3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau
sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat
diterapkan.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan
sifat dan bentuk lingkungan anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitandengan isi dan
irama. Memiliki arti bahwa peserta didik membawa sifat dan karakternya masing-masing, jadi
sebagai pendidik kita tidak bisa menghapus sifat dasartersebut, yang dapat dilakukan adalah
dengan menunjukkan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat terpuji sehingga menutupi
sifat tercelanya.
Contoh konteks lokal sosial budaya yang ada di SMP Negeri 74 Jakarta adalah
Hadrah.
1. Hadrah adalah sebuah musik yang bernafaskan Islami yaitu dengan melantukan Sholawat
Nabi diiringi dengan alat tabuhan dengan alat tertentu. Hadrohmenjadi kesenian islami
yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Pada
kesenian Hadrah ini terdapat contoh dari kodrat alam dan zamanhal ini dibuktikan karena
kesenian Hadrah dapat menumbuhkan perilaku positif yang berasal dari lingkungan dan
isi dari acaranya. Adapun rangkaian acara yangada dalamkegiatan Hadrah adalah
Mahalulqiyam, sholawatan, dan diakhiri ceramah agama.Kegiatan tersebut dapat
menumbuhkan budi pekerti, nilai spiritual, dan nilai budaya pada diri anak.
2. Konteks yang dapat diterapkan di Jakarta adalah konsep "Pendidikan sebagai
Pemberdayaan". Ini mencakup memberdayakan siswa untuk mengambil peran aktif
dalam pembelajaran mereka dan mendorong partisipasi mereka dalam pengambilan
keputusan di sekolah.Konsep ini dapat diterapkan dengan melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran, merancang proyek-proyek kolaboratif yang menekankan gotong-
royong, dan memberikan mereka tanggung jawab dalam mengelola inisiatif pendidikan.
Dengan ini, siswa dapat mengembangkan kepemimpinan, kemampuan berpikir kritis, dan
rasa memiliki terhadap sekolah mereka, yang konsisten dengan nilai luhur budaya
lokal.Dengan mengintegrasikan pemikiran Dewantara tentang pemberdayaan siswa
dengan nilai-nilai budaya dan konteks lokal di Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan, dapat menciptakan pendidikan yang relevan dan bermakna, serta menghormati
serta memperkuat kearifan budaya setempat.