2. ERNIYATI MARIA KOSAT 3. OLIVA MAGDALENA KAFOLAPADA 4. JULIUS JOHANES BELLO 1. Apakah kekuatan konteks sosio-kultural(nilai-nilai luhur budaya) didaerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD. Nilai-nilai luhur budaya, seperti gotong royong, rasa saling menghormati diantara umat beragama, dapat sejalan dengan pemikiran KHD. Ki hajar menekankan Pendidikan yang mencakup pengembangan karakter, kecintaan pada tanah air, dan keadilan social dan juga Pendidikan sebagai sarana untuk memajukan masyarakat secara kolektif. 2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualisasikan sesuai dengan nilai- nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks local social budaya didaerah anda Ki hajar dewantara menekankan pentingnya memahami dan menghargai kearifan local serta mengintegrasikannya kedalam proses Pendidikan. Dlam kontek ini peserta didik diajak untuk mengembangkan karakter mereka dengan meresapi dan menerapkan nilai-nilai kearifan budaya setempat. Contohnya : didaerah kami memiliki tradisi seni pertunjukan busana khas daerah. Disini ki hajar dewantara mendorong pendidik untuk mengintegrasikan seni tersebut kedalam kurikulum. Peserta didik tidak hanya diajarkan tentang teknk seni, tetapi jug dimotivasi untuk memahami makna, nilai-nilai dan peran seni tersebut dalam budaya local. Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan seni tradisional peserta didik dapat memperkuat karakter mereka dengan mengembangkan rasa kebersamaan, kreativitas dan rasa tanggung jawab. Dengan demikian mereka tidak hanya menjadi individu yang terampil secara akademis tetapi juga menjadi anggota maasyarakat yang menghargai dan melestarikan kearifan budaya daerah. 3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik dikelas atau sekolah anda sesuai dengan konteks local social budaya didaerah anda yang dapat diterapakan. Salah kekuatan pemikiran ki hajar dewantara yang dapat diterapkan adalah pendorong untuk mendorong pembelajaran melalui seni, termasuk music, sesuai dengan konteks local, social budaya di daerah. Misalnya, dalam konteks lagu Ki Hajar Dewantara mungkin akan mendorong pengguna lagu-lagu tradisional atau lagu daerah dalam pembelajaran. Peserta didik dapat diajak untuk menyanyikan, memahami liriknya, dan mungkin menciptakan lagu-lagu baru yang mencerminkan nilai-nilai local atau isu- isu penting dalam masyarakat setempat. Melibatkan peserta didik dalam aktivitas music local tidak hanya memperkuat identitas budaya mereka, tetapi jua membantu membangun kebersamaan didalam kelas atau sekolah. Music dapat menjadi sarana untuk memahami sejarah, tradisi, dan nilai budaya sekaligus mengasah keterampilan social dan emosional peserta didik. Dengan demikian penerapan pemikiran ini dapat meningkatkan kualitas Pendidikan sambal memperkokoh kedekatan peserta didik dengan konteks local social budaya didaerah.