Siti Nurhaliza
Hariani Pertiwi
Maskanah
Ingka Safitri
Fidhea Aisara
MK : Filosofi Pendidikan Indonesia
TOPIK 2 : Ruang Kolaborasi
1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah anda yang sejalan
dengan pemikiran KHD?
Jawab:
Kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Lombok yang sejalan
dengan pemikiran KHD adalah:
• Budaya Betabeq Walar yang secara bahasa diartikan sebagai bentuk tatanan
bahasa halus yang berarti permisi. Betabeq Walar secara perbuatan yaitu
mengucapkan kata-kata tabeq ketika seseorang melitas di depan orang lain, hal ini
menunjukkan bahwa tata kerama masih dijunjung tinggi, tidak peduli apakah yang
dilewati sudah tua ataupun masih muda, karena kata- kata tabeq itu sendiri
mengandung kata-kata yang universal di kalangan masyarakat Lombok hal ini
sesuai dengan pemikiran KHD yaitu pendidikan harus menjunjung tinggi karakter
peserta didik.
• Seni dan kerajinan; gendang beleq dan sesek tenun merupakan salah satu upaya
dalam mengenalkan budaya local Lombok sebagai bagian dari kurikulum untuk
mempertahankan dan mengembangkan keahlian lokal. Relevansinya dengan
pemikiran KHD yaitu pentingnya mempertahankan dan mengahargai budaya serta
kearifan lokal dalam proses pembelajaran.
2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan
budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai individu
sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?
Jawab:
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau sekolah
Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan.
Jawab:
Apa yang dipercayai tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya
mempelajari tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara?Murid adalah anak didik kita yang
harus kita didik dengan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi-kompetensi
yang berlaku saat ini. Setiap hari saya berusaha dengan rencana-rencana pembelajaran
yang sudah di susun sebaik mungkin.
Sikap yang mencerminkan profil pelajar pancasila yang sesuai dengan konteks
lokal sosial budaya di daerah kami adalah Tradisi begawe, dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan pesta artinya ialah sebuah tradisi turun menurun masyarakat suku sasak untuk
semua keluarga, sanak saudara, kerabat untuk makan di rumah yang punya hajatan
(Kampung Media. Com). Tradisi begawe yang dilakukan oleh masyarakat suku sasak
biasannya dilakukan oleh semua warga-warga yang ada pada sekitaran lingkungan tempat
terlaksananya tradisi begawe. Namun selama ini sedikit sekali orang tua ataupun pendidik
yang berpikiran untuk mendidik serta melatih keterampilan sosial anak melalui tradisi
begawe ini. Jika dilihat dari acara pada tradisi begawe yang dilakukan di suku sasak
sebenarnya banyak terdapat nilai-nilai sosial yang bisa ditanamkan kepada anak
keterampilan sosial anak anak gotong royong, kerja sama, saling tolong menolong sesuai
dengan tuntutan profil pelajar pancasila.Selain itu, pembinaan dan pembiasaan pendidikan
budi pekerti, baik di sekolah maupun di rumah harus lebih ditingkatkan dan dikontrol oleh
semua pihak. Dalam hal ini peran guru, orang tua dan masyarakat sangat penting dalam
mengontrol dan menjadi panutan atau teladan bagi siswa agar menjadi pelajar yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.