Anda di halaman 1dari 2

1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?

Jawaban:

Sosiokultural merujuk pada beragam latar belakang sosial, budaya, agama, bahasa, dan nilai-nilai
yang ada dalam suatu masyarakat.

Penerapan pendidikan karakter berlandaskan sosiokultural ini akan membawa siswa untuk
mampu mengasah kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik sebagai bekal dalam bersosial
dan menddorong siswa untuk memahami kondisi lingkungan social budaya yang diperoleh
didalam kelas sembari melakukan kegiatan belajar.

Adapun kekuatan konteks sosio-kultural di Kabupaten Batang Hari yang sejalan dengan
pemikiran KHD salah satunya adalah Prosesi Adat Pernikahan.

Pada prosesi adat pernikahan tersebut lebih difokuskan pada dialog atau ucapan, tunjuk ajar
tegur sapo, dan syair lanse. Dimana keseluruhan bahasanya menggunakan bahasa local. Selain itu,
terdapat nilai-nilai luhur terkait kesopanan.

Harapannya ketika hal tersebut diimplementasikan pada pembelajaran dikelas, maka siswa kita
akan mampu untuk mengenali, memahami, mencintai, yang pada akhirnya mampu melestarikan
kebudayaan tersebut. Mereka juga dapat menjadikan nilai-nilai luhur didalamnya untuk mereka
terapkan dalam diri dan kehidupannya. Sehingga mereka siap menjadi manusia yang berakhlak
mulia yang tidak melupakan kebudayaan.

Nilai-nilai sosio-kultural salah satu bentuk budaya batang hari pada prosesi pengantin adat yang
sesuai dengan pemikiran KHD pada siswa yakni:

a. Tunjuk ajar tegur sapo: menuntun dan membimbing siswa untuk menjaga nilai kesopanan.
b. Kompangan: mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan peduli.
c. Syair: mengajarkan siswa untuk saling menghargai.
d. Ngiling bumu: mengajarkan siswa untuk gotong royong.

2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan
budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus
sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?

Jawaban:

Pemikiran kutipan budi pekerti.

a. Kompangan; relevansinya dengan pemikiran KHD dimana siswa dengan penuh kesadaran
dilatih untuk terampil dalam memainkan alat music tradisional, sehingga mereka mmapu
untuk berkolaborasi bersama teman –temannya dengan sikap saling peduli dan
menunjukkna kerja sama yang akhirnya mereka mampu mengeksplorasi diri pada
permainan alat music kompangan.
b. Ngiling bubu: relevansinya siswa mampu bergotong royong dalam mengerjakan tugas
kelompom untuk memecahkan suatu permasalahan pembelajaran. Dan membangun
hubungan interaksi social diantara mereka.

Pemikiran kutipan kerangka perubahan.


c. Tunjuk Ajar tegur sapo: relevansinya dengan kodrat alam dan kodrat zaman, dimana
siswa diajarkan untuk mampu mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan
kodrat alamnya.

Pemikiran kutipan asas pendidikan


d. Syair: relevansinya dimana siswa saling mengahargai dengan berbagai keragaman dari
segi agama, bahasa, dan adab.

3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda
sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat

Kelompok kami menyepakati satu pemikiran khd yang menebalkan laku siswa dikelas yaknitentang
pemiiran budi pekerti, merupakan keselarasan atau keseimbangan hidup antara cipta, rasa, karsa, dan
karya. Diwujudkan pada diri siswa yang dimlai dari proses mencipta, diimbangi dengan rasa, karsa, dan
akhirnya mampu mewujudkan karya secara sadar untuk menjalin hubungan interaksi social diantara
mereka. Menebalkan laku pada siswa difokuskan pada perubahan tingkah laku untuk saling menghargai
dalam hubungan interaksi social.

Anda mungkin juga menyukai