Anda di halaman 1dari 16

Modul 1.1.a.5.

Menemukenali Nilai
Luhur Sosial Budaya dalam
Menebalkan Laku Murid

fasilitator : nasran, s.s

pp : wawan kurniawan, S.Pd


CGP 9
TAKALAR-SULSEL
KELAS 09.33, KLP A

Andi Mulawarman AM Rais Azis



Andi Hasnah Sri Rahayu K Listayani Suharni


PEMIKIRAN
KI HAJAR
DEWANTARA
KONSEP PENDIDIKAN MENURUT
KI HADJAR DEWANTARA
ADALAH PENDIDIKAN YANG
HOLISTIK, DIMANA MURID
ATAU PESERTA DIDIK
DIBENTUK MENJADI INSAN
YANG BERKEMBANG SECARA
UTUH MELIPUTI OLAH RASIO,
OLAH RASA, OLAH JIWA DAN
OLAH RAGA MELALUI PROSES
PEMBELAJARAN DAN LAINNYA
YANG BERPUSAT PADA MURID
TOPIK 1
Apa kekuatan konteks sosio-kultural di
daerah anda yang sejalan dengan pemikiran
KHD.
Ki Hajar Dewantara dalam pemikirannya
menjelaskan bahwa pendidikan dan pengajaran
merupakan upaya yang dilakukan sebagai
usaha bersama dalam mempersiapkan dan
menyediakan kebutuhan hidup manusia baik
dalam bermasyarakat maupun berbudaya. Hal
ini sesuai dengan konteks sosio-kultural (Nilai
Luhur) di daerah kami yaitu Sulawesi Selatan
pada umumnya dan Kabupaten Takalar pada
khususnya yang sejalan dengan pemikiran KHD
NILAI GOTONG ROYONG
1. BUDAYA GOTONG ROYONG MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN SETIAP HARI JUM'AT DI PROGRAMKAN OLEH PEMERINTAH KABUPATEN TAKALAR,
MULAI DARI DESA, KELURAHAN, KECAMATAN, DISELURUH INSTANSI TERUTAMA DI SEKOLAH-SEKOLAH.
2. BUDAYA GOTONG ROYONG YANG MASIH KENTAL DI DESA-DESA DI KABUPATEN TAKALAR YAITU PADA SAAT ADA WARGA YANG MEMBANGUN
RUMAH PANGGUNG, MAKA WARGA MASYARAKAT DISEKITARNYA BERBONDONG-BONDONG DATANG MEMBERIKAN BANTUAN TENAGA, ATAU ADA
WARGA MASYARAKAT YANG AKAN MENIKAHKAN ANAKNYA MAKA WARGA LAKI-LAKI BERGOTONG ROYONG MEMBUAT WALASUJI, PANCA ATAU
TI'BA.
NILAI BUDAYA DAN SENI
1. DI SULAWESI SELATAN KHUSUSNYA KABUPATEN TAKALAR
TERKENAL DENGAN SONGKOK GURU, BATIK MOTIF LONTARAK
YANG DIKENAKAN OLEH ASN DAN PESERTA DIDIKNYA.
2. ANGGARU DAN PAKKIO BUNTING YANG MENGANDUNG NILAI
SALING MENGHARGAI DAN MENGHORMATI. NILAI BUDAYA
ANGNGARU DAN PAKKIO BUNTING MASUK DALAM DIMENSI
KEBHINNEKAAN GLOBAL, DIMANA SASTRA LISAN SUDAH
HAMPIR PUNAH PADAHAL BUDAYA INI HARUS
DIPERTAHANKAN.
TOPIK 2
Bagaimana pemikiran KHD dapat
dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-
nilai luhur kearifan budaya daerah asal
yang relevan menjadi penguatan karakter
murid sebagai individu sekaligus sebagai
anggota masyarakat pada konteks lokal
sosia;l budaya di daerah anda.
BUDAYA TABE, SIRI' NA PACCE, SIPAKATAU, SIPAKALABBIRI,
SIKATUTUI DAN SIPAKAINGA

Pendidikan yang menganut prinsip kontekstual dapat disesuaikan dengan keberadaan nilai-nilai luhur
yang mengandung kearifan budaya lokal yang relevan di Sulawesi Selatan khususnya di kabupaten
Takalar. Contohnya budaya Tabe', Siri Na Pacce, Sipakatau, Sipakalabbiri, Sikatutui dan Sipakainga.
Budaya tabe adalah sikap sopan santun dan ramah tamah yang mencadi ciri khas suku Bugis-Makassar
yang sudah turun temurun ditanamkan.
Budaya siri' na pacce, sipakatau, sipakalabbiri, sikatutui dan sipakainga dalam kehidupan suku Bugis-
mengandung nilai solidaritas kemanusiaan yang harus dipertahankan.
TOPIK 3
sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang
menebalkan laku murid di kelas atau di
sekolah anda sesuai dengan konteks lokal
sosial budaya di daerah anda yang dapat
diterapkan.
Menurut KHD, Pendidikan adalah tuntunan yang mengarah pada perkembangan menyeluruh anak
sesuai dengan kodrat dan potensinya sendiri. Hal ini mengingatkan kita bahwa anak-anak memiliki hak
dan kemampuan unik untuk tumbuh sesuai dengan sifat mereka sendiri, dan pendidikan hanyalah
panduan untuk membimbing proses ini.
KHD menekankan bahwa pendidik hanya dapat membantu memajukan kekuatan alami yang dimiliki
anak-anak, yang terdapat dalam bidang moral, estetika, budaya, pendidikan, dan kebhinekaan.
Pendidikan menurut pandangan KHD bukan hanya tentang menuntut pengetahuan, tetapi juga
membentuk manusia yang beretika dan berkontribusi positif terhadap masyarakat.
RELIGIUS, GOTONG ROYONG, PEDULI, KREATIF,
BERPIKIR KRITIS MENJADI KEPRIBADIAN MASYARAKAT
KABUPATEN TAKALAR SEJALAN DENGAN PEMIKIRAN
KHD MEMBENTUK PROFIL PELAJAR PANCASILA
TANTA N G A N :
Tantangan yang dihadapi dalam melestarikan budaya lokal
antara lain :
1. Pengaruh arus globalisasi dimana anak sekarang lebih
tertarik mengikuti budaya asing yang sesuai dengan
perkembangan zaman misalnya pengaruh gadget/game
yang membuat anak semakin malas belajar dan cenderung
tidak berminat untuk bermain permainan tradisional.
2. Bergesernya nilai-nilai kesopanan (tabe, siri' na pacce dll)
akibat pengaruh budaya asing.
SO L U S I :

1. Guru/pihak sekolah bekerjasama dengan orangtu mengontrol penggunaan


gadget bagi peserta didik baik di sekolah maupun di rumah.
2. Guru merancang dan melaksanakan pembelajaran yang lebih kreatif dan
melibatkan penggunaan teknologi dalam pembelajarannya supaya pembelajaran
di kelas lebih menarik.
3. Sekolah/ Guru memasukkan konten-konten yang mengandung nilai-nilai luhur
budaya bangsa dalam program-program di sekolah atau dalam pembelajaran di
kelas.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai