Anda di halaman 1dari 38

PENGUATAN PPK

MELALUI PERENCANAAN
DAN PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
DI SD MUHAMMADIYAH 01
KANDANG PANJANG
KOTA PEKALONGAN
Oleh
Kadaryanto, S.Pd
Pengawas SD Kota Pekalongan
Pekalongan, 2 Maret 2019
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Memahami konsep metode pembelajaran

Memilih secara tepat metode pembelajaran

Menggunakan metode pembelajaran untuk


penguatan karakter

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


MATERI

•Metode Pembelajaran
•Nilai Karakter

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Metode Pembelajaran
• Ceramah
• Tanya Jawab
• Diskusi
• Karya Wisata
• Pemecahan Masalah
• Simulasi
• Penemuan
• Bermain Peran
• Penugasan
• Permainan
• Demonstrasi
• Eksperimen

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Nilai Utama
Pengembangan Pendidikan Karakter
• Religiusitas
• Nasionalisme
• Kemandirian
• Gotong royong
• Integritas

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kebijakan
Penguatan Pendidikan
Karakter

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Latar Belakang
Penguatan Pendidikan Karakter
Arahan Khusus Presiden
Kartu Indonesia Pintar
1 (KIP)
Revitalisasi Pendidikan Vokasi:
2
SMK Maritim, Pariwisata, Pertanian/Pangan, Ekonomi Kreatif

3 Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Gerakan Nasional Revolusi Mental


Integritas
1

2 Kerja Keras (Etos Kerja)

3 Gotong Royong
PPK adalah Solusi

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) hadir


untuk menyiapkan Generasi Emas 2045
yang memiliki kecakapan abad 21. Dengan
menempatkan kembali karakter sebagai
ruh pendidikan di Indonesia,
berdampingan dengan intelektualitas, PPK
berperan dalam pembentukan generasi
muda yang tangguh, cerdas, dan
berkarakter.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Regulasi Pendukung
 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
 Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
 Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite
Sekolah
Peraturan Pemerintah No.19/2017 tentang Guru
 Peraturan Presiden 87/2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Definisi PPK (Perpres 87/2017)

“Gerakan pendidikan di bawah


tanggung jawab satuan
pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara
satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat sebagai bagian dari
Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM)” (Pasal 1, ayat 1)
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Maksud dan Tujuan PPK
Membangun dan membekali Peserta Didik
sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045
dengan jiwa Pancasila.
 Mengembangkan platform pendidikan
nasional yang meletakkan pendidikan karakter
sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan
pendidikan.
 Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan
kompetensi pendidik, tenaga kependidikan,
peserta didik, masyarakat, dan lingkungan
keluarga dalam mengimplementasikan PPK.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Membangun Generasi Emas 2045 yang dibekali
Kecakapan Abad 21
Keterampilan
Kecakapan Abd 21abad 21 yang
yang dibutuhkan
dibutuhkan setiap siswa
1 2 3
Kualitas Karakter Literasi Dasar Kompetensi
Bagaimana siswa beradaptasi Bagaimana siswa menerapkan Bagaimana siswa memecahkan
pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari. masalah kompleks

• Religius • Literasi bahasa • Berpikir kritis


• Nasionalis • Literasi numerasi • Kreativitas
• Mandiri • Literasi sains • Komunikasi
• Integritas • Literasi digital • Kolaborasi
• Gotong royong • Literasi finansial
• Toleransi • Literasi budaya
• Tanggungjawab dan
• kewargaan
Kreatif
• Peduli lingkungan
• dll
Sumber: Kemendikbud
2016
Implementasi PPK
(Pasal 3)
PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam pendidikan karakter
terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan bertanggungiawab.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


RELIGIOSI NASIONALI
TAS SME

INTEGRITA
S KEMANDI
RIAN
Olah
Rasa
GOTONG-
(Estetis) ROYONG

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Religiositas
Sikap dan perilaku
yang taat/patuh Relasi dengan Sang
dalam menjalankan Pencipta
ajaran agama yang  Beriman dan Bertaqwa
dipeluknya,  Menjalankan segala
perintah-Nya
bersikap toleran, Tuhan  Disiplin beribadah
mencintai alam dan
selalu menjalin
Harmoni
kerukunan hidup
dengan alam
Relasi
antar dengan
sesama. Individu  Bersih
sesama  Peduli
 Toleransi Lingkungan
 Peduli Sosial  Memanfaatkan
Sesama Alam lingkungan
dengan bijak
Nasionalisme
 Mengapresiasi, menjaga,
mengembangkan kekayaan budaya
bangsa sendiri (kebijaksanaan,
keutamaan, tradisi, nilai-nilai, pola
pikir, mentalitas, karya budaya) dan
mampu mengapresi kekayaan budaya
bangsa
 Teks lain sehingga semakin
memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
Sub Nilai Karakter
Nasionalisme:
 Cinta tanah air
 Semangat kebangsaan
 teks  Menghargai
kebhinnekaan
 Rela berkorban
 Taat hukum
Kemandirian
 Sikap percaya pada
kemampuan, kekuatan,
bakat dalam diri sendiri,
tidak tergantung pada
orang lain
Sub Nilai Karakter
Kemandirian:
 Kerja keras (etos
kerja)
 Kreatif dan inovatif
 Disiplin
 Tahan banting
 Pembelajar
sepanjang hayat
Gotong Royong
 Kemampuan bekerjasama
untuk memperjuangkan
kebaikan bersama bagi
masyarakat luas, terutama yang
sangat membutuhkan,
marginal, dan terabaikan di
dalam masyarakat.
Sub Nilai Karakter Gotong
Royong:
 Kerjasama
 Solidaritas
 Kekeluargaan
 Aktif dalam gerakan komunitas
 Berorientasi pada
kemaslahatan bersama
Integritas
 Menyelaraskan
pikiran, perkataan dan
perbuatan yang
merepresentasikan
perilaku bermoral
yang kebenarannya
dapat
dipertanggungjawabk
Sub Nilai Karakter
an secara rasional.
Integritas:
 Kejujuran
 Keteladanan
 Tanggungjawab
 Antikorupsi
 Komitmen moral
 Cinta pada
PLATFORM BELAJAR MASA DEPAN

• Memperhatikan
modalitas belajar
• Inspirator • Merancang dan
• Mentor dan pembimbing membuat bahan
• Fasilitator belajar digital
• Pembelajar • Menyediakan
• Evaluator mega data dan
merancang
pembelajaran
berbasis IT
• Memperhatikan modalitas • Infusi IT ke dalam
belajar kurikulum
• Merancang dan memberi
umpanbalik cepat
• Layanan belajar kapan saja
dan di mana saja

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


3 Basis Pendekatan Implementasi PPK
 Relasi Pedagogis
 Integrasi dalam
kurikulum Budaya
Keteladanan
 Metode Pembelajaran Kelas Sekolah Pembiasaan
 Manajemen Kelas Pendampingan
 Pengembangan muatan Tradisi sekolah
lokal Ekstrakurikuler
Masyarakat
Evaluasi norma dan
Fokus utama peraturan sekolah
pengembangan Kurikulum
2013  Komunitas
Orangtua  Pusat budaya
 Komite Sekolah  Pusat kesenian
 Lembaga Pemerintahan  Seniman, tokoh, dll.
 Organisasi Masyarakat Sipil
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Catatan Pengingat
• Tidak ada parsialitas dalam penyebutan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), seperti RPP PPK,
RPP literasi, RPP Hots, dan lain-lain. Yang ada
adalah RPP Kurikulum 2013.
• PPK berbasis kelas lebih pada aksi guru di kelas
dalam membentuk karakter, bukan pada penulisan
nilai dalam kolom RPP.
• Kurikulum 2013 mendukung desain besar Gerakan
Penguatan Pendidikan Karakter. PPK memperkuat
Kurikulum 2013. Namun Kurikulum 2013 tidak sama
dengan PPK. PPK lebih luas cakupannya.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
c. Peran Guru dalam menyukseskan PPK

Menunaikan Nawacita

“Tentu
“Tentu saja
saja keahlian
keahlian adalah
adalah perlu,
perlu, tetapi
tetapi keahlian
keahlian saja
saja tanpa
tanpa dilandaskan
dilandaskan pada
pada
jiwa
jiwa yang
yang besar
besar tidak
tidak akan
akan dapat
dapat mungkin
mungkin akan
akan mencapai
mencapai tujuannya,
tujuannya, inilah
inilah
perlunya,
perlunya, sekali
sekali lagi
lagi mutlak perlunya, nation character building”” --
mutlak perlunya,
Bung
Bung Karno
Karno

Gerakan Nasional
Revolusi Mental

Nawacita 8:
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa

Perpres Nomor 87 tahun 2017


tentang
Penguatan Pendidikan Karakter

24
1. Pengertian PPK 2. Tujuan PPK
PPK adalah gerakan pendidikan di a. Membangun dan
bawah tanggung jawab satuan membekali Peserta
pendidikan untuk memperkuat Didik sebagai generasi
karakter peserta didik melalui emas Indonesia Tahun
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah 2045 guna menghadapi
pikir, dan olah raga dengan pelibatan dinamika perubahan di
dan kerja sama antara satuan masa depan;
pendidikan, keluarga, dan b. Mengembangkan
masyarakat sebagai bagian dari platform pendidikan
Gerakan Nasional Revolusi Mental nasional yang
(GNRM). Perpres No. 87 meletakkan pendidikan
(Pasal 1 ayat 1)
Tahun 2017 karakter sebagai jiwa
utama dengan
7. Manajemen tentang memperhatikan
Penguatan keberagaman budaya
Berbasis Sekolah Indonesia;
Memperkuat ekosistem Pendidikan 3.
c. Merevitalisasi dan
Pendidikan. Karakter Penyelenggaraan
memperkuat potensi
(Pasal 6 ayat 3) PPK
dan kompetensi
ekosistem pendidikan.
Harmonisasi kegiatan
(Pasal 2)
intrakurikuler,
6. Pembagian kokurikuler,
Kewenangan ekstrakurikuler. (Pasal
6 ayat 1)
Pembagian 4. Keteladanan dan
Kewenangan serta 5. Hari Pembiasaan
dukungan program
Kementerian/ Lembaga Sekolah Pengembangan potensi
dan Pemerintah Daerah Pilihan 5 atau 6 hari peserta didik melalui
secara kolektif dan sekolah dalam 1 keteladanan dan
berkelanjutan. (Pasal minggu. (Pasal 9) pembiasaan sepanjang
12) waktu dalam kehidupan
sehari-hari. (Pasal 5) 25
Menguatkan Sekolah menjadi
Jejaring Tri Pusat sentral, lingkungan
Pendidikan
(Sekolah, Keluarga sekitar dijadikan sumber-
dan Masyarakat) sumber belajar.

Manajemen Individualisasi Anak


Penguatan Pendidikan Karakter Guru perlu membantu setiap
Berbasis
bersama keluarga. anak untuk mengaktualkan
Sekolah
memperkuat potensi yang dimilikinya.
ekosistem
Penilaian pendidikan. Peran guru Masa Kini:
Tidak hanya mencatat
nilai yang berupa • Tutor
angka-angka yang • Resource
bersumber dari Linkers
intrakurikuler saja, • Facilitator
namun juga catatan • Gate Keepers
Peran Kepala Sekolah:
kepribadian atau • Manajer • Catalyst
karakter anak. • Inovator
• Motivator
• Kolaborator

26
Sekolah menjadi sentral, lingkungan sekitar
dijadikan sumber-sumber belajar.
PERMENDIKBUD NO 23 TAHUN 2017
Pasal 6 ayat (2)
Pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
baik di dalam Sekolah maupun di luar Sekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
dengan:
• kerja sama antar sekolah,
• madrasah
diniyah,
• Sekolah dengan lembaga keagamaan,
• pesantren kilat, • maupun Sekolah dengan lembaga lain yang terkait.
• ceramah
keagamaan,,
• baca tulis
Alquran

27
prinsip-prinsip penguatan pendidikan
karakter:
modifikasi intrakurikuler agar
lebih memiliki muatan pendidikan
memperkuat
memperkuat karakter.
broad KURIKULU
ditambahkan kegiatan kokurikuler
KURIKULU dan ekstrakurikuler.
based M
curriculum M 2013
2013
Integrasi ketiganya dapat
menumbuhkan budi pekerti dan
menguatkan karakter positif anak
school student
student didik.

based active
active
management learning
learning

28
Integrasi PPK dalam Indikator Kegiatan Tujuan
Tujuan Pembelajaran 1. Menganalisis Praktikum Melalui
dalam RPP tahap-tahap kegiatan
Indikator nilai dimasukkan pembelahan praktikum
dalam deskripsi tujuan mitosis siswa dapat
pembelajaran. 4.4.1. menganalisis
Indikator Menyajikan tahap-tahap
3.4.1. Menganalisis tahap- hasil dalam
tahap pembelahan mitosis pembelahan
praktikum
4.4.1. Menyajikan hasil
tentang mitosis secara
praktikum tentang penjelasan
penjelasan teliti dan
mitosis dalam bentuk laporan
tertulis mitosis dalam menyajikan
Tujuan: bentuk hasil
Melalui kegiatan praktikum laporan praktikum
siswa dapat menganalisis tertulis dalam bentuk
tahap-tahap dalam pembelahan laporan
mitosis tertulis.
secara teliti dan menyajikan
hasil praktikum dalam bentuk
laporan tertulis.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kegiatan Pembelajaran

• Memasukkan nilai karakter dalam kegiatan


pembelajaran:
Kegiatan awal. Dalam kegiatan awal bisa menghantar
peserta didik tentang fokus nilai yang diajarkan
(apersepsi) dengan memasukkan kegiatan
pembudayaan yang ada di sekolah.
Kegiatan inti. Fokus pada pembelajaran untuk
pencapaian KD dan karakter yang akan diintegrasikan.
Kegiatan penutup. Untuk memastikan bahwa siswa
memahami tentang nilai guru melakukan penguatan
nilai dalam refleksi.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


• Pembelajaran adalah wahana yang dirancang oleh
pendidik secara sadar untuk mencapai tujuan
pendidikan.
• Pembelajaran terwujudkan dalam interaksi belajar-
mengajar yang dinamis dan diarahkan kepada
pencapaian tujuan, yaitu perubahan perilaku dan
pribadi peserta didik yang optimal.
• Perubahan yang terjadi pada peserta didik itu
ditampilkan dalam karakter, sebagai perilaku yang
dilandasi nilai-nilai kehidupan yang sangat luhur.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Dalam pembelajaran yang efektif akan dihasilkan dua
dampak perubahan pada peserta didik, yaitu dampak
instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring
(nurturant effect).
Dampak instruksional diperoleh melalui pembelajaran
langsung, atau proses pendidikan yang terjadi saat
peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang guru dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dampak pengiring dihasilkan melalui pembelajaran
tidak langsung, atau proses pendidikan yang terjadi
melalui pendekatan, strategi, dan/atau metode
yang dipergunakan pendidik (guru).
Pembelajaran tidak langsung berhubungan dengan
pengembangan nilai, sikap, dan karakter.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


• Perkembangan karakter, perilaku, dan sikap sebagai
hasil pembelajaran tidak langsung bersifat jangka
panjang, yang terjadi lebih disebabkan oleh strategi
pendidikan, pendekatan, dan metode yang tercipta
secara terpadu.
• Dengan demikian, dalam upaya pencapaian tujuan
penguatan karakter, pendidik (guru) tidak hanya
menguasai materi pelajaran, akan tetapi harus
terampil mengemas dan menyajikan materi itu
dengan menggunakan metode pembelajaran yang
tepat.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Penilaian

• Penilaian sikap mengikuti aturan pada Permendikbud


Nomor 23 tahun 2016. Sebagai penguatan Kurikulum
2013, PPK dalam memberikan penilaian individual
pada peserta didik menyesuaikan peraturan dan
pedoman yang dibuat oleh Puspendik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Tugas
• Buatlah pemetaan nilai karakter pada rancangan
pembelajaran yang akan anda lakukan!
• Petunjuk kerja :
1. Kerjakan tugas ini secara kelompok.
2. Cermati KI/KD, mapel/tema, materi pokok, dan
jenis – jenis metode pembelajaran.
3. Rancanglah pemetaan nilai karakter yang sesuai
dengan KD, materi, dan metode pembelajaran.
Hasil rancangan tuangkan ke dalam format yang
tersedia

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


LEMBAR KERJA
MAPEL/ NILAI KEGIATAN
N
o SUB KI/KD IPK MATERI METODE KARAKTER PBM
TEMA
1 PAdB
2 PPKn
B.
3 INDOESIA
MATEMA
4 TIKA
5 IPA
IPS
6

7 SBDP
8 PJOK
ds
t

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


TERIMA KASIH

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Anda mungkin juga menyukai