Anda di halaman 1dari 19

Peran Pemerintah Daerah Pada Dunia

Pendidikan Dalam Membentuk Karakter Generasi


Muda Dan Perumusan Kurikulum Muatan Lokal
LATAR BELAKANG

KECENDERUNGAN URGENSI PENGUATAN


DEFINISI PPK
GLOBAL PENDIDIKAN
KARAKTER

• PEMBANGUNAN SDM GERAKAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH


BERLANGSUNGNYA REVOLUSI SEBAGAI FONDASI UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER
DIGITAL PEMBANGUNAN BANGSA SISWA MELALUI HARMONISASI OLAH
HATI (ETIK), OLAH RASA (ESTETIK),
PERUBAHAN PERADABAN • GENERASI EMAS 2045 YANG OLAH PIKIR (LITERASI), DAN OLAH
MASYARAKAT DIBEKALI KETERAMPILAN RAGA (KINESTETIK) DENGAN
ABAD 21 DUKUNGAN PELIBATAN PUBLIK DAN
• MENGHADAPI KONDISI KERJA SAMA ANTARA SEKOLAH,
SEMAKIN TEGASNYA
FENOMENA ABAD KREATIF DEGRADASI MORAL, ETIKA, KELUARGA, DAN MASYARAKAT YANG
DAN BUDI PEKERTI MERUPAKAN BAGIAN DARI GERAKAN
NASIONAL REVOLUSI MENTAL (GNRM)
Tantangan Pendidikan

a. Optimalisasi pengembangan potensi siswa secara harmonis


melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik)

b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia

c. Membangun sinergi dan tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak


antara sekolah, orang tua dan masyarakat

d. Tantangan globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai
religiusitas dan kearifan
lokal bangsa

e. Terbatasnya pendampingan orang tua


Perlu peningkatan kualitas hubungan orang tua dengan anak di rumah dan lingkungannya

f. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur


Keterbatasan prasana dan sarana sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur
lembah, hutan, sungai,
dan laut), sehingga PPK perlu diimplementasikan bertahap.
KARAKTER SEBAGAI POROS
PENDIDIKAN
Nawacita 8:
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
 Membangun pendidikan
kewarganegaraan (sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air,
semangat bela negara dan budi
pekerti)
 Penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional
 Mengevaluasi model
penyeragaman
dalam sistem pendidikan
nasional
 Jaminan hidup yang memadai bagi
para guru khususnya di daerah
terpencil
 Memperbesar akses warga miskin
untuk mendapatkan pendidikan

“Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter
sebagai fondasi dan ruh
utama pendidikan.”
10
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER

Religius
Jujur Religius
Toleransi
Olah Hati Disiplin
(Etika)
Kerja Keras
Kreatif Nasionalis
Mandiri Integritas

Olah Olah
Demokratis
Rasa Ingin Tahu Nilai
Raga
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air Utama
(Kinest Pikir Menghargai Prestasi
etika) (Literasi) Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca Gotong Mandiri
Olah Karsa Peduli Lingkungan Royong
Peduli Sosial
(Estetika) Tanggung Jawab
(dan lain-lain)

Filosofi Pendidikan Karakter Nilai-nilai Karakter Kristalisasi Nilai-Nilai


Ki Hajar Dewantara

11
IMPLEMENTASI KONSEP PENGUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
PPK BERBASIS KELAS
 Integrasi dalam mata pelajaran
 Optimalisasi MUATAN LOKAL
 Manajemen kelas

PPK BERBASIS
 Pembiasaan nilai-nilai
dalam keseharian sekolah
BUDAYA SEKOLAH
 Branding sekolah
 Keteladanan pendidik
 Ekosistem sekolah
 Norma, peraturan, dan
tradisi sekolah

PPK BERBASIS MASYARAKAT


 Orang tua, Komite Sekolah
 Dunia usaha
 Akademisi
 pegiat pendidikan
 Pelaku Seni, Budaya, Bahasa &
Sastra
 Pemerintah & Pemda
13
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
memiliki aneka ragam budaya.

• Budaya tersebut harus terus dilestarikan dan diperkuat


melalui pengembangan kurikulum. Salah satu caranya
pengembangan

Mewujudkan karakter
bangsa yang kuat di era
globalisasi ini dengan cara
menerapkan kurikulum
muatan lokal.
Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal

Pengembangan kurikulum
Muatan lokal dapat
muatan lokal dimana
menumbuhkan kecintaan
karakteristik dan ciri daerah
peserta didik sebagai
ditingkatkan dan
penerus bangsa akan nilai-
penguasaan akan
nilai sosio kultural
pengetahuan global juga
daerahnya dan negerinya.
dioptimalkan.
Muatan lokal mampu membentuk karakter bangsa Indonesia yang asli
karena sebagai penguat sumber daya manusia Indonesia akan kecintaan
dan nilai lokal daerah sebagai bentuk pertahanan diri dalam arus
globalisasi.

Muatan lokal dimasukkan dalam kurikulum karena dilandasi kenyataan


bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata
acara, tata krama pergaulan, bahasa dan pola kehidupan yang diwariskan
secara turun-temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia.

Muatan lokal menunjukkan mampu membangun karakter bangsa sesuai


dengan ciri khas dan jati diri bangsa.
Arah Pengembangan dalam Kurikulum Muatan Lokal

Pengembangan untuk jangka


Pengembangan untuk panjang, agar para siswa dapat
jangka pendek, melatih keahlian dan keterampilan
perkembangan muatan yang sesuai dengan harapan yang
nantinya dapat membantu dirinya,
lokal dalam jangka pendek keluarga, masyarakat dan akhirnya
dapat dilakukan oleh membantu pembangunan negara.
sekolah setempat dengan Untuk muatan lokal di sekolah
dasar masih bersifat concentris,
cara menyusun kurikulum kemudian dilaksanakan secara
muatan lokal kemudian kontinue di sekolah menengah
menyusun Indikatornya pertama dan akan terjadi
konvergensi di sekolah menengah
dan direvisi setiap saat. atas.
MUATAN LOKAL

program ditentukan oleh memperkaya dan sebagai salah satu


pendidikan yang satuan mempertajam bentuk adanya
isi dan media pendidikan, tidak pokok bahasan kebijakan
penyampaiannya terbatas pada yang telah ada desentralisasi
disesuaikan mata pelajaran dalam berbagai pendidikan.

Makna Kurikulum
Substansi Mata Pelajaran
Kurikulum Muatan Lokal

Tujuan dari Muatan Lokal


Muatan Lokal

Muatan Lokal
dengan ciri khas keterampilan bidang studi Dimana daerah
dan potensi tetapi sebagai dengan diberikan
daerah, kurikulum berbasis menggunakan kewenangan
lingkungan alam, masyarakat, bahan materi di dalam
lingkungan sosial, karena kurikulum sekitar menentukan serta
dan budaya serta muatan lokal berdasarkan mengembangkan
kebutuhan daerah dirancang dengan lingkungan alam, sendiri kurikulum
yang wajib berlandaskan sosial dan budaya yang sesuai
dipelajari oleh pada kehidupan masyarakat dengan kondisi
peserta didik di masyarakat setempat dan kebutuhan
daerah dengan segala dari daerah
karakteristik dan masing-masing.
budayanya.
FUNGSI KURIKULUM MUATAN LOKAL

Fungsi Integrasi
• murid merupakan bagian integral dari masyarakat, karena itu muatan lokal harus merupakan program
pendidikan yang berfungsi untuk mendidik pribadi yang akan memberikan sumbangan kepada
masyarakat atau berfungsi untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi kepada masyarakat.

Fungsi Perbedaan
• pengakuan atas perbedaan berarti pula memberi kesempatan bagi pribadi untuk memilih apa yang
diinginkannya. Karena itu muatan lokal harus merupakan program pendidikan yang bersifat luwes,
yang dapat memberikan pelayanan terhadap perbedaan minat dan kemampuan murid. Ini tidak berarti
mendidik pribadi menjadi orang yang individualistik tetapi muatan lokal harus dapat berfungsi
mendorong pribadi ke arah kemajuan sosialnya dalam masyarakat.
Untuk menetapkan suatu mata pelajaran yang
diakui oleh DAPODIK
1) Ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai mata
pelajaran muatan lokal
2) Ada struktur kurikulumnya.
3) Ada guru yang mengajarkan dan kualifikasi
pendidikannya relevan dengan mata pelajaran muatan
lokal yg diajarkan.
Menetapkan Mata Pelajaran Muatam Lokal Harus
Ditetapkan Melalui Workshop yang Pesertanya Guru-guru
Muatan Lokal. Pada Workshop-lah Ditetapkan Struktur
Kurikulumnya Antara Lain:
1. Kompetensi dasar

2. Kompetensi pedagogic

3. Kompetensi inti

4. Indikator

5. Penilaian.
Cara Menentukan Bahan Pelajaran Muatan Lokal
Untuk Satu Bidang Studi
Bagi mata pelajaran yang sudah punya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, disusun
tema dan materi pembelajaran, kemudian dipilih bahan mana yang berkriteria muatan lokal;

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah dipilih, sesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat;

Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dijadikan sumber sebagai indikator yang mungkin
sesuai;

Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dipilih unsur-unsurnya yang perlu dimasukan
dalam program pendidikan kemudian dibuat indikator.
Beberapa Penelitian Menunjukkan

• Pembelajaran muatan lokal di sekolah lebih memerankan fungsi pemeliharaan tradisi yang
terpisah dari konteksnya.
• Pembelajaran muatan lokal cenderung lebih menekankan sisi akademis an-sich. Artinya,
keberhasilan pembelajaran muatan lokal dinilai berdasarkan pada pencapaian angka
prestasi peserta didik. Padahal yang sejatinya menjadi tujuan akhir pembelajaran muatan
lokal di sekolah adalah menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk memiliki karakter
yang unggul yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan secara
berkelanjutan.
• Kearifan lokal sejatinya tidak dipandang sebagai sebuah produk peradaban yang statis atau
mapan. Kearifan lokal merupakan produk dinamis yang dihasilkan dari persentuhan
kesadaran manusia dengan realitasnya
Penerapan muatan lokal bahasa daerah di sekolah yang dilakukan selama ini perlu dipertahankan
untuk menjaga bahasa daerah agar tidak punah karena bahasa daerah merupakan identitas suatu
bangsa.

Dalam pelaksanaannya perlu dibuat sebagai mata pelajaran mandiri mengingat karakteristiknya
yang tidak dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran strategi belajar dan pembelajaran

Untuk mewujudkan karakter bangsa yang ideal kepada peserta didik melalui kurikulum muatan lokal,
diperlukan pembangunan karakter bangsa demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang aman, bermartabat
dan sejahtera, maka masih banyak persoalan yang diteliti, sehingga dapat diambil langkah yang positif.

Selain itu nilai moral yang terkandung pada setiap daerah dapat ditumbuhkan dalam diri peserta
didik maupun pendidik. Sehingga terwujudlah karakter bangsa sesuai dengan budaya lokal.
Guru yang baik bagaikan petani. Mereka
menyiapkan bahan dan lahan belajar di kelas,
memelihara bibit penerus bangsa, menyirami
mereka dengan ilmu, dan memupuk jiwa
mereka dengan karakter yang luhur. Guru yang
ikhlas adalah petani yang mencetak peradaban.
Ahmad Fuadi, Sastrawan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai