Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


Unika Atma Jaya, Jl. Jend. Sudirman No.51 5, RT 004/ Rw.04, Karet Semanggi,
Kec. Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta. 12930.

Natasya Putri Khairunissa


Arcelya Aschary Putri Nugrono
Kelompok 3 (SMKN Ayu Putri Utami PPG Prajabatan Gel 1
10 Jakarta) Afrina Handayani 2024
Mila Nuraini
Jery Christhofer Nainggolan

1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Anda


yang sejalan dengan pemikiran KHD?
Pemikiran Ki Hajar Dewantara, pendiri pendidikan nasional Indonesia, dapat
dikontekstualkan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal untuk memperkuat
karakter peserta didik sebagai individu dan anggota masyarakat di daerah sekitar lebih
tepatnya dilingkungan SMK N 10 Jakarta. Salah satunya yaitu nilai kesopanan dan
hormat kepada guru dengan menerapkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan,
santun). Kami yakin di setiap daerah nilai kesopanan pasti selalu ada dan dijunjung, hal
ini telah diterapkan oleh masyarakat sekitar di sekolah. Praktik baik tersebut adalah
budaya di SMK N 10 Jakarta yang setiap pagi guru menyambut siswa dan siswa salam
kepada siswa. Kedua, siswa memakai pakaian batik disekolah setiap hari kamis. Ketiga,
Hasthalaku adalah delapan nilai budaya Jawa yang meliputi gotong royong, guyub rukun,
grapyak semanak (ramah), lembah manah (rendah hati), ewuh pakewuh (saling
menghormati), pangerten (saling menghargai), andhap ashor (berbudi luhur),dan tepa
selira (tenggang rasa). Keempat, sekolah bebas sampah dan asap rokok. Kelima,
adanyamuatan lokal yang mengangkat budaya lokal (karawitan dan tari daerah). Kelima,
adanya kegiatan ekskul Hadrah.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat di kontekstualkan dengan nilai luhur
kearifan budayasekaligus menjadi role model bagi murid dan masyarakat karena Ki Hajar
Dewantara memiliki sifat:
 Selalu semangat belajar
 Tidak pernah merasa cukup pada ilmu yang dimiliki
 Selalu memperluas pengetahuannya
PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Unika Atma Jaya, Jl. Jend. Sudirman No.51 5, RT 004/ Rw.04, Karet Semanggi,
Kec. Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta. 12930.

Sifat-sifat tersebut dapat menjadi kontekstual sebagai penguatan karakter murid


sebagaiindividu. Sedangkan untuk konteks masyarakat:

 Cinta terhadap tanah air


 Rela berkorban
 Religius
 Nasionalis
 Pekerja keras
 Sederhana dan Gotong royong

2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai


luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter
peserta didik sebagaiindividu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks
lokal sosial budaya di daerah Anda?
Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur seperti
gotong royong dan semangat peduli terhadap sesama dan lingkungan. Multikultural
budaya yang ada di SMK N 10 Jakarta akan menunjang pengembangan nilai-nilai luhur
yang menjadi penguatan karakter murid sebagai individu dan sebagai anggota
masyarakat. Pemikiran Dewantara tentang "Taman Siswa" dapat dikaitkan dengan
kearifan lokal di Jakarta. Konsep ini dapat diterjemahkan sebagai pembelajaran yang
berpusat pada siswa, yang mengakui dan menghargai potensi unik setiap siswa. Ini sesuai
dengan budaya inklusif yangmendorong penghargaan terhadap beragam etnis dan suku di
Jakarta.
Pemikiran Dewantara tentang "pendidikan sebagai proses sepanjang hayat" juga
dapat dihubungkan dengan nilai-nilai lokal. Budaya Dayak, misalnya, memiliki konsep
kehidupan yang berkelanjutan, di mana pembelajaran dan pertumbuhan berlangsung
sepanjang hidup. Hal ini sejalan dengan pemikiran Dewantara tentang pendidikan yang
melekat dalam kehidupansehari-hari.
PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Unika Atma Jaya, Jl. Jend. Sudirman No.51 5, RT 004/ Rw.04, Karet Semanggi,
Kec. Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta. 12930.

Penting untuk menekankan bahwa pendekatan ini harus menghormati


danmempertahankan nilai-nilai budaya setempat sambil memperkaya pendidikan dengan
konsep Dewantara.

3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di
kelas atausekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda
yang dapat diterapkan.?
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Pendidikan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman. Kodrat alam berkaitan dengansifat dan bentuk lingkungan anak berada,
sedangkan kodrat zaman berkaitandengan isi dan irama. Memiliki arti bahwa peserta
didik membawa sifat dan karakternya masing-masing, jadisebagai pendidik kita tidak
bisa menghapus sifat dasartersebut, yang dapat dilakukan adalah dengan menunjukkan
dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat terpuji sehingga menutupi sifat
tercelanya.
 Contoh konteks lokal sosial budaya yang ada di SMK Negeri 10 Jakarta
adalah hadrah
1. Hadrah adalah sebuah musik yang bernafaskan Islami yaitu dengan
melantukan Sholawat Nabi diiringi dengan alat tabuhan dengan alat tertentu.
Hadroh menjadi kesenian islami yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad
Shallallahu'alaihi wa sallam. Pada kesenian Hadrah ini terdapat contoh dari
kodrat alam dan zaman hal ini dibuktikan karena kesenian Hadrah dapat
menumbuhkan perilaku positif yang berasal dari lingkungan danisi dari acaranya.
Adapun rangkaian acara yang ada dalamkegiatan Hadrah adalah Mahalulqiyam,
sholawatan, dan diakhiri ceramah agama.Kegiatan tersebut dapat menumbuhkan
budi pekerti, nilai spiritual, dan nilai budaya pada diri anak.
2. Konteks yang dapat diterapkan di Jakarta adalah konsep "Pendidikan sebagai
Pemberdayaan". Ini mencakup memberdayakan siswa untuk mengambil peran
aktif dalam pembelajaran mereka dan mendorong partisipasi mereka dalam
pengambilan keputusan di sekolah.Konsep ini dapat diterapkan dengan
PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Unika Atma Jaya, Jl. Jend. Sudirman No.51 5, RT 004/ Rw.04, Karet Semanggi,
Kec. Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta. 12930.

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, merancang proyek-proyek


kolaboratif yang menekankan gotong royong, dan memberikan mereka tanggung
jawab dalam mengelola inisiatif pendidikan.Dengan ini, siswa dapat
mengembangkan kepemimpinan, kemampuan berpikir kritis, dan rasa memiliki
terhadap sekolah mereka, yang konsisten dengan nilai luhur budaya lokal.
Dengan mengintegrasikan pemikiran Dewantara tentang pemberdayaan siswa
dengan nilai-nilai budaya dan konteks lokal di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan, dapat menciptakan pendidikan yang relevan dan bermakna,
serta menghormatiserta memperkuat kearifan budaya setempat.

Anda mungkin juga menyukai