Anda di halaman 1dari 9

Nama : Melisa Safitri

Kelas : IPS-4
JURNAL REFLEKSI
MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN

Filosofi Filosofi Pendidikan Indonesia (FPI) adalah salah satu mata kuliah dalam program
Pendidikan Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Mata kuliah FPI menguatkan visi misipendidikan sesuai dengan pemikiran Ki


Hajar Dewantara yang berbunyi” Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian
setinggi tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat”.

Dalam proses menuntun, peserta didik perlu memahami tentang manusia


Indonesia melalui pemahaman dan pemaknaan yang mendalam tentang Pancasila
sebagai identitas dan entitas manusia Indonesia.

Review Pengatahuan baru yang saya dapatkan dari mata kuliah filosofi yaitu dasar- dasar
pengalama Pendidikan Ki Hajar Dewantara mulai dari perjalanan pendidikannya hingga
n belajar. implementasi yang harus dilakukan di sekolah. Pada mata kuliah ini terdapat
beberapa topik, antara lain ;

Topik 1. Perjalanan Pendidikan Nasional

Setelah mempelajari topik perjalanan pendidikan nasional dari sebelum dan


sesudah kemerdekaan berserta tokoh penting dalam pergerakan pendidikan, saya
sadar bahwa pendidikan adalah sebuah pondasi utama suatu bangsa. Melalui
pendidikan, nilai budaya dan karakter bangsa dapat dilestarikan menjadi
kepribadian bangsa. Dalam hal ini profil pelajar pancasila merupakan dasar utama
yang perlu diimplementasikan secara menyeluruh dan mendalam dalam jiwa
generasi bangsa.

Gagasan Ki Hadjar Dewantara yaitu:

Ing Ngarso Sung Tuladha (Pendidik berada di depan memberi teladan), Ing
Madyo Mangun Karso (Pendidik selalu berada di tengah dan terus menerus
memotivasi), Tut Wuri Handayani (Pendidik selalu mendukung dan mendorong
peserta didik untuk maju) yang dimana diharapkan tidak menjadi semboyan atau
slogan semata. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentu sesuai dan sejalan dengan
program pendidikan yang diusug saat ini yaitu pendidikan dengan pembelajaran
paradigma baru atau program kebijakan merdeka belajar.

Topik 2. Dasar- Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Topik kedua dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia mengajarkan


tentang bagaimana dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara, termasuk tentang
pemikiran beliau tentang pendidikan itu sendiri. Menurut Ki Hadjar Dewantara,
pendidikan dan pengajaran adalah dua hal yang berbeda. Pengajaran adalah bagian
dari pendidikan. Sedangkan, pendidikan merupakan tempat dimana benih-benih
kebudayaan dalam masyarakat ditanam pada kehidupan peserta didik. Ki Hadjar
Dewantara bukan hanya menekankan pendidikan sebagai sesuatu yang penting,
namun memanusiakan manusia lain menjadikan peserta didik menjadi manusia
bermoral.

Beliau menjadikan pendidikan sebagai dasar dalam pengembangan karakter dan


nilai-nilai kemanusiaan. Maka dalam perjalanannya, Ki Hadjar Dewantara
menjelaskan bahwa tujuan pendidikan itu adalah menuntun segala kodrat yang ada
pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Dalam pembelajaran ini, saya menjadi semakin memahami mengapa pendidikan
adalah faktor penting yang ada dalam kehidupan manusia. Karena tujuan
pendidikan pada dasarnya adalah menuntun peserta didik dalam mencapai
keselamatan dan kebahagiaan. Hal paling mendasar yang dapat saya terapkan
dalam kelas adalah merancang pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan siswa.
Seperti salah satu pokok pikiran Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan anak-
anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik tak mungkin pendidik
mengubah padi menjadi jagung, atau sebaliknya. Sehingga, saya sebagai guru
mengajarkan konsep kepada, dan menyerahkan pengembangan konsep dari materi
tersebut kepada mereka. Misalnya, pada materi teks prosedur, saya tidak akan
memaksa siswa untuk membuat makanan atau minuman. Namun saya
membiarkan mereka bereksplorasi dengan ide dan kreativitas mereka.

Topik 3. Identitas Manusia Indonesia

Pengalaman belajar pada topik identitas Manusia Indonesia, yaitu mempelajari


identitas manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia.
Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas,
relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia
Indonesia dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Selanjutnya, tiga hal
hakiki sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai
kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas. Manusia Indonesia
Lahir, Hidup dan Berkembang dalam Kebhinekatunggalikaan.

Pengalaman belajar pada topik ini juga menyangkut, keragaman atau kebhinekaan
yang merupakan salah satu struktur hakiki atau karakter keindonesiaannya yang
amat khas. Keragamaan (kebhinekaan) itu merupakan pengalaman yang secara
hakiki membentuk identitas keindonesiaan sejak Indonesia belum diakui sebagai
sebuah Negara. Mereka yang berjuang untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia
adalah orang-orang yang sejak semula hidup dalam pengalaman relasi dengan
latar belakang perbedaan dan keragaman agama (kepercayaan), ras, suku, warna
kulit, dan bahasa dalam konteks ribuan pulau, tradisi, ritual, mitos, legenda,
simbolisme bangunan, hasil bumi, dan flora-fauna.

Kebhinekatunggalikaan menjadi kekuatan bangsa Indonesia memaknai


keberagaman sosio-kultural dan nilai-nilai luhur yang ada pada setiap daerah.
Akar-akar budaya merajut keberagaman untuk memperkuat nilai-nilai
kemanusiaan khas Indonesia. Pancasila menjadi perekat keberagaman nilai-nilai
luhur budaya yang membentang luas dari Sabang sampai Merauke.

Manusia Indonesia sebagai Manusia Pancasila menilik sejarahnya, keberadaan


manusia Indonesia sebagai bangsa yang akan merdeka membutuhkan fondasi
filosofis sebegai penegas identitasnya. Fondasi filosofis memuat jiwa bangsa, cita-
cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai bangsa, dan nilai-nilai hidup berbangsa.
Mencari fondasi hidup berbangsa sudah menjadi pergulatan Ir.Soekarno sejak
tahun 1925. Dalam imajinasi dan cita-cita menggapai kemerdekaan Indonesia,
Soekarno sudah menggumuli nilai-nilai budaya yang sudah dihidupi oleh
masyarakat nusantara yang akan dijadikan sebagai ideologi bangsa. Dengan
demikian, tujuan perumusan Pancasila adalah untuk menemukan perekat dan
penyatuan hidup berbangsa bagi segala suku dan bangsa di nusantara ini. Dengan
menggali nilai-nilai luhur yang sudah dihidupi masyarakat di kepulauan nusantara,
Soekarno menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia dan sekaligus
manusia Indonesia. Segala segala kekayaan melingkupi masyarakat Indonesia
yang berbhineka di kristalisasi dalam Pancasila. Karenanya, pancasila berisi
“djiwa bangsa Indonesia”. Pancasila merupakan intisari yang merangkum nilai-
nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang Indonesia yang selalu
menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Hal ini juga ditegaskan oleh Ki Hajar
Dewantara.

Menghargai dan memberi ruang kepada setiap warga dan bangsa untuk
memberikan sumbangan bagi kebersamaan dalam membangun dunia merupakan
wujud penghayatan nilai-nilai Pancasila. Setiap warga masyarakat saling
membutuhkan satu sama lain dalam kebersamaan sebagai makhluk sosial. Rukun
dan damai merupakan kebutuhan setiap pribadi di dalam hidup bersama di tengah
dunia. Terciptanya hidup harmonis dan damai menjadi tanggungjawab setiap
pribadi dalam kebersamaan yang mempertebal rasa aman dan syukur setiap
pribadi sebagai warga masyarakat. Sila-sila Pancasila memuat imperative etis
untuk hidup bersatu, bertanggungjawab, bekerjasama, hidup adil dan
bermusyawarah (bergotong-royong) untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap
pribadi dan bersama dalam segala dimensinya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidup, keseimbangan dinamis antara hak dan kewajiban setiap warga perlu
mendapatkan tempat untuk mewujudkannya. Lebih dari itu, dalam konteks
pendidikan Indonesia, seperti yang ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara,
pengenalan terhadap para siswa dan dialog edukatif untuk menumbuhkan karakter
lebih dari sekedar mengembangkan kemampuan intelektual dalam semangat
kompetisi individualism.

Pengalaman belajar juga menyangkut pada Manusia Indonesia sebagai Manusia


Pancasila Dengan menggali nilai-nilai luhur yang sudah dihidupi masyarakat di
kepulauan nusantara, Soekarno menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa
Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia. Segala kekayaan melingkupi
masyarakat Indonesia yang berbhineka di kristalisasi dalam Pancasila. Karenanya,
pancasila berisi “djiwa bangsa Indonesia”. Pancasila merupakan intisari yang
merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang
Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Hal ini juga
ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara.

Kemudian mempelajari Manusia Indonesia sebagai Manusia Religius. Religius


merupakan hal yang mendasar atau esensial dalam kehidupan manusia, yang
artinya religius merupakan daya-daya insani yang bersifat batiniah yang ada di
dalam kedalaman hati manusia. Religius merupakan inti dan daya agama. Religius
dan agama merupakan dua sisi dari model kehiidupan yag menyatukan aspek
empiris dan meta empiris atau menyatukan dua sisi insani, yaitu sisi rohani dan
jasmani. indonesaia merupakan tempat lahir dan berkembangnya agama-agama
besarhal ini membuat pengaruh besar pada praktisi kehidupan. Pendidikan
Indonesia

Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multi budaya, bahasa, agama,


keyakinan, etnis, suku, dan kearifan lokal, pendidikan mempunyai peran penting
dalam melestarikan keragaman, menjaga kesatuan, memelihara keharmonisan, dan
mengembangkan kualitas keindonesiaan

Topik 4. Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia

Pengalaman belajar pada topik ini mempelajari tentang Pancasilap sebagai pondasi
pendidikan IndonesiaPancasila adalah dasar negara indonesia, dan ibaratkan
sebuah rumah, apabila dasar/pondasi rumah itu tidak ada, maka rumah itu akan
cepat runtuh, begitu juga dengan negara, apabila tidak memiliki dasar negara,
maka negara itu akan cepat runtuh pula, makanya pancasila bisa disebut sebagai
pondasi negara. Bangsa Indonesia adalah kebhinekaan (diversity) dalam suku, ras,
agama dan budaya. Masyarakat Indonesia hidup tersebar di wilayah Indonesia
yang terdiri ribuan pulau, suku, dan wilayah yang dikelilingi laut. Ada lebih dari
740 bahasa daerah di Indonesia. Kesadaran multikultural-religius menjadi titik
pijak dan bagian dari proses pengembangan hidup bersama di Indonesia (Eliharni,
2016). Artinya, nilai-nilai kemanusiaan Indonesia bertumbuh di dalam hati warga
Indonesia yang hidup dalam kebhinekatunggalikaan yang kaya dengan nilai-nilai
religius. Pendidikan dalam Masyarakat Pancasila

Pancasila memuat lima sila sebagai kesatuan merupakan identitas bangsa


Indonesia. Nilai-niali kemanusiaan yang termuat dalam sila-sila pancasila
merupakan fondasi filosofis pengembangan hidup bersama dibidang politik,
sosial, budaya dan pendidikan di Indonesia. Profil pelajar Pancasila merupakan
bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan
sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan
termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta
kompetensi peserta didik. profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu:
1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2)
mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6)
kreatif.

Topik 5. Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan

Pada topik ini saya mendapatkan materi prinsip Pendidikan yang Memerdekakan
Praktik Pendidikan. Pendidikan dengan berdasarkan pemikiran KHD yaitu
pendidikan yang memerdekakan anak baik secara lahir ataupun batin. Praktik
Pendidikan yang Memerdekakan pembelajaran adalah belajar yang sesuai dengan
cita-cita dan tujuan masing-masing anak. tantangan terbesar yaitu mengubah
mindset dari orang tua dan siswa untuk mengetahui arti dari pendidikan itu
sendiri. Pendidikan yang memerdekakan peserta didik bisa diaplikasikan ke dalam
bentuk pembelajaran yang dinamis serta proporsional berdasarkan minat dan bakat
peserta didik. Hal tersebut bisa divontihkan melalui pendampingan atau
pengajaran oleh LSM yang bergerak dibidang bakat yang diminiati serta para ahli.
pendidikan yang memerdekakan yaitu menyadari anak sebagai makhluk yang
diciptakan sempurna sehingga memiliki kesadaran untuk menentukan
kemauannya sendiri. melakukan evaluasi bersama murid agar dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.

Refleksi Pengalaman belajar yang dipilih sangat penting bagi saya, dikarenakan dalam
pengalama pembelajaran mata kuliah ini membuat pandangan pendidik sesuai dengan
n belajar perjalanan Ki Hajar Dewantara. Pada topik implementasi Pendidikan yang
yang memerdekakak kita akan mempelajari serta menghayati perjuangan pendidikan
dipilih Indonesia dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan. Kita akan melihat
perbedaan antara pendidikan sebelum kemerdekaan yaitu pada tahun 1854
pendidikan hanya dikhususkan untuk orang-orang tetentu dalam rangka
mendukung usaha dana pemerintah Hindia-Belanda yang hanya diajarkan sebatas
membaca dan menulis.

Pada tahun yang sama lahirlah sekolah bumi putera yang mengajarkan membaca,
menulis, dan berhitung secukupnya. Hingga 20 mei 1908 lahirlah organisasi Boedi
Oetomo dan pada tahun 1922 lahirlah taman siswa di Yogyakarta sebagai gerbang
emas pendidikan nasional. Pendidikan pada zaman ini masih terpaku pada
ideologi bangsa Belanda yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia
masyarakat Indonesia yang siap bekerja bagi pemerintahan Belanda. Dari
ringkasan perjalanan pendidikan nasional muncullah dasar-dasar pemikiran dari
Ki Hajar Dewantara.

Pemikiran-pemikiran beliau menjadi acuan para guru, pemangku kebijakan, orang


tua dan pejuang pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan yang
mencerminkan “Merdeka Belajar”. Dalam pandangannya pendidikan dan
pengajaran digunakan untuk memahami tujuan pendidikan. Menurutnya onderwij
pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran yang dimaksud adalah
proses pendidikan yang bertujuan untuk memberikan ilmu atau faedah untuk bekal
sesorang dalam menjalani kehidupan baik secara lahir maupun batin.

Semboyan Ki Hajar Dewantara yang menjadi acuan pada dunia pendidikan yaitu
Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Makna dari
semboyan tersebut yaitu di depan memberikan contoh, Ditengah- tengah
membangkitkan peserta didik, dan di belakang memberikan dorongan moral dan
semangat. Pemahaman dasar- dasar pendidikan menurut KHD harus diterapkan
dalam pendidikan pada zaman sekarang. Pada topik 3 membahas mengenai
identitas manusia indonesia. Sebagai contoh peserta didik pasti memiliki
kebutuhan dan karakteristik yang bermacam- macam. dari karakter- karakter
tersebut sebagai bangsa Indonesia harus beracuan dengan Pancasila.

Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia yang memiliki keragaman
baik dari agama, suku, ras, kebudayaan, etnis, sosial, dan bahasa. Selain itu pada
topik 4 membahas pancasila sebagai fondasi pendidkan indonesia yang akan
mengamalkan nilai-nilai pancasila yang diterapkan dalam lingkungan sekolah
yaitu profil pelajar pancasila yang memiliki enam elemen dalam Profil Pelajar
Pancasila, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong
royong, bernalar kritis, dan kreatif. Elemen- elemen tersebut pada saat ini menjadi
acuan pada penerapan kegiatan pembelajaran. Pendidikan indonesia sudah
mengalami perubahan dari zaman ke zaman.

Tugas kita sebagai calon guru di abad-21 adalah melanjutkan perjuangan para
pejuang pendidikan Indonesia. Walaupun pendidikan di zaman sekarang dapat
diakses tanpa intervensi dari negara lain, kita sebagai calon guru profesional harus
mendidik anak-anak sesuai dengan tuntutan zaman tanpa meninggalkan identitas
bangsa Indonesia. Pada pendidikan di abad ini dikenal dengan merdeka belajar.
Hal itu berarti kita sebagai guru harus menciptakan lingkungan belajar yang
memerdekakan peserta didik. Memerdekakan peserta didik bukan berarti tidak
memberikan tugas dan sebagainya, tetapi pendidik sebagai fasilitator harus
mampu mengembangkan dan mengarahkan kemampuan yang telah dimiliki oleh
peserta didik.

Analisis Mata kuliah filosofi ini memiliki beberapa topik yang telah meninggalkan artefak
artefak pembelajaran yang akan saya lampirkan pada link
pembelajar
https://drive.google.com/file/d/1QTHGlmfReCDBGFuc73mi520Dk7f0g_Uq/view
an
?usp=sharing

Link tersebut berisikan seluruh artefak filosofi Pendidikan Indonesia yang sesuai
dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara mulai dari teori yang diberikan hingga
contoh implementasi yang telah dilakukan di kelas maupun di lingkup sekolah dan
juga terdapat solusi yang diberikan mengenai proses pembelajaran yang telah atau
akan dilakukan.

Pembelajar Pengalaman yang saya dapatkan dari mata kuliah filosofi Pendidikan Indonesia
an yaitu sebagai calon guru professional saya harus memahami perjalanan
bermakna Pendidikan Ki Hajar Dewantara mulai dari perjalanan pendidikan nasional, dasar-
(good dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, identitas manusia indonesia, pancasila
practices) sebagai fondasi pendidikan indonesia, hingga telaah praktik baik pendidikan yang
memerdekakan. Hal tersebut sangat diperlukan untuk pengembangan pada saat ini
dengan tetap menganut teori- teori Ki Hajar Dewantara. Setiap peserta didik
memiliki kebutuhan dan karakteristik yang bervariasi sesuai dengan kodrat alam
dan kodrat zamannya. Guru menjadi fasilitator yang dapat menuntun peserta didik
sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya untuk mencapai tujuan
hidupnya. Guru juga sebaiknya bisa mencontohkan hal - hal yang baik, agar secara
tidak langsung peserta didik dapat mencontohnya pada kehidupan sehari- hari.
Pondasi yang guru tanamkan juga tetap berpegang teguh pada Pancasila yang
telah ditetapkan juga kurikulum merdeka. Guru juga harus mengikuti
perkembangan IPTEK saat ini agar kesenjangan dengan peserta didik tidak terlalu
jauh dan pembelajaran akan berjalan dengan menyenagkan. Pembelajaran yang
memanfaatkan media pembelajaran interaktif juga akan memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai