Anda di halaman 1dari 8

TOPIK 2

FILOSOFI PENDIDIKAN
INDONESIA

Dasar-dasar pemikiran
filosofis pendidikan KHD
KELOMPOK 1
Aulia Dewi Widyaningsih
Della Noviana
Dwi Nola Sumiati
Ismia Hafidah
Maha Ikhlas Sulfitrah
Siska Maulani
Pertanyaan 1
Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur
budaya)
01 di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran

KHD?
Dalam konteks sosio-kultural di daerah, terdapat beberapa kekuatan yang sejalan dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) salah satunya adalah gotong royong.
Gotong royong merupakan salah satu nilai luhur budaya yang kuat di daerah. Nilai ini
sejalan dengan pemikiran KHD tentang pentingnya sinergi dan kerjasama antara keluarga,
masyarakat, dan sekolah dalam membentuk karakter peserta didik yang baik. Misal ketika
kegiatan gotong royong (kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar, gotong royong
saling membantu ketika dilingkungan sekitar ada yang meninggal). Di daerah saya terdiri
dari masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda (suku, agama dan budaya)
meskipun berbeda namun tetap menjunjung tinggi toleransi.
Hal lain dalam konteks sosiokultural yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara
adalah berupa pelestarian adat istiadat yang merupakan kearifan lokal dimana kaidah
sosial yang telah ada sejak dahulu dan telah menjadi kebiasaan (tradisi). Adat istiadat
tersebut berupa musyawarah yang merupakan salah satu bentuk budaya kearifan lokal
yang mengandung nilai-nilai luhur. Musyawarah juga dijadikan sebagai sumber hukum
yang mengatur hubungan sosial antara anggota masyarakat.
Pertanyaan 2
Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan
dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan
menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai individu
sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial
budaya di daerah Anda?
Pendidikan dapat memfasilitasi peserta didik
untuk tumbuh sesuai dengan kotdratnya

Kodrat alam, yaitu terkait dengan potensi atau bakat


yang mereka miliki, ras dan atau suku tempat mereka
berasal, hingga karakteristik lingkungan budaya daerah
mereka.

Kodrat zaman ialah berbicara era yang dijalani anak, sehingga


edukasi di masanya menekankan pada kemampuan peserta didik
yang memiliki (isi) keterampilan sesuai zamannya.
konteks budaya lokal dapat memahami nilai-nilai luhur
yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat
untuk membangun karakter

Dengan penanaman nilai-nilai budaya lokal peserta didik dapat belajar


tentang sejarah, tradisi, mitos dan norma-norma budaya yang ada
dalam daerah mereka. Hal ini membantu mereka menghargai dan
melestarikan warisan budaya lokal yang merupakan aspek penting dari
identitas daerah.

Pemahaman terhadap kearifan budaya lokal juga dapat


membantu peserta didik untuk lebih memahami permasalahan
sosial dan lingkungan di daerah mereka
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku
peserta didik di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks
lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan.

Kelompok kami menyepakati konteks


Di Tanah Sunda terdapat peribahasa
sosia budaya di daerah Jawa Barat Pemikiran KHD dapat
yang biasa digunakan yaitu “Kudu
“Tanah Sunda”. dikontektualkan sesuai
paheuyeuk-heuyeuk leungeun,
Dalam kontes sosial budaya di daerah dengan nilai-nilai luhur
paantay-antay panangan”,
bisa dimaknai sebagai suatu usaha kearifanbudaya daerah
peribahasa ini memiliki makna sebagai
membawa seseorang kepada suatu hal asal yang relevan
manusia harus saling bekerjasama
yang baik untuk hidup di masyarakat. menjadi penguat
untuk membangun hubungan yang
Usaha yang dilakukan bisa berupa karakter peserta didik.
kuat.
memberi arahan ataupun pengajaran.
Thank You
Presented by Hannah Morales

Anda mungkin juga menyukai