Anda di halaman 1dari 8

POTENSI BUDAYA RUPA KAMPUNG ADAT

CIKONDANG KABUPATEN BANDUNG


SEBAGAI SUMBER ETNOPEDAGOGI
KARAKTER MASYARAKAT
Oleh:
Nia Emilda
Aijuju Rohaeni
Wanda
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
87niaemilda@gmail.com
ABSTRAK
Cikondang merupakan salah satu kampung adat di Provinsi Jawa Barat yang sudah ada sejak sekitar
200 tahun yang lalu, namun sekarang hanya menyisakan satu rumah, yang saat ini disebut sebagai Rumah
Adat Cikondang. Rumah Adat Cikondang merupakan budaya rupa yang paling menonjol di Kampung Adat
Cikondang memiliki nilai filosofis dan pedagogis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah mendeskripsikan
secara komprehensif tentang proses etnopedagogi melalui nilai-nilai filosofis dan pedagogis Rumah Adat
Cikondang.
Kata kunci : Budaya Rupa, Etnopedagogi, Pendidikan Karakter.

ABSTRACT
Cikondang as a traditional village in west Java that existed since 200 years ago, but now there is
only one house left in Cikondang, as we called as “Rumah Adat Cikondang”. It is the most
prominent visual culture in Cikondang which had philosophy and pedagogy values. This research
employs qualitative approach and case-study method. It is aimed to obtain a comprehensive
description of ethnopedagogy through philosophy and pedagogy values of Rumah Adat Cikondang.
Key words : Visual Culture, Ethnopedagogy, Character Education.
A. PENDAHULUAN Rumah Adat Cikondang merupakan

Kampung Adat Cikondang merupakan salah salah sau bentuk budaya rupa yang paling

satu kampung adat yang terletak di menonjol dimiliki oleh masyakat Kampung

Kabupaten Bandung dengan jarak sekitar 38 Adat Cikondang, meski bentuk rumah

KM dari Ibukota Jawa Barat. tidak dibangun lagi seperti sediakala, serta

Kampung Adat Cikondang ini sudah masyarakat Kampung Adat Cikondang juga

ada sejak sekitar 200 tahun lalu, namun pada terbuka terhadap perkembangan zaman,

tahun 1942 terjadi kebakaran yang namun masyarakat di sana tetap memelihara

menghanguskan rumah penduduk dan nilai karakter luhur yang diyakini secara

hanya menyisakan satu rumah yang saat ini turun-temurun dan dijadikan sebagai

disebut sebagai Rumah Adat Cikondang. pedoman hidup bagi masyarakat Kampung

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 1


Adat Cikondang. merupakan kekayaan yang dimiliki oleh
Ada berbagai nilai karakter yang tetap Indonesia, kekhasan nilai yang dimiliki oleh
dipelihara oleh masyarakat kampung Adat masyarakat dapat dijadikan sebagai pijakan
Cikondang di antaranya: membangun rumah untuk menyelenggarakan pendidikan
tidak menghadap ke rumah adat; wanita karakter seperti halnya pendidikan karakter
yang sedang haid tidak boleh memasuki berbasis etnopedagogi.
kawasan rumah adat; rumah ada hanya Berdasarkan latar belakang yang telah
memiliki satu pintu dan lima jendela; serta dijelaskan, maka dipandang perlu untuk
masih banyak hal lain yang dimiliki dan melakukan penelitian terkait etnopedagogi
dipelihara oleh masyarakat sebagai acuan budaya rupa pendidikan karakter masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari di Kampung Kampung Adat Cikondang Kabupaten
Adat Cikondang. Bandung yang dapat dijadikan sebagai
Berbagai nilai karakter tersebut dapat referensi model etnopedagogi pendidikan
dijadikan sebagai dasar pendidikan yang karakter melalui budaya rupa bagi
dilakukan oleh orangtua, pemangku adat, masyarakat luas.
tokoh masyarakat terhadap generasi muda Adapun identifikasi masalah yang
Kampung Adat Cikondang. dalam penelitian ini ialah:
Laksmi Dewi (2015) memaparkan a. Bagaimana peran budaya rupa sebagai
bahwa keragaman budaya merupakan sumber etnopedagogi karakter bagi
potensi yang tidak boleh diabaikan dalam masyarakat?
pendidikan. Hal ini sejalan dengan tujuan b. Bagaimana upaya masyarakat dalam
penelitian ini yang akan meneliti tentang mempertahankan nilai-nilai karakter
bagaimana proses etnopedagogi budaya rupa luhur masyarakat?
sebagai pendidikan karakter berbasis B. TINJAUAN PUSTAKA
kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Etnopedagogi mengeksplorasi dan mem-
Kampung Adat Cikondang. berdayaan keberadaan kearifan lokal dengan
Dewasa ini telah dilakukan berbagai penguatan metodologinya. (A. Chaedar
upaya pendidikan karakter baik di Alwasilah., dkk., 2009, h. 27) karena
lingkungan keluarga, sekolah, maupun pendidikan tidak bisa dilepaskan dengan
masyarakat. Persoalan karakter tidak hanya masyarakat dan kebudayaan sebagai kearifan
dibebankan pada satu bidang, namun lokal yang dimiliki oleh suatu daerah. Hal ini
semua bidang bisa ikut serta dalam sesuai dengan pemaparan Brameld (Tilaar,
mengupayakan pendidikan karakter bagi 2002, h. 7) bahwa antara pendidikan,
generasi muda, salah satunya ialah bidang masyarakat, dan kebudayan terdapat
budaya yang

Volume 5 Edisi 3, 2018| 2


hubungan yang sangat erat dalam arti perilaku kehidupan orang itu. Selanjutnya
keduanya berkenaan dengan satu hal yang dijelaskan bahwa dalam definisi tersebut, ada
sama ialah nilai-nilai” tiga ide pikiran penting, yaitu:
A. Chaedar Alwasilah, dkk (2009: 43) 1) Proses transformasi nilai-nilai;
menjelaskan bahwa masyarakat Sunda sudah 2) Ditumbuh kembangkan dalam
memiliki postulat kebudayaan berupa nilai- kepribadian; dan
nilai hidup antara lain: hurip (sehat), waras 3) Menjadi satu dalam perilaku. Selain itu,
(sehat), cageur (sehat), bageur (baik), bener T. Ramli (Jamal Ma’mur Asmani, 2013:
(benar), pinter (cerdas), ludeung (pemberani), 32) menjelaskan bahwa pendidikan
silih asah (saling belajar), silih asuh (saling karakter memiliki esensi dan makna
menjaga), silih asih (saling menyayangi), dan yang sama dengan pendidkan moral dan
sineger tenga (seimbang). akhlak. Tujuannya adalah untuk
Etnopedagogi sebagai proses membentuk pribadi anak supaya
pendidikan berbasis kearifan lokal dapat menjadi manusia yang baik, yaitu warga
menumbuhkan kecintaan masyarakat masyarakat dan negara yang baik.
terhadap nilai-nilai karakter yang dimiliki Manusia , masyarakat, dan warga negara
oleh daerah setempat, serta menghargai yang baik adalah menganut nilai-nilai
nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh soial tertentu yang banyak dipengaruhi
masyarakat daerah lain. oleh budaya masyarakat dan bangsanya.
Pendidikan tidak bisa dilepaskan Ada beberapa hal yang menjadi inti
dengan nilai-nilai karakter atau kearifan karakter, sebagaimana yang dijelaskan oleh
lokal yang dimiliki oleh masyarakat oleh Dasim Budimansyah (2010: 1) bahwa
setempat. Karena proses pendidikan itu “Inti karakter adalah kebajikan (goodness)
sendiri merupakan proses internalisasi nilai dalam arti berpikir baik (thinking good),
karakter bagi peserta didik dan masyarakat berperasaan baik (feeling good), dan
secara luas. Thomas Lickona (2015: 13) berperilaku baik (behaving good). Nia Emilda
menyatakan bahwa “Karakter adalah dkk. (2016: 8) menjelaskan bahwa integrasi
kepemilikan hal-hal yang baik”. Selain itu, dari ketiga inti karakter tersebut harus
Fakri Gaffar (Dharma Kesuma dkk., 2011: dapat berjalan bersinergi untuk
5) menjelaskan tentang definisi pendidikan membangun karakter yang baik. Integrasi
karakter yaitu sebuah proses transformasi tersebut sangat diperlukan dalam penerapan
nilai-nilai kehidupan untuk pendidikan karakter, apalagi dalam
ditumbuhkembangkan dalam kepribadian menghadapi era globalisasi dengan segala
seseorang sehingga menjadi satu dalam dampak positif dan negatifnya, diperlukan
generasi mudah yang

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 3


berkarakter, yaitu generasi yang tangguh dan upaya pendidikan karakter baik di
memiliki nilai-nilai luhur sehingga generasi lingkungan keluarga, sekolah, maupun
muda dapat menjawab tantangan zaman, masyarakat. Persoalan karakter tidak hanya
namun tidak tergerus oleh perubahan zaman dibebankan pada satu bidang, namun
itu sendiri. semua bidang bisa ikut serta dalam
Di samping tiga inti karakter mengupayakan pendidikan karakter bagi
tersebut, Thomas Lickona (Zaim generasi muda, salah satunya ialah bidang
Elmubarok, 2008: 110-111) menjelaskan budaya yang merupakan kekayaan yang
tentang penjabaran aspek karakter yang dimiliki oleh Indonesia, kekhasan nilai yang
terdiri dari pengetahuan moral (moral dimiliki oleh masyarakat dapat dijadikan
knowing), perasaan moral (moral feeling), dan sebagai pijakan untuk menyelenggarakan
perilaku moral (action moral) yaitu: pendidikan karakter seperti halnya
Aspek Moral Knowing terdiri atas: pendidikan karakter berbasis etnopedagogi.
1) Moral Awerness; C. METODE PENELITIAN
2) Knowing Moral Values; Penelitian ini menggunakan pendekatan
3) Perspective Taking; kualitatif dengan metode studi kasus yang
4) Moral Reasoning; bertujuan untuk mendeskripsikan tentang
5) Decision Making; dan potensi budaya rupa Kampung Adat
6) Self – Knowledge. Cikondnag Kabupaten Bandung sebagai
Aspek Moral Feeling terdiri dari Sumber Etnopedagogi Karakter Masyarakat.
beberapa hal, yaitu: D. PEMBAHASAN
1) Conscience; Budaya rupa yang paling menonjol di
2) Self Esteem; Kampung Adat Cikondang ialah Rumah
3) Emphaty; Adat. Berdasarkan sejarah, Kampung Adat
4) Loving the Good; Cikondang pada tahun 1942 mengalami
5) Self – Control; dan kebakaran yang menghanguskan rumah
6) Humility. penduduk, dari kebakaran tersebut hanya
Aspek Moral Action terdiri atas: menyisakan satu rumah yang sekarang
1) Kompetensi (Competence); disebut sebagai Rumah Adat Cikondang.
2) Keinginan (Will); dan Rumah penduduk yang telah hangus
3) Kebiasaan (Habit). terbakar tidak dibangun seperti sediakala,
Setiap penjabaran dari ketiga aspek dengan pertimbangan bahwa alat-alat yang
tersebut berupaya membangun karakter digunakan untuk membangun kembali susah
yang baik yang bisa dimiliki oleh manusia. ditemukan dan dikhawatirkan akan merusak
Dewasa ini telah dilakukan berbagai

Volume 5 Edisi 3, 2018| 4


alam sekitar. Cikondang saat ini sangat terbuka dengan
perkembangan zaman dan teknologi,
meskipun demikian masyarakat Kampung
Adat Cikondang tetap memelihara nilai-nilai
luhur yang diwariskan secara turun temurun.
Berbagai aturan dan larangan sangat
dipahami oleh masyarakat sebagai pedoman

Gambar 1. Rumah Adat Kampung Cikondang


hidup sehari-hari sebagai bagian dari
Kabupaten Bandung ketentuan adat. Seperti halnya rumah
(Dokumentasi Penelitian, 2018)
penduduk meski tidak dibangun seperti
sediakala tapi tetap meneggakan aturan
bahwa rumah penduduk tidak boleh
menghadap ke rumah adat.

Gambar 3.Rumah Penduduk Kampung Adat


Cikondang Kabupaten Bandung
(Dokumentasi Penelitian, 2018)

Gambar 2. Pintu Gerbang Rumah Adat Kampung


Cikondang Kabupaten Bandung
(Dokumentasi Penelitian, 2018)

Gambar 4. Pintu Masuk Rumah Adat Cikondang


(Dokumentasi Penelitian, 2018)
Rumah Adat Cikondang memiliki satu
pintu masuk dan lima jendela. Nilai filosofis
dari angka tersebut ialah satu pintu
Gambar 3.Peneliti bersama sesepuh Kampung Adat
Cikondang Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa manusia berasal dan
(Dokumentasi Penelitian, 2018) kembali ke tempat yang sama. Lima jendela
Masyarakat Kampung Adat
melambangkan lima rukun Islam dalam

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 5


agama yang dianut oleh seluruh masyarakat tali ijuk sebagai pengikat, merupakan
Cikondang. simbol persatuan.
Upaya mempertahankan nilai karakter 6. Rumah Adat hanya bisa dikunjungi
berbasis etnopedagogi di Kampung Adat pada hari Minggu, Senin, Rabu, dan
Cikondang dilakukan dengan pendidikan Kamis;
non formal atau pendidikan masyarakat. 7. Wanita yang sedang haid dilarang
Nilai-nilai yang diinternalisasikan pada memasuki Rumah Adat untuk menjaga
masyarakat dilakukan oleh pemangku adat, kesucian Rumah Adat.
serta orangtua kepada generasi muda di E. KESIMPULAN
Kampung Adat Cikondang. Kesimpulan
Ada beberapa nilai yang hingga hari ini Cikondang merupakan sebuah kampung
diyakini dan dilaksanakan oleh masyarakat adat yang memiliki budaya rupa yang paling
Kampung Adat Cikondang, di antaranya: menonjol yaitu Rumah Adat Cikondang
1. Tidak membangun kembali rumah yang sarat nilai filosofis dan pedagogis dan
penduduk kampong seperti sediakala, dapat dijadikan sebagai sumber
karena alat-alat untuk membangun etnopedagogi bagi masyarakat.
rumah sulit didapat dan dikhawatirkan Saran
akan merusak alam; Beberapa hal yang bisa disarankan kepada
2. Posisi Rumah Adat terletak lebih tinggi masyarakat ialah untuk terus menjaga
dibandingkan rumah penduduk lainnya kelestarian Rumah Adat Cikondang sebagai
untuk menghormati keberadaan Rumah salah satu bentuk budaya rupa yang memiliki
Adat Cikondang; nilai filosofis dan pedagogis, serta dapat
3. Rumah penduduk tidak dibangun menginternalisasikan nilai-nilai tersebut pada
menghadap rumah adat, untuk masyarakat secara luas.
menjaga keluhuran Rumah Adat; F. DAFTAR PUSTAKA
4. Rumah adat hanya memiliki satu pintu Alwasilah, A. C., dkk. (2009). Etnopedagogi:
dan lima jendela, maknanya ialah bahwa Landasan Praktek pendidikan dan
Pendidikan Guru. Bandung: Kiblat
satu pintu melambangkan tempat Buku Utama.
berangkat dan tempat kembali, Asmani, J. M. (2013). Buku Panduan
Internalisasi Pendidikan Karakter di
sedangkan lima jendela melambangkan Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.
rukun Islam; Budimansyah, D. (2010). Penguatan
Pendidikan Kewarganegaraan untuk
5. Rumah Adat dibangun tidak Membangun Karakter Bangsa. Bandung:
menggunakan paku tapi menggunakan Widya Aksara Press.
Dewi, L. dkk. (2015). Model Pendidikan
Karakter dan Kewirausahaan Berbasis
Etnopedagogis di Sekolah Dasar

Volume 5 Edisi 3, 2018| 6


Kampung Cikondang. Jurnal Mimbar,
31(2), 399-408. Bandung: Universitas
Islam Bandung.
Elmubarok, Z. (2008). Membumikan
Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Kesuma, D. dkk. (2011). Pendidikan Karakter:
Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lickona, T. (2015). Character Matters
(Persoalan Karakter): Bagaimana
Membantu Anak Mengembangkan
Penilaian yang Baik, Integritas, dan
Kebajikan Penting Lainnya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tilaar. (2002). Pendidikan, Kebudayaan, dan
Masyarakat Madani Indonesia: Strategi
Reformasi Pendidikan Nasional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 7


318 | Volume 5 Edisi 3, 2018

Anda mungkin juga menyukai