebersamaan
4) Nilai Berpikir Kritis
2. Nilai-nilai Luhur 5) Nilai Kreatif
Pemikiran KHD 6) Nilai Kesabaran
7) Nilai Rasa Bangga
8) Nilai Moral/Budi Pekerti
3. Satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah
sesuai dengan konteks lokal sosial budaya yang dapat diterapkan.

Satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan


laku murid di kelas atau sekolah sesuai dengan
Gotong konteks lokal sosial budaya di Jepara yang dapat
diterapkan kepada siswa di sekolah yaitu gotong
Royong royong. Gotong royong ini mengandung elemen
kolaborasi, kepedulian social, toleransi dan
tanggung jawab.
Pendidikan merupakan tempat persemaian
benih-benih kebudayaan dalam hidup
bermasyarakat. Ki Hajar Dewantara meyakini
bahwa untuk menciptakan manusia indonesia
yang beradab maka pendidikan menjadi kunci
utama salah satu kunci utama untuk
mencapainya. Pendidikan dapat menjadi
ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai
kemanusiaan yang dapat diteruskan atau
diwariskan.

Perwujudan nilai gotong royong dalam


pengajaran misal kolaborasi dalam
berdiskusi, kerja kelompok pada waktu
praktikum, yang terlihat juga adanya gotong
royong ini dalam masyarakat misalnya
sambatan pada waktu pembuatan rumah
salah satu warga, mlandang (membantu) pada
waktu tetangganya punya kerja mantenan,
khajatan.
Permainan Tradisional Piket Kelas Praktik Kewirausahaan

Permainan Tradisional:
Memasukan materi di mapel Olahraga dengan permainan-permainan yang bisa
mengedukasi bagi para pemainnya seperti Kerjasama, konsentrasi dan ketangkasan.

Piket Kelas :
Beberapa bentuk Mengajarkan anak akan pentingnya kebersihan, mengedukasi nilai-niai
kegiatan gotong royong Kerjasama, tanggung jawab dan kepedulian lingkungan
di sekolah Praktik Kewirausahaan:
Saling membantu pada kegiatan pemasaran aneka produk olahan hasil perikanan di
sekolah
TERIMA KASIH
HASIL DISKUSI KELOMPOK B1
1. Makna dan korelasi antara budaya daerah Jepara seperti Lomban, Perang Obor dan Baratan terhadap
pendidikan di Jepara yaitu adanya nilai-nilai luhur kegotong royongan, toleransi, tanggung jawab dan
mencintai lingkungan yang dapat menjadi sarana untuk memberikan penguatan karakter di
lingkungan pendidikan/sekolah. Nilai gotong royong ini dapat diterapkan di sekolah dalam kegiatan
pentas seni dan kegiatan praktik kewirausahaan.
2. Mengutamakan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam tradisi pesta lomban agar tidak
menimbulkan perpecahan akibat perbedaan cara pandang terhadap tradisi tersebut.
3. Seni ukir jepara mengandung berbagai filosofi sesuai motif atau bentuk ukirannya. Misalnya bentuk
ukiran “Macan Kurung” (Macan di dalam sangkar) adalah symbol pengendalian hawa nafsu manusia.
Sedangkan motif “Parang Poro” berupa dedaunan dan ranting yang saling berkaitan yang memilki
makna kehidupan yang saling membutuhkan (tolong menolong dan saling menghormati).
4. Seni ukir jepara ada sejak pemerintahan Ratu Kalinyamat yaitu tahun 1521 telah mengalami
akulturasi budaya hindu dan islam yang dapat dilihat dari ornamen masjid makam Ratu kalinyamat,
bahkan hingga saat ini ukir jepara telah mengalami akulturasi dengan budaya modern mengikuti
perkembangan zaman. Hal ini dapat dilihat dari munculnya perpaduan berbagai motif klasik dengan
motif minimalis yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat modern. Peralatan yang
digunakan juga sudah berkembang menggunakan peralatan modern seperti mesin amplas kayu serta
perpaduan proses manual dan masinal dalam pembuatan desain ukiran. Perpaduan budaya klasik dan
modern ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi budaya ukir jepara agar tetap mempertahankan
keunggulan dan keunikannya.
KESIMPULAN
Nilai nilai luhur KHD juga tercermin dari kegiatan tradisi badaya lokal daerah
seperti acara pesta lomban, perang obor, kesenian seperti kentrung, ukir, tenun
torso dan acara tradisi keagamaan lokal Jepara lainnya perlu dilestarikan guna
memupuk nilai karakter siswa di Jepara. Nilai nilai karakter tersebut antara lain
yaitu nilai kegotong royongan, toleransi, kepedulian sosial serta tanggung jawab
yang dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah seperti
Memasukkan materi permainan tradisional pada mapel keolahragaan, piket
kelas dan praktik kewirusahaan dan memberikan muatan lokal kesenian jepara
seperti seni ukir. Hal ini adalah salah satu upaya untuk membentuk pelajar yang
memiliki profil Pancasila yang berkebhinnekaan global, yaitu pelajar yang
memiliki semangat untuk mempertahankan budaya luhur dan berpikiran terbuka
dalam berinteraksi dengan budaya lain sehingga tumbuh rasa saling menghargai
serta terbentuknya budaya baru yang positif yang tidak bertentangan dengan
budaya luhur bangsanya.

Anda mungkin juga menyukai