2. IDA ZURAIDAH
3. LALU ZULPADLI
4. MUH. ALWI
5. RIFAATUN NISA
A. Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Anda yang
sejalan dengan pemikiran KHD?
Jawab:
Dari pemikiran ki hajar dewantara tersebut kearifan budaya yang relevan dengan
penguatan karakter di daerah kami adalah sebagai berikut:
2. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di
kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda
yang dapat diterapkan.
Jawab:
Salah satu pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau di sekolah
sesuai dengan konteks social budaya yaitu budaya tate krame (sopan santun) Pendidikan
Tate Krame diperlukan untuk menumbuhkan sikap peduli masyarakat terhadap
budayanya sendiri. Ketika kepedulian sudah hilang, maka kebudayaan yang hanya
mengikuti dari belakang pun akan hilang juga, karena kebudayaan tidak akan dapat
lestari dan terjaga tanpa ada masyarakat yang ber- Tate Krame yang bisa menjaganya.
Setelah melihat bagaimana realita yang terjadi dalam masyarakat suku sasak saat ini, dan
sudah tentu dapat kita saksikan lansung buktinya dalam kehidupan sehari-hari bahwa
kebudayaan suku sasak mulai luntur karena minat generasi muda untuk mempelajari
budayanya sudah mulai terkikis oleh arus zaman modern ini. Generasi muda seolah acuh
tak acauh terhadap kebudayaan sukunya sendiri. Sudah tidak ada kesopanan dan ketaatan
terhadap aturan.
Pendidikan tentang Tate Krame sangat penting untuk menjaga dan memajukan
kebudayaan suku sasak, seperti di SD dulu kami masih mendapatkan pelajaran muatan
local, yang mengajarkan kami tentang budaya sasak, seperti bahasa halus, masakan khas
daerah, kebudayaan daerah, sedangkan setelah memasuki SMP dan SMA, sudah tidak
ada lagi dalam mata pelajaran. Sehingga dapat dikatakan, budaya sasak sudah luntur
karena tidak ada pendidikan yang mendukung untuk berkembang dan bertahannya suku
sasak pada zaman yang modern ini.
Pendidikan Tate krame ini juga bisa kita terapkan kepada peserta didik terutama di
Sekolah Dasar. Karena pendidikan tingkat Sekolah Dasar adalah pondasi yang akan kita
bangun agar nanti ketika membangun kontruksinya sampai menjadi sebuah bangunan,
akan menghasilkan bangunan yang kokoh. Itulah yang diibaratkan Pendidikan yang akan
kita berikan kepada peserta didik di tingkat Sekolah Dasar nantinya.
Tergerusnya kebudayaan ini disebabkan oleh sikap dari berbagai pihak yang bertanggung
jawab, dan tidak ada sarana untuk mengenalkan kebudayaan kepada masyarakat untuk
dapat mengenal kebudayaan daerahnya. Oleh karena itu, anak-anak zaman sekarang tidak
tahu banyak tentang budayanya sendiri. Sarana yang dibutuhkan untuk mengenalkan
kebudayaan suku sasak adalah lewat pendidikan Tate Krame. Apabila pendidikan Tate
Krame adat diberikan sejak bangku sekolah, maka nilai-nilai dan konsep Tate Krame
adat tersebut akan tertanam dalam hati dan pikiran anak.
Harus adanya upaya yang serius dari pemerintah secara umum dan pemerintah Provinsi
NTB khususnya untuk mengatasi masalah ini. Misalkan dengan memberlakukan
kurikulum yang khusus memperlajari kebudayaan sesuai daerah masing-masing, yang
jika di Lombok menjadi Pendidikan Tate Krame. Penanaman karakter cinta daerah
ditumbuhkan sejak dini melalui pendidikan. (kompasiana.com)