Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RUANG KOLABORASI TOPIK 2

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

KELOMPOK SMAN 04 MATARAM


1. Ahmad Zenudin (E4R12310122)
2. Hera Gusrianti (E4R12310126)
3. M. Agung Alghifaari (E4R12310132)
4. Novi Ayu Balisa (E4R12310134)
5. Titis Rizki Mardianti (E4R12310138)

1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Anda yang
sejalan dengan pemikiran KHD?
Jawab :
Kekuatan konteks sosio-kultural di daerah saya yang sejalan dengan pemikiran KHD
antara lain pendidikan adalah tuntunan agar anak menjadi bijaksana. Pendidikan
hendaknya memerdekakan anak atau memberikan kebebasan anak dalam belajar.
Pendidikan harus memahami kodrat anak, potensi, bakat dan minat anak-anak. Pendidikan
didasarkan kodrat alam dan kodrat zaman dimana dua kodrat anak ini berjalan selaras.
Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun anak menjadi cakap mengatur hidupnya
dengan tanpa diperintah oleh orang lain. Keselarasan dua kodrat ini akan membentuk
karakter anak yang kuat dan siap menghadapi perkembangan zaman. Oleh karena itu
kemerdekaan belajar sangat penting dalam mendukung upaya memepersiapkan generasi
yang utuh, berkarakter, dan siap mengikuti kemajuan zaman. Terkait dengan hal tersebut,
KHD mempunyai suatu gagasan yakni Konsep “menghamba pada anak”, memperlakukan
anak dengan rosa hormat dan menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada anak.
Tidak lupa pada penerapannya pendidik juga berpegang teguh pada semboyan KHD yakni
Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan menjadi tauladan), Ing Madyo Mangun Karso (di
Tengah membangkitkan), dan Tut Wuri Handayani (di belakang menberi dorongan).
Pendidikan adalah persemaian benih benih kebudayaan yang menghasilkan budi pekerti
olah cipta, olah rasa, olah karsa dan olahraga. Anak adalah sehelai kertas yang masih
samar-samar dan pendidik berfungsi untuk mengarahkan serta menebakan bagian yang
samar sehingga anak anak berkembang sesuai kodratnya.
2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur
kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik
sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya
di daerah Anda?
Jawab :
Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus
sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Lombok. Salah
satu pemikiran KHD yang dapat dikontekstualkan dengan nilai-nilai luhur budaya
Lombok adalah pemikiran tentang pendidikan. Menurut KHD pendidikan adalah tempat
bersemaian benih-benih kebudayaan yang dapat mengantarkan murid pada budi pekerti
(olah cipta, olah rasa, alah karsa dan olahraga) yang luhur serta kebijaksanaan. Hingga
saat ini benih-benih kebudayaan daerah Lombok kerap kali ditemukan disetiap kegiatan
masyarakat di Lombok. Masyarakat Lombok sangat melestarikan budaya dan nilai-nilai
luhur kearifan budaya daerah. Terdapat beberapa tradisi di Lombok yang memiliki nilai
positif antara lain yakni tradisi Mensilaq dan Begibung. Mensilaq dan Begibung
merupakan kebiasaan masyarakat Lombok yang erat kaitannya dengan budaya
kebersamaan pada kegiatan atau acara yang berhubungan dengan tradisi Nyongkolana tau
Nyunatan. Budaya kebersamaan ini mendjadi ciri khas sekaligus penguat karakter murid
di daerah Lombok. Selain itu terdapat kearifan lokal lain yang sangat kental yakni
Salinglaik. Salinglaik dapat diartikan dengan sikap saling menghargai antara satu dengan
lainnya. Selanjutnya tradisi yang sangat dilestarikan oleh Masyarakat Lombok yakni
tradisi gotong royong. Dapat kita lihat dari kegiatan begawe dan saling tulung Masyarakat
Lombok membuat suatu acara dengan cara bergotong royong. Gotong royong juga
merupakan ciri khas Masyarakat Lombok dimana kebiasaan ini sangat mendukung
pembentukan karakter murid-murid di Lombok. Masyarakat Lombok sejak dulu dikenal
memiliki tata nilai yang dipedomani dalam kehidupan baik sebagai individu maupun
sebagai anggota Masyarakat. Nilai itu meliputi kejujuran (saling ajinang'), tertib tertaur
(tertip terpi), tanggung jawab (Teguq), baik hati (sholah perateq), cinta damai , toleransi
(soloh), saling saduq (saling percaya), bedadayan (kerja sama), bersaudara (besemeton),
Empati (Ra’i), partisipatif (tetes).
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau
sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat
diterapkan.
Jawab :
Salah satu budaya di daerah Lombok yang dapat menebalkan laku peserta didik dan erat
kaitannya dengan pemikiran KHD yakni budaya mengucapkan TABE' (permisi)
merupakan budaya yang sangat indah yang ditinggalkan oleh leluhur. Budaya ini
mewariskan sopan santun yang tidak hanya melalui ucapan tetapi juga dengan Bahasa
tubuh. Hal ini perlu tetap dijaga karena tidak hanya diperuntukkan bagi kaum muda saja
dimana kaum muda mengucapkan TABE’ kepada kaum yang lebih tua, akan tetapi ini
berlaku juga untuk sebaliknya. Jadi, kaum yang lebih tua merupakan tauladan bagi kaum
yang lebih muda. Hal ini sesuai dengan semboyan KHD yang berbunyi Ing Ngarso Sung
Tulodo (di depan menjadi tauladan). Itulah salah satu contoh konteks lokal sosial budaya
di daerah Lombok yang sesuai dengan kekuatan pemikiran KHD.

Anda mungkin juga menyukai