Anda di halaman 1dari 3

Anda telah membaca tulisan-tulisan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan untuk

membangun argumen kritis tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pada tahap ini, Anda akan
menulis argumen kritis Anda dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik sebagai berikut:

Bagaimana kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya (nilai-nilai
luhur budaya) di daerah saya? Apa dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan
anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya?

Menuntun dalam konteks sosial budaya menurut saya suatu upaya membimbing
individu atau kelompok untuk memahami, menginternalisasi, dan mengamalkan nilai-nilai
kelompok yang dianggap baik dan positif dalam suatu budaya tertentu agar mencapai hal baik
hidup bermasyarakat. Menuntun dalam konteks sosial budaya ini mencakup 1) Pendidikan nilai
seperti gotong royong, saling menghormati, bersikap jujur, tanggung jawab, dan lainnya; 2)
Pembentukan karakter yang kuat dan positif, seperti perilaku, sikap, tindakan yang baik dalam
sehari-hari; 3) Pembinaan hubungan sosial yang berarti membangun hubungan yang sehat dan
harmonis dengan orang lain; serta 4) Pemeliharaan Identitas Budaya, memuntun untuk
memahami, menghargai, dan melestarikan identitas budaya mereka sendiri, serta menghormati
keberagaman budaya di sekitar mereka. Selain itu, mengenalkan budaya lokal kepada anak
tidak hanya membantu mereka memahami dan menghormati keberagaman budaya, tetapi juga
memperkuat rasa kebanggaan terhadap warisan budaya mereka sendiri.

Lalu, hal yang saya lakukan untuk mewujudkan Pendidikan anak yang relevan dengan
konteks sosial budaya di daerah saya yakni :

1. Mengintegrasikan budaya lokal dalam kurikulum


Senantiasa mengembangkan kurikulum yang memuat aspek-aspek budaya lokal seperti
tradisi, cerita rakyat, musik dan tarian daerah, atau hal lainnya yang merupakan
identitas budaya itu sendiri. Ini dapat membantu anak dalam merasakan kekayaan
budaya mereka sendiri sejak dini.
2. Kolaborasi dengan komunitas lokal
Melibatkan proses pendidikan yang dapat memperkaya pengalaman belajar anak.
Mereka dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai budaya yang mereka
miliki dengan masyarakat sekitar. Melalui hal tersebut dapat membantu anak tumbuh
dan berkembang berperilaku positif, berkomunikasi baik, dan lainnya.
3. Penggunaan bahasa lokal
Memperkenalkan dan memperkuat penggunaan bahasa lokal dalam pembelajaran dapat
membantu anak memahami dan menghargai budaya mereka sendiri, tanpa terlepas
penggunaan bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional.
4. Menanamkan nilai-nilai budaya dalam pembelajaran
Mengenalkan tradisi dan cerita lokal yang menjadi sejarah dalam budaya tertentu,
seperti halnya di daerah saya terdapat batik tulis Salem yang memiliki banyak varian
motif, dari budaya itu dapat digunakan sebagai pembelajaran yakni etnomatematika
yang melihat motif batik dari sudut pandang matematika. Hal ini membantu
membentuk karakter anak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi.
5. Mengadopsi pendekatan pembelajaran aktif
Memperkenalkan pendekatan pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan berbasis
pengalaman dapat membantu anak-anak menginternalisasi nilai-nilai budaya secara
lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai