1. Tradisi Lomban
2. Perang Obor
3. Baratan
4. Seni Ukir
5. Kentrung
6. Tenun Troso
7. Batik Jepara
Lomban Kupatan: Sebuah kegiatan yang melambangkan rasa
syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberikan banyak
Lomban rizki kepada masyarakat Jepara.
Permainan Tradisional:
Memasukan materi di mapel Olahraga dengan permainan-permainan yang bisa
mengedukasi bagi para pemainnya seperti Kerjasama, konsentrasi dan ketangkasan.
Piket Kelas :
Beberapa bentuk Mengajarkan anak akan pentingnya kebersihan, mengedukasi nilai-niai
kegiatan gotong royong Kerjasama, tanggung jawab dan kepedulian lingkungan
di sekolah Praktik Kewirausahaan:
Saling membantu pada kegiatan pemasaran aneka produk olahan hasil perikanan di
sekolah
TERIMA KASIH
HASIL DISKUSI KELOMPOK B1
1. Makna dan korelasi antara budaya daerah Jepara seperti Lomban, Perang Obor dan Baratan terhadap
pendidikan di Jepara yaitu adanya nilai-nilai luhur kegotong royongan, toleransi, tanggung jawab dan
mencintai lingkungan yang dapat menjadi sarana untuk memberikan penguatan karakter di
lingkungan pendidikan/sekolah. Nilai gotong royong ini dapat diterapkan di sekolah dalam kegiatan
pentas seni dan kegiatan praktik kewirausahaan.
2. Mengutamakan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam tradisi pesta lomban agar tidak
menimbulkan perpecahan akibat perbedaan cara pandang terhadap tradisi tersebut.
3. Seni ukir jepara mengandung berbagai filosofi sesuai motif atau bentuk ukirannya. Misalnya bentuk
ukiran “Macan Kurung” (Macan di dalam sangkar) adalah symbol pengendalian hawa nafsu manusia.
Sedangkan motif “Parang Poro” berupa dedaunan dan ranting yang saling berkaitan yang memilki
makna kehidupan yang saling membutuhkan (tolong menolong dan saling menghormati).
4. Seni ukir jepara ada sejak pemerintahan Ratu Kalinyamat yaitu tahun 1521 telah mengalami
akulturasi budaya hindu dan islam yang dapat dilihat dari ornamen masjid makam Ratu kalinyamat,
bahkan hingga saat ini ukir jepara telah mengalami akulturasi dengan budaya modern mengikuti
perkembangan zaman. Hal ini dapat dilihat dari munculnya perpaduan berbagai motif klasik dengan
motif minimalis yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat modern. Peralatan yang
digunakan juga sudah berkembang menggunakan peralatan modern seperti mesin amplas kayu serta
perpaduan proses manual dan masinal dalam pembuatan desain ukiran. Perpaduan budaya klasik dan
modern ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi budaya ukir jepara agar tetap mempertahankan
keunggulan dan keunikannya.
KESIMPULAN
Nilai nilai luhur KHD juga tercermin dari kegiatan tradisi badaya lokal daerah
seperti acara pesta lomban, perang obor, kesenian seperti kentrung, ukir, tenun
torso dan acara tradisi keagamaan lokal Jepara lainnya perlu dilestarikan guna
memupuk nilai karakter siswa di Jepara. Nilai nilai karakter tersebut antara lain
yaitu nilai kegotong royongan, toleransi, kepedulian sosial serta tanggung jawab
yang dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah seperti
Memasukkan materi permainan tradisional pada mapel keolahragaan, piket
kelas dan praktik kewirusahaan dan memberikan muatan lokal kesenian jepara
seperti seni ukir. Hal ini adalah salah satu upaya untuk membentuk pelajar yang
memiliki profil Pancasila yang berkebhinnekaan global, yaitu pelajar yang
memiliki semangat untuk mempertahankan budaya luhur dan berpikiran terbuka
dalam berinteraksi dengan budaya lain sehingga tumbuh rasa saling menghargai
serta terbentuknya budaya baru yang positif yang tidak bertentangan dengan
budaya luhur bangsanya.