Anda di halaman 1dari 11

pgsd h (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2024)

Nilai Luhur Sosial Budaya sebagai Tuntunan


Topik 2 Ruang Kolaborasi (Filosofi Pendidikan)
disusun oleh :
01 siti nur asiah
02 siti nur fatimah
03 sri defi
04 syadila irvi aprisha
05 virna putri risia
01
pertanyaan jawaban
Implementasi pembelajaran pada konteks budaya
Apa kekuatan konteks sosio-kultural lokal masyarakat bisa kita cermati pada mata
(nilai-nilai luhur budaya) di daerah pencaharian masyarakat daerah Gresik yang dikenal
dengan nama "Wiwit" didominasi oleh para Petani.
Anda yang sejalan dengan pemikiran
Kerangka pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran
KHD? KHD yang dapat diimplementasikan pada konteks
lokal budaya daerah Kabupaten Gresik antara lain :

next
01
a) Kekuatan kodrat yang dimiliki peserta didik agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan maka pendekatan komunikasi dalam bahasa daerah
Jawa-Gresik harus menjadi bagian untuk dieksplorasi dalam pendekatan
pendidikan.
Pendekatan pembelajaran bagi peserta didik melalui pengenalan dan pengamalan
Budaya dan tradisi kabupaten Gresik yang direpresentasikan oleh kaum Tani
masyarakat Gresik saat panen raya seperti : “Wiwit” sebelummenanam tanaman
Padi dilaksanakan tasyakuran tujuannya agar proses penanaman padi berjalan
lancar dan barokah. “Damar Kurung” dengandamar kurung dapat memberitahukan
Informasi mengenai ciri dan budaya dari Gresik. Setiap sisi damar kurung terdiri
dari budaya, kegiatan social, dan kata kata motivasi.
next
01
b) Berhubungan denganPengajaran kecakapan hidupbagi peserta didikdan masyarakat Gresik sesuai KHD,
maka kecakapan hidup yang berhubungan dengan “rebo wekasan” sebagai salah satu upaya untuk meminta
doa kepada Allah agar bisa menjauhkan dirinya dari segala penyakit dan musibah karena pada hari tersebut
dipercayai sebagaihari pertama Nabi Muhammad SAW sakit hinggabeliau meninggal dunia. Beberapa
aktivitas yang dilakukan antara lain tahlilan, berbagi makanan baik dalam bentuk gunungan maupun
selamatan, sampai sholat sunnah lidaf’il bala’ Bersama. Rebo wakasan ini merupakan ikon spiritual dan
budaya masyarakat Gresik. Pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna bagi peserta didik di daerah
Gresik adalah kue pudak. Pudak merupakan salah satu makanan/ kue khas kota Gresik, Indonesia yang sudah
melegenda sejak jaman para wali dahulu. Makanan khas ini terbuat dari bahan tepung beras yang diolah
menggunakan gula pasir serat dicampur santan kelapa yang dikemas dengan ‘ope’ atau yang disebut dengan
pelepah daun pinang. Lembaran daun pinang memiliki semacam lapisan yang menyerupai plastik. Lapisan
inilah yang secara alami dapat mengatur suhu pudak. Pudak yang dibuat biasanya dicampurkan dengan daun
suji sebagai pewarna pengganti karena warna hijaunya yang lebih kuat dan aroma yang tidak kalah dengan
daun pandan. Hal ini menunjukkan pemberdayaan komoditas potensi sumber daya alam unggulan
masyarakat Gresik adalah hal yang sangat direkomendasikan dan diimplementasikan
02
pertanyaan jawaban
Bagaimana pemikiran KHD dapat Pemikiran Ki Hajar Dewantara, pendiri pendidikan
dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai- modern di Indonesia, dapat dikontekstualkan dengan
nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang
nilai luhur kearifan budaya daerah asal
relevan untuk memperkuat karakter peserta didik
yang relevan menjadi penguatan karakter sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat
peserta didik sebagai individu sekaligus dalam konteks lokal sosial budaya di daerah. Ki Hajar
sebagai anggota masyarakat pada konteks Dewantara, dengan konsep pendidikannya yang
lokal sosial budaya di daerah Anda? mengutamakan kebebasan, kemandirian, dan
pengembangan potensi individu, sejalan dengan nilai-
nilai luhur kearifan budaya daerah.

next
02
• Ki Hajar Dewantara mendorong pentingnya memahami dan menghargai budaya lokal. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai
kearifan budaya daerah yang mengajarkan tentang penghormatan terhadap leluhur, tradisi, dan nilai-nilai yang diwariskan
secara turun-temurun. Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai budaya daerah, peserta didik akan dapat
memperkuat identitasnya sebagai bagian dari masyarakat setempat.
• pendekatan pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menekankan pada pengembangan karakter individu juga relevan dengan
nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah. Misalnya, nilai-nilai seperti gotong royong, kejujuran, keberanian, dan ketekunan
seringkali menjadi bagian integral dari budaya lokal. Dengan memperkuat karakter peserta didik melalui nilai-nilai tersebut,
mereka akan menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif dalam membangun daerahnya.
• konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang inklusif dan menghargai keberagaman juga dapat dikaitkan dengan nilai-nilai
luhur kearifan budaya daerah. Di banyak daerah, terdapat keragaman budaya, bahasa, dan adat istiadat. Pendidikan yang
memperkuat nilai-nilai ini akan membantu peserta didik memahami dan menghargai keberagaman budaya di sekitar mereka,
sehingga mampu menjalin hubungan yang harmonis dan toleran dalam masyarakat multikultural.
Dengan mengintegrasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah, pendidikan akan
menjadi sarana yang efektif untuk memperkuat karakter peserta didik sebagai individu yang berakar kuat pada budaya lokalnya,
sekaligus sebagai anggota masyarakat yang berkontribusi positif dalam mempertahankan dan mengembangkan warisan budaya
daerahnya. Ini akan membantu menciptakan generasi yang memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah,
sehingga mampu menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan dalam konteks lokal sosial budaya di daerah masing-masing.
03
pertanyaan jawaban
Satu kekuatan pemikiran KHD (Kebijakan Hidup Darurat)
Sepakati satu kekuatan pemikiran yang dapat diterapkan dalam konteks lokal sosial budaya
KHD yang menebalkan laku peserta di daerah saya adalah penekanan pada Pendidikan Mitigasi
Bencana. Dalam konteks pendidikan di kelas atau sekolah,
didik di kelas atau sekolah Anda pendekatan ini dapat memperkuat kesiapsiagaan peserta
sesuai dengan konteks lokal sosial didik dan masyarakat terhadap potensi risiko bencana
yang spesifik di daerah saya. Berikut adalah poin-poin
budaya di daerah Anda yang dapat
yang dapat diambil untuk menguatkan pendidikan mitigasi
diterapkan. bencana sesuai dengan pemikiran KHD:
.

next
03
• Konteks Lokal Bencana: Memahami dan mengidentifikasi risiko bencana yang spesifik di daerah saya. Dengan
menyesuaikan kurikulum dan pendekatan pendidikan, peserta didik dapat lebih baik memahami ancaman yang
dihadapi dan mengembangkan keterampilan untuk menghadapinya.
• Kebudayaan Resilien: Mendorong pengembangan kebudayaan ketahanan (resilience culture) di kalangan peserta
didik. Hal ini melibatkan pembelajaran nilai-nilai seperti gotong royong, solidaritas, dan kemandirian dalam
menghadapi bencana.
• Sumber Daya Lokal: Memanfaatkan sumber daya lokal dan pengetahuan tradisional untuk mengintegrasikan
praktik-praktik yang telah terbukti secara lokal dalam upaya mitigasi bencana.
• Kesiapsiagaan Darurat: Menekankan pelatihan dan simulasi kesiapsiagaan darurat di sekolah. Peserta didik
dapat dilibatkan dalam latihan evakuasi, penanganan pertolongan pertama, dan tindakan-tindakan lainnya yang
dapat meningkatkan kesiapsiagaan mereka.
Dengan mengintegrasikan pemikiran KHD ke dalam pendidikan mitigasi bencana, kita dapat memastikan bahwa
peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan yang memadai tentang risiko bencana di daerah mereka, tetapi juga
keterampilan dan kesiapsiagaan yang diperlukan untuk bertindak secara efektif dalam menghadapi situasi darurat.

next
03
Selain itu ada beberapa cara juga untuk menekankan nilai-nilai kearifan budaya yang relevan untuk
memperkuat karakter peserta didik sebagai individu maupun anggota masyarakat dalam konteks
sosial budaya setempat.
• Ki Hadjar Dewantara menyoroti pentingnya adat istiadat dalam membentuk kehidupan
masyarakat yang tertib dan tenteram.
• Memasukkan pengetahuan dan kearifan lokal: Ki Hadjar Dewantara menyarankan agar
pendidikan harus didasarkan pada garis budaya-nasional bangsa.
• Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kebersamaan: Ki Hadjar Dewantara menekankan
pentingnya membangun rasa kebersamaan dan kebersamaan yang kuat.
• Mendorong pembangunan holistik: Ki Hadjar Dewantara mengkritik sistem pendidikan yang
berorientasi pada ujian yang hanya berfokus pada prestasi akademik.
• Mendorong pemikiran kritis dan kreativitas: Ki Hadjar Dewantara menganjurkan peralihan dari
pembelajaran hafalan ke pendekatan yang lebih berpusat pada siswa.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai