Anda di halaman 1dari 2

1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?

Hal-hal positif yang kami pelajari terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu :
 Pendidikan merupakan sebuah tuntunan agar anak menjadi bijaksana
 Pendidikan hendaknya memberikan kebebasan untuk berkarya dalam belajar (merdeka
belajar)
 Pendidikan harus memahami karakter anak, potensi, bakat dan minat anak-anak
 Pendidikan didasarkan pada kodrat alam dan kodrat zaman
 Pendidikan adalah taman bermainn pembelajarn yang berorientasi pada anak)
 Pendidikan merupakan penghambaan kepada anak (memandang anak dengan rasa hormat
dan pembelajaran yang berorientasi pada anak)
 Pendidikan adalah persemaian benih-benih kebudayaan yang menghasil budi pekerti
yang baik (budi pekerti merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, agar
pendidikan dapat memajukan kesempurnaan hidup)
 Pendidikan berpijak pada konsep Triologi pendidikan yakni : Ing Ngarso Sun Tulodho
(sebagai pendidik harus memberi teladan) Ing Madyo Mangun Karso (pendidik
senantiasa memberikan bimbingan) Tut Wuri Handayani (pendidik selalu memberikan
dorongan dan motivasi kepada anak)
 Pendidikan harus berpegang pada Trisentra pendidikan (pelibatan sekolah, orang tua dan
masyarakat dalam proses pendidikan)
 Anak itu diibaratkan sehelai kertas yang samar-samar dan disinilah peran pendidik
berfungsi untuk mengarahkan serta menabalkan bagian yang samar tersebut, sehingga
anak-anak berkembang sesuai kodratnya.

2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan disesuaikan  dengan nilai-nilai luhur


kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu
sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?

- Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang dapat mengantarkan


murid pada budi pekerti (olah cipta, olah rasa, olah karsa dan olahraga) yang luhur serta
kebijaksanaan.

Benih-benih kebudayaan dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari kita sebagai Eksistensi
Budaya Sipakatau, Sipakainge, dan Sipakalebbi dalam Pembentukan Akhlak murid kita.
Budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi merupakan budaya suku kita yang
memiliki pengaruh positif terhadap pembentukan kepribadian setiap individu.

Budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi dapat diartikan


 sebagai sikap saling menghormati atau menghargai, saling menasehati atau
mengingatkan, dan saling memuliakan.
 sebagai landasan seseorang atau kelompok dalam berperilaku kepada orang yang
dituakan dan sesama teman maupun kepada yang lebih muda.

- Pendidikan itu adalah taman bermain (kodrat anak adalah bermain)


Pemikiran ini dapat dilihat pada konteks budaya di daerah kita ini dimana murid
cenderung suka bermain olahraga adapula suka bermain berbasis digital. Potensi Ini dapat
dikembangkan dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis permainan.

- Pendidikan pada anak disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman
Secara alam, murid-murid telah tumbuh, lahir dan berkembang dalam lingkungan
pendidikan yang baik dan pengetahuan yang memadai. Semangat murid-murid untuk
belajar juga sangat baik di dukung oleh orang tua sehingga iklim kondusif terbangun
secara alami. Sementara
Secara kodrat zaman, murid-muris saat ini memiliki kemampuan yang baik dalam
mengikuti perkembangan zaman, khususnya dalam perkembangan teknologi.
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau
sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat
diterapkan.

Tabe, tolong, maaf dan cium tangan Guru merupakan budaya yang sangat indah yang
ditinggalkan oleh leluhur, yang mewariskan sopan santun yang tidak hanya melalui
ucapan tetapi juga dengan gerak. Bagaimanapun itu, hal ini perlu tetap dijaga karena
tidak hanya diperuntukkan kepada yang muda melakukan kelebih tua tetapi juga
sebaliknya. Itulah salah satu contoh kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang
menebalkan laku murid di sekolah atau di kelas.

Terus bergerak untuk pendidikan yang lebih baik, jangan menua tanpa prestasi, selalu ingat "Ing
Ngarso Sung Tulodho - Ing madyo Mangun Karso - Tut Wuri Handayani

Anda mungkin juga menyukai