Anda di halaman 1dari 12

RUANG KOLABORASI

CREATED BY:

1. Marni Anastasia Tamba,SH,M.Pd


2. Melissa Charolina Permatasari
Sianturi,S.Pd,Gr
1. Apa Kekuatan konteks sosio cultural didaerah anda sejalan dengan
Kihadjar Dewantara..?
Soekanto (2004: 3), menyatakan  sosio kultural adalah suatu wadah atau
proses yang menyangkut hubungan antara manusia dankebudayaan.
Dimana proses tersebut menyangkut tingkah laku manusia dan diatur
olehnya, terjadi proses yang saling mengikat antara unsur-unsur kebendaan
dan spiritual. Adapun kekuatan konteks sosio kultural yang ada di daerah
saya yang sesuai dengan pemikiran KHD adalah:
Religius. Masyarakat di daerah saya sangat menjunjung tinggi dan
melaksanakan kegiatan keagamaan yang selalu menuntun mereka untuk
hidup lebih berakhlak baik.
Adat Istiadat. Masyarakat masih sangat terikat dengan adat istiadat yang
sampai saat ini dapat mempersatukan dan mempererat hubungan
kekeluargaan atau persaudaraan.
Sosial. Kegiatan sosial sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
masyarakat dan ini masih sesuai dengan fitrah manusia untuk hidup
bersosialisasi.
Gotong Royong. Hidup bergotong royong sudah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Indonesia. Di daerah saya ada sebutan “Marharoan
Bolon” artinya kerja bakti secara serentak dan menyeluruh.
 Dengan menerapkan Nilai Sosio Kultural maka akan
terlihat dalam perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan
enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif  dapat
dilakukan melalui keteladanan dan pembiasaan. Dan juga
yang akan terlihat tata hidup peserta didik yang diatur oleh,
norma, moral serta etika ketika mereka berinteraksi
internal kelompok dan antarkelompok bersama yang
berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan,
keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian
sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan
tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan
oleh setiap peserta daidik didalam budaya sekolah.
2. Bagaimana Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat di
Kontekstualkan dengan Nilai nilai Luhur kearifan Budaya
Daerah asal yang relevan yang menjadi penguatan Karakter
Murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat
pada Konteks social budaya didaerah anda?
JAWABAN:
Pemikiran KHD kontekstual dengan nilai-nilai budaya daerah asal saya.
Ditengah arus globalisasi yang mengikis budaya-budaya luhur bangsa kita,
pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan yang bertujuan untuk
memanusiakan manusia sangat relevan. Contohnya:
- religius, yang selalu diterapkan di sekolah. Hal ini dapat kita lihat saat
memulai dan mengakhiri pelajaran semua dimulai dengan doa yang bertujuan
menguatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan sesuai dengan agama yang
diimani siswa.
- kerja sama, yang selalu dilaksanakan di lingkungan sekolah. Misalnya pada
saat gotong royong di sekolah, semua siswa saling bekerjasama untuk
menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama.
- toleransi, dimana setiap anak tidak dibedakan atas dasar agama. Semua siswa
mendapat perlakuan yang sama dan saling menghargai perbedaan agama, suku,
adat istiadat dan budaya.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat di kontekstualkan dengan
melakakukan pembiasaan Pembiasaan untuk berbuat baik;
pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria; malu berbuat curang; malu
bersikap malas; malu membiarkan lingkungan kotor. Karena Karakter
tidak terbentuk secara instan tetapi harus dilatih secara serius dan
proporsional agar mencapai bentuk serta kekuatan yang ideal. adalah
untuk membentuk anak didik yang cerdas, kreatif, beriman, bertaqwa,
dan sebagainya. Pendidikan bukan hanya sekedar untuk menghasilkan
manusia cerdas, tapi manusia yang berkarakter. Justru, karakterlah
yang dipandang lebih penting dalam kehidupan manusia. Untuk
menjadikan ajaran tersebut menjadi sebuah karakter yang bernilai
Luhur karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian,
dan teknik-teknik menjawabnya. Semua hal itu memerlukan
pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan untuk
berlaku jujur, ksatria; malu berbuat curang; malu bersikap malas; malu
membiarkan lingkungan kotor. Karakter tidak terbentuk secara instan
tetapi harus dilatih secara serius dan proporsional agar mencapai
bentuk serta kekuatan yang ideal
Jika kita mulai dari lingkungan sekolah maka dapat kita
mulai dengan hal hal yang kecil yaitu Memulai dengan
a) Kegiatan Rutin Sekolah Kegiatan rutin merupakan
kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus
menerus dan konsisten setiap saat. Contoh: kegiatan ini
adalah upacara setiap hari Senin dan hari besar
kenegaraan, dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah
bersama shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang
beragama Islam), berdoa waktu mulai dan selesai
pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga
kependidikan, atau teman.
b) Kegiatan Spontan Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang
dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini
dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan
yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik
dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga.
Contoh: kegiatan itu: membuang sampah tidak pada
tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak
lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri,
berpakaian tidak senonoh. Kegiatan spontan berlaku untuk
perilaku dan sikap peserta didik yang tidak baik dan yang
baik sehingga perlu dipuji, misalnya: memperoleh nilai
tinggi, menolong orang lain, memperoleh prestasi dalam
olah raga atau kesenian, berani menentang atau
mengkoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.
c) Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan
tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan
contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik
sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta
didik untuk mencontohnya.
d) Pengkondisian Untuk mendukung keterlaksanaan
pendidikan budaya dan karakter bangsa maka
sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung
kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan
kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
yang diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu bersih,
bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu
dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar
ditempatkan teratur.
Sepakati Satu Kekuatan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang
menebalkan Laku Murid di kelas atau disekolah anda sesua
dengan konteks local Sosial Budaya didaerah anda yang
dapat diterapkan
Jawaban:
- Satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid
adalah merdeka belajar. Di tengah maraknya kekerasan yang terjadi
di dunia pendidikan kita, misalnya kekerasan fisik yang dilakukan
oleh guru terhadap siswa dan sebaliknya berkurangnya rasa hormat
siswa kepada guru akibat dari perkembangan informasi yang tidak
dapat difilter oleh siswa itu sendiri. Dengan merdeka belajar, guru
diajak untuk memahami jati dirinya yang berprofesi sebagai
pendidik, begitu juga siswa diajak untuk kembali kepada karakter
anak-anak Indonesia yang berakhlak mulia, berbudaya dan
menghormati orang tua, guru dan sesamanya.
Lewat ungkapan“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani” Juga
mempunyai makna yang sangat mendalam bagi
pendidikan. Secara harfiah Tut Wuri berarti mengikuti
dari belakang, Handayani mengandung arti memberi
semangat motivasi dan moral. Secara lengkap slogan
tersebut berarti di depan memberikan contoh, di
tengah memberi semangat, di belakang memberi
dorongan. Jika diinterpretasikan ungkapan ini
mengandung makna bahwa siorang guru harus
memberikan dorongan, contoh dan menciptakan
kreativitas terhadap anak didiknya.
Sehingga gagasan dan pemikiran dari Ki Hadjar
inilah yang kemudian menjadi acuan untuk
menebalkan Laku Murid didalam kelas agar
membangun anak didik menjadi manusia
beriman dan bertakwa, merdeka lahir batin, budi
pekerti luhur, cerdas dan berketerampilan, serta
sehat jasmani rohani agar menjadi anggota
masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab
atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada
umumnya
TERIMA KASIH

MARNI ANASTASIA TAMBA,SH,M.Pd


MELISSA CHAROLINA PERMATHASARI SIANTURI,S.Pd,Gr

Anda mungkin juga menyukai