Konseling
(Mengapa, Apa, dan Bagaimana?)
Oleh : AKHMAD SUDRAJAT
http:// akhmadsudrajat.wordpress.com
Nilai-
Nilai-
Nilai
Nilai
Moral
Knowing
KARAKTER
Nilai-
Nilai-
Moral Moral Nilai
Nilai
Action Feeling
KEBANGSAAN LINGKUNGAN
Nilai-
Nilai
Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan
(knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit).
Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang
yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu
bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak
terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan
tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan
kebiasaan diri.
Apa Pendidikan Karakter itu?
“character education is the deliberate effort to help people understand, care
about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of
character we want for our children, it is clear that we want them to be able to
judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they
believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation
from within. David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004)
MANAJEMEN
Teori EKSTRA PEMBELAJARAN
Pendidikan,
Nilai-nilai Perilaku
Psikologi, Karakter KURIKULER Berkarakter
Nilai, Sosial
Budaya
Standar HABITUASI
Kompetensi
Lulusan (SKL) dan
best practices
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
14
11 Prinsip Pendidikan Karakter
1. Komunitas sekolah mengembangkan dan meningkatkan nilai-nilai inti etika dan kinerja sebagai
landasan karakter yang baik.
2. Sekolah berusaha mendefinisikan “karakter” secara komprehensif, di dalamnya mencakup berpikir
(thinking), merasa (feeling), dan melakukan (doing).
3. Sekolah menggunakan pendekatan yang komprehensif, intensif, dan proaktif dalam pengembangan
karakter.
4. Sekolah menciptakan sebuah komunitas yang memiliki kepedulian tinggi.(caring)
5. Sekolah menyediakan kesempatan yang luas bagi para siswanya untuk melakukan berbagai tindakan
moral (moral action).
6. Sekolah menyediakan kurikulum akademik yang bermakna dan menantang, dapat menghargai dan
menghormati seluruh peserta didik, mengembangkan karakter mereka, dan berusaha membantu
mereka untuk meraih berbagai kesuksesan.
7. Sekolah mendorong siswa untuk memiliki motivasi diri yang kuat
8. Staf sekolah ( kepala sekolah, guru dan TU) adalah sebuah komunitas belajar etis yang senantiasa
berbagi tanggung jawab dan mematuhi nilai-nilai inti yang telah disepakati. Mereka menjadi sosok
teladan bagi para siswa.
9. Sekolah mendorong kepemimpinan bersama yang memberikan dukungan penuh terhadap gagasan
pendidikan karakter dalam jangka panjang.
10. Sekolah melibatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan
karakter
11. Secara teratur, sekolah melakukan asesmen terhadap budaya dan iklim sekolah, keberfungsian para
staf sebagai pendidik karakter di sekolah, dan sejauh mana siswa dapat mewujudkan karakter yang
baik dalam kehidupan sehari-hari.
Character Education Partnership
Konfigurasi karakter
Kemendiknas (2010)
III. Bagaimana Implementasi Pendidikan
Karakter di Sekolah?
Implementasi
Pendidikan
Karakter Melalui
Layanan
Bimbingan dan
Konseling
Peran Bimbingan dan Konseling dalam
Pendidikan Karakter
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral
dari sistem pendidikan nasional, maka orientasi, tujuan
dan pelaksanaan BK juga merupakan bagian dari
orientasi, tujuan dan pelaksanaan pendidikan karakter.
Program Bimbingan dan Konseling di sekolah
merupakan bagian inti pendidikan karakter yang
dilaksanakan dengan berbagai strategi pelayanan
dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik
mencapai kemandirian yang diharapkan sebagai
karakter bangsa Indonesia yang dibutuhkan saat ini
dan masa depan.
Pekerjaan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan
berbasis nilai (baca: karakter), layanan etis normatif,
dan bukan layanan bebas nilai. Seorang konselor
perlu memahami betul hakekat manusia dan
perkembangannya sebagai makhluk sadar nilai dan
perkembangannya ke arah normatif-etis. Seorang
konselor harus memahami perkembangan nilai,
namun seorang konselor tidak boleh memaksakan
nilai yang dianutnya kepada konseli (peserta didik
yang dilayani), dan tidak boleh meneladankan diri
untuk ditiru konselinya, melainkan memfasilitasi
konseli untuk menemukan makna nilai kehidupannya.
(Sunaryo, 2006)
POSISI DAN PERAN KONSELOR SEKOLAH DALAM
PENDIDIKAN KARAKTER
POSISI KONSELOR:
Sebagai salah satu pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan karakter,
konselor sekolah harus berkomitmen untuk
melaksanakan pendidikan karakter
(Stone dan Dyal dalam Muhammad Nur Wangid, 2010 ).
Professional school counselors need to take an
active role in initiating, facilitating and promoting
character education programs in the school
curriculum. The professional school counselor, as
a part of the school community and as a highly
resourceful person, takes an active role by working
cooperatively with the teachers and administration in
providing character education in the schools as an
integral part of the school curriculum and activities"
(ASCA dalam Muhammad Nur Wangid, 2010).
PERAN KONSELOR
Konselor sebagai Pendidik
Konselor sebagai Manajer dan
Perancang Kegiatan Pendidikan Karakter
Konselor sebagai Konselor dan Healer/Pro
blem Solver
Konselor sebagai Konsultan dan Mediator
Konselor sebagai Panutan/Contoh/Model
(Muhammad Nur Wangid, 2010)
Menyelenggarakan layanan konseling,
mencakup :
1. Layanan Dasar
2. Layanan Responsif
3. Bimbingan Individual
4. Dukungan Sistem
CATUR SUKSES
Pribadi – Sosial
Layanan Akademik -- Karir
Dasar
Program Perencanaan EI
Individual
Didik SI
BK
Layanan
Responsif
1. Pengembangan
Dukungan Profesional
Sistem 2. Konsultasi
3. Kolaborasi
4. Manajemen
Syamsu Yusuf L.N dan .A. Juntika Nurihsan. 2007
Materi Pendidikan Karakter dalam
Layanan Bimbingan
1. Perilaku seksual
2. Pengetahuan tentang karakter
3. Pemahaman tentang moral sosial
4. Keterampilan pemecahan masalah
5. Kompetensi emosional
6. Hubungan dengan orang lain
7. Perasaan keterikatan dengan sekolah
8. Prestasi akademis
9. Kompetensi berkomunikasi
10. Sikap kepada guru
( Berkowitz, Battistich, dan Bier dalam Muhammad Nur Wangid, 2010)
18 Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter
Bangsa
1. Religius 10. Semangat Kebangsaan
2. Jujur 11. Cinta Tanah Air
3. Toleransi 12. Menghargai Prestasi
4. Disiplin 13. Bersahabat/Komuniktif
5. Kerja Keras 14. Cinta Damai
6. Kreatif 15. Gemar Membaca
7. Mandiri 16. Peduli Lingkungan
8. Demokratis 17. Peduli Sosial
9. Rasa Ingin Tahu 18. Tanggung-jawab
(Kemendiknas, 2010 )
PENUTUP
Konselor sekolah memiliki tugas yang sangat dekat dan erat
dengan misi pendidikan karakter. Oleh karena itu, konselor
berkewajiban menyelenggarakan program pelayanan
bimbingan dan konseling yang bernuansa nilai-nilai
pendidikan karakter secara optimal
Konselor seyogyanya dapat terus mengembangkan
kompetensinya sebagaimana disyaratkan dalam
Permendiknas No. 28 Tahun 2009
Tingkatkan frekuensi dan intensitas pelayanan
Konselor seyogyanya dapat kerjasama (kolaborasi dan
kooperasi) dengan seluruh stake holder pendidikan