Anda di halaman 1dari 14

RUANG KOLABORASI MODUL 1.

1
MENEMUKAN NILAI LUHUR SOSIAL BUDAYA
DALAM MENEBALKAN LAKU MURID

KELAS 139
B
Fasilisator GP
CGP Angkatan 7 Tuban
Jatim
Dra. Kun Mariyati, M.M., M.Pd.
Pengajar Praktik GP
Bapak Mufid

Bu Endang Bu Yanti
Bu Ruri Bu Indah Bu Nurul Bu Anis SDN Dagangan SMPN 1 Rengel
SDN Tunggul Rejo SMAN 1 SDN Margorejo 1 SDN Campurejo I
Ruang kolaborasi
Menemukenali Nilai Luhur Sosial Budaya
dalam Menebalkan Laku Murid
Anggota Kelompok:
• Khuriyatul Ainiyah
• Indah Puji L
• WIjayanti
• Nurul Farida Y
• Anis Wijayanti
• Endang Sasmita
• SENI
KARAWITAN
Di Daerah Parengan terdapat sanggar
karawitan yang sudah berkembang ke tingkat
nasional. Sekolah sebagai persemaian benih-
benih dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Festival seni dari SMAN


Parengan di Banyuwangi

Sesuai dengan tugas guru yang menuntun laku siswa agar dapat berkembang
karakter-karakter/bakat siswa agar dapat memerdekakan dirinya.
Nilai-nilai karakter : kerjasama, kreatif, mandiri, berkebhinekaan global.
Melestarikan budaya daerah agar tidak tergerus zaman
• Seni Karawitan

SOLUSI
Tantangan yang dihadapi di kelas :
• solusinya adalah untuk melestarikannya harus
• tantangan internal: ada kolaborasi antara pihak sekolah dan orang
mayoritas siswa lebih suka dengan tua siswa. Di sekolah siswa bisa belajar melalui
budaya barat. Tidak semua siswa mata pelajaran seni budaya, bahasa Jawa dan
ekstrakurikuler. Dirumah siswa bisa belajar
pandai memainkan alat musik/
melalui sanggar seni di desa Sukorejo (belakang
nggending
sekolah)
• tantangan ekternal : bagaimana
• mengadakan festival seni di desa sukorejo
caranya agar kesenian karawitan
tetap eksis dan dikenal masyarakat

Intergrasi Kearifan
Budaya Lokal Sekolah :
muatan Bahasa Jawa,
seni Budaya, Sejarah
• Seni Karawitan
nilai-nilai yang akan diterapkan di kelas/sekolah

Yaitu dengan Nilai Profil Pelajar Pancasila, yaitu :


• Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Berkebhinekaan Global
• Mandiri
• Gotong ROyong
• Kreatif
2. TRADISI MANGANAN/ SEDEKAH BUMI

• manganan - upacara slametan dengan


para peziarah membawa ambeng. ini
berarti menebalkan laku melatih
membiasakan siswa untuk selalu peduli
dengan keadaan masyarakat.
• selain menjaga kerukunan, manganan
juga bisa sebagai simbol/wujud syukur
masyarakat terhadap Tuhan YME

Tradisi manganan merupakan salah satu


kearifan lokal yang memanfaatkan potensi
manusia, agama, budaya, dan alam.
2. Manganan/Sedekah Bumi

Pendidikan berbasis kearifan lokal atau keunggulan lokal adalah


pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam
aspek ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, tekhnologi informasi dan
komunikasi dan lain - lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya
akan bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

kekuatan Pemikiran KHD yang menebalkan


Laku Murid
• Nilai Gotong Royong
• Monghormati Leluhur
• saling Berbagi
• Nilai kekeluargaan dan kekerabatan
2. Manganan/Sedekah Bumi
nilai-nilai yang akan diterapkan di kelas/sekolah
Yaitu dengan Nilai Profil Pelajar Pancasila,
yaitu :
• Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa
• Berkebhinekaan Global
• Mandiri
• Gotong ROyong
• Kreatif
3.Kirab Budaya Aryo Tejo

• Kirab budaya ke Makam Tumenggung Aryo


Tedjo mengandung nilai religius untuk
membentuk karakter anak sesuai kodrat alam
dan zamannya.
• Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh warga
desa dan semua murid dari berbagsi tingkatan
dan sekolah. Dari berbagai keanekaragaman
menciptakan kerukunan, gotong royong
membuat gunungan yang digunakan saat kirab
dan menumbuhkan nilai luhur dari budaya
kearifan lokal
3.Kirab Budaya Aryo Tejo

• Alasan yg kontekstual mengenai penerapan ide gagasan


sesuai KHD. Adalah untuk mempelajari sejarah dan
sosiokultural setempat secara kontekstual/nyata
sehingga siswa bisa belajar langsung dari sumbernya
yaitu potensi sosio kultural yang ada dilingkungan
siswa sesuai dengan kodrat alam.
• Menurut sejarah, Tumenggung Aryo Tedjo menetap di
Desa Dagangan untuk melaksanakan syiar agama Islam
sambil berdagang. Jasanya yang begitu besar, Makam
Aryo Tedjo dikeramatkan. Untuk menghormati dan
melestarikan budaya yang sudah mengakar menjadi
sosiokultural diadakan kirab budaya
3.Kirab Budaya Aryo Tejo
• Tantangan penerapan pemikiran KHD adalah latar
belakang orangtua. Lingkungan keluarga adalah faktor
penentu utama pembentukan karakter siswa. Siswa
yang mayoritas keluarganya berpendidikan lulusan SD
dan bekerja sebagai petani, mempengaruhi karakter
siswa .
• Keseharian warga dari pagi sampai sore selalu berada
ditegal sehingga kurang memberi perhatian kepada
siswa dalam belajar maupun perkembangan sosialnya.
Banyak siswa yg tidak mengerjakan PR dan jarang
masuk sekolah karena ikut ke tegal (Ladang)
3.Kirab Budaya Aryo Tejo

• Solusi penerapan pemikiran KHD yang diterapkan adalah


untuk menjalin hubungan dan kerjasama yg baik dengan
orangtua, memberikan pengertian, berkolaborasi dengan
orang tua untuk memperlakukan anak sesuai kodratnya.
• Menerapkan ing ngarso sung tuladha, memberi contoh yg
baik pada anak, ing madyo mangun karso, ditengah2 ikut
membangun hubungan positif siswa dan orangtua. Tutwuri
Handayani di belakang memberi dorongan untuk memberi
penguatan dan menerapkan pembelajaran yg
menyenangkan menghamba pada anak sehingga anak rajin
sekolah dan lebih memilih berangkat skolah daripada ikut
ke tegal
Penguatan Karakter Murid

Yaitu dengan Nilai Profil Pelajar Pancasila, yaitu :


• Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Berkebhinekaan Global
• Mandiri
• Gotong ROyong
Apel pagi setiap • Kreatif
hari Keputrian

Takzia
T ha nk
yo u!

Kelompok 2
Mari Kita Lestarikan Budaya Daerah Sebagai Warisan
Bangsa Indonesia. Maju Bersama Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai