Anda di halaman 1dari 11

gk

An a

ta
CGP

n8
Ruang Kolaborasi
Modul 1.1 Filosofi
Pemikiran KHD
Kelas 08.133
Kota Malang 4.3
PerkenalKan
Anggota Kelompok

Widyo Dwita Tyasti Mardhatillah Indy Putra Vivit Dwi


Nugroho Adi Asri SMKS Farmasi Darana Hariyanto Nursant
SMAS Brawijaya SMAN 8 Malang Maharani SMAS Bahrul Maghfiroh SMP Brawijaya
Smart School
Smart School
1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah
Anda yang sejalandengan pemikiran KHD?

Budaya Kota Malang


tarian, Bahasa walikan, topeng, bantengan
Sosial
gotong royong, toleransi, musyawarah mufakat,
kebersamaan/ kesetiakawanan, menghargai
perbedaan latar belakang/asal daerah

Tari topeng malangan


2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur
kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai
individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di
daerah Anda?

Perbedaan agama di sekolah yang multi agama tetap saling toleransi


Perbedaan asal daerah (wilayah kota dan kabupaten malang) tetap saling menghargai
Dalam konteks pelajaran seni, nilai budaya akan muncul saat pembelajaran tari. Murid
belajar budaya malangan, mulai dari tari daerah dan melalui properti tari murid
dapat belajar tentang topeng malang dan properti tari yang lain. Pembelajaran
yang dilakukan secara berkelompok menumbuhkan nilai sosial seperti gotong royong,
musyawarah mufakat dan kebersamaan dalam menyelesaikan pembelajaran
3. Sepakati satu kekuatan Murid yang berasal dari wilayah
pemikiran KHD yang yang berbeda memiliki kodrat
menebalkan laku murid di alam yang berbeda, namun
kelas atau sekolah Anda disatukan dalam satu kodrat
sesuai dengan konteks lokal zaman, yakni pengembangan
sosial budaya di daerah Anda nilai-nilai gotong royong,
yang dapat diterapkan? toleransi, musyawarah mufakat,
kebersamaan/ kesetiakawanan
Implementasi pemikiran KHD
pada konteks lokal sosial budaya
SMA BSS

BRASCHO NYANTRIK

suatu kegiatan aplikatif dimana siswa kelas X


dan XI menginap di sebuah desa selama 4 hari
3 malam. secara langsung siswa belajar
berinteraksi dengan kearifan lokal desa
setempat, mulai dari budaya, sopan santun,
religius dan juga ekonomi kemasyarakatan
Implementasi pemikiran KHD pada konteks lokal
sosial budaya di SMA Negeri 8 Malang
Berikut beberapa conton implementasi pemikiran KHD

Kegiatan 4K (Kepenasehatan, Kebersihan, Kesehatan dan Keagamaan) yang


dilakukan setiap Jumat pagi

Kegiatan Keputrian dan sholat jumat berjamaan di sekolah

Pagelaran siswa untuk menampilkan karya seni murid


Implementasi pemikiran KHD pada konteks lokal
sosial budaya di SMK Farmasi Maharani
Kolaborasi Project Mata Pelajaran
Pembiasaan untuk Menanamkan Keimanan dan
Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa (Setiap
Hari Jumat) dan Perayaan Hari Besar Keagamaan
Pengembangan Bakat dan Minat dalam
Ekstrakurikuler
Skafamaganza di Tengah/Akhir Semester

Produk Kreatif dan Kewirausahaan berupa Jajanan Tradisional dan Jahe


Murni/Jahe Uwuh Instan
Implementasi pemikiran KHD pada konteks lokal sosial budaya di
SMAS Bahrul Maghfiroh

Pemahaman siswa terhadap adat ketimuran


sopan santun yang dimiliki oleh orang-orang
Indonesia yang harus terus dilestarikan
seiring dengan kodrat alam yang siswa miliki.
Pembelajaran Seni Budaya dengan
menggunakan bahan seadanya di dalam
lingkungan pondok pesantren
Toleransi dalam memahami perbedaan. Bukan
tentang agama namun lebih pada pemahaman
bagaimana mereka berasal dari latar belakang
yang berbeda
Sikap gotong royong dan kesetiakawanan
yang ada dalam lingkungan pesantren
Salah satu kegiatan keputrian yang dilaksanakan
pada hari Jumat mengajarkan seluruh siswi tanpa
memandang agamanya berbagai keterampilan
yang sebaiknya dimiliki oleh seorang wanita
sesuai kodratnya. Adapun contohnya memasak,
membuat kerajinan, cara me time dan lain- lain
erima Kasih
T

Anda mungkin juga menyukai