Anda di halaman 1dari 11

a s a n K e l o m

u g p
e n o k
P
Tugas Presentasi
1.1.a.5 Ruang kolaborasi - Modul 1.1
24 Agustus 2023
Pengajar Praktik :
Wiji Suprihatin, S.Pd. M.Pd
Nanang

Diyan Aditya

Rina Ari
Apriyani
Pendahuluan
Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 -
Penugasan Kelompok

Moda: Penugasan Kelompok


Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta
mampu menemukenali nilai-nilai luhur
kearifan budaya daerah asal yang
relevan menjadi penguatan karakter
murid sebagai individu sekaligus
sebagai anggota masyarakat.
Pemikiran KHD yang diterapkan sebagai perwujudan
kontekstual pemahaman KHD pada budaya lokal
Budi Pekerti, adalah bersatunya pikiran,
perasaan, kehendak, kemauan, sehingga
menimbulkan semangat atau tenaga

Konsep Trilogi pendidikan yaitu in


Ayo mulai ngarso sung tulada, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani

Pendidikan adalah penyemaian benih


Cipta, Rasa, Karsa
kebudayaan yang dapat mengantarkan
murid pada budi pekerti
Instruksi penugasan kelompok

PERTAMA KEDUA KETIGA

Apa kekuatan konteks Bagaimana pemikiran KHD Sepakati satu kekuatan


dapat dikontekstualkan pemikiran KHD yang
sosio-kultural di
sesuaikan dengan nilai- menebalkan laku murid
daerah Anda yang
nilai luhur kearifan budaya di kelas atau sekolah
sejalan dengan
daerah asal yang relevan
pemikiran KHD? Anda sesuai dengan
menjadi penguatan

konteks lokal sosial
karakter murid sebagai
individu sekaligus sebagai budaya di daerah Anda
anggota masyarakat pada yang dapat diterapkan.
konteks lokal sosial

budaya di daerah Anda?


Deskripsi Jawaban
Indonesia adalah negeri majemuk yang kaya akan berbagai ragam suku,
bahasa, agama, kepercayaan, dan adat istiadat.
Apabila dilihat dari sisi historis masyarakat Indonesia, keberagaman yang
terdapat di setiap suku bangsa ini ditandai dengan latar belakang yang berbeda,
tentunya kondisi ini menciptakan iklim kebudayaan yang berbeda.
Nilai kebersamaan yang ada di Indonesia, terkhusus nilai pancasila sangat
dibutuhkan dalam upaya menuju persatuan Indonesia. Di Indonesia sendiri
terkenal suatu budaya yang melekat sebagai identitas bangsa yaitu "gotong
royong".
Kebiasaan gotong royong ini juga terjadi karena masyarakat merupakan
makluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Pemikiran / Filosofi KHD
Ketika hendak melakukan pembaharuan
yang terpadu hendaknya kita sebagai
pendidik tahu kebutuhan anak didik kita,
baik mengenai kehidupan pribadinya
ataupun kemasyarakatannya, jangan
sampai kepentingan yang berhubungan
dengan kodrat alam dan kodtar zaman
terlupakan.

Salah satu kearifan budaya lokal


yang dapat dikembangkan dalam
penerapan filosofi KHD adalah
Budaya Gugur Gunung.
Konteks pemikiran KHD yang
relevan dengan budaya
Gugur Gunung
Pendidikan karakter
Sesuai dengan kodrat alam
dan kodrat zaman
Berpihak pada murid
Pendidikan karakter : Pemikiran KHD relevan
dengan sosio kultural dimana anak mampu
menguatkan jati diri nya sesuai kodrat anak
sebagai bekal menjalani kehidupan lebih baik
lagi dilingkup masyarakat maupun untuk
dirinya sesuai dengan budayanya. Dengan
membangun karakter yang berbudaya, maka
budaya yang ada dilingkungan anak berada
tidak akan hilang, dan semakin kuat dalam diri
anak agar senang dan bahagia dalam hidupnya.
Nilai luhur kearifan budaya daerah "Gugur Gunung" yang relevan
dengan penguatan karakter murid

TANGGUNG JAWAB

MEMPERERAT TALI SILATURAHMI


MASYARAKAT

GOTONG ROYONG

BERBAGI DENGAN SESAMA


Gugur Gunung

Satu kekuatan pemikiran


KHD yang menebalkan laku
murid :
"Gotong Royong"

IMPLEMENTASI DI SEKOLAH/KELAS :
Kolaborasi dalam pembelajaran
Peka terhadap lingkungan
Tolong menolong GOTONG ROYONG
Berjiwa sosial WARGA
09.301 KELAS A CGP ANGKATAN 9

Terima
kasih
Fsilitator : Bapak Siswo Sukarno
Pengajar Praktik : Wiji Suprihatin

Anda mungkin juga menyukai