Anda di halaman 1dari 13

PGP JATIM ........

Refleksi Filosofis
Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara

D I P R E S E N T A S I K A N O L E H : .........
K E L O M P O K .............

................. ..................
.................... .........................

.................
. .......................
..............
.........................
Kekuatan Konteks Sosio-Kultural di
Daerah yang Sesuai dengan Pemikiran
KHD :
1. Meriam Karbit
2. Saprahan
3. Bahuma
4. Balala'
Meriam Karbit
Kota Pontianak

Permainan meriam karbit ini ramai ditemui pinggiran Sungai Kapuas.


Tentu adasejarahnya yang membuat permainan inimasih bertahan.
Menurut sebagian ahli sejarah dan beberapa referensi, legenda urban
initerjadi di masa Raja Pertama Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman
Alkadrie tahun 1771 masehi.
Konon, sultan membuka lahan untuk tempat tinggal di Pontianak
sempat diganggu para hantu penunggu hutan. Lalu sultan
memerintahkan pasukannya mengusir hantu-hantu itudengan
menembakkan meriam berpeluru. Di masa itu, Pontianak sering
diganggu oleh penampakan sosok makhluk astral hantu perempuan
atau kuntilanak.
Bahkan, nama Pontianak atau Puntianak merupakan singkatan
perempuan mati beranak yang sekarang lazim disebut kuntilanak.
Kembali soal legenda urban, peluru meriam pertama jatuh di tengah
hutan belantara, maka di situ dijadikan lokasi berdirinya bangunan
Istana Kadriah. Tembakan kedua atau tepatnya peluru kedua
mendarat sebagai penanda lokasi Masjid Jami Kesultanan Pontianak
yang letaknya berdekatan dengan Istana Kadriah.
Saprahan
Kota Pontianak

Saprahan berasal dari kata “saprah” yang berarti berhampar, yang


dalam tradisi ini diwujudkan dengan memakan makanan bersama
secara lesehan dan berkelompok dengan saling berhadap-
hadapan.
Tradisi saprahan adalah tradisi makan bersama duduk di lantai.
Biasanya tradisi ini makan bersama ini dilakukan dalam acara
pernikahan, khitanan dan acara syukuran lainnya. Dalam acara
saprahan semua hidangan makanan disusun secara teratur di atas
kain saprah agar proses makan bersama dapat dilaksanakan
secara tertib dan untuk mempererat silaturahmi.
Nilai yang terkandung dalam tradisi saprahan adalah tradisi ini
memiliki makna duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, di mana
tradisi tersebut menggambarkan kebersamaan, persaudaraan dan
kesetiakawanan.
Balala'
Kabupaten Landak

Kegiatan Balala merupakan Ritual adat Dayak sesudah masa panen,


dan akan memulai kembali aktivitas bahuma atau berladang. Hal
tersebut bertujuan untuk membersihkan situasi alam semesta, Ritual
biasanya dilakukan selama beberapa hari Selama ritual ini
berlangsung, masyarakat wajib mematuhi aturan, diantaraya :
Dilarang untuk keluar rumah atau bepergian.
Dilarang menebang kayu
Dilarang membunuh hewan
Dilarang menerima tamu terutama tamu dari luar kampung
Jika melanggar aturan tersebut, maka akan diberikan hukum adat
yang berlaku. Nilai-nilai Luhur yang sesuai dengan pemikiran KHD
dalam kegiatan Balala' adalah religius, gotong royong, kreatif dan
berkebhinnekaan global.
Bahuma
Kabupaten Landak

Bahuma (membuka ladang baru) biasa disebut ladang berpindah yaitu kegiatan yang
menjadi tradisi bagi masyarakat dayak dimana kegiatan bercocok tanamtersebut dilakukan
di bukit-bukit yang terbentang luas dan lahan yang kering.Kegiatan ini biasanya dilakukan
secarabersama-sama oleh masyarakat sekitar ketika akan membuka ladangnya untuk
bercocok tanamseperti menanam padi, jagung, karet, dan sebagainya.
makna bahauma yang sesuai dengan pemikiran KHD untuk laku anak di sekolah yaitu
gotong royong yang melatih anak bekerja sama satu sama lain, tolong menolong antar
sesama manusia, berbhinekaan global artinya walau berbeda dari latar belakang namun
tetap satu dan sama, saling menghormati satu sama lainnya.
AP A KEKUATAN KO N TEKS
S O S IO KULTUR AL D I D AER AH
AN D A YAN G S ES UAI D EN GAN
P EMIKIR AN KH D ?
Kekuatan konteks sosiokultural yang sejalan dengan KHD
di daerah kami mengajar adalah setiap peserta didik
sudah memiliki pemahaman tentang budi pekerti yang
dapat diambil dari kegiatan-kegiatan budaya di daerah
nya tersebut. Seperti gotong royong, mandiri, saling
menghargai, kreatif, kebhinekaan global, dan rasa
bersyukur kepadaTuhan Yang Maha Esa. Sehingga tugas
kita adalah “menuntun” peserta didik tersebut untuk
menjadi pribadi yang berkarakter lebih baik dan menjadi
insan berprofil Pancasila untuk terjun di masyarakat.
BAGAIMAN A P EMIKIR AN KH D D AP AT
D IKO N TEKS TUALKAN S ES UAIKAN D EN GAN N ILAI-
N ILAI LUH UR KEAR IFAN BUD AYA D AER AH AS AL
YAN G R ELEVAN MEN JAD I P EN GUATAN KAR AKTER
MUR ID S EBAGAI IN D IVID U S EKALIGUS S EBAGAI
AN GGO TA MAS YAR AKAT P AD A KO N TEKS LO KAL
S O S IAL BUD AYA D I D AER AH AN D A?

•Membiasakan peserta didik bersikap sesuai nilai-nilai sosio


kultural untuk menguatkan karakternya yaitu menerapkan
nilai-nilai keimanan contohnya membiasakan berdoa sebelum
memulai danmengakhiri KBM, membiasakan saling
menghargai dan toleransi di lingkungan sekolah, membiasakan
sikap gotong royong, tolong menolong, dan bekerjasama di
lingkungan sekolah.
Memberikan kebebasan kepada anak didik dalam
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya atau
kodratnya. Misalnya anak didik tersebut mempunyai bakat
menari daerah dapat disalurkan dengan mengikuti
perlombaan.
Penerapan Konteks sosial
budaya lokal di daerah
yang sesuai dengan
kekuatan pemikiran KHD
yang dapat menebalkan
laku murid di kelas atau
sekolah :
SAPRAHAN
SAPRAHAN
Sosial Kultural
Melayu Kalbar

https://www.youtube.com/watch?v=ht5mgfOG75I
MAKNA S AP R AHAN
yang sesuai dengan pemikiran KHD untuk
menebalkan laku murid di sekolah

MANDIRI GOTONG BERKEBHINEKAAN


KREATIF
ROYONG GLOBAL

2 02 0 | D E P A RTME N T O F HIS TO RY
KESIMPULAN

Pendidik harus dapat mengambil nilai-nilai luhur yang


ada di daerah untuk dapat disesuaikan dan diterapkan
disekolah sehingga dapat membentuk karakter peserta
didik menjadi lebih baik lagi.
•Pendidik sebagai seorang “pamong” yang “menuntun”
kodratanak didik untuk menjadi pribadi yang berkarakter
sesuai profil Pancasila dan sebagai “pamong” harus
memberi arahan dan tuntunan agar anak didik tidak
kehilangan arah.
•Kekuatan sosio-kulturalmenjadi proses “menebalkan”
kekuatan kodrat anak yang masih samar samar sehingga
dengan pendidikan akan menuntun anak untuk
menebalkan garis yang samar-samar agar dapat
memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia
seutuhnya.

Anda mungkin juga menyukai